PENDAHULUAN
a. Beban
b. Kualitas Bahan
Baja kayu
d. Perilaku Bahan
salah benar
Selanjutnya, hal-hal mengenai jenis dan sifat tumpuan akan dibahas lebih
terperinci dalam bab-bab berikutnya. Semua hal-hal di atas digunakan sebagai
pertimbangan awal bahwa struktur tersebut adalah aman.
Gantungan
Struktur yang berbeda dapat digunakan atas pertimbangan berbagai hal. Jika
pemindahan/penerusan beban ke tanah lebih langsung, maka struktur lebih ekonomis
(bahan yang digunakan lebih sedikit).
Dalam perhitungan struktur, hal-hal yang paling mendasar yang harus mendapat
perhatian adalah:
a. Struktur harus “Seimbang” (tidak bergerak)
Hal ini dapat terjadi jika beban total yang bekerja diimbangi oleh gaya reaksi
pada tumpuan.
1 1 1 1
A B
2.1 Umum
Gaya (luar dan dalam) tidak dapat dilihat atau dirasakan, namun yang dapat dilihat
dan dirasakan adalah akibat yang ditimbulkan oleh gaya itu sendiri. Akibat yang
ditimbulkan dapat berupa pergeseran atau perputaran. Sebuah gaya dapat ditentukan oleh
ukuran, jurusan dan tempatnya. Gaya dapat ditentukan dengan huruf “P”, kecuali huruf
“K” dan “R” masing-masing untuk gaya tekuk dan resultan. Nilai atau besaran gaya bisa
dalam kg, ton, Newton (N), Kilonewton (kN). Jika ada beberapa gaya kita dapat
menandainya dengan P1, P2, P3 dst. Gaya juga dapat digambar dengan garis lurus
berskala dengan ujung bertanda panah sesuai arahnya (disebut Grafis dengan skala 1 cm
= 1 ton, atau dengan skala lainnya).
Gambar 2.1
Garis kerja gaya dapat ditentukan oleh dua dari empat nilai berikut:
a, b, r dan α (misalnya hanya oleh a dan b atau a dan r atau α dan a), sedangkan ukuran
dari gaya P ditentukan dalam kg, ton, N atau kN.
Kita boleh mengubah suatu gaya dalam arah garis kerjanya tanpa mengubah akibatnya
+y Py P
Px
A(x,y)
r b
α
+x
O(0,0)
a
Gambar 2.2
Dari tiga nilai yang diberikan untuk menentukan suatu gaya, dua nilai berasal dari
geometri, yaitu nilai yang diperlukan untuk penentuan garis kerja dan satu nilai yang
berasal dari nilai statika, yaitu ukuran gaya.
Kita juga dapat menentukan suatu gaya P dari komponen gaya horisontal (Px)
dan komponen gaya vertikal (Py) atau oleh Momen (M) dari gaya P terhadap titik
kordinat O.
Maka boleh dikatakan bahwa:
Px = P cos α
Py = P sin α
............................................................................ (1)
M = P.r
................................... (3)
+y
Ry R
Py1 P1
Py2 P2
α1
α2 αR +x
........................... (4)
Px1 Px2 Rx
Gambar 2.3
Kita juga bisa membagi suatu gaya resultan (R) menjadi dua gaya P 1 dan P2
dengan garis kerja masing-masig P sudah diketahui.
Ry R
P2
.... (5)
α1
α2 αR +x
Selanjutnya kita dapat
Rx
menentukan Rx dan Ry
Gambar 2.4
...................... (6)
P1
P2
α1
α2
α3 α4
αR
P3 P4
R1-4
Gambar 2.5
II. Menjumlahkan semua komponen Pxi dan Pyi dengan memperhatikan tanda +/-, dan
hasilnya adalah Rx dan Ry, menurut rumus sebagai berikut:
Pada sudut αR harus diperhatikan dengan khusus tanda (+/-) dari komponen
masing-masing. Kemungkinan nilainya adalah sebagai berikut:
P1 R P2
d a b
c l
Gambar 2.6
Atau dengan kata lain: Momen resultan MR menjadi sama dengan momen gaya MP
masing-masing.
Syarat persamaan momen ini berlaku tidak hanya pada dua gaya yang sejajar melainkan
pada lebih dari dua gaya yang sejajar, misalnya:
Dengan beberapa gaya sejajar:
P1 P3 P4
P2 R
a3
a2
a1
aR
Gambar 2.7
Perhitungan:
R
Ry P2
Py2
Py1 P1
Kutub O Rx
Px1 Px2
a b
Gambar 2.8
Selanjutnya kita dapat menetukan:
dan
Untuk menentukan R pada jurusan dan tempatnya kita memilih kutub O pada
garis sumbu x dengan hasil bahwa momen ordinat ordinat menjadi 0 (nol) oleh karena
jarak tangkai pengungkit dengan titik kutub sama dengan 0 (nol).
Jarak a antara kutub O dengan dan resultante R dapat kita tentukan menurut rurmus:
P1 P2 P3
Cara menyelesaikannya pada prinsipnya sama seperti dua gaya yang tidak sejajar.
Pada penentuan jurusan dan tempat resultante R, kita melihat contoh dengan beberapa
gaya yang sejajar.
Rumusnya adalah:
kemudian:
M = P.a
P Jarak “a” yang dimaksud adalah jarak
terdekat antara garis kerja gaya P
dengan kutub D, yaitu satu garis yang
melalui kutub D memotong tegak lurus
garis kerja gaya P.
DV
DH
P
P RH M
DV = 0
=0
DH = 0
RV
RH
R RV
b. Tumpuan Rol
Konstruksi Simbol dalam statika:
RV
c. Tumpuan Jepit
Konstruksi Simbol dalam statika:
P P
M M RH
R RV
P P
M
RAH RAH
Dengan mudah dapat diperiksa bahwa benda kaku ini tidak dapat bergerak
(seimbang).
Dan dari dua hal tersebut di atas kita dapatkan bahwa:
DV = 0 dapat juga dituliskan sebagai ∑V = 0
DH = 0 dapat juga dituliskan sebagai ∑H = 0
= 0 dapat juga dituliskan sebagai ∑M = 0
Telah kita ketahui bahwa dengan syarat-syarat keseimbangan ini dimungkinkan
menghitung gaya-gaya reaksi dari suatu struktur
Jika untuk sebuah benda kaku kita dapatkan lebih banyak gaya-gaya
perlawanan daripada jumlah minimumnya 3 (tiga) yang diperlukan dalam
keadaan seimbang maka kita berbicara masalah Sistem StatisTak Tentu
PV P
M
RAH PH
Statis tak tentu
Benda kaku
RAV RBV Empat Gaya reaksi
RAH RBH
Statis tertentu
Benda tidak kaku
RAV RBV (kabel)
P
Contoh:
Hitung reaksi yang diperlukan dengan menggunakan syarat-syarat keseimbangan di
bawah ini:
∑V = 0
∑H = 0
∑M = 0
Catatan: Pertama kali kita pilih arah positif untuk RAH; RAV; RBH dan M
Jika setelah perhitungan dilakukan didapatkan hasil dengan tanda “+”
maka arah yang dipilih adalah benar, dan jika hasil yang diperoleh
bertanda “ - “ berarti R bekerja dengan arah yang berlawanan dengan
arah yang dipilih tadi arah R harus segera dibalik
∑MA = 0
RAV RBV
-RBV.4 + 10 kN.2,0 m = 0 .........(3a)
atau
2,0 m 2,0 m ∑MB = 0
RAV.4 - 10 kN.2,0 m = 0 ..........(3b)
Dari 3b) didapat RAV = 5 kN
Dari 2) didapat RAV = 5 kN
Dari 1) dan 3a) didapat RAV = 5 kN
Contoh (2):
∑V = 0
10 kN RAV – 10 kN = 0 RAV = 10 kN
M
RAH 5 kN ∑H = 0
RAH – 5 kN = 0 RAH = 5 kN
RAV
∑MA = 0
-M + 10 kN.2,0 m M = 20 kNm
RAV
2,0 m 2,0 m
Gaya-gaya luar
Gaya-gaya dalam.
Gaya-gaya yang bekerja dibagian dalam sebuah struktur, atau pada elemen-
elemen struktur disebut gaya-gaya dalam.
Elemen-elemen sebuah struktur harus cukup kuat untuk menahan gaya-gaya dalam yang
bekerja sehingga struktur aman.
Untuk menjaga satu bagian dari sebuah benda kaku tetap pada posisinya kita harus
memasukkan beberapa gaya (M ; L ; N) yang secara nyata diberikan oleh bagian lainnya.
(Lihat contoh di bawah).
Contoh soal
10 kN. 10 kN
A 55 kN
t. B 5 kN A 5 5kN
t. B
5 kN
5 kN 5 kN 5 kN
5 kN
2M 2M
1M 3M
LX MX MX LX 10 kN
5 kN
t. A 55kN
t. B
NX NX
5 kN 5 kN
1M 3M
Kita dapat menentukan gaya-gaya dalam pada titik yang lain dengan membuat bagan
gambar Freebody lainnya, sesuai dengan cara yang telah ditentukan.
Gaya besar dalam/gaya lintang LX menahan gerakan luncur bagian kiri relatif
terhadap bagian kanan
LX
NX
N
MXX
Jika setelah perhitungan kita dapatkan suatu nilai positif tanda ( + ) maka arah gaya
dalam adalah sama seperti semula.
Variasi gaya-gaya dalam, sebuah struktur dapat kita temui dengan membagi struktur
tersebut menjadi Freebody-freebody.
Contoh ( 1 ).
10 kN
A B
5 kN 5 kN
3M 3M
RAV RBV
3M 3M
MX
+ LX - RAV = 0
A + LX - 5 = 0 LX = 5 kN
NX
LX + MX - RAV.0 = 0
RAV + MX - 5.0 = 0 MX = 0 kNm.
MX + LX - RAV = 0
A + LX - 5 = 0 LX = 5 kN
NX
LX
RAV + MX - RAV.3 = 0
10 kN
+ MX - 5.3 = 0 MX = 15 kNm.
MX
A + LX - RAV + 10 = 0
NX + LX - 5 + 10 = 0 LX = - 5 kN
LX
RAV
3 M. + MX - RAV.3 = 0
+ MX - 5.3 = 0 MX = 15 kNm.
MX + LX + RBV = 0
LX
B + LX + 5 = 0 LX = - 5 kN
NX
+ MX - RBV.0 = 0
RBV
+ MX - 5.0 = 0 MX = 0 kNm.
MX LX
B + LX + RBV = 0
NX + LX + 5 = 0 LX = - 5 kN
RBV + MX - RBV.3 = 0
10 kN + MX - 5.3 = 0 MX = 15 kNm.
MX LX B
+ LX + RBV - 10 = 0
NX
+ LX + 5 - 10 = 0
RBV LX = + 5 kN
3 M. + MX - RBV.3 + 10.0 = 0
+ MX - 5.3 + 10.0 = 0
MX = 15 kNm.
Diagram LX
+ RBV = - 5 kN
RAV = 5 kN
-
Diagram MX
+ + 15 kNm.
RAV
6,00 m. Σ MB = 0
MX
RBV RAV.6 - q.6.1/2.6 = 0
A RAV.6 - 10.6.1/2.6 = 0
NX RAV = 30 kN.
RAV LX
ΣV = 0
x
RAV + RBV - 10.6 = 0
10.1 RBV = 60 - 30 = 30 kN.
MX
A NX ΣH = 0
RAH = 0
RAV LX
1 m.
10.2
MX
A NX
RAV LX
2 m.
10.3
MX
A NX
LX
RAV
3 m.
30 20 10 (-)
Bidang “ M “
0
(+)
25
40
45
Lx = 0 Mx = MMAX
Jika bekerja beban horizontal PH, beban tersebut akan bekerja dari titik kerjanya
sampai pada perletakan yang “diam“ (dalam hal ini adalah tumpuan/perletakan jepit
atau sendi) sebagai gaya normal “N“.
(+) (+)
(-) (-)
(+) (+)
(-) (-)
(+) (+)
parabola parabola
(+)
(-)
(+)
q = 10 kN/m’
A B
RAV
6,00 m.
RBV
MX
A
NX
LX
RAV Qx
Jika beban dan struktur simetris, Mx dapat dihitung separuh bentang, kemudian gambar
dibuat simetris pula antara kiri dan kanan.
ΣVx = 0
+ Lx - AV + Qx. = 0
+ Lx = 30 - 10.x. 0≤x≤6 ( persamaan linear/garis lurus )
30 20 10 (-)
RBV
Bidang “ M “ ( kNm.)
0
(+)
25 Mmax.
40
45
Contoh ( 3 ) :
Balok sederhana dengan kantilever.
x
q = 10 kN/m’
A B’
x B
RAV
6,00 m. 2,00 m.
RBV
MX
A NX
MX
RAV Qx LX
NX B’
xkr. LX Qx
xkn.
Penyelesaian :
1. Reaksi perletakan :
2. Perhitungan Bidang M, L
Bagian A-B
Σ Mx = 0
+ Mx - RAV.x + Qx. ½ .x = 0
Mx = 26,667.x - 10.x. ½.x
Mx = 26,667.x - 5 x2 0 ≤ x ≤ 6
Untuk : x=0 ; Mx = 0 tm.
x=1 ; Mx = + 21,667 kNm.
x=2 ; Mx = + 33,334 kNm.
x=3 ; Mx = + 35,001 kNm.
x=4 ; Mx = + 26,668 kNm.
x=5 ; Mx = + 8,335 kNm.
x=6 ; Mx = - 20,000 kNm.
Σ Vx = 0
+ Lx - RAV + Qx. = 0
Lx = + 26,667 - 10.x ( linear ) 0≤x≤6
Untuk : x=0 ; Lx = + 26,667 kN.
x=6 ; Lx = - 33,333 kN.
Bagian B’- B
Σ Mx = 0
+ Mx + Qx. ½ .x = 0
Mx = - 10.x. ½.x
Mx = - 5 x2 (parabola dengan 0 ≤ x ≤ 2)
2,667 m.
+ 26,667 kN. + 20,000 kN.
Bidang “L”
- 33,333 kN.
- 20,000 kNm.
Bidang “M”
+ Mmax
P1 = 40 kN. P2 = 10 kN.
q = 10 kN/m’
PH = 20 kN.
R AH A B’
x C B x
RAV
6,00 m. 2,00 m.
RBV
3,00 m.
MX
A NX
MX
RAV Qx LX
NX
x.
P1 = 40 kN. LX
MX xkn.
RAH PH = 20 kN.
A
NX
LX
RAV Q
(x – 1,5)
x
Penyelesaian :
1. Reaksi perletakan :
Σ MB = 0
RAV.6 - q.3.4,5 – P1.3 + P2.2 = 0
RAV = ( 10.3.4,5 + 40.3 – 10.2 )/6 = 39,167 kN.
Σ MA = 0
- RBV.6 + P2.8 + P1.3 + q.3.1,5 = 0
RBV = ( 10.8 + 40.3 + 10.3.1,5 )/6 = 40,833 kN.
Kontrol :
ΣV = 0
RAV + RBV - P1 – P2 – q.3 = 0
39,167 + 40,833 – 40 – 10 – 10.3 = 0
0 = 0 ; O.K.!
2.2.Bagian C - B
Σ Mx = 0
+ Mx - RAV.x + Q. ( x – 1,5 ) + P1 . ( x – 3 ) = 0
Mx = + 39,167.x – 10.3. ( x – 1,5 ) – 40. ( x – 3 )
Mx = - 30,833.x + 165 ( linear ) 3≤x≤6
Untuk : x=3 ; Mx = + 72,501 kNm.
x=6 ; Mx = - 19,998 kNm.
Σ Vx = 0
+ Lx - RAV + Q + P1 = 0
Lx = 39,167 - 10.3 - 40
3. Gambar Bidang M, L
Perhitungan Mmax dan tempat kedudukannya.
Dari bagian A – B
Persamaan bidang M ;
Mx = 39,167.x - 5 x2
dMx /dx = 0 = Lx ( Pada saat Lx = 0, momen “M” = max )
0 = 39,167 - 10.x
x = 3,9167 m. dari perletakan A
Nilai x berada diluar batas persamaan Mx, maka Mmax berada pada x = 3
+ 39,167 kN.
3,00 m.
+ 10,000 kN.
+ 9,167 Bidang “L”
+ 72,501 kNm.
Contoh ( 5 ) :
Balok sederhana dengan beban segi tiga.
qmax = 10 kN/m’
A B
C B
RAV
6,00 m.
RBV
Y
MX
A
NX
Qx LX
RAV
X/3
x
Penyelesaian :
1. Reaksi perletakan :
Σ MB = 0
RAV.6 - ½.6.q.1/3.6 = 0
RAV = ( ½.6.10.1/3.6 )/6 = 10,000 kN.
Σ MA = 0
- RBV.6 + ½.6.q.2/3.6 = 0
RBV = ( ½.6.10.2/3.6 )/6 = 20,000 kN.
Kontrol :
ΣV = 0
2. Perhitungan Bidang M, L
Σ Mx = 0
+ Mx - RAV.x + Qx. 1/3 .x = 0
Mx = 10.x - 0,833.x2. 1/3 .x
Mx = 10.x - 0,278 x3 ( hyperbola ) ; 0≤x≤6
Untuk : x=0 ; Mx = 0 kNm.
x=1 ; Mx = + 9,722 kNm.
x=2 ; Mx = + 17,776 kNm.
x=3 ; Mx = + 22,497 kNm.
x=4 ; Mx = + 22,208 kNm.
x=5 ; Mx = + 15,250 kNm.
x=6 ; Mx = + 0 kNm.
Σ Vx = 0
+ Lx - RAV + Qx. = 0
Lx = + 10 - 0,833.x2 ( parabola ) ; 0≤x≤6
Untuk : x=0 ; Lx = + 10,000 kN.
x=1 ; Lx = + 9,167 kN.
x=2 ; Lx = + 6,668 kN.
x=3 ; Lx = + 2,503 kN.
x=4 ; Lx = - 3,328 kN.
x=5 ; Lx = - 10,825 kN.
x=6 ; Lx = - 20,000 kN.
2. Gambar Bidang M, L
Perhitungan Mmax dan tempat kedudukannya.
0 1 2 3 4 5 6
Bidang “M”
+
Mmax =
23,082 kNm.
+ 10,0 kN.
Bidang “N”
- 20,0 kN
3,463 m.
Contoh ( 6 ) :
Batang miring.
Sin α = 3/5
RAH α
A
4,0 m.
RAV
Langkah kerja :
1. Reaksi Perletakan ;
Σ MA = 0
- RBV.4 + P.2 = 0 RBV = 40.2 /4 = 20 kN.
ΣH= 0
RAH = 0
Σ MB = 0
+ RAV.4 – RAH.3 – P.2 = 0
RAV = 40. 2 /4 = 20 kN.
2. Perhitungan Bidang M, L
MX NX
LX
α
RAV Sin α
A α
α RAV Cos α
x
RAV
P = 40 t. MX
P Cos α NX
LX
P Sin α
α
RAV Sin α
A α
RAV Cos α
α
RAV x
3. Gambar Bidang M, L
RBV
3,0 m.
4,0 m.
16 kN.
Bidang “M”
MMAX = 40 kNm.
Bidang “N”
12 kN.
12 kN.
Contoh ( 7 ) :
Batang miring dan datar :
q
B
P1 C
RBV
P2
3,0 m.
RAH α
Ketentuan : P1 = P2 = 20 kN : q = 5 kN/m’
AB2 = 42 + 32 AB = 5 m.
Langkah kerja :
1. Reaksi Perletakan ;
Σ MA = 0
- RBV.8 + P1.2 + P2.1,5 + q.4.6 = 0
- RBV.8 + 20.2 + 20.1,5 + 5.4.6 = 0
RBV = 23,75 kN.
ΣH= 0
RAH + P2 = 0
RAH + 20 = 0
RAH = - 20 kN. (hasil negatif = berlawanan arah dari anggapan semula)
Σ MB = 0
RAV.8 - P1.6 - P2.1,5 - q.4.2 + RAH.3 = 0
RAV.8 - 20.6 - 20.1,5 - 5.4.2 + 20.3 = 0
RAV = 16,25 kN.
Kontrol :
ΣV= 0
+ RAV + RBV – P2 – q.4 = 0
+ 16,25 + 23,75 – 20 – 5.4 = 0 ........O.K.
2. Perhitungan bidang M, L, N ;
Bagian A – C ;
MX NX
RAH Sin α
LX
RAH Cos α A α
RAV Cos α
RAV Sin α α
RAV x
Untuk bagian A sampai dengan sedikit disebelah kiri beban P ( beban P belum memberikan
kontribusi terhadap Gaya lintang )
Σ Mx = 0
+ Mx - RAV.x - RAH.y = 0
+ Mx - 16,25.x - 20.x tg α = 0 ; tg α = ¾
Mx = 16,25.x + 20.3/4.x
Mx = 31,25.x (linear); 0≤x≤2
Untuk : x=0 ; Mx = 0 kNm.
x=2 ; Mx = + 62,50 kNm.
P2 Sin α
LX
P2 y
RAH Sin α P1 Sin α
P2 Cos α
RAH α
RAH Cos α A α
RAV Cos α
RAV x
Untuk bagian sebelah kanan P sampai dengan tumpuan B (beban P memberi-kan kontribusi
terhadap Gaya lintang)
Σ Mx = 0
+ Mx - RAV.x - RAH.y + P1.(x – 2) + P2 (y – 2. tg α ) = 0
+ Mx - 16,25.x - 20.x tg α + 20 (x – 2) + 20 (x tg α – 2.tg α) = 0 ; tg α= ¾
Mx = 16,25.x + 20.3/4.x – 20.(x-2) – 20.( 3/4.x – 2.3/4)
= - 3,75.x + 70 ; (linear); 2≤x≤4
Untuk : x=2 ; Mx = + 62,50 kNm.
x=4 ; Mx = + 55,00 kNm.
Bagian B – C ;
q
MX
NX
B
LX
RBV
Σ Mx = 0
+ Mx - RBV.x + q.x.1/2.x = 0
3. Gambar Bidang L, M ;
Bagian B – C ;
q
C B
RBV
Bidang “M”
- 23,75 kN.
P1
P2
3,0 m.
4,0 m.
Bidang “M”
55,00 kNm
62,50 kNm
-3,00 kN
+2,25 kN.
Bidang “N”
+6,20 kN.
Contoh ( 8 ) :
Batang miring, datar dan tegak :
q
C D
P1
1,5m.
P2 P3
1,5m.
RAH
AC2 = 42 + 32 AC = 5 m.
Langkah kerja :
1. Reaksi Perletakan ;
Σ MA = 0
- RBV.8 + P1.2 + P2.1,5 + q.4.6 - P3.1,5 = 0
- RBV.8 + 20.2 + 20.1,5 + 5.4.6 - 30.1,5 = 0
RBV = 18,125 kN.
ΣH= 0
RAH + P2 - P3 = 0
RAH + 20 - 30 = 0
RAH = 10 kN. (hasil positif = arah sesuai anggapan semula)
Σ MB = 0
RAV.8 - P1.6 + P2.1,5 - q.4.2 - RAH.0 – P3.1,5 = 0
RAV.8 - 20.6 + 20.1,5 - 5.4.2 - 30.1,5 = 0
RAV = 21,875 kN.
Kontrol :
ΣV= 0
+ RAV + RBV – P2 – q.4 = 0
+ 18,125 + 21,875 – 20 – 5.4 = 0 ........O.K.
2. Perhitungan bidang M, L, N ;
Bagian A – C ;
MX NX
RAH Sin α
LX y
RAH α
RAV x
Untuk bagian A sampai dengan sedikit disebelah kiri beban P ( beban P belum memberikan
kontribusi terhadap Gaya lintang )
Σ Mx = 0
+ Mx - RAV.x + RAH.y = 0
+ Mx - 21,875.x + 10.x tg α = 0 ; tg α = ¾
Mx = 21,875.x - 10.3/4.x
Mx = 14,375.x (linear); 0≤x≤2
Untuk : x=0 ; Mx = 0 kNm.
x=2 ; Mx = + 28,750 kNm.
P1
MX
P1 Cos α NX
P2 Sin α
LX
P2 y
RAH Sin α P1 Sin α
P2 Cos α
RAH α
RAH Cos α A α
RAV Cos α
RAV Sin α α
Untuk bagian sebelah kanan P sampai dengan titik C (beban P memberi-kan kontribusi
terhadap Gaya lintang)
Σ Mx = 0
+ Mx - RAV.x + RAH.y + P1.(x – 2) + P2 (y – 2. tg α ) = 0
+ Mx - 21,875.x + 10.x tg α + 20 (x – 2) + 20 (x tg α – 2.tg α) = 0 ; tg α= ¾
Mx = 21,875.x - 10.3/4.x – 20.(x-2) – 20.( 3/4.x – 2.3/4)
= - 20,625.x + 70 ; (linear); 2≤x≤4
Untuk : x=2 ; Mx = + 28,75 kNm.
x=4 ; Mx = - 12,50 kNm.
q
MX
NX D
LX
1,5 m
P3
1,5 m
B
Σ Mx = 0
+ Mx - RBV.x + q.x.1/2.x + P3.1,5 = 0
+ Mx = + 18,125.x – 2,5.x2 – 30.1,5 ; ( parabola ) ; 0≤x≤4
Untuk : x=0 ; Mx = - 45,00 kNm.
x=1 ; Mx = - 29,375 kNm.
x=2 ; Mx = - 18,75 kNm.
x=3 ; Mx = - 13,125 kNm.
x=4 ; Mx = - 12,50 kNm.
Bagian B – D ;
NX
Σ Nx = 0 (Berimpit dengan sumbu batang)
LX + Nx + RBV = 0
B Lx = 0
RBV
LX
D M ; L ; N di titik D
MX
1,5 m.
+ Mx + P3.1,5 = 0
1,5 m. Lx = + 30,00 kN
+ Nx + RBV = 0
B
Nx = - 18,125 kN ; (tekan)
RBV
3. Gambar Bidang L, M ; N
Bagian A – C ;
P1
P2
3,0 m.
RAH
α
- 12,50 kNm
Bidang “M”
0,00 kNm.
28,75 kNm
Bidang “L”
-16,50 kN.
+11,50 kN.
- 25,125 kN.
Bidang “N”
-21,125 kN.
Bagian C - D ;
q
C D
RBV
-45,00 kNm.
Bidang “M”
(-)
-12,5 kNm.
- 18,125 kN.
-30,00 kN.
(-)
Bidang “N”
Bagian B – D ;
P3 1,5 m.
1,5 m.
B
Bidang “M” Bidang “L” Bidang “N”
RBV