Anda di halaman 1dari 11

INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE ANALISIS SCAT

(SYSTEMATIC CAUSE ANALYSIS TECHNIQUE) & FTA (FAULT TREE


ANALYSIS
A. Definisi Mengenai Kecelakaan Kerja

 Menurut Frank Bird, an accident is undesired event that result in physical harm to a person or
damage to property. It is usually the result of a contact with a source of energy (kinetic, electrical,
chemical, thermal, etc).
 Menurut Heinrich, Petersen dan Roos, 1980 “Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja
adalah suatu kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari suatu tindakan atau reaksi
suatu objek, bahan, orang atau radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat
lainnya”.
 Mengacu pada Standar AS/NZS 4801:2001 "Kecelakaan adalah semua kejadian yang tidak
direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan, atau
kerugian lainnya".
 Mengacu pada standar OHSAS 18001:2007 "Kecelakaan Kerja didefinisikan sebagai kejadian
yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari
keparahannya) kejadian kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian".
 Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.3 Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian
yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang adapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda

Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui hubungan mata-
rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan (Sequential)
sehingga menimbulkan kecelakaan kerja ataupun (Penyakit akibat Kerja/PAK) serta kerugian lainnya

B. Beberapa Klasifikasi Kecelakaan Kerja adalah sebagai berikut :


a. Kecelakaan Fatal yang berakibat pada kematian
b. Kecelakaan berat yang berakibat pada PHK karena tidak mampu lagi bekerja atau kehilangan
sebagian fungsi anggota tubuhnya / cacat.
c. Kecelakaan sedang yang berakibat pada kehilangan hari kerja atau sementara tidak ampu bekerja.
d. Kecelaakaan ringan, membutuhkan perawatan medis / P3K.

C. Mengapa kecelakaan perlu diinvetigasi dan dilaporkan ?


Tujuan
a. Memperbaiki kualitas keselamatan kerja
b. Mengurangi kesempatan terjadinya kecelakan kerja serupa dimasa datang
c. Menyediakan atau membangun tempat atau lingkungan kerja yang aman
Maksud
a. Untuk mendapatkan kronologi kecelakaan yang benar dan menetapkan kritikal factor.
b. Untuk menentukan akar penyebab kejadian kecelakaan kerja (bukan menetapkan siapa yang
salah)
c. Menetapkan rekomendasi tindakan perbaikan

IRFAN YUDIA CANDRA


HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 1
D. Kecelakaan kerja manakah yang perlu di investigasi ?
Semua kecelakaan kerja yang diketahui atau dilaporkan yang mengakibatkan;
a. Kerugian harta benda mulai dari yang kecil hingga besar
b. Korban manusia mulai dari cidera ringan hingga fatality (termasuk akibat keracunan pestisida
pada manusia)
c. Korban manusia dari penyakit akibat kerja.
d. Kerugian harta benda atau cidera / penyakit pada korban manusia,

E. Tahap menangani kecelakaan :


a. Mengamankan lokasi
b. Melaporkan Kecelakaan
c. Melakukan penyelidikan
d. Menganalisis penyebab kecelakaan
e. Membuat rekomendasi, laporan penyelidikan dan pengesahan oleh manajemen
f. Dokumentasi dan tindak lanjut.

F. Beberapa metode investigasi kecelakaan adalah :


a. Fault tree analysis
b. Event tree analysis
c. MORT
d. SCAT (Systematic Cause Analysis Technique)
e. STEP (sequential times event plotting)
f. dll.

G. Beberapa hal penting yang harus dilakukan dalam melakukan investigasi kecelakaan:
a. Membentuk tim investigasi, yang terdiri dari ketua, sekretasi dan anggota. Agar investigasi
berjalan dengan efektif usahakan ketua investigasi dari bagian yang mengalami kecelakaan,
sekretaris bisa dari departemen HSE dan anggota dari tim ahli pada bidangnya.
b. Lakukan investigasi secara berurutan sesuai model dari ILCI dimulai dari Kerugiannya
(manusia, kerusakan peralatan, dll), Tipe kecelkaannya (terbentur, tertabrak terjatuh, kontak
bahan kimia, dll), Penyebab langsung, Penyebab dasar dan lemahnya kontrol.
c. Setelah ditemukan masing-masing faktor penyebab jadikan sebagai dasar tindak lanjut /
countermeassure dengan tujuna kecelakaan yang serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari.
Hindari untuk menyalahkan korban karena pada dasarnya kecelakaan terjadi karena multiple
cause, tidak hanya dari faktor perilaku orang tapi juga dipengaruhi kondisi berbahaya, faktor
pekerjaan, faktor personal serta lemahnya kontrol.
d. Buat laporan yang terstruktur diawali dari tanggal, tempat, kejadian, data korban, keadaan
korban, kronologi peristiwa, tindakan darurat, analisis kecelakaan serta tindak lanjut yang
dilakukan.
e. Pastikan tindak lanjut yang dilakukan diimplementasikan. HSE departemen bertanggung
jawab untuk memastikan follow up telah dilakukan oleh departemen terkait.

IRFAN YUDIA CANDRA


HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 2
f. Dokumentasikan dengan baik dan lakukan analisis faktor penyebab celaka untuk mengukur
performance dari K3 dalam perusahaan.

METODE ANALISIS SCAT (Systematic Cause Analysis Technique)

IRFAN YUDIA CANDRA


HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 3
Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) adalah sebuah alat atau metode yang dikembangkan
International Loss Control Institute (ILCI), yang digunakan untuk menyelidiki dan mengevaluasi kecelakaan
kerja dengan menggunakan bagan SCAT.

-- --
Description Categories of Activities for
--> > --> >
of incident contact that Immediate Basic a successful
could have led cause cause loss control
--> -- --> --
to the incident program
> >

Bagan SCAT

Tahapan metode SCAT meliputi:

1. Deskripsi atau gambaran suatu kejadian. Misalnya, keracunan gas, defisiensi oksigen, terjepit mesin
bergerak, atau jatuh dari ketinggian.

2. Faktor pemicu timbulnya kecelakaan atau berbagai hal yang menyebabkan kecelakaan. Misalnya, pekerja
(korban) kontak dengan gas beracun atau kontak dengan peralatan bertenaga.

3. Penyebab langsung, terdiri dari perilaku tidak aman (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition).

Tindakan Tidak Aman Kondisi Tidak Aman


 Bekerja tanpa disertai izin kerja
 Tidak peduli pada peringatan
 Pengaman/ pembatas di area kerja tidak
 Kegagalan untuk bekerja dengan aman
memadai
 Mengoperasikan peralatan melebihi kecepatan
 APD tidak memadai/ tidak sesuai
yang ditentukan
dengan jenis pekerjaan
 Tidak menggunakan perangkat keselamatan
 Peralatan rusak/ cacat
 Menggunakan peralatan yang rusak/ tidak layak
 Ruang kerja sempit/ terbatas
 Penggunaan peralatan tidak tepat
 Tanda peringatan/ rambu K3 tidak
 Menggunakan APD yang tidak layak/ tidak
memadai
memakai APD
 Bahaya kebakaran dan ledakan
 Cara memuat material tidak tepat
 Tata graha (housekeeping) tidak
 Penempatan material/ alat bukan di tempat
memadai
semestinya
 Paparan bahan kimia berbahaya dan
 Teknik pengangkatan tidak tepat
beracun
 Posisi kerja tidak ergonomis
 Paparan kebisingan
 Mengoperasikan peralatan yang sedang
 Paparan radiasi
diperbaiki/ dipelihara
 Paparan suhu ekstrem
 Di bawah pengaruh alkohol/ obat-obatan
 Kurangnya pencahayaan dan ventilasi
terlarang
 Bercanda ketika kerja

4. Penyebab dasar, terdiri dari faktor individu, faktor pekerjaan, dan faktor manajemen.

Faktor Individu Faktor Pekerjaan Faktor Manajemen


IRFAN YUDIA CANDRA
HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 4
 Program K3 tidak
memadai/ tidak efektif
 Standar operasional
prosedur (SOP) tidak
a. Kurangnya pengawasan/
sesuai
kepemimpinan yang lemah
 Kurangnya kepatuhan
b. Rekayasa teknik tidak
 Kemampuan fisik dan terhadap standar
memadai
mental pekerja tidak  Kurangnya pelatihan
c. Peralatan kerja tidak
memadai  Tidak ada inspeksi dan
memadai
 Kurangnya pengetahuan evaluasi
d. Perawatan peralatan yang
 Kurangnya keterampilan  Tidak ada audit
tidak memadai
 Stres akibat kerja  Budaya keselamatan yang
e. Prosedur bekerja aman
 Kurangnya motivasi apatis
tidak memadai
kerja  Manajemen bersikap acuh
f. Peralatan yang rusak/ aus
tak acuh
tetap digunakan
 Komunikasi K3 yang
g. Penyalahgunaan peralatan
buruk
 Investigasi kecelakaan
yang buruk dan dangkal
 dll.

5. Tindakan perbaikan/ pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kecelakaan. Misalnya,
menyediakan APD yang memadai, prosedur kerja diperjelas, atau menyediakan peralatan kerja yang
memadai.

Pada metode investigasi SCAT, setiap faktor penyebab kecelakaan dibuat semacam daftar (sesuai tabel di
atas) sebagai panduan untuk memudahkan penyelidik dalam menemukan akar penyebab kecelakaan yang
terjadi.

Keuntungan menggunakan metode SCAT:

 Metode yang tepat dan sederhana untuk memeriksa efektivitas investigasi kecelakaan
 Sebuah sistem untuk menganalisis dan mengevaluasi penyebab kecelakaan
 Sebuah sistem untuk mengembangkan efektivitas pengendalian kecelakaan
 Sebagai pengingat akan penyebab dan pengendalian terhadap kecelakaan.

Pada artikel ini yang kita bahas adalah sengan metode SCAT yang diperkenalkan pertama kali Internaltional
Loss Control Institute (ILCI) yang mengambil model dari F.Bird & German (1982), seperti gambar dibawah
ini:

IRFAN YUDIA CANDRA


HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 5
IRFAN YUDIA CANDRA
HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 6
IRFAN YUDIA CANDRA
HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 7
IRFAN YUDIA CANDRA
HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 8
METODE ANALISIS FTA (FAULT TREE ANALYSIS)
A. Pengartian FTA

Fault Tree Analysis (FTA) adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi resiko yang
berperan terhadap terjadinya kegagalan.

Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang bersifat top down, yang diawali dengan asumsi
kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (Top Event) kemudian merinci sebab-sebab suatu Top
Event sampai pada suatu kegagalan dasar (root cause)

B. Tujuan FTA

Untuk mengidentifikasi terjadinya suatu kegagalan dari berbagai cara, baik dari faktor fisik maupun
manusia, yang dapat mengarah pada penyebab dari terjadinya kegagalan / kesalahan tersebut.

C. Manfaat FTA
a. Dapat menentukan faktor penyebab yang kemungkinan besar menimbulkan kegagalan.
b. Menemukan tahapan kejadian yang kemungkinan besar sebagai penyebab kegagalan.
c. Menganalisa kemungkinan sumber-sumber resiko sebelum kegagalan timbul
d. Menginvestigasi suatu kegagalan

D. Tahapan FTA

Menurut Thomas Pyzdex (2002)

IRFAN YUDIA CANDRA


HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 9
a. Tentukan kejadian paling atas/utama.
b. Tetapkan batasan FTA.
c. Periksa sistem untuk mengerti bagaimana berbagai elemen berhubungan pada satu dengan
lainnya dan kejadian paling atas.
d. Buat pohon kesalahan, mulai dari kejadian paling atas dan bekerja kearah bawah.
e. Analisis pohon kesalahan untuk mengidentifikasi cara dalam menghilangkan kejadian yang
mengarah pada kegagalan.
f. Persiapkan rencana tindakan perbaikan untuk mencegah kegagalan.

E. Simbol-Simbol FTA

IRFAN YUDIA CANDRA


HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 10
F. Contoh FTA

G. Kesimpulan

Secara umum metode fault tree analysis adalah sebuah metode menyelesaikan kasus apabila
terjadi sesuatu kegagalan atau hal yang tidak diinginkan dengan mencari akar-akar permasalahan. Basic
Events yang muncul dan diuraikan dari setiap indikasi kejadian puncak (Top Event). Metode ini dapat
dikembangkan secara lanjut dengan metode probabilitas dari setiap akar permasalahan dan dihitung
berapa persen kemungkinan pengaruh Basic Event terhadap Top Event

IRFAN YUDIA CANDRA


HSE OFFICER PT. PAPERTECH INDONESIA 2017Page 11

Anda mungkin juga menyukai