com
HIRA
(HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT) ASPEK KESEHATAN
AGENDA
TUJUAN:
1. Memahami cara mengenali bahaya, menilai risiko dan mengendalikan yang berhubungan
dengan aspek kesehatan
2. Dapat membantu area owner melakukan HIRA di area kerja masing-masing
3. Refreshment untuk lingkungan kerja
2
HIRA
3
APAKAH HIRA?
1. Analisa risiko dengan form HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) tiap departemen
2. PIC yang berkompeten di departemen memiliki peran membuat HIRA
3. Pimpinan dan PIC Area mengevaluasi HIRA min. 1 tahun sekali dan/atau jika terjadi
kecelakaan kerja, jika ada perubahan atau penambahan proses kerja dan bahan baku
4. Perusahaan mengidentifikasi, merencanakan, dan menerapkan pemenuhan peraturan dan
ketentuan LK3 yang terkait dengan seluruh kegiatan produk dan jasa yang dilakukan
4
SIMULASI SEDERHANA PADA HIRA
SUMBER BAHAYA
6
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN SUMBERNYA
Bahaya Fisik Bahaya Kimia Bahaya Biologis Bahaya Ergonomi Bahaya Psikologis
• Bahan yang
berbahaya, Beracun, • Stress, Intimidasi,
• Kebisingan, Suhu, Kekerasan, Emosi
Reaktif, Mudah • Posisi Kerja / Postur,
Cahaya / Penerangan, Negatif, Pelecehan,
menyala, Mudah • Virus, Bakteri, Jamur, Pengangkatan
Radiasi, Ketinggian,
meledak, Iritan, Tanaman, Hewan Pengucilan
Konstruksi manual / Manual
Korosif, Radioaktif
(infrastruktur), Listrik, Handling, Repetitif /
Getaran, Ruang Gerakan Berulang,
terbatas, dll Desain tempat
kerja/alat/mesin, dll
7
LINGKUNGAN KERJA-PERMENAKER 05/2018
Faktor Fisika adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat fisika, disebabkan oleh
penggunaan mesin, peralatan, bahan dan kondisi lingkungan di sekitar Tempat Kerja yang dapat menyebabkan gangguan
dan penyakit akibat kerja pada Tenaga Kerja, meliputi Iklim Kerja, Kebisingan, Getaran, radiasi gelombang mikro, Radiasi
Ultra Ungu (Ultra Violet), radiasi Medan Magnet Statis, tekanan udara dan Pencahayaan.
Faktor Kimia adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat kimiawi, disebabkan oleh
penggunaan bahan kimia dan turunannya di Tempat Kerja yang dapat menyebabkan penyakit pada Tenaga Kerja,
meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap dan partikulat.
Faktor Biologi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat biologi, disebabkan oleh
makhluk hidup meliputi hewan, tumbuhan dan produknya serta mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit
akibat kerja
Faktor Ergonomi adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja, disebabkan oleh ketidaksesuaian
antara fasilitas kerja yang meliputi cara kerja, posisi kerja, alat kerja, dan beban angkat terhadap Tenaga Kerja.
Faktor Psikologi adalah faktor yang mempengaruhi aktivitas Tenaga Kerja, disebabkan oleh hubungan antar personal
di Tempat Kerja, peran dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.
8
CONTOH BAHAYA KESEHATAN DI AREA KERJA
ISBB (0C)
Pengaturan
No. Waktu Kerja Beban Kerja
Setiap Jam
Ringan Sedang Berat
1 75% - 100% 31,0 28,0 -
2 50% - 75% 31,0 29,0 27,5
3 25% - 50% 32,0 30,0 29,0
4 0% - 25% 32,2 31,1 30,5
10
BAHAYA FISIK
Kebisingan
Penggunaan Tunggal (Earplug atau Earmuff) Penggunaan Ganda (Gabungan Earplug dan Earmuff)
NRR earplug: 25 dBA NRR earplug: 22 dBA
NRR earmuff: 29 dBA
Tingkat reduksi kebisingan= (NRR - 7)/ 2
Tingkat reduksi kebisingan= ((NRR* - 7)/ 2)+5
(25 - 7)/ 2 = 9 dBA ((29-7)/2) + 5= 16 dBA
Jadi, 98 dBA - 9 dBA= 91 dBA Jadi, 98 dBA- 16 dBA= 82 dBA (sudah memenuhi NAB)
Catatan: *NRR yang memiliki nilai tertinggilah yang digunakan
dalam perhitungan 11
BAHAYA FISIK
Pencahayaan
12
BAHAYA KIMIA
13
LINGKUNGAN KERJA-BAHAYA ERGONOMIS
a. Pengukuran dan pengendalian Faktor Ergonomi harus dilakukan pada Tempat Kerja yang memiliki
potensi bahaya Faktor Ergonomi.
b. Potensi bahaya Faktor Ergonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
• cara kerja, posisi kerja, dan postur tubuh yang tidak sesuai saat melakukan pekerjaan;
• desain alat kerja dan Tempat Kerja yang tidak sesuai dengan antropometri Tenaga Kerja; dan
• pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja.
c. Jika hasil pengukuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat potensi bahaya harus dilakukan
pengendalian sehingga memenuhi standar.
d. Pengendalian dilakukan dengan:
• menghindari posisi kerja yang janggal;
• memperbaiki cara kerja dan posisi kerja;
• mendesain kembali atau mengganti Tempat Kerja, objek kerja, bahan, desain Tempat Kerja, dan
peralatan kerja;
• memodifikasi Tempat Kerja, objek kerja, bahan, desain Tempat Kerja, dan peralatan kerja; e.
mengatur waktu kerja dan waktu istirahat;
• melakukan pekerjaan dengan sikap tubuh dalam posisi netral atau baik; dan/
14
LINGKUNGAN KERJA – BAHAYA ERGONOMIS
MANUAL HANDLING
15
LINGKUNGAN KERJA – BAHAYA ERGONOMIS
MANUAL HANDLING
16
LINGKUNGAN KERJA-PSIKOSOSIAL
Permenaker05/2018
17
Kondisi Pekerjaan yang Mempengaruhi Stress
18
MENILAI RISIKO
19
MENILAI RISIKO
Penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko-risiko yang diakibatkan adanya bahaya-bahaya, dengan memperhatikan kecukupan
pengendalian yang dimiliki, dan menentukan apakah risikonya dapat diterima atau tidak.
10 11 12 13
Sangat Sering Harian 5 Hampir pasti terjadi Pernah terjadi >1x dalam 1 tahun 5 20 < x ≤ 25 5
Sering Mingguan 4 Sangat mungkin terjadi Pernah terjadi 1x dalam 1 tahun 4 14 < x ≤ 19 4
Kadang-kadang Bulanan 3 Bisa Terjadi* Pernah terjadi 1x dalam 2-4 tahun 3 8 < x ≤ 13 3
Sangat Jarang Tahunan 1 Hampir Tidak Terjadi Pernah terjadi 1x dalam >5 Tahun 1 1<x≤3 1
*Pernah terjadi di tempat lain
Severity/Tingkat Keparahan
Tingkat Risiko Deskripsi
Injury Enviroment Fire Property Damage Reputation Regulation Health
20
bekerja
dan masih di lokasi proses
• Bahaya sudah saya kendalikan sampai level risiko aman,
• Memahami prosedur kerja aman
KENDALIKAN • Memastikan peralatan keselamatan berfungsi dan digunakan
• Menggunakan APD yang layak dan sesuai standar
• Menetapkan program pengendalian bahaya berdasarkan temua
dilapangan
21
MENGENDALIKAN BAHAYA
Source : www.bizmanualz. /
safetysignsandnotices.co.uk 23
CONTOH BAHAYA KESEHATAN DI AREA KERJA
Area Pengendalian
24
25
CONTOH MENGAPLIKASIKAN HIRA
ASPEK KESEHATAN
CONTOH HIRA (HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT)
1 2 3 4 5 6 7 8
N – Normal : Aspek atau kegiatan yang biasa terjadi didukung oleh prosedur
dan peralatan yang memadai.
A – Abnormal : Aspek yang tidak biasa terjadi dari kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
prosedur atau aspek yang terjadi akibat adanya aktivitas yang tidak sesuai
prosedur atau tidak didukung oleh peralatan yang memadai.
E – Emergency : Kegiatan yang dilakukan untuk mitigasi kondisi supaya tidak menjadi lebih
parah.
CONTOH HIRA (HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT)
9 10 11 12 13 14 15 16
Engineering: Shock absorben pada unit,
maintenance loader rutin,
ADM : Istirahat kerja setiap 2 jam sekali,
inspeksi loader setiap hari, training bahaya
kesehatan di tempat kerja
Pengendalian Yang Ada Saat Ini (Eliminasi, PROBABILITAS (P) Tingkat Keparahan Risiko
Substitusi, Engineering, Administrasi & APD)
Level Risiko
FP FK FPxFK (P) (S) R = PxS
9 10 11 12 13 14 15 16
Engineering: Shock absorben pada unit,
maintenance loader rutin,
ADM : Istirahat kerja setiap 2 jam sekali, 5 3 15 4
inspeksi loader setiap hari, training bahaya
kesehatan di tempat kerja
Sangat Sering Harian 5 Hampir pasti terjadi Pernah terjadi >1x dalam 1 tahun 5 20 < x ≤ 25 5
P – Nilai Probabilitas berdasarkan range matriks Sering Mingguan 4 Sangat mungkin terjadi Pernah terjadi 1x dalam 1 tahun 4 14 < x ≤ 19 4
Kadang-kadang Bulanan 3 Bisa Terjadi* Pernah terjadi 1x dalam 2-4 tahun 3 8 < x ≤ 13 3
Sangat Jarang Tahunan 1 Hampir Tidak Terjadi Pernah terjadi 1x dalam >5 Tahun 1 1<x≤3 1
*Pernah terjadi di tempat lain
CONTOH HIRA (HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT)
Pengendalian Yang Ada Saat Ini (Eliminasi, PROBABILITAS (P) Tingkat Keparahan Risiko
Substitusi, Engineering, Administrasi & APD)
Level Risiko
FP FK FPxFK (P) (S) R = PxS
9 10 11 12 13 14 15 16
Engineering: Shock absorben pada unit,
maintenance loader rutin,
ADM : Istirahat kerja setiap 2 jam sekali, 5 3 15 4 4 16 TINGGI
inspeksi loader setiap hari, training bahaya
kesehatan di tempat kerja
37
6. PERENCANAAN (6.2 SASARAN LK3 & PERENCANAAN UNTUK MENCAPAINYA)
38
STUDI KASUS
PENGENDALIAN
39
STUDI KASUS
PENGENDALIAN
1. Eng: Local Exhaust Van (LEV), monitoring
flow rate, maintenance LEV
2. Adm: Prosedur no… , safety sign
3. APD: Sarung tangan las, helm/kacamata
las, baju las
40
STUDI KASUS
PENGENDALIAN
41
STUDI KASUS
PENGENDALIAN
1. Eng: Aspiration system, monitoring flow rate, PM
2. Adm: Prosedur no… , safety sign, Pembersihan
aspiration system, training penggunaan APD,
MCU (spirometry, audiometry
3. APD: Safety googles, carbon mask, ear muff/plug
NRR:….
42
NEXT PLAN (JADWAL UNTUK REVIEW HIRA ASPEK KESEHATAN)
Bulan Apr Mei June July August Sept Okt Nov Dec
No
Area W1-W2 W3-W4 W1-W2 W3-W4 W1-W2 W3-W4 W1-W2 W3-W4 W1-W2 W3-W4 W1-W2 W3-W4 W1-W2 W3-W4 W1-W2 W3-W4 W1-W2 W3-W4
10
11
43