Kelompok 5 - Unsur Unsur Tindak Pidana Korupsi (1) - Pipit Patimah
Kelompok 5 - Unsur Unsur Tindak Pidana Korupsi (1) - Pipit Patimah
Oleh Kelompok 5 :
Eris Kharismayadi
Pipit Patimah
Delya Siti Annisa Ibrahim
PEMAHAMAN TENTANG TINDAK PIDANA
KORUPSI
Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa ( extra ordinary crime) yang merusak dan
mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa. Pelbagai peraturan peraturan perundang-undangan yang
dimaksudkan untuk memberantas korupsi telah diterbitkan. Namun, praktik korupsi masih terus
berulang dan semakin kompleks dalam realisasinya.
Pada tahun 2010, menurut data Pacific Economic and Risk Consultansy , Indonesia menempati urutan
teratas sebagai negara terkorup di Asia. Jika dilihat dalam kenyataan sehari-hari korupsi hampir terjadi
disetiap tingkatan dan aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari mengurus Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB), Proyek Pengadaan Barang/Jasa di instansi pemerintah, sampai proses penegakkan hukum.
Tanpa disadari, korupsi muncul dari kebiasaan yang dianggap lumrah dan wajar oleh masayarakat
umum, seperti memberi hadiah kepada Pejabat / Pegawai Negeri atau keluarganya sebagai imbal jasa
sebuah pelayanan. Kebiasaan itu dipandang lumrah sebagai kebiasaan dari budaya ketimuran.
Kebiasaan koruptif ini lama-lama menjadi bibit-bibit korupsi yang nyata.
UNSUR-UNSUR TINDAK PIDANA
KORUPSI
Untuk menyimpulkan apakah suatu perbuatan termasuk tindak pidana korupsi, harus memenuhi
Unsur Pasal 8
Pegawai Negeri atau selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk
sementara waktu ;
Dengan sengaja ;
Menggelapkan atau membiarkan orang lain mengambil atau membiarkan orang lain menggelapkan atau membantu dalam
melakukan perbuatan itu ;
Uang atau Surat Berharga ;
Yang disimpan karena jabatannya.
Unsur Pasal 9
Pegawai Negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu ;
Dengan sengaja ;
Memalsu ;
Buku-buku atau daftar-daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi.
Dipidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah
Pemborong Berbuat Curang
Pasal 7 ayat (1) huruf a
◦ Pemborong, ahli bangunan, atau penjual bahan bangunan;
◦ Melakukan perbuatan curang;
◦ Pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan bangunan ;
◦ Yang dapat membahayakan keamanan orang atau keamanan barang, atau keselamatan negara dalam keadaan
perang .
◦ Dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit
Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah
Pengawas Membiarkan Kecurangan
Pasal 7 ayat (1) huruf b
◦ Pengawas bangunan atau pengawas penyerahan bahan bangunan;
◦ Membiarkan dilakukannya perbuatan curang pada waktu membuat bangunan atau menyerahkan bahan bangunan ;
◦ Dilakukan dengan sengaja ;
◦ Sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) huruf a .
◦ Dipidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana denda paling sedikit
Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 350.000.000,- (tiga ratus lima puluh juta rupiah
Pegawai Negeri / Penyelenggara Negara Memeras
Pasal 12
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar:
◦ Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga,
tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi
tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik .
Sanksinya
Pasal 12B ayat (2)
Pidana penjara seumur hidup atau penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp 1 miliar.
TERIMA KASIH