Anda di halaman 1dari 21

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG
Jl. Brigjen Katamso No. 37 Subang Telp. (0260) 411421 fax. (0260) 412031
Website : www.rsusubang.com Email : rsu_subang@yahoo.co.id
SUBANG 41212

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG
Nomor :

TENTANG
KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN PANDUAN EARLY WARNING SYSTEM (EWS)
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG


Menimbang : a. Bahwa Early Warning System (EWS) merupakan system
scoring status fisiologis pasien sehingga apabila terjadi
perburukan dapat segera terdeteksi dan mendapatkan tindakan
sesuai dengan kebutuhan;
b. bahwa EWS secara langsung berperan serta dalam
peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit;
c. bahwa berdasarkan poin a dan b di atas perlu disusun Panduan
Early Warning System (EWS) pada RSUD Subang yang
ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD Subang.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1419 tahun 2005 tentang
penyelenggaraan Praktek Dokter dan Dokter Gigi;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1438 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Kedokteran;
5.
Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
6.
Undang-undang No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Subang


tentang Kebijakan Pemberlakuan Pedoman Early Warning
System (EWS) pada Rumah Sakit Umum Daerah Subang
Pertama : Panduan Pelaksanaan Early Warning System (EWS)
sebagaimana terinci dalam Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya surat keputusan
ini dibebankan kepada anggaran RSUD Subang
Ketiga : Surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan,
apabila kemudian hari ada kekeliruan dan/atau kesalahan di
dalamnya akan dilakukan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Subang
Pada tanggal
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG

dr. ACHMAD NASUHI


Pembina Tk. 1, IV/b
NIP. 19690726 200212 1 005

Lampiran I : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Subang


Nomor :
Tanggal :
Tentang : Kebijakan Pemberlakuan Pedoman Early Warning System (EWS)
pada Rumah Sakit Umum Daerah Subang

PANDUAN PELAKSANAAN
EARLY WARNING SYSTEM (EWS)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Panduan Pelaksanaan
Early Warning System Rumah Sakit Umum Daerah Subang ini dapat selesai
disusun. Panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak dalam
memberikan pelayanan pasien RSUD Subang.
Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian, ruang lingkup, tata laksana, dan
pendokumentasian terkait Panduan Pelaksanaan Early Warning System di RSUD
Subang. Penyusun menyampaikan terima kasih atas bantuan semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan panduan ini.

Subang, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I. DEFINISI ..................................................................................................


BAB II. RUANG LINGKUP ....................................................................................
BAB III. TATA LAKSANA .......................................................................................
BAB I
DEFINISI

1. Early Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini yang dapat
diartikan sebagai rangkaian sistem komunikasi informasi yang dimulai dari
deteksi awal, dan pengambilan keputusan selanjutnya. Diteksi dini
merupakan gambaran dan isyarat terjadinya gangguan funsi tubuh yang
buruk atau ketidakstabilitas fisik pasien sehingga dapat menjadi kode dan
atau mempersiapkan kejadian buruk dan meminimalkan dampaknya,
penilaian untuk mengukur peringatan dini ini menggunakan Early Warning
Score.
2. National Early Warning Score (NEWS) adalah sebuah pendekatan
sistematis yang menggunakan skoring untuk mengidentifikasi perubahan
kondisi sesorang sekaligus menentukan langkah selanjutnya yang harus
dikerjakan. Penilaian ini dilakukan pada orang dewasa (berusia lebih dari 16
tahun), tidak untuk anak-anak dan ibu hamil. Sistem ini dikembangkan oleh
Royal College of Physicians, the Royal College of Nursing, the National
Outreach Forum and NHS Training for Innovatio, London tahun 2012.
3. Sistem skoring NEWS menggunakan pengkajian yang menggunakan 7
(tujuh) parameter fisiologis yaitu tekanan darah sistolik, nadi, suhu, saturasi
oksigen, kebutuhan alat bantu O2 dan status kesadaran untuk mendeteksi
terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi pasien yang tujuannya adalah
mencegah hilanya nyawa seseorang dan mengurangi dampak yang lebih
parah dari sebelumnya.
4. Pediatric Early Warning System (PEWS) adalah penggunaan skor
peringatan dini dan penerapan perubahan kompleks yang diperlukan untuk
pengenalan dini terhadap pasien anak di rumah sakit.
5. Sistem skoring PEWS menggunakan pengkajian yang menggunakan 10
(sepuluh) parameter fisiologis yaitu warna kulit, upaya respirasi,
penggunaan alat bantu O2, denyut jantung, waktu pengisian capillary refill,
tekanan darah sistolik, tingkat kesadaran dan suhu kesadaran untuk
mendeteksi terjadinya perburukan/ kegawatan kondisi pasien yang
tujuannya adalah mencegah hilangnya nyawa seseorang dan mengurangi
dampak yang lebih parah dari sebelumnya.
A. Early Warning System (EWS)
Sistem ini dirancang untuk identifikasi tepat waktu terhadap resiko
perburukan suatu penyakit. Early Warning Score didefinisikan sebagai proses
sistematik untuk mengevaluasi dan mengukur resiko awal untuk mengambil
langkah-langkah preventif untuk meminimalkan dampak pada sistem tubuh
(Georgaka & Vitis, 2012).
Early Warning Score (EWS) sebagai prosedur tertentu untuk deteksi dini dari
setiap yang berpatokan pada frekuensi normal klinis atau reaktor penyakit
tertentu memantau sampel dari populasi yang beresiko ( Georgaka & Vitos,
2012).
Kyariaco & Jordan (2011), medefenisikan Early Warning Score (EWS) adalah
sebuah sistem penilaian sederhana yang bergunakan di berbagai tingkat rumah
sakit berdasarkan pengukuran fisiologis yang rutin dilaksanakan seperti denyut
jantung, tekanan darah, laju pernapasan, suhu dan tingkat kesadaran dengan
masing-masing skor atas dan bawah dari 0-3 poin dan dihitung nilai totalnya.
National Cilincial Effectiveness Committee (2013), mendefinisikan Early
Warning Score (EWS) adalah sebuah sistem skoring fisiologis (tanda-tanda vital)
yang umumnya digunakan di unit 1tatist bedah sebelum pasien mengalami
kondisi kegawatan. Skoring EWS disertai dengan algoritme tindakan
berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien. EWS melengkapi sistem Tim
Medik Reaksi Cepat dalam menangani kondisi kegawatan pada pasien serta
berfokus ke mendeteksi kegawatan sebelum hal tersebut terjadi.

B. Sejarah Penerapan EWS


Setiap banyak sistem EWS yang ada, penilaian sistem ini pertama kali di
perkenalkan oleh (Morgen, 1997) yang didasarkan pada sistem penilaian
sederhana dengan menggunakan skor untuk pengukuran frekuensi henti
jantung, tekanan darah sistolik, frekuensi pernapasan, suhu tubuh dan tingkat
kesadaran, yang akan dilakukan saat pasien dirawat di rumah sakit.
Ide utamanya adalah bahwa perubahan kecil dalam parameter ini akan
dihargai menggunakan EWS dari pada menuggu perubahan yang jelas dalam
parameter individu seperti penurunan dalam tekanan darah sistolik, yang sering
kali merupakan suatu kondisi terminal. Skor meningkat biasanya menujukkan
kerusakan, dan bahkan dapat memprediksi kematian berikutnya, namun Early
Warning Score bukanlah obat mujarab, untuk penilaian pasien yang akurat
melainkan sebagai tambahan dan harus di tindak lanjuti dengan penilaian klinis
yang teliti ( Kriacos & Jordan, 2011).
Setiap skor yang diukur mencerminkan bagaimana variasi parameter yang
dibandingkan dengan normal dari tiap parametric. Skor tersebut kemudian
dikumpulkan, dengan penekanan penting bahwa parameter ini sudah rutin
diukur di rumah sakit dan dicatat pada grafik klinis. Early Warning Score (EWS)
menggunakan skor numberik dari 0 sampai 3, pada grafik pengamatan kode
warna ( skor 0 adalah skor yang diinginkan dan skor 3 adalah skor yang tidak
diinginkan). Skor ini dijumlahkan dengan semua parameter dalam skor total dan
dicatat sebagai Early Warning Score dari pasien.
National Clinical Effectiveness Committee (2013), merekomendasikan enam
parameter fisilogis sederhana membentuk dari sistem penilaian yang mencakup
(pernapasan saturasi, oksigen, denyut jantung, tekanan darah sistolik, suhu ,
dan tingkat kesadaran). Dalam Early Warning Score (EWS), pengamatan adalah
langkah penting dan efektif dalam mengidentifikasi perubahan pasien dan efektif
dalam pengelolaan mengelola asuhannya. Dalam perawatan sangat penting
untuk memiliki model observasi keperawatan yang baik sehingga berdampak
pasa pasien dan mencegah kerusakan yang mengarah ke panyakit kritis, masuk
ke ICU dan death (Odell & Oliver, 2009).
Dilakukan studi pendahuluan di RSUD Dr.H. Soemarno sosroatmodjo, bahwa
pasien yang datang sudah dalam keadaan sakit parah, dimana pasien henti
jantung kebanyakan yang mengalami kematian yang mendadak dan tiba-tiba.
Tanda-tanda deteksi dini kurang diperhatikan dan pasien yang datang dirawat
unit perawat intensif lebih sering datang pada sore dan malam hari.
Early Warning Scoring Sore (EWS), yang dikembangkan mengikuti publikasi
dari beberapa penelitian, menunjukkan bahwa sering ada keterlambatan respon
terhadap memburuknya kondisi pasien. Sebuah skor Early Warning Scoring
Score (EWS), yang dihitung untuk semua pasien harus menjadi perhatian
perawat dan memberikan gambaran resiko serta sebagai alat yang dirancang
untuk memicu respon ketika terdapat perubahan data fisiologis (Georgaka &
Vitos, 2012).
C. Tujuan Penerapan EWS
Tujuan penerapan EWS ini untuk menilai pasien dengan kondisi akut,
mendeteksi dini kondisi keadaan pasien selama perawatan di rumah sakit
serta dimulainya respon klinik yang tepat waktu secara kompenten (Q-Pluse,
2016). EWS juga memberikan kerangka yang jelas kepada perawat dalam
identifikasi dan pengelolaan pasien dewasa(> 16 tahun) yang beresiko
mengalami penurunan fisiologis (Royal Collage of Physicians, 2012). Jika
perawat gagal dalam penilaian dan mengenai tanda-tanda pasien yang beresiko
mengalami penurunan fisiologis dapat menyebabkan pengelolaan yang tidak
tepat waktu dan akan terjadi keterlambatan dalam pengobatan (Hammond et al.,
2011). Pengkajian EWS yang tidak dilakukan oleh perawat dengan benar dapat
membuat tenaga kesehatan gagal untuk mengenali, meningkatkan perawatan
dan memberi respon klinik yang tepat (Health Quality & Safety Commission,
2015).

D. Kapan EWS harus dilakukan


EWS dilakukan terhadap semua pasien pada asesmen awal dengan kondisi
penyakit akut dan pemantauan secara berkala pada semua pasien yang
mempunyai risiko tinggi berkembang menjasi sakit kritis selama berada di rumah
sakit. Pasien-pasien tersebut adalah:
 Pasien yang keadaan umumnya dinilai tidak nyaman (uneasy feeling).
 Pasien yang datang ke instalasi gawat darurat.
 Pasien dengan keadaan hemodinamik tidak stabil.
 Pasien yang baru dipindahkan dari ruang rawat insentif ke bangsal rawat
inap.
 Pasien yang akan di pindahkan dari ruangan rawat ke ruang rawat
lainnya.
 Pasien paska operasi dalam 24 jam pertama seseuai dengan ketentuan
penatalaksanaan pasien paska operasi.
 Pasien dengan penyakit kronis.
 Pasien yang perkembangan penyakitnya tidak menunjukkan perbaikan.
 Pemantauan rutin pada semua pasien, minimal 1 kali dalam satu shift
dinas perawat.
 Pada pasien di Unit Hemodialisa dan rawat jalan lainnya yang akan di
rawat untuk menentukan ruang perawatan.
 Pasien yang akan di pindahkan ke rumah sakit lainnya.

E. Variasi EWS
Untuk mengukur parameter fisologis sederhana pada semua pasien untuk
memungkinkan identifikasi awal pasien yang mengalami penyakit akut atau
kondisi perburukan. Parametrik sederhana yang dikemukakan oleh (Morgan,
1997) dalam Early Warning Score (EWS) yaitu :
 Tekanan Darah Sitolik
Sirkulasi yang tidak adekuat biasa disebabkan secara primer oleh adanya
gangguan sistem kardiovaskural, atau secara sekunder akibat adanya
gangguan metabolic seperti pada sepsis ataupun pengaruh obat-obatan.
 Frekuensi pernapasan
Pola pernapasan akan sangat membantu dalam mengidentifikasi adanya
abnormalitas pada pasien. Pola pernapasan yang cepat dan dalam
(Kusmaul) merupakan gambaran pernapasan pada gangguan asidosis 7
tatistic berat. Pola pernapasan 7 tatisti (Cheyene-Stokes) mengambarkan
ada gangguan pada batang otak atau adannya gangguan fungsi jantung.
 Suhu Tubuh
Suhu tubuh dihasilkan oleh reaksi kimia akibat metabolisme sel.
Peningkatan suhu tubuh ditimbulkan oleh peningkatan produksi panas
tubuh akibat peningkatan metabolisme sel seperti pada aktifitas fisik,
tirotoksikosis, trauma, peradangan, dan infeksi.
 Tingkat Kesadaraan, yang dilakukan saat pasien dilakukan pemantauan.

Menurut penelitian (So et al., 2015). Bahwa parameter kuat dalam EWS
adalah frekuensi pernapasan, Frekuensi pernapasan dapat membedakan pasien
yang stabil dan pasien yang beresiko adanya perburukan.
Table : Parameter Fisologis Penilaian Early Warning score (EWS)

Keterangan :
1-4: Rendah
5-6 : Sedang
>7 : Tinggi

Green =0-1 Score Yellow=4-5 Score Orange=4-5 Score Red=>7 Score

Pasien dilakukan pemeriksaan saat pertama kali 8tatis atau saat monitoring
pasien sesuai 8tatistic parameter fisiologis, hasil kemudian di masukan dalam
8tati sesuai keadaan yang didapat, pada orang yang menggunakan oksigen
disesuaikan dengan apakah dia termasuk skala 1 atau skala 2.
Untuk penilaian kesadaran yang sebelumnya normal tiba-tiba terjadi
perubahan dalam menanggapi pertanyaan dengan koheren (nyambung), tidak
bingung atau disorientasi. Kondisi ini akan mendapatkan skor 3 sebanding
dengan penilaian GCS yang mendapatkan skor 4 bukan 5 dalam respon verbal.
Penilaian dengan skor yang didapatkan dari masing-masing 9tatistic
dikumpulkan menjadi satu kemudian ditotal untuk menuntun ke respon atau
intervensi yang sesuai. Bila dalam penilaian didapatkan skor 3 pada salah satu
9tatistic parameter fisiologis, maka penderita diperlakukan dalam kategori
merah

F. Prosedur EWS
Nilai Skor EWS pasien pada assessment awal dengan kondisi penyulit aktif dan
pemantauan secara berkala pada semua pasien resiko tinggi yang akan
berkembang menjadi kritis selama berada di rumah sakit.
1. Pemantauan rutin pada semua pasien minimal 1 kali dalam satu shift
dinas perawat
2. Ukuran score EWS sesuai dengan parameter
3. Laporan skor EWS ke dokter DPJP sesuai skor
4. Dokumentasikan hasil perhitungan EWS
5. Parameter Early Warning Sistem

G. Unsur Penting EWS


Unsur-unsur ini menggambarkan fitur penting dari sistem perawat yang
diperlukan untuk melaksanakan sistem EWS untuk mengendali dan menanggapi
kerusakan klinis. Empat unsur berhubungan dengan proses klinik yang perlu
disampaikan, dan didasarkan pada keadaan rumah sakit akut dimana perawatan
diberikan. Unsur lanjutan ada tiga unsur lanjut berhubungan dengan
persyaratan structural dan organisasi yang penting untuk pengakuan dan
respon sistem untuk beroperasi secara efektif. Ketujuh unsur inti untuk
melaksanakan EWS sebagai berikut :
 Proses Klinis
 Pengukuran dan dokumentasi pengamatan
 Eskalasi Perawat
 Sistem Tanggap Darurat
 Komunikasi Klinis
 Persyaratan organisasi untuk pelaksanan
 Mendukung Organisasi
 Pendidikan
 Evaluasi, audit dan umpan balik

H. Tatalaksanaan Pasien Sesuai Aloritme EWS


Skor EWS Frek Monitoring Respon Klinis
0 Min 12 jam Lanjutkan pemantauan EWS
rutin dengan setiap rangkaian
pengamatan.
Total 1-4 Min 4-6 jam 1. Informasi siapa perawat
terlatih yang harus menilai
pasien.
2. Perawat terlatih akan
memutuskan apakah
dilakukan peningkatan
frekuensi
pemantauan dan atau
diperlukan eskalasi perawat
klinis.
Total 5-6 atau 3 Frekuensi meningkat 1. Perawat terlatih segera
dalam 1
minimal 1 jam menginformasikan tim medis
parameter
untuk merawat pasien.
2. Penilaian cepat oleh klinisi
dengan kompetensi ini
untuuk menilai pasien akut.
3. Perawat klinis di lingkungan
dengan fasilitas pemantauan.
Total 7 atau Pemantauan terus 1. Perawatan terlatih
segera ,menginformasikan
lebih menerus tanda-tanda
tim medis untuk merawat
vital (TTV). Bedside pasien ini setidaknya harus
di tingkat spesialis yang
monitor terpasang
terlatih.
2. Penilian darurat oleh tim
klinis dengan kompetensi
perawat kliris, yang juga
mencakup seorang praktis
dengan keterampilan jalan
napas yang canggih.
3. Pertimbangkan pengalihan
perawatan klins ke fasilitas
perawatan tingkat 2 atau 3,
yaitu ketergantungan yang
lebih tinggi.
BAB II
RUANG LINGKUP

1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Maternal dan Perinatal
a. Ruang Nifas
b. Ruang Perinatologi
3. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
4. Pasien Rawat Inap
5. Perawat
BAB III
TATA LAKSANA

A. National Early Warning System


1. NEWS digunakan pada pasien dewasa (berusia 16 tahun atau lebih)
2. NEWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen pengakit akut,
mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon klinis yang tepat
waktu dan sesuai.
3. NEWS tidak digunakan pada:
a. Pasien berusia kurang dari 16 tahun
b. Pasien hamil
c. Pasien dengan PPOK
4. NEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen prehospital pada
kondisi akut oleh first responder seperti pelayanan ambulans, pelayanan
kesehatan primer, Puskesmas untuk mengoptimalkan komunikasi
kondisi pasien sebelum diterima rumah sakit tujuan.
5. National Early Warning Score (NEWS)
Parameter 3 2 1 0 1 2 3
Pernafasan ≤8 9-11 12-20 21-24 ≥25
Saturasi ≤9 92- 94-95 96
1 93
Oksigen
Penggunan Ya Tidak
Alat Bantu
O2
Suhu ≤3 35.1-36.0 36.1- 38.1- ≥39.1
5
38.0 39.0
Tekanan ≤9 91- 101.110 111- ≥220
Darah 0 219
100
Sistolik

Denyut ≤4 41-50 51-90 91- 111- ≥131


0 110 130
Jantung
Tingkat A V,P,
Kesadaran atau U
TOTAL :

6. Skor NEWS dan Respon Klinis yang Diberikan


Sko Klasifikasi Respon Klinis Tindakan Frekuensi
r
Monitoring
0 Sangat Dilakukan Melanjutkan Min 12 jam
Rendah monitoring monitoring
1-4 Rendah Harus segera Perawat Min 4-6 jam
dievaluasi oleh mengassesmen
perawat terdaftar perawat/
yang Kompeten meningkatkan
harus memutuskan frekuensi
apakah perubahan monitoring
frekuensi
pemantauan klinis
atau wajib
eskalasi perawatan
klinis.
5-6 Sedang Harus segera Perawat Min 1 jam
melakukan tinjauan berkolaborasi
mendesak oleh dengan tim/
klinisi yang pemberian
terampil dengan assesmen
kompetensi dalam kegawatan/
penilaian penyakit meningkatkan
akut dibangsal perawatan
biasanya oleh dengan fasilitas
dokter atau monitor yang
perawat dengan lengkap.
mempertimbangka
n apakah eskalasi
perawatan ke tim
perawatan kritis
diperlukan (yaitu
tim penjangkauan
perawatan kritis)

≥7 Tinggi Harus segera Berkolaborasi Bad set


memberikan dengan tim monitor/
penilaian darurat medis/ every
secara klinis oleh pemberian time
tim penjangkauan/ assesmen
critical care kegawatan/
outreach dengan pindah ruang
kompetensi ICU
penanganan
pasien kritis dan
biasanya terjadi
transfer pasien ke
area perawatan
dengan alat bantu.

B. Pediatric Early Warning System (PEWS)


1. PEWS digunakan pada pasien anak/ pediatrik ( berusia saat lahir-16
tahun)
2. PEWS dapat digunakan untuk untuk mengasesmen pengakit akut,
mendeteksi penurunan klinis, dan menginisiasi respon klinis yang
tepat waktu dan sesuai.
3. PEWS tidak digunakan pada:
a. pasien dewasa lebih dari 16 tahun
b. Pasien anak dengan TOF (Tetralogi of Fallot), sindrom VACTERL
4. PEWS juga dapat diimplementasikan untuk asesmen prehospital
pada kondisi akut oleh first responder seperti pelayanan ambulans,
pelayanan kesehatan primer, Puskesmas untuk mengoptimalkan
komunikasi kondisi pasien sebelum diterima rumah sakit tujuan.
a. Tabel klasifikasi Umur

Grafik Gambar Rentang usia Keterangan


insklusi
0-3 bulan 12 minggu Digunakan
pada usia 12
minggu atau
koreksi pada
bayi prematur
sampai 28 minggu.
4-11 bulan 12 minggu,
1 hari – 1
tahun

1-4 tahun 1 tahun –


5 tahun

5-12 5 tahun –
tahun 12 tahun
12+ tahun 12 tahun –
16 tahun

b. Tabel parameter Pediatrik Eearly Warning Score

Parameter 3 2 1 0 1 2 3
Pernafasan ≤10 11-15 16-29 30-39 40-49 ≥50
Retraksi Normal ringan Sedang Parah
dinding dada
Alat bantu No ≤2L >2L
O2
Saturasi ≤85 86- 90-93 >94
89
oksigen
Denyut ≤50 50-69 70-110 110-129 130-149 ≥150
jantung
Kapilla reffil ≤2 >2
Tekanan ≤80 80-89 90-119 120-129 130-139 >140
sistolik
Tingkat A V P/ U
kesadaran
Suhu ≤35◦ 36◦-37◦ >38.5◦
TOTAL :

Keterangan :
0-2 : skor normal (hijau), penialain setiap 4 jam.
3 : skor rendah (hijau), penilaian setiap 1-2 jam
4 : skor menengah (orange) penilaian setiap 1 jam
≥ 5 : skor tinggi (merah) penilaian setiap 30 menit.
c. Parameter tambahan PEWS
Parameter
Tambahan
1. Saturasi Oksigen Parameter tambahan dapat digunakan
2. Kapilla reffil (waktu) sebagai penilaian tambahan dan
3. Tekanan sistolik tindaklajut dari tindak klinik yang
disesuaikan pada tiap
4. Warna kulit individu anak.
5. Suhu

d. Nilai normal tanda-tanda vital


Usi Heart Respiratory
a rate rate
Bayi baru lahir (lahir-1 bulan) 100-180 40-60
Infant (1-12 bulan) 100-180 35-40
Tooddler (13 bulan-3 tahun) 70-110 25-30
Preschool (4-6 tahun) 70-110 21-23
Shool Age (7-12 tahu) 70-110 19-21
Dolescent (13-19 tahun) 55-90 16-18

e. Respon Klinis terhadap Pediatrik Early Warning System (EWS).


Monitoring Petugas Tindakan
Skor frekuensi
1 4 Perawat jaga Semua perubahan
jam
harus dapat
2 2-4 jam
meningkatkan
frekuensi monitor
untuk tindakan
klinis
yang tepat
3 Min 1 jam Perawat jaga dan Perawat jaga
dokter jaga melakukan
monitoring
ulang
4-5 30 menit Melapor ke
dokter
jaga
6 berlanjutan Perawat jaga, dokter Melapor ke DPJP
jaga,
DPJP
7+ berlanjutan Panggilan darurat Menghubungi Tim
Emergensi jaga

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUBANG

dr. ACHMAD NASUHI


Pembina Tk. 1, IV/b
NIP. 19690726 200212 1 005

Anda mungkin juga menyukai