Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK BAHAYA K3 (Risk

Assessment)

RUMAH SAKIT
PB. CHARITAS No. Dokumen No. Revisi Halaman
K3RS.05/12 0 1/2
BELITANG
Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal terbit
SPO
10 Maret 2017
dr. Yanto Taslim, MARS
Pengertian 1. Bahaya K3 merupakan sumber atau situasi, kondisi/keadaan,
perilaku/keadaan, dimana terdapat potensi merusak, berupa
cidera atau sakit pada manusia, kerusakan pada harta benda,
kerusakan pada lingkungan kerja atau kombinasi darinya.
2. Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan dan konsekuensi atas
suatu kejadian bahaya tertentu.
3. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan
mengakibatkan kepada kematian, penyakit akibat kerja, cidera,
kerusakan property atau kehilangan lainnya.
4. Insiden adalah keadaan yang menimbulkan kecelakaan atau
memiliki potensi terjadinya kecelakaan.
5. Risiko yang ditoleransi adalah risiko yang timbul dan dapat
berisiko terjadinya bahaya , namun dapat ditoleransi oleh bagian
K3.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memastikan setiap
kegiatan identifikasi dan penilaian aspek lingkungan serta bahaya
K3 dalam pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (SMK3) di RS. PB. Charitas Belitang.
Kebijakan Berdasarkan SK Direktur No. 147/SK/PBCB/III/2016 tanggal 24
Maret 2016 tentang Kebijakan Pelayanan K3RS di Rumah Sakit
Panti Bhaktiningsih Charitas Belitang – “Tim K3 bertugas
mengkoordinasi program dengan satuan kerja terkait keselamatan
dan keamanan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan program serta
melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan”.
Prosedur 1. Setiap unit kerja di RS. PB. Charitas Belitang melakukan
identifikasi bahaya dan risiko K3 dari aktivitas, jasa dan fasilitas.
IDENTIFIKASI DAN PENILAIAN ASPEK BAHAYA K3 (Risk
Assessment)

RUMAH SAKIT
PB. CHARITAS No. Dokumen No. Revisi Halaman
K3RS.05/12 0 2/2
BELITANG
Prosedur 2. Jika ada suatu perubahan baru terhadap aktivitas, jasa, dan
fasilitas, maka unit kerja terkait harus melakukan identifikasi
terhadap bahaya dan risiko K3 dari perubahan tersebut, serta
memastikan pengendaliannya sudah ditetapkan sebelum
diimplementasikan.Masing-masing unit kerja melakukan
penilaian risiko berdasarkan metode yang ditetapkan.
Masing-masing unit kerja menentukan apakah risiko merupakan
risiko penting K3 dan melakukan evaluasi terhadap risiko
penting tersebut.
3. Masing-masing unit kerja harus mengimplementasikan,
mendokumentasikan dan selalu memperbaharui hasil identifikasi
bahaya dan risiko K3.
4. Masing-masing unit kerja melakukan peninjauan terhadap
bahaya dan risiko penting K3 jika:
- Terjadi perubahan terhadap aktivitas, jasa, dan fasilitas,
- Terjadi kecelakaan kerja, atau
- Satu kali dalam setahun, jika tidak ada perubahan seperti yang
di atas.
5. Aspek bahaya K3 yang dinyatakan penting akan
dikendalikan.Pengendaliannya dapat berupa :
6. Penetapan program, atauPengendalian operasional yang
mencakup fasilitas, dokumen kerja dan APD.
7. Dalam penetapan program harus :
- Sesuai dengan Kebijakan RS PB Charitas; Pencegahan
Pencemaran Lingkungan, Penyakit Akibat Kerja dan
Kecelakaan Kerja; serta perbaikan berkesinambungan.
- Ditetapkan pada tingkat unit kerja yang sesuai.
8. Masing-masing unit kerja melakukan pemantauan atas status dan
efektivitas sasaran/program yang ditetapkan.
Unit terkait 1. Unit K3RS
2. Semua Unit

Anda mungkin juga menyukai