Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM PEREDARAN DARAH

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA : SAMUEL HOWARD


KELAS : XI IPA 5
MATA PELAJARAN : BIOLOGI
SISTEM PEREDARAN DARAH

PENGERTIAN SISTEM PEREDARAN DARAH


Sistem peredaran darah merupakan salah satu sistem tubuh yang Posisi ta menyusun tubuh
manusia. Salah satu fungsi utamanya adalah mengangkut makanan dan zat-zat sisa
metabolisme tubuh. Pada prinsipnya, sistem peredaran darah memiliki tiga komponen
pokok, yaitu darah, jantung, dan pembuluh darah.

A. Darah
Darah merupakan jaringan pengikat berwujud cair yang terdiri atas sel-sel darah dan plasma
darah. Darah berperan sebagai komponen utama dalam sistem sirkulasi di dalam tubuh
manusia. Darah mempunyai pH 7,35-7,45 dan bersifat isotonik pada larutan NaCl 0,85%.
Berat darah di dalam tubuh seseorang adalah sekitar 8% dari berat tubuh normal. Apakah
Anda dapat memperkirakan jumlah darah di dalam tubuh Anda? Darah dan sistem sirkulasi
memiliki beberapa fungsi, antara lain mentransportasikan material- material penting ke
seluruh tubuh. Misalnya, nutrisi organik dan anorganik serta gas, seperti oksigen.
Mentransportasikan produk-produk sampah keluar dari sel dan dilepaskan atau dikeluarkan
ke luar (lingkungan). Mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke sel-sel atau jaringan
yang menjadi targetnya. Mengangkut molekul-molekul yang bersifat buffer untuk menjaga
pH darah. Mengangkut enzim dari sel-sel sekretori ke berbagai sel tubuh lainnya.
Mempertahankan suhu tubuh dengan cara mentransportasikan panas dari bagian dalam
tubuh ke permukaan tubuh atau sebaliknya. Mentransportasikan antibodi menuju tempat
terjadinya infeksi untuk dinetralkan.

1.Komponen Darah
Darah terdiri atas dua komponen utama, yaitu plasma darah dan sel darah. Bagaimanakah
cara kita mengetahui dan melihat kedua komponen darah tersebut? Komponen darah dapat
diperoleh dengan melakukan proses sentrifugasi. Sentrifugasi adalah suatu cara memutar
sampel darah dalam suatu tabung dengan menggunakan kecepatan tinggi. Ketika sampel
darah disentrifugasi maka akan terbentuk tiga lapisan darah, seperti terlihat pada gambar.
a. Plasma Darah
Plasma darah merupakan bagian darah yang berupa cairan, mengisi sekitar 55% dari volume darah.
Di dalam plasma darah, zat-zat terlarut bersama air. Fungsi utama plasma darah adalah mengatur
keseimbangan osmosis darah dalam tubuh.

Plasma darah mengandung protein-protein penting yaitu fibrinogen, globulin, albumin, dan
lipoprotein, Fibrinogen berfungsi dalam pembekuan darah. Globulin berperan dalam pertahanan
tubuh. Adapun albumin berperan membantu aliran darah dan mengatur tekanan osmosis darah,
protein- protein tersebut dapat dipisahkan dari plasma dan membentuk cairan yang disebut serum.

b. Sel-Sel Darah
Antara 40%-50% dari volume darah manusia merupakan sel-sel darah. Darah mengandung beberapa
tipe sel darah yang memiliki fungsi yang berbeda- beda. Terdapat tiga macam sel darah, yaitu sel
darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit), dan keping darah (trombosit). Sel-sel tersebut
dibentuk di sumsum tulang.

Leukosit berfungsi membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi, sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Leukosit memiliki sebuah nukleus, tidak berwarna (bening), dan menunjukkan
gerakan amoeboid. Leukosit dibagi menjadi dua kelompok, yaitu granulosit jika plasmanya
bergranuler, dan agranulosit jika plasmanya tidak bergranuler. Leukosit granulosit dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu neutrofil, basofil, dan eosinofil. Leukosit agranulosit dikelompokkan menjadi
dua jenis, yaitu monosit dan limfosit.

Eritrosit berfungsi mentransportasikan oksigen ke seluruh sel tubuh. Kemampuan mengikat oksigen
dan karbon dioksida oleh sel darah merah adalah karena adanya hemoglobin.

Eritrosit normal berbentuk cakram bikonkraf dan tidak memiliki nukleus. Bentuk eritrosit sebenarnya
bisa berubah-ubah. Seperti ketika sel-sel tersebut beredar melewati kapiler-kapiler. Apa yang terjadi
jika bentuk eritrosit tidak normal? Apa pengaruhnya pada tubuh kita? Sickle Cell Anemia adalah
penyakit yang ditandai dengan eritrosit yang berbentuk bulan sabit. Penyakit ini menyebabkan daya
ikat eritrosit terhadap oksigen berkurang dan juga menyebabkan pecahnya pembuluh darah
(hemolisis), jumlah eritrosit yang kurang dari normal juga akan menyebabkan penyakit yang disebut
anemia.

Trombosit mempunyai peran penting di dalam penghentian pendarahan di saat tubuh mengalami
luka. Trombosit berbentuk tidak teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari
eritrosit dan leukosit, dan mudah pecah jika tersentuh benda kasar.

Apabila hemoglobin dan eritrosit diproduksi secara berlebihan, maka akan menimbulkan penyakit
yang disebut thalasemia. Gejalanya antara lain anemia, pembesaran limfa, bentuk tulang abnormal,
dan gangguan pertumbuhan. Penyakit ini bersifat genetis.

2. Proses Pembekuan Darah


Apa yang terjadi pada tubuh saat kita terluka? Mengapa darah muncul keluar

Dan bagaimana cara tubuh menghentikannya? Jika pembuluh darah terluka, darah akan keluar.
Tubuh mempunyai cara membekukan darah yang keluar secara bertahap sehingga pendarahan akan
terhenti.
Ketika cairan darah keluar melalui pembuluh darah yang pecah maka trombosit akan pecah.
Trombosit akan menghasilkan enzim tromboplastin atau trombokinase dan bercampur dengan
plasma darah. Pada plasma darah terdapat protrombin dan fibrinogen.

Enzim tromboplastin akan mengaktifkan protombin menjadi trombin. Pada proses pengaktifan ini
juga melibatkan ion kalsium (Ca), vitamin K, dan faktor lainnya. Trombin berperan sebagai enzim yang
dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin merupakan serat-serat yang akan menganyam
permukaan luka agar pendarahan terhenti.

Apa yang terjadi jika proses pembentukan serat-serat fibrin terganggu? Tidak adanya faktor anti-
hemofilia akan mengganggu proses pembentukan serat-serat fibrin. Akibatnya, jika ada pembuluh
darah yang terluka maka sulit untuk sembuh. Penyakit ini dinamakan penyakit hemofilia. Hemofilia
terjadi karena penderita tidak memiliki gen untuk faktor anti-hemofilia. Penyakit ini bersifat genetis.
Pada umumnya penyakit hemofilia diderita oleh pria sedangkan wanita umumnya menjadi pembawa
sifat (carrier).

Gejala dari penyakit hemofilia antara lain apabila terjadi benturan pada tubuh mudah
mengakibatkan kebiru-biruan (pendarahan di bawah kulit) dan apabila terjadi pendarahan di kulit
luar maka pendarahan tidak dapat berhenti.

B. Organ pada Sistem Peredaran Darah


1 . Jantung
Jantung merupakan alat pemompa darah sekaligus pusat dari sistem sirkulasi tubuh kita. Jantung
sebagai organ utama dalam sistem sirkulasi berfungsi memompakan darah ke seluruh tubuh.

a. Lapisan Jantung
Jantung terletak di dalam rongga dada sebelah kiri, terbungkus oleh suatu kantung yang disebut
perikardium. Lapisan tengah jantung berupa otot jantung yang tebal, disebut miokardium,
Miokardium bertanggung jawab terhadap denyut jantung. Adapun endokardium yang tersusun atas
jaringan endotelium dengan jaringan ikat tipis yang melapisi ruang dan katup-katup jantung.
Endokardium adalah bagian terdalam jantung.
b. Ruang dan Katup Jantung
Jantung terdiri atas empat rongga atau ruang, Dua ruang di bagian atas disebut serambi kiri (atrium
sinister) dan serambi kanan (atrium dexter). Dua ruang di sebelah bawah disebut bilik kiri (ventrikel
sinister) dan bilik kanan (ventrikel dexter).

Berdasarkan jumlah katup daun dan bentuknya, katup jantung dibedakan atas katup bikuspidalis,
katup trikuspidalis, dan katup semilunar.

c. Pembuluh Darah Jantung


Pembuluh darah jantung meliputi pembuluh darah yang menuju jantung dan pembuluh darah yang
meninggalkan jantung. Pembuluh darah yang membawa darah keluar jantung ada dua, yaitu aorta
atau arteri utama dan arteri pulmonalis.

Pembuluh darah yang menuju jantung ada tiga jenis, yaitu vena cava superior, vena cava inferior, dan
vena pulmonalis. Vena cava superior membawa darah dari tubuh bagian atas ke atrium kanan. Vena
cava inferior yang menyangkut darah dari tubuh bagian bawah ke atrium kanan. Adapun vena
pulmonalis mengangkut darah dari paru-paru menuju jantung.

d. Saraf Jantung
Pada otot jantung terdapat suatu sistem perambatan rangsang yang tidak dipengaruhi oleh rangsang
dari sistem saraf. Sistem saraf pada otot jantung tersebut, antara lain nodus SA (Sino Atrial node),
nodus AV (Atrio Ventricular node), dan berkas His.

Nodus SA terletak pada atrium kanan. Nodus ini memulai setiap denyut jantung sekitar 100 kali per
menit sehingga disebut pacemaker. Denyut yang berasal dari nodus SA merambat menuju atrium kiri,
mengakibatkan kedua atrium berkontraksi. Rangsangan terus merambat ke nodus AV, kemudian
menjalar melalui berkas His dan membuat kedua ventrikel berkontraksi.

e. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan hasil dari gerakan jantung yang memompa darah. Tekanan darah
seseorang berpengaruh pada denyut nadinya.
Keadaan saat otot jantung berkontraksi disebut sistol. Sistol terdiri atas dua, yaitu sistol atrium dan
sistol ventrikel. Adapun keadaan ketika otot jantung berelaksasi disebut diastol. Diastol pun terdiri
dua, yaitu diastol atrium dan diastol ventrikel. Satu kali denyut jantung terdiri atas satu sistol dan
satu diastol. Inilah yang disebut dengan siklus kardiak. Secara berturut- turut, siklus kardiak dimulai
dari sistol atrium, sistol ventrikel, diastol ventrikel, kemudian diastol atrium.

Ketika ventrikel berkontraksi maka tekanan darah akan tinggi, yang disebut tekanan sistol. Adapun
tekanan darah terendah terjadi ketika ventrike berelaksasi, disebut tekanan diastol. Tekanan darah
diukur menggunakan sphygmomanometer.

Tekanan darah normal pada orang dewasa 120/80 mmHg. Apabila tekanan darah seseorang lebih
tinggi dari tekanan darah normal maka akan menyebabkan seseorang terkena gangguan hipertensi.

2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah adalah organ dari sistem sirkulasi selain jantung. Fungsi pembuluh darah adalah
mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh, begitu juga sebaliknya. Pembuluh darah meliputi
arteri (pembuluh nadi), vena (pembuluh balik), dan kapiler.

Arteri merupakan pembuluh darah berbentuk tabung, membawa darah yang kaya oksigen ke luar
jantung. Semua arteri, kecuali arteri pulmonalis, membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh
tubuh. Arteri bercabang- cabang lagi menjadi arteri yang berukuran kecil, disebut arteriol. Arteri
memiliki dinding yang sangat tebal, dan elastis.

Vena atau pembuluh balik adalah pembuluh darah yang membawa darah menuju jantung. Semua
vena, kecuali vena pulmonalis, membawa darah yang miskin oksigen. Vena-vena bercabang-cabang
lagi menjadi vena yang lebih kecil disebut venula. Vena berperan sebagai penampung darah yang
berasal dari kapiler. Dinding vena lebih tipis daripada arteri.

Kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat kecil yang membawa darah dari arteriol ke venula.
Pertukaran zat yang diangkut oleh darah ke sel- sel tubuh secara difusi hanya terjadi di kapiler.
Kapiler tersusun atas satu lapis epitel pipih yang sangat tipis, atau disebut juga endotelium.

Pembuluh darah dapat mengalami pengerasan (sklerosis) yang dapat disebabkan oleh pengendapan
zat kapur, kelainan ini disebut arteriosklerosis. Adapun pengendapan disebut atherosklerosis.
C. Proses Peredaran Darah
Peredaran darah pada manusia membentuk suatu peredaran tertutup. Peredaran darah tertutup
adalah peredaran darah di mana darah hanya beredar dari jantung ke pembuluh darah, kemudian
kembali ke jantung.

Pada manusia terdapat dua macam peredaran darah, yaitu peredaran darah kecil dan peredaran
darah besar. Dengan dua macam peredaran tersebut maka manusia dikatakan memiliki peredaran
darah ganda. Artinya, dalam satu kali peredaran, darah melewati jantung sebanyak dua kali. Berikut
akan diuraikan mengenai peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.

1. Peredaran Darah Kecil


Pada peredaran darah kecil, ventrikel kanan akan memompa darah menuju paru-paru. Sebelum
menuju paru-paru, darah akan melewati arteri pulmonalis. Ketika darah masuk ke dalam paru-paru
melewati kapiler, terjadi pertukaran antara O, dan CO, di dalam darah. Darah yang berasal dari paru-
paru akan menuju ke atrium kiri melewati vena pulmonalis. Setelah itu, darah yang kaya oksigen
masuk ke atrium kiri jantung.

2. Peredaran Darah Besar


Pada peredaran darah besar, darah yang dipompakan oleh jantung akan menuju ke seluruh tubuh
sebelum kembali lagi ke jantung. Darah yang berasal dari atrium kiri jantung, kemudian dialirkan ke
ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri, darah akan menuju seluruh tubuh melalui aorta (pembuluh arteri
besar). Darah yang kaya akan oksigen berdifusi ke sel-sel tubuh. Sementara itu, darah yang kaya akan
karbon dioksida yang berasal dari sel-sel tubuh akan berdifusi ke dalam pembuluh darah.
Selanjutnya, darah yang kaya karbon dioksida tersebut menuju vena cava. Vena cava mengalirkan
darah menuju atrium kanan sebelum akhirnya kembali ke ventrikel kanan jantung.

D. Golongan Darah
Berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya, golongan darah pada manusia dibedakan
menjadi golongan darah A, B, AB, dan O. Penggolongan darah ini dinamakan sistem penggolongan
darah ABO yang ditemukan oleh Karl Landsteiner (1868-1943). Penggolongan darah ini berdasarkan
pada dua jenis aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Aglutinogen merupakan protein
berupa antigen yang terdapat pada permukaan eritrosit. Adapun aglutinin, yaitu protein berupa
antibodi yang terdapat pada plasma darah. Penggolongan darah ABO dapat bermanfaat bagi proses
tranfusi darah.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam transfusi darah di antaranya jenis aglutinogen donor
dan aglutinin resipien. Aglutinin mempunyai kemampuan untuk menggumpalkan darah. Jika
aglutinin resipien bercampur denganaglutinogendonor, darah resipienakan
menggumpaljikajenisaglutinin dan aglutinogen tersebut tidak cocok. Darah donor yang bercampur
dalam tubuh resipien akan dianggap sebagai antigen oleh tubuh.

Selain sistem ABO, pada manusia juga dikenal adanya sistem penggolongan darah lainnya, yaitu
sistem Rhesus (Rh).

E. Teknologi Kesehatan Jantung


Teknologi kesehatan jantung pertama kali tercatat pada tanggal 4 April 1969 di mana seorang ahli
bedah Amerika yakni Denton Cooley Arthur membuat sebuah jantung tiruan untuk menggantikan
fungsi organ penting manusia itu.

Saat ini jantung buatan dibuat dalam berbagai macam versi. Seperti halnya jantung asli, jantung
tiruan terdiri atas bilik-bilik. Jantung tiruan memiliki dua bilik pompa darah. Pompa sebelah kanan
menyuplai darah ke paru-paru, sementara pompa sebelah kiri mengirim darah untuk organ vital lain.
Masing-masing pompa mampu mengalirkan lebih dari 8 liter darah per menit. Mirip jantung
manusia, alat tersebut mampu merespons segala derajat aktivitas. Ini berkat adanya sensor aktif.
Karena itu pula, secara otomatis jantung tiruan dapat meningkatkan atau mengurangi laju
pemompaan jantung. Sistem pemantau aktif juga merangkap sebagai alarm jika terjadi
ketidakteraturan denyut.

Dalam mengobati penyakit pada jantung, para ahli telah mengembangkan berbagai macam teknologi
kesehatan, seperti baru-baru ini telah diciptakan alat pacu jantung yang disebut defibrillator. Dengan
defibrillator, pasien yang detak jantungnya berhenti, diberi kejutan listrik melalui dua lempeng logam
di dadanya. Kejutan listrik tersebut membuat jantung berkontraksi lagi dan berdenyut seperti pada
keadaan normal.

Kondisi jantung juga telah dapat diketahui dengan alat yang disebut Elektrokardiogram (EKG).
Aktivitas jantung dapat terekam secara elektrikal. Jika pasien menderita penyakit jantung koroner,
jantung berdebar, jantung lemah, gagal jantung atau pun gejala penyakit jantung lainnya, hal
tersebut akan terlihat pada irama atau ritme jantungnya yang tidak teratur atau tidak berpola.

Anda mungkin juga menyukai