Anda di halaman 1dari 75

PENGETAHUAN YANG wajib DIKUASAI

➢SMK3, bisa dipelajari dari PP No 50/2012 & Permen PU 5/2014


➢Manajemen Risiko K3, bisa dipelajari dari Permen PU 5/2014
➢Jenis jenis Bahaya di lingkungan konstruksi
➢Statistik kecelakaan (jenis-jenisn kecelakaan, tingkat frekuensi & tingkat
keparahan setiap jenis kecelakaan
➢K3 Pekerjaan Konstruksi
➢K3 Perancah
➢K3 Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
➢K3 Peralatan Angkat dan Angkut
➢K3 Peralatan Konstruksi
➢Kesehatan kerja (Higiene) kantor & lingkungan proyek
➢Kesiagaan dan Sistem Tanggap Darurat di proyek
➢Sistem Pemadam Kebakaran
➢Analisis keselamatan pekerjaan
➢Pengetahuan inspeksiDisusun
10/27/2019
& observasi bahaya ditempat kerja
Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 5
SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PU
(Per Men PU No. 05/PRT/M/2014)
Continual
Improvement
I
V KEBIJAKAN K3
TINJAUAN
ULANG Action Plan
KINERJA K3
II
PERENCANAANK3

IV Check Do
PEMERIKSAAN &
EVALUASI KINERJA K3
III
PENGENDALIAN
10/27/2019 OPERASIONAL
Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 6
I. KEBIJAKAN K3

PENINGKATAN II.
BERKELANJUTAN PERENCANAAN K3
1. IBPPR / HIRADC
V. 2. PEMENUHAN UU/PP/PERMEN
TINJAUAN
ULANG KINERJA K3 3. SASARAN & PROGRAM K3

RK3K
III.
IV.
PEMERIKSAAN & PENGENDALIAN OPERASIONAL
EVALUASI KINERJA K3 1. SUMBER DAYA, ORGANISASI & TG-JAWAB
1. PENGUKURAN & PEMANTAUAN 2. KOMPETENSI, PELATIHAN & KEPEDULIAN
2. EVALUASI KEPATUHAN 3. KOMUNIKASI, KETERLIBATAN & KONSULTASI
3. PENYELIDIKAN INSIDEN, KETIDAK 4. DOKUMENTASI
SESUAIAN, TINDAKAN
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN 5. PENGENDALIAN DOKUMEN
4. PENGENDALIAN REKAMAN 6. PENGENDALIAN OPERASIONAL
10/27/2019 5. AUDIT INTERNAL 7. KESIAGAAN
Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP DAN TANGGAP DARURAT 7
MANAJEMEN RISIKO K3
Persiapan: Menetapkan konteks.
Pertimbangkan tugas, kegiatan, proses
pekerjaan, kondisi bahan, alat, lingkungan
kerja dan praktek-praktek, untuk penilaian

Langkah 1:
Mengidentifikasi Bahaya

**)
*)
Langkah 5:
Memantau & Meninjau Langkah 2:
Ulang Tindakan Menilai &
Pengendalian Risiko
Harus dilakukan Memproritaskan Risiko
konsultasi pada
setiap Langkah
**) **)
Langkah 4: Langkah 3:
Menerapkan Tidakan Memutuskan Tindakan
Pengendalian Risiko Pengendalian Risiko &
Hirarkinya

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 8


5 Langkah Kegiatan Manajemen Risiko

1. Mengidentifikasi Bahaya,
SEBELUM PROYEK
2. Menilai & Memprioritaskan Risiko, DILAKSANAKAN
(IBPPR / HIRADC)
3. Menetapkan Pengendalian Risiko,

4. Menerapkan Pengendalian Risiko, SELAMA PROYEK


DILAKSANAKAN
5. Memantau dan Meninjau Ulang
Pengendalian Risiko

IBPPR / HIRADC : Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko /


Hazard Identifikation Risk Assessment and Determining Control
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 9
Konsep Hazard, Danger, Incident, Accident dan Risk
HAZARD DANGER
Tali
putus

Tali putus
rantas

INSIDENT

BAHAYA SANGAT
BAHAYA
10/27/2019
NEAR-MISS
Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP ACCIDENT 10
Definisi Singkat
• Keselamatan kerja (Occupational Safety) adalah kondisi tempat kerja
dan perilaku pekerja di mana bahaya/ risiko kecelakaan telah
diidentifikasi dapat dikendalikan.
• Kesehatan kerja (Occupational Health) adalah kondisi tempat kerja dan
kondisi fisik, mental & sosial pekerja di mana bahaya/risiko penyakit
akibat kerja telag diidentifikasi dan dapat dikendalikan
• Keamanan (Security) adalah kondisi di mana bahaya/ risiko kejahatan
telah diidentifikasi &dapat dikendalikan.
• Kecelakaan (Accident) adalah suatu peristiwa yang tak terduga dan tak
diinginkan yang mengakibatkan kerugian (jiwa, raga, harta benda,
waktu, citra dsb)
• Bahaya (Hazard) adalah kondisi dan/atau kegiatan tak selamat, yang jika
tidak dikendalikan dapat mengakibatkan kecelakaan.
• Penilaian Risiko (Risk Assessment) adalah penilaian kemungkin-an
kerugian & jumlah potensi kerugian (concise Oxford Dictionary)
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 11
4 KATEGORI BAHAYA
a. Bahaya nyata, yaitu bahaya yang jelas kelihatan dan dapat dirasakan,
seperti mesin-mesin peralatan yang tidak diberi pelindung, kerusakan
bangunan, peralatan listrik yang cacat, rem kendaraan yang tidak pakem
dsb.
b. Bahaya tersembunyi (latent), yaitu bahaya yang tidak tampak dan sulit
dirasakan, seperti instalasi listrik, uap beracun, atau suara berfrekuensi
tinggi.
c. Bahaya yang berkembang, yaitu bahaya yang tidak segera dikenali dan
akan berkembang sepanjang waktu, misalnya pemakaian ban karet pada
mobil-crane, kabel baja yang kawatnya mulai putus-putus, suara bising yang
menyebakan tuli, kulit tubuh terkena larutan kimia yang bisa menyebabkan
sakit kulit dsb.
d. Bahaya sementara, yaitu bahaya yang kadang-kadang muncul, misalnya
ketika beban mesin terlalu berat (overload), listrik atau mesin yang kadang-
kadang mati.
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 12
JENIS JENIS BAHAYA
KESELAMATAN KONSTRUKSI
JENIS BAHAYA CONTOH BAHAYA
A Design hazards Kesalahan disain struktur (potensi runtuh)
B Hazards of unqualified personnel Kesalahan kerja, bekerja tanpa kompetensi
Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun
C Hazards of construction material
(B3)
D Hazards of construction works Galian tanah runtuh, bekerja di ketinggian,
F Hazards due to Equipment Penggunaan alat berat
Metoda kerja tanpa APK (alat pelindung
G Hazards of construction methods
kerja)
H Electrical hazards Kabel listrik lecet, kabel tanpa grounding
Kandungan gas beracun dlm lubang bawah
I Confined Space hazards
tanah
J Hazards of Building FailureDisusun Oleh: Ir.Kusumo
10/27/2019 Kegagalan fungsi bangunan
DS,MSi, CSP 13
FAKTOR FAKTOR BAHAYA KESEHATAN KERJA
• Kebisingan > Tingkat paparan ➢ Tuli
• Pencahayaan > Dosis–respon:
➢ Buta
• Tekanan ➢ Depresi
BAHAYA • Radiasi > Konsentrasi ➢ Kanker
FISIK • Suhu ekstrim > Intensitas
➢ Kelelahan fisik
• Gataran ➢ Jaringan otot rusah
• Partikulat > Lama paparan ➢ Silikosis, asbestosis
K
a > Tingkat paparan ➢Iritasi kulit
>Flamable, ekplosif
•G d > Dosis–respon: ➢Keracunan
BAHAYA
•P
>Beracun
a > Konsentrasi R
>Iritan, Korosif, ➢Catat pancaindera
KIMIA r > Intensitas I ➢Kanker, Alergi, dll
•C >Karsinogen,Alergen > Lama paparan
S
x ➢ DB, HIV, MALARIA dsb
• Virus > Intensitas I ➢ INFEKSI
BAHAYA • Serangga > Lama paparan
w K ➢ BISA / RACUN
BIOLOGI • Bakteri a > Imunitas ➢ ALERGI
> Sensitivitas O
• Jamur, dll k ➢ dll
t
• Salah posisi u ➢ Sakit punggung
BAHAYA
• Gerakan janggal > Lama paparan ➢ Terkilir
ERGONOMI ➢ Carpal syndrome
• Gerak monoton
• Letak tidak sesuai ➢ Cacat permanen

• Stress beban kerja, > Intensitas ➢ Gangguan mental


BAHAYA > immunitas ➢ Depresi , Gelisah
PSIKOLOGI • Pelecehan, kekerasan
10/27/2019 • Intoleran, dll > Sensitivitas
Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP ➢ Tidak konsentrasi 14
MENYUSUN DAFTAR POTENSI BAHAYA SESUAI URUTAN KERJA.
No PEKERJAAN & RINCIAN KEGIATAN POTENSI BAHAYA
1 Persiapan Pengukuran Binatang berbisa
Bangunan sementara
2 Tanah Galian & Timbunan Pemadatan Longsor, tertimbun
Pembuangan Tabrakan, terguling
3 Pondasi Pemancangan Alat terguling, terbentur
4 Struktur bawah Pengecoran beton Bekisting jebol
5 Struktur Atas Pengecoran beton Perancah ambruk
Ereksi rangka baja Bahaya ketinggian>jatuh
6 Arsitektural Dinding dalam Ambruk
Dinding luar Jatuh
Pasang KM/WC
7 Mekanikal dst dst
8 Elektrikal dst dst
9 Plumbing dst dst
10 Halaman dst dst
11 Finishing dst dst
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 20
Elemen Kompetensi 2
Melakukan penilaian resiko bahaya di lingkungan
kerjakonstruksi

1. Menetapkan Sarana, teknik,proses dan metode


penilaian resiko bahaya.
2. Melakukan Penilaian resiko bahaya.
3. Menetapkan Tingkat resiko bahaya.

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 21


TINGKAT FREQUENCY (SERINGNYA
TERJADI) JENIS KECELAKAAN

Dapat ditentukan berdasarkan:


a. Data statistik internal Perusahaan; atau
b. Data statistik Nasional; atau
c. Data statistik Negara lain; atau
d. Data statistik Internasional; atau
e. Judgement / perkiraan dengan membandingkan setiap jenis kecelakaan
yang pernah terjadi dari semua proyek yang telah dilaksanaan, dibuat
daftar peringkat jenis kecelakaan yang pernah terjadi dan jumlahnya
masing masing, dari yang tertinggi hingga terendah

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 22


10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 23
Perbandingan Tingkat Kecelakaan
Angka Kecelakaan Kerja Kerja Fatal tahun 2002
Di Beberapa Negara
Country / Region Occupational
3 Industri utama yang Fatality Rate #

menyubang kecelakaan Sweden 1.2

industri yang fatal 2002 - 2005


General Factories
33%
United Kingdom 1.3
General Australia 2.0
Factories
USA (2000) 2.2
Construction
54%

EU15 Average 2.5


Shipbuilding and
ship-repairing

33%
13%

Japan 2.6
54%
Singapore (2004) 4.9
13%
Taiwan (2001) 6.9

Hong Kong SAR 8.6


Construction
Ship Malaysia 10.8
building &
# Kecelakaan kerja fatal / 100,000 pekerja
Ship Repairing Sumber: MOM, Singapore
Indonesia 23

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 24


TYPES OF FATAL ACCIDENT IN CONSTRUCTION

Jatuh dari ketinggian

Kejatuhan, tertimpa dsb

Kecelakaan di jalan

Sakit jantung, stoke dsb

Terkena, terjepit mesin dsb

Tersengat arus listrik

Terbentur, terlindas dsb

Jatuh, tergelincir di lantai Analysed by Labour


Inspectors in the
Tersambar petir, banjir dsb years 2002-2004.

10/27/2019
Kebakaran, peledakan dsb
Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 25
Perbandingan Tingkat Kecelakaan
Angka Kecelakaan Kerja Kerja Fatal tahun 2002
Di Beberapa Negara
Country / Region Occupational
3 Industri utama yang Fatality Rate #

menyubang kecelakaan Sweden 1.2

industri yang fatal 2002 - 2005


General Factories
33%
United Kingdom 1.3
General Australia 2.0
Factories
USA (2000) 2.2
Construction
54%

EU15 Average 2.5


Shipbuilding and
ship-repairing

33%
13%

Japan 2.6
54%
Singapore (2004) 4.9
13%
Taiwan (2001) 6.9

Hong Kong SAR 8.6


Construction
Ship Malaysia 10.8
building &
# Kecelakaan kerja fatal / 100,000 pekerja
Ship Repairing Sumber: MOM, Singapore
Indonesia 23

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 24


TYPES OF FATAL ACCIDENT IN CONSTRUCTION

Jatuh dari ketinggian

Kejatuhan, tertimpa dsb

Kecelakaan di jalan

Sakit jantung, stoke dsb

Terkena, terjepit mesin dsb

Tersengat arus listrik

Terbentur, terlindas dsb

Jatuh, tergelincir di lantai Analysed by Labour


Inspectors in the
Tersambar petir, banjir dsb years 2002-2004.

10/27/2019
Kebakaran, peledakan dsb
Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 25
Data Penyebab Kecelakaan
Di Sektor Konstruksi
• Jatuh : 26%
• Terbentur : 12%
• Tertimpa : 9%
• Mesin dan alat : 8%
• Alat tangan : 7%
• Transport : 7%
• Lain-lain : 6%

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP Ref. ILO 26


10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 27
1. Menetapkan Sarana, teknik, proses
dan metode penilaian resiko bahaya.

Sarana, teknik, proses dan metode penilaian risiko yang paling


sering dipakai di sektor konstruksi adalah dengan cara kualitatif
yang dikuantifikasi:
Risk Rangk = Frequency Rate X Severity Rate
R=FXS
Tingkat risiko = tingkat frequensi X tingkat keparahan

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 28


PENILAIAN RISIKO K3
TINGKAT RISIKO = TINGKAT KEMUNGKINAN
KERUGIAN JIKA TERJADI KECELAKAAN

FREQUENCY RATE SEVERITY RATE


(SERINGNYA TERJADI) (KEPARAHAN AKIBAT)
JENIS KECELAKAAN X JENIS KECELAKAAN
YANG SAMA YANG SAMA
> SERING = 3 > PARAH = 3
> AGAK SERING = 2 X > SEDANG = 2
> JARANG = 1 > RINGAN = 1

PERINGKAT RISIKO
FREQUENCY RATE (S)
SEVERITY RATE SERING AGAK SERING JARANG
(S) 3 2 1
• PARAH 9 6 3
3 TERTINGGI TINGGI SEDANG
• SEDANG 6 4 2
2 TINGGI SEDANG RENDAH
• RINGAN 3 2 1
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 29
1 SEDANG RENDAH TERENDAH
2. Melakukan Penilaian resiko bahaya.

2 3

CARA MELAKUKAN PENILAIAN RISIKO


Dari statistik pemberitaan tentang kecelakaan galian longsor,
maka dari segi tingkat frekuensi termasuk kategori agak
sering terjadi (kita nilai F = 2), dan tingkat keparahan yang
umumnya diberitakan adalah tertimbun hingga meninggal
dunia (kita nilai S = 3)

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 30


3. Menetapkan Tingkat resiko bahaya.
PERINGKAT RISIKO
R=FXS
R=2X3
R = 6 (TINGGI)
FREQUENCY RATE (F)
SEVERITY RATE SERING AGAK SERING JARANG
(S) 3 2 1
PARAH 9 6 3
3 TERTINGGI TINGGI SEDANG
SEDANG 6 4 2
2 TINGGI SEDANG RENDAH
RINGAN 3 2 1
1 SEDANG RENDAH TERENDAH

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 31


Penetapan Tingkat Resiko

2 3 6 2
tinggi utama

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 32


10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 33
ELEMEN KOMPETENSI 3
Melakukan Pengendalian Risiko Bahaya di
Linbgkungan Kerja Konstruksi

1.Menyusun Rencana Pengendalian Risiko


2.Melakukan penetapan Pengendalian Risiko
3.Mengevaluasi Pengendalian Risiko

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 34


HIRARKI PENGENDALIAN RISIKO
MERUBAH KONDISI :
> SUBSTITUSI supaya
PALING tingkat risiko PERUBAHAN
MEMERLUKAN turun
EFEKTIF ELIMINASI >KONDISI
REKAYASAFISIKmerubah sistem
PADA TEMPAT
pekerjaanKERJA
> ISOLASI orang dari sumber
bahaya

PENGENDALIAN
MERUBAH ORANG :
REKAYASA
Melakukan tindakan
(Substitusi, Isolasi, ADMINISTRATIF
Proteksi, ) untuk mengurangi
tingkat cedera

PENGENDALIAN ADMINISTRATIF MENSYARAT


(Peraturan, Prosedur Kerja, Rambu) KAN
PEKERJA
MEMAKAI
ALAT PELINDUNG DIRI APD
(APD)
KURANG
10/27/2019EFEKTIF Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 35
1. MENYUSUN RENCANA PENGENDALIAN RISIKO
Mencegah galian longsor, tertimbun dan tenggelam :
Harus didasarkan pada hirarki Pengendalian Risiko:
1. Upaya eliminasi, tidak dimungkinkan.
2. Upaya Pengendalian rekayasa:
a. substitusi supaya tingkat risiko turun tidak bisa
b. isolasi orang dari sumber bahaya tidak mungkin
c. Rekayasa merubah sistem pekerjaan > Proteksi,
dengan memberi turap (dinding penahan Tanah)
d. Menggunakan metoda kerja selamat, excavator
beroperasi di atas ponton
3. Upaya Pengendalian Administratip:
a. Menerapkan prosedur Ijin Kerja
b. Barikade, safety zone, rambu rambu, life line
4, Upaya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD):
a. Pelampung dan life line
b. Saveti helmet
c. Safety shoes
d. Safety Vest
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 36
2. MELAKUKAN PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 37


3.MENGEVALUASI
PENGENDALIAN RISIKO

a.Melakukan pemantauan efektifita tindakan


pengendalian yang diterapkan apakah telah
cukup efektif
b.Melakukan perbaikan upaya pengendalian
risiko secara terintegrasi
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 38
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 39
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 40
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 41
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 42
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 43
PEKERJAAN PADA KETINGGIAN

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 44


JUMAT PAGI, 31 OKT 2014 JEMBATAN PENGHUBUNG DI
TIM ROBOH, 4 PEKERJA TEWAS

http://beritajakarta.com/read/5953/Jembatan_Penghubung_di_TIM_Roboh_4_Peke
rja_Tewas#.Vgquovntmko

10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 45


http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/12/15/oi7u67365-plafon-terminal-3-
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 46
bandara-soekarnohatta-kembali-ambrol
Jembatan Holtekamp, Kota Jayapura, Papua,

PEKERJAAN KONSTRUKSI ADALAH KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN RANGKAIAN


KEGIATAN PERENCANAAN DAN/ATAU PELAKSANAAN BESERTA PENGAWASAN
YANG MENCAKUP BANGUNAN GEDUNG, BANGUNAN SIPIL, INSTALASI
MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL SERTA JASA PELAKSANAAN LAINNYA UNTUK
MEWUJUDKAN SUATU BANGUNAN ATAU BENTUK FISIK LAIN DALAM JANGKA
WAKTU TERTENTU.

Permen PU No: 05/2014


4
TAHAP PRA KONSTRUKSI
PELELANGAN

MASA KONSTRUKSI

SERAH TERIMA PEKERJAAN


KONSTRUKSI

PERAWATAN/
PEMELIHARAAN
BANGUNAN
SMK3 PADA PROYEK KONSTRUKSI

MASA PENGOPERASIAN
BANGUNAN
RUANG LINGKUP ASPEK K3 BERKELANJUTAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

MASA PEMBONGKARAN
4

BANGUNAN
SMK3 PADA PROYEK KONSTRUKSI

➢ Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan


Umum wajib menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU.

➢ SMK3 Konstruksi Bidang PU meliputi:


1) Kebijakan K3;
2) Perencanaan K3;
3) Pengendalian Operasional;
4) Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3; dan
5) Tinjauan Ulang Kinerja K3.

Permen PU No: 05/2014, Pasal 4


4
JENIS BANGUNAN

BANGUNAN GEDUNG BANG. LEPAS PANTAI BANG. SIMPANG SUSUN

BANGUNAN TEROWONGAN BANGUNAN. JEMBATAN


BANGUNAN WADUK
5
LATAR BELAKANG

◼ Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang


tidak diinginkan, antara lain yang menyangkut aspek
keselamatan kerja dan lingkungan.

◼ Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan


standar dan ketentuan K3 yang berlaku.
5
KARAKTERISTIK PROYEK (KEGIATAN
KONSTRUKSI)
a) Waktu proyek terbatas, artinya jangka waktu, waktu mulai
(awal proyek dan waktu finish (akhir proyek) sudah
tertentu.
b) Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek
hanya sekali, bukan produk rutin/berulang (Pabrikasi).
c) Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda,
dengan pola di awal sedikit,berkembang makin banyak,
menurun dan berhenti.
5
KARAKTERISTIK PROYEK (KEGIATAN
KONSTRUKSI)
d) Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan,
tahapan perancangan dan pelaksanaan).
e) Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga
beragam pula.
f) Lahan/lokasi proyek tertentu,
g) Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang
berkaitan dengan bahan, alat, tenaga dan metoda
pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus
memenuhi prosedur persyaratan tersebut.
5
UU No: 2 TAHUN 2017 JASA KONSTRUKSI
KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN
KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
DALAM SETIAP PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI:
1. Wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan
Keberlanjutan.
2. Harus memberikan pengesahan atau persetujuan atas:
a. hasil pengkajian, perencanaan, dan/atau perancangan;
b. rencana teknis proses pembangunan, pemeliharaan,
pembongkaran, dan/atau pembangunan kembali;
c. pelaksanaan suatu proses pembangunan, pemeliharaan,
pembongkaran, dan/atau pembangunan kembali;
d. penggunaan material, peralatan dan/atau teknologi;dan/atau
e. hasil layanan Jasa Konstruksi. 54
TUJUAN DARI K3

1. Memberikan perlindungan terhadap setiap orang yang berada ditempat kerja


sehingga terjamin keselamatan dan kesehatannya akibat dari proses pada kegiatan
konstruksi.

2. Memberikan jaminan perlindungan terhadap segala sumber produksi yaitu pekerja,


bahan, mesin / instalasi dan peralatannya sehingga dapat digunakan secara efisien
dan terhindar dari kerusakan.

3. Memberi jaminan perlindungan dan rasa aman bagi pekerja didalam melakukan
pekerjaan sehingga tercapai tingkat produktifitas.

55
DASAR HUKUM
KEBIJAKAN PEMERINTAH –
K3 KONSTRUKSI
•UU No. 1/1970 (Keselamatan Kerja)
•UU No. 28/2002 (Bangunan Gedung)
•UU No. 13/2003 (Ketenagakerjaan)
•UU No. 30/2009 (Kelistrikan)
•UU No. 36/2009 (Kesehatan)
•UU No. 2 TAHUN 2017 (Jasa Konstruksi) -PERATURAN MENTERI:
PERATURAN PEMERINTAH • Naker
No..28/2000 (Usah & Peran Jakon) •No.01/1980 (K3 Konst. Bang)
No.29/2000 (Penyelenggaraan Jakon) •No.02/ 1980 (Pemeiksaan Kes. TK
No.74/2001 (Pengelolaan B3) PENYELENGGARAAN •No.04/1980 (Pemeliharaan APAR
No.36/2005 (Pelaksanaan Bang.Gedung) K.3. KONSRTRUKSI •No. 04/
No. 53/2012 (Jam.soial TK) •Permen PU No 05-PRT-M-2014
No. 50/2012 (smk3) Pedoman Sistem Manajemen K3
No. 12/2015 (K3 Listrik) Konstruksi Bidang Pu
•Dan lain-lainnya
- S.K.B. MEN. NAKER & MEN. PU
No. 174/MEN/1986 & No. 104/KPTS/1986
- KEP.MEN.KIMPRASWIL
No.384/KPTS/M/2004 (Pedoman Teknis K3 pada tempat
kegiatan konstruksi bendungan)
- SE. MEN.PU No. 03/SE/M/2005
- SE. MEN.PU No. UM.03.01-Mn/451
- S.E.MEN. PU NO.08/SE/M/2004 (Penerapan K3)
- S.E. MENTERI P.U. No. 08/SK/M/2005 tgl.13 Maret2006
- SK Dirjen PPK No. 20DJPPK/VI/2004 (Ahli K3 )

56
PENGELOLAAN SUMBER DAYA UNTUK
MENCAPAI TUJUAN Manajemen Konstruksi

SMK3

Manajemen RISIKO

BMW+

57
APA YANG TERJADI JIKA MENGABAIKAN
STANDAR K4

unsafe conditions ACCIDENT

unsafe actions
58
MUSIBAH CRANE ROBOH DI MASJIDIL HARAM

59
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

JEMBATAN AMBRUK: Tampak jembatan


Pancor – Sekarteja ambruk, ketika sedang
dilakukan pekerjaan pengecoran, yang
akhirnya menewaskan sejumlah
pekerjanya. (DOK/RADAR LOMBOK), 6
Agustus 2016.

Kecelakaan kerja pembongkaran jembatan


menewaskan seorang pekerja terjadi di
Jembatan Aek Malombu, Desa Bandar
Tarutung, Kecamatan Angkola Sangkunur,
Tapanuli Selatan (Tapsel), Selasa
(9/8/2016)

60
KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA

Jembatan Tol Bocimi di Kampung Tenggek, Desa


Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor,
ambruk, Jumat (22/9/2017). Akibat peristiwa yang
menimpa proyek yang masih dalam pengerjaan itu
seorang pekerja tewasdua pekerja lainnya mengalami
luka-luka di bagian kaki, Bogor, Kompas.Com -

Ambruknya girder pembangunan jembatan flyover


tol Pasuruan, Probolinggo mengakibatkan jatuhnya
korban jiwa. Satu orang tewas tertimpa ambruknya
Girder pembangunan flyover proyek tol Pasuruan-
Probolinggo di Desa Cukurgondang, Kecamatan
Grati, Kabupaten Pasuruan ambruk mengakibatkan
4 kendaraan, dua motor dan pada tanggal
29/10/2017(news.detik.com)
61
KECELAKAAN KERJA DI INDONESIA

Kecelakaan kerja di PT SI di wilayah Desa


Kadiwono Kecamatan Bulu, Minggu
(30/8/2015).

Kecelakaan kerja di proyek konstruksi


hanggar kalibrasi di kompleks Bandara
Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi 5
orang. Korban luka berjumlah 14 orang.
Senin 09 Mar 2015, 15:24 WIB

62
63
Data penyebab kecelakaan Sektor
konstruksi

-Jatuh : 26%
-Terbentur : 12 %
-Tertimpa : 9%
-Mesin dan alat : 8%
-Alat tangan : 7%
-Transport : 7%
-Lain-lain : 6%

Ref. ILO

64
PENYEBAB UTAMA KECELAKAAN KERJA
KONSTRUKSI
➢ Karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, sifat unik dimiliki
oleh setiap proyek konstruksi meskipun proyek konstruksinya sama,
karena hal ini berbeda dengan tipekal hasil produksi prabrik.

➢ Lokasi/ lingkungan kerja proyek konstruksi yang berbeda-beda


misalnya, lokasi terbuka atau tertutup, apakah berdiri di atas atau di
dalam tanah di daerah datar, daerah perbukitan, daerah pantai, di dalam
atau di atas air sungai, danau maupun di laut.

➢ Pengaruhi cuaca pada saat pelaksanaan proyek konstruksi,


pelaksanaan pada musim kemarau akan berbeda dengan pelaksanaan
dimusim penghujan.

➢ 4. Waktu pelaksanaan proyek konstruksi yang terbatas atau


waktu pelaksanaan yang panjang lebih dari 1 tahun, maka akan
65
dituntut dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi,
PENYEBAB UTAMA KECELAKAAN KERJA
KONSTRUKSI

➢ Tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proyek


konstruksi, seberapa besara kompetensi tenaga kerja yang
dimiliki, dan jumlah tenaga kerja yang terlibat.

➢ Peralatan kerja yang digunakan pada proyek konstruksi,


spesifikasi alat, kondisi alat, safety device, pemeriksaan dan uji
alat.

➢ Matrial/ bahan yang digunakan untuk proyek konstruksi, jenis


B3, kandungan pengaruh bahan kimia terhadap manusia,
peledakan dan kebakaran,

➢ Metode kerja pelaksanaan proyek, kebijaksanaan dan


komitmen manajemen, sistem pengawasan dan pelaporan,
evaluasi dan pencegahan kecelakaan
66
FAKTOR LAIN PENYEBAB KECELAKAAN
KERJA PROYEK KONSTRUKSI

➢ Lemahnya pengawasan K3
➢ Kurang memadainya kualitas dan
kuantitas ketersediaan peralatan
pelindung diri
➢ Penggunaan metode pelaksanaan yang
kurang tepat
➢ Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3
konstruksi
➢ Kurang disiplinnya para tenaga kerja
dalam mematuhi ketentuan mengenai K3
67
FAKTOR LAIN PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
PROYEK KONSTRUKSI

➢ Tidak ada identifikasi bahaya yang


digunakan dalam penyusunan program
pengendalian bahaya umumnya berupa
HIRADC atau IBPPR
❖ Hazards Identification, Risk Assessment and Determining Controls
❖ Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko

➢ Tidak dibuat terlebih dahulu Job


Safety Analisis (JSA) setiap pekerjaan
yang akan dikerjakan
➢ Tidak ada rencana K3 dan tidak
memiliki prosesdur K3
68
K3 PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI

69
STRATEGI IDENTIFIKASI BAHAY PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI

BQ
JSA C
H
JSA E
C
WBS HIRADC JSA K
L
JSA I
S
JSA T

70
K3 PADA PEKERJAAN TANAH

71
72
K3 PADA PEKERJAAN PEMANCANGAN
PONDASI TIANG PANCANG

IDENTIFIKASI BAHAYA PENGENDALIAN RISIKO


• CRANE AMBALAS • LANDASAN CRANE KUAT
• KABEL PUTUS • KABEL MASIH BAIK
• ALAT TERGULING • KAPASITAS ALAT SESUAI DAN POSISI ALAT
• PEKERJA TERBENTUR KOKOH
• TIANG PANCANG LEPAS • TALI DAN IKATAN KUAT MEMENUHI SYARAT
• OPERATOR KOMPETEN

73
K3 PADA PEKERJAAN LIFTING

SEBUAH RENCANA PENGANGKATAN YANG


KOMPREHENSIP MULAI DARI PROSEDUR, GAMBAR
DAN OPERATOR, SPESIFIKASI ALAT & PERALATAN
ANGKAT YANG DIPERLUKAN UNTUK MENILAI SECARA
AKURAT SEMUA FAKTOR BEBAN DAN FAKTOR-FAKTOR
PENTING YANG BERKAITAN DENGAN PROSES
PENGANGKATAN.
Permen Naker No: PER.09/MEN/VII/2010 TENTANG
JENIS PESAWAT ANGKAT
74
BEKERJA DENGAN AMAN DALAM
PENGANGKATAN
• HINDARI KESALAHAN PEMILIHAN ALAT ANGKAT
(CRANE)
• PERSIAPKAN DENGAN BAIK TEMPAT KERJA
• TIDAK MEMBERIKAN TEKANAN KEPADA CRANE CREW
UNTUK MELAKUKAN PENGANGKATAN BEBAN BERAT
MENDEKATI ATAU MELEBIHI KAPASITAS CRANE
• MELAKUKAN PENGANGKATAN DENGAN PROSEDUR
YANG BENAR:
• BEBAN YANG DITANGGUNG CRANE TIDAK
MELEBIHI SWL (SAFE WORKING LOAD)
• REGING YANG BETUL
• RADIUS KERJA DAN SUDUT BOOM AMAN
• ELEVASI AMAN
• KECEPATAN ANGIN
• JARAK AMAN ALIRAN LISTRIK
• KERATAAN DAN TEKANAN TANAH

75
KECEPATAN ANGIN PADA LIFTING

76
JENIS RISIKO PADA LIFTING

77
K3 PADA PEKERJAAN PERANCAH

WAKTU
7
K3 Pekerjaan Beton
Identifikasi
bahaya:
• Iritasi kulit Pengendalian Risiko:
• Tersengat listrik ➢ Sarung tangan, sepatu, helmet,
• Kejatuhan benda baju rapat
• Jatuh ➢ Instalasi harus memenuhi
• Tertusuk besi, paku syarat/standard
• Hubungan pendek listrik,
➢ Gunakan helmet, safety shoes
•• Saling
Bungamengingatkan
api Pek las besi beton,
➢ Pagar pelindung, safety
• Koordinasi
net/deck, harness
• Pergantian kerja & shift
➢ Tutup/lindungi ujung besi,
• Kesesuaian kapasitas alat
singkirkan paku
• Struktur penunjang
➢ Kabel harus terisolasi rapat
• Penerangan di malam hari
• Terpal pelindung jika hujan
➢ Gunakan tabir pelindung
• Pengamanan bahaya jatuh
7
K3 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
Identifikasi bahaya :
Pada saat erection baja/beton, perhatikan: • Komponen jatuh

!
➢ Kapasitas Alat & Berat Beban apakah sesuai • Sambungan lepas,
➢ Kestabilan barang yang diangkat • Sling putus
➢ Kestabilan alat angkat.
• Tertimpa benda jatuh
• Jatuh dari ketinggian
• Mesin las terbakar
• Baut patah lelah, dll
Pengendalian Risiko:
➢ Pastikan sling kuat/k’sitas alat kuat
➢ Pastikan sambungan kuat
➢ Pastikan sling msh laik pakai
➢ Gunakan APD yang sesuai
➢ Gunakan safetynet & harness
➢ Pastikan kelaikan instalasinya
➢ Pasang baut sesuai standar

80
Terima Kasih

Hp.0818182311
Email: kusumods@gmail.com
8
10/27/2019 Disusun Oleh: Ir.Kusumo DS,MSi, CSP 82

Anda mungkin juga menyukai