Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENYAKIT SISTEM ENDOKRIN

“ ADDISON “

Disusun oleh:

Ammar Yasir

Novitasari

Nur Asirah

Nur Hilda Permata Asia

Ricky Albin Pranata

Usama Zait Sya’ban

Wahyuti Risma Dhani

SMK KESEHATAN SAMARINDA


Tahun ajaran 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
hidayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam Ilmu Penyakit Sistem Endokrin.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Penulis

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan
hasil sekresinya langsung ke dalam darah ang beredar dalam jaringan kelenjar
tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk
memproduksi 0hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar
tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar
suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu. Beberapa dari organ
endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal)
disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau
hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). J ika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon,
maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh
ujung-ujung saraf.
Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah .
Kelenjar endokrin ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan
endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya,
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya kedalam duktus pada permukaan
tubuh, sepertikulit, atau organ internal, seperti lapisan traktusintestinal.

4
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di
dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap
hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan
dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit
hormon.

1.2 Tujuan

Tujuan  penulisan  makalah  ini adalah :


1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan sistem endokrin
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari sistem endokrin
3. Untuk mengetahui apa itu penyakit ADDISON
4. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit ADDISON
5. Untuk mengetahui tanda & gejala dari penyakit ADDISON
6. Untuk mengetahui komplikasi dari Penyakit ADDISON
7. Untuk mengetahui pencegahan dari penyakit ADDISON
8. Untuk mengetahui pengobatan dari penyakit ADDISON
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit ADDISON
10. Untuk mengetahui klasifikasi klinis dari penyakit ADDISON
11. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit ADDISON
12. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit ADDISON

1.3 Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin

5
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai
susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan
sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus
yang banyak mengandung pembuluh kapiler.

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan system saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua system in bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostatis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
system saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak
melalui saluran, tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pembuluh
darah. Selanjutnya hormone tersebut dibawa sel-sel target (responsive
cells) tempat terjadinya efek hormone. Sedangkan ekskresi kelenjar
eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan
saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-
kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya
hormon tersebut hanya menghasilkan hormone misalnya kelenjar pineal,
kelenjar hipofisis/pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar
adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus. Selain itu ada beberapa organ
endokrin yang menghasilkan zat lain selain hormone yakni:

Kelenjar Hormon Zat lain yang dihasilkan

Pankreas Insulin, glucagon Enzim pencernaan

6
Testis Testosteron Sel sperma

Ovarium Estrogen dan Progesteron Sel telur/ovum

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Addison


Penyakit Addison adalah kerusakan pada kelenjar adrenal sehingga tidak
memproduksi hormon yang memadai untuk tubuh. Kelenjar adrenal berada di atas
ginjal dan terdiri dari dua bagian, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam
(medula). Korteks pada kelenjar adrenal berfungsi memproduksi hormon steroid,
termasuk kortisol dan aldosterone, yang memiliki fungsi penting dalam menjaga
keseimbangan garam dan cairan tubuh. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenal
hanya sedikit memproduksi hormon kortisol serta hormon aldosteron.

2.2 Etiologi Addison


Penyakit Addison terjadi saat korteks pada kelenjar adrenal mengalami kerusakan,
Kondisi ini berdampak pada terganggunya produksi hormon kortisol dan aldosteron yang
dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Korteks menghasilkan hormon steroid yang terdiri dari
glukokortikoid dan mineralokortikoid, serta hormon androgen. Berikut ini adalah
kegunaan hormon-hormon tersebut:

 Mineralokortikoid. Salah satunya adalah aldosteron, berfungsi untuk


menjaga keseimbangan kadar natrium dan kalium untuk menjaga
tekanan darah agar tetap normal.
 Androgen. Hormon ini diporduksi untuk perkembangan seksual pada
pria, serta memengaruhi perkembangan massa otot, libido, serta
kenyamanan pada pria dan wanita.
 Glukokortikoid. Kelompok hormon glukokortikoid, termasuk hormon
kortisol, memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengubah makanan
menjadi energi, serta berperan dalam sistem imunitas tubuh untuk
merespon peradangan dan stres.

8
Berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis penyakit Addison, yaitu
insufisiensi adrenal primer dan insufisisiensi adrenal sekunder.

 Insufiensi atau ketidakcukupan adrenal primerprimer adalah penyakit


Addison yang terjadi akibat rusaknya korteks pada kelenjar adrenal
sehingga tidak memproduksi hormon dalam jumlah yang memadai.
Penyebab paling sering dari kondisi ini adalah penyakit autoimun, di
mana sistem imun tubuh menganggap korteks adrenal sebagai benda
asing dan kemudian dihancurkan. Penyebab lainnya adalah:
o Infeksi pada kelenjar adrenal, termasuk tuberkulosis.
o Penyebaran kanker hingga ke kelenjar adrenal.
o Amiloidosis, yaitu penumpukan protein yang dihasilkan sel
sumsum tulang yang merusak kelenjar adrenal.
o Pasca operasi kelenjar adrenal (adrenalektomi).
o Adrenoleukodistrofi (ALD), yaitu penyakit genetik yang
memengaruhi kelenjar adrenal dan sel saraf pada otak.
o Efek samping pengobatan untuk sindrom Cushing.
 Insufiensi adrenal sekunder, merupakan kondisi yang disebabkan oleh
gangguan pada kelenjar pituitari atau hipofisis, biasanya akibat tumor.
Kelenjar hipofisis berada di bawah otak dan berfungsi mengatur
produksi hormon kelenjar adrenal. Selain itu, insufiensi adrenal
sekunder juga dapat dipicu oleh penghentian
terapi kortikosteroid secara tiba-tiba pada penderita penyakit kronis,
seperti asma atau arthritis.

Jika kondisi-kondisi di atas tidak ditangani dengan cepat, akan


memicu terjadinya krisis Addison atau gagal adrenal akut. Krisis ini
juga dapat dipicu oleh cedera,infeksi, penyakit, atau dehidrasi parah.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya krisis
Addison adalah:

 Riwayat menderita penyakit Addison.

9
 Pasca operasi kelenjar adrenal.
 Mengalami kerusakan pada kelenjar hipofisis.
 Tidak mengonsumsi obat untuk penyakit Addison secara
 Mengalami dehidrasi berat.
 Mengalami trauma fisik atau stres yang berat.

2.3 Tanda Dan Gejala Addison

 Sering merasa lemah atau kelelahan


 Penurunan nafsu makan
 Berat badan menurun drastis
 Tekanan darah rendah
 Hypoglycemia atau gula darah rendah
 Mual, muntah, dan diare
 Ngidam makanan asin
 Hiperpigmentasi atau menggelapnya warna kulit
 Nyeri otot atau sendi
 Sakit perut
 Depresi
 Rambut rontok
 Disfungsi seksual pada wanita

Terdapat beberapa tanda dan gejala yang mungkin tidak disebutkan di atas.
Jika Anda cemas terhadap satu gejala, silakan konsultasikan dengan
dokter.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda merasa bahwa Anda menderita penyakit ini, pergilah ke dokter
untuk meminta saran dan diagnosis yang akurat. Terlebih, segera hubungi

10
dokter Anda jika Anda memiliki tanda-tanda dan gejala penyakit Addison,
seperti:

 Kulit lebih gelap


 Merasakan sangat lelah
 penurunan berat badan
 Masalah pada sistem pencernaan seperti mual, muntah, dan sakit
perut
 Pusing atau pingsan
 Sakit otot atau sakit persendian

Segera konsultasi ke dokter jika Anda mengalami tanda-tanda di atas guna


mendapatkan diagnosis yang tepat. Pada kasus penyakit Anddison yang
parah, dibutuhkan penanganan medis segera sebelum mengakibatkan
koma bahkan kematian.

2.4 Komplikasi Addison


a) Syok,(akibat dari infeks akut atau penurunan asupan garam)
b) Kolaps sirkulasi
c) Dehidrasi
d) Hiperkalemiae
e) Sepsis
f) Ca.paru
g) Diabetes melitus

2.5 Pencegahan Addison

Pencegahan penyakit Addison lebih terfokus pada meredakan gejala dan


mencegah krisis Addisonian yang dipicu di lingkungan dengan tingkat

11
stres tinggi. Mencegah gangguan ini pada dasarnya dilakukan dengan cara
mengobati kondisi yang mendasarinya dan membatasi faktor risiko,
contohnya dengan cara:

 Mengobati infeksi jamur.


 Mengontrol diabetes.
 Identifikasi gejala kanker untuk mencegah penyebaran sel ke kelenjar
adrenal dan aliran darah.
 Mengobati infeksi bakteri seperti tuberkulosis

Bagi yang sudah mengidap penyakit Addison, mengurangi stres dan terlibat
dalam kegiatan santai dapat mencegah gejala berat dan komplikasi.

2.6 Pengobatan

Terapi atau pengobatan Addison dilakukan untuk mengembalikan kadar hormon


steroid yang tidak diproduksi tubuh.  Pengobatan tersebut, antara lain :

1. Pemberian Obat

Obat kortokosteroid yang biasa diberikan oleh dokter misalnya fludrocotisone


untuk mengganti aldosterone. Resep obat hydrocortisone, prednisone, atau
cortison juga dapat diberikan dokter untuk menggantikan kortisol. Obat-obatan
tersebut dimaksudkan sebagai pengganti hormon yang kurang jumlahnya.
Dengan demikian diharapkan beberapa fungsi yang diatur oleh hormon tersebut
dapat bekerja dengan baik. Penambahan obat yang mengandung sodium
diberikan untuk penderita yang mengalami gangguan pencernaan, seperti muntah
dan diare.

2. Suntikan Kortikosteroid

Jika penderita sakit Addison sudah mengalami  gangguan pencernaan seperti


muntah, maka pilihan pengobatan adalah suntikan.  Suntikan yang dimaksud
tentu saja dengan bahan yang mengandung fludrocortisone / hydrocortisone /

12
prednisone / cortison. Suntikan juga diberikan kepada penderita krisis Adisionian
yang mengakibatkan kadar gula darah sangat rendah sehingga mengalami
kelelahan kronis. Obat yang umumnya disuntikkan adalah obat yang
mengandung gula (dextrone), larutan garam (saline), dan hydrocortisone.

3. Terapi Penggantian Androgen

Terapi penggantian androgen dengan obat oral atau suntikan diberikan kepada
penderita Addison wanita.  Terapi ini diyakini mampu mengobati gairah seksual
yang hilang akibat kelenjar adrenal tidak menghasilkan cukup hormon. Ini
disarankan kepada wanita yang suka berolahraga dan atau pada saat cuaca panas,
di  mana Addison membuat kelelahan yang kronis. Peningkatan dosis terapi,
obat, dan lain-lain akan diberikan oleh dokter sesuai gejala yang ditunjukkan oleh
penderita. Misalnya penderita dengan ciri-ciri stress, penderita anak-anak, dan
penderita yang mengalami ini karena penyakit infeksi lain.

4. Pengobatan terhadap Penyakit Lain

Pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkan Addison, seperti tuberkolosis,


asma, dan kanker juga dilakukan agar suatu saat kadar hormon dalam tubuh
normal kembali tanpa obat-obatan.

Agar orang-orang di sekeliling memahami situasi penyakit Addison, kemanapun


penderita pergi siapkan cataran tentang penyakitnya dan obat-obatan yang
diperlukan.  termasuk di dalamnya alamat dan nomor telepon kerabat terdekat
dan dokter yang bisa dihubungi. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Karena
pengobatan penyakit Addison berlaku sepanjang hidup pasien. Hanya saja
dosisnya yang bia bertambah atau berkurang sesuai gejala yang ditunjukkan.

2.7 Penatalkasaan Addison

A. Terapi umum

1. Istirahat

13
2. Diet

3. Medikamentosa

Obat pertama:

 Hidrokortison: 20 mg pagi, 10 mg sore.


Obat aIternatif —

B. Terapi komplikasi —

2.8 Klasisifikasi Addison

2.9 Patofisologi Addison

14
15

Anda mungkin juga menyukai