Anda di halaman 1dari 88

UU D RI 1945 1.

JAWATAN
UNDANG UNDANG KESESELAMATAN KERJA
KETENAGAKERJAAN
2. JAWATAN PERBURUHAN
VR. 1910
DEPARTEMEN
UU 1/51  NORMA KERJA • NAKER
 UU 2/51 
• NAKER TRANS KOP
KOMPENSASI • NAKER TRANS
KECELAKAAN KERJA • NAKER
 UU 3/51  PENGAWASAN • NAKER TRANS
PERBURUHAN • KEMNAKER

UU 14 /1969 UU 3/1992
POKOK2 TENAGA KERJA JAMSOSTEK

UU 1/1970 UU 13/2003
KESELAMATAN KERJA KETENAGAKERJAAN
2
1/22/2023
PERSPEKTIF
(SAFETY)
“ACCIDENT PREVENTION”
(Hazards Control)
Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.
No. Kep-1135/MEN/1987 Tgl. 3 Agustus 1987
ARTI DAN MAKNA LAMBANG PADA BENDERA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA:
-. Palang : Bebas kecelakaan dan sakit akibat kerja.
-. Roda Gigi : Bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani
-. Warna Putih : Bersih, Suci
-. Warna Hijau : Selamat, Sehat dan Sejahtera
-. 11 Roda Gigi : 11 Bab dalam UU No.1 Tahun 1970
PENGERTIAN

Secara Etimologis :
Memberikan upaya perlindungan yg ditujukan agar tenaga kerja dan orang
lain ditempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap
sumber produksi perlu dipakai secara aman dan efisien.
Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin kelestarian tenaga
kerja dan setiap insan pada umumnya beserta hasil karya dari budaya
dalam upaya mencapai adil, makmur dan sejahtera.
Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang mempelajari tentang
cara penanggulangan kecelakaan di tempat kerja.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi
PP 50/2012 keselamatan dan kesehatan
Ttg SMK3 tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat
kerja
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Ilmu pengetahuan secara


sistematik, teknik manajerial,
Keilmuan untuk mengidentifikasi
potensi bahaya, mengevaluasi
dan mengendalikan risiko
akibat kecelakaan dan atau
kejadian berbahaya dalam
siklus pekerjaan atau proyek
sampai pada tingkat yang
dapat diterima
PENERAPAN

1. Mengidentifikasi bahaya NORMA


&STANDAR

• Memeriksa,
•ZAT • Meneliti,
Pengawas • Menghitung,
/Ahli K3 •ENERGI SAFE
•PROSES • Mengukur
• Menguji
• Menganalisis,
DANGER

2. Menilai Risiko
3. Kendalikan
PP 50 Th 2012 SMK3

Gambaran
Umum Proses kegiatan

Evaluasi Efektifitas Kinerja K3


Diskusi – Konsultasi (Validasi) Tinjauan Awal K3
Identifikasi potensi
bahaya di lingkungan
tempat kerja
Analisa Potensi
Kejadian Berbahaya

Penilaian
Tingkat Risiko Bahaya

Pengedalian Risiko

1/22/2023 created by ganjar_k3@yahoo.co.id


Pengendalian Risiko
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana
terdapat energi, zat atau kondisi
kerja yang potensial dapat
mengancam keselamatan

Hazard dapat berupa :


 bahan-bahan , bagian-bagian
mesin, bentuk energi, metode
kerja atau situasi kerja.
“DANGER”
Merupakan tingkat bahaya
dari suatu kondisi bilamana
terjadi accident.

adalah suatu kondisi


sumber bahaya telah ter-
identifikasi dan telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
(Aman/safe)
Identifikasi Potensi Bahaya
Unit Kerja :
Pekerjaan :
Sumber Akibat Kecelakaan dan
No Potensi Bahaya
Bahaya Penyakit Akibat Kerja

1 2 3 4
1
2
3
4
5
6

12
Penjelasan Pasal 2 (Ruang lingkup)
Undang-undang No.1 Tahun 1970
Dalam ayat ini diperinci sumber bahya
(Hazards) yang dikenal dewasa ini yang
bertalian dengan:
1. Keadaan mesin-mesin, pesawat-
pesawat, alat-alat kerja serta
peralatan lainnya, bahanbahan dan
sebagainya.
2. Lingkungan;
3. Sifat pekerjaan;
4. Cara kerja;
5. Proses produksi.
Identifikasi, Pengendalian & Penilaian Resiko
Unit Kerja : Gudang
Pekerjaan :
Risiko
Sumber Potensi Akibat Kecelakaan dan Rating
No Kendali Pelu Kon Skala
Bahaya Bahaya Penyakit Akibat Kerja
ang sek
Risiko

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Bahan
2 Peralatan
3 Cara Kerja
4 Proses
Pekerjaan
5 Sifat
Pekerjaan
6 Lingkungan

14
1 Daftar
& Code
Periksa Hazard (Chek List)

Pedoman untuk mengidentifikasi material


berdasarkan klasifikasi tingkat hazard:
Health Hazard
Flammability Hazard
Reactivity Hazard Fire Hazard
0-4
Health Reaktifity
Hazard 0-4
0-4
OX = Oxidator
W = Jangan gunakan air
NFPA 704, Standard System for = radiasi
Identification of the Fire Hazards of
Materials
POTENSI ANALISA PENGENDALIAN
UNIT PROSES KET
BAHAYA RISIKO RISIKO
RINGAN 1
SEDANG 2
BERAT 3
EKSTREM 4

Analisa Penilaian Tingkat Risiko Bahaya

POTENSI INSIDEN : ……………………………………. ?


X. Sekala Peluang Inisiden Terjadi : ………………………… ?
Y. Sekala Tingkat Keparahan : …………………………. ?
Z. Sekala Dampak Insiden : ……………………………………. ?
Matrix Penilaian Risiko
Skala Peluang dan Konsekuensi
Risiko penilaian Dampak KATEGORI
matematik Fungsi
dari Frekuensidan 16-25 Bencana
Sangat kecil
Dampak

Skala
11-15 Tinggi

Besar dan
Sedang
Risk f (FD) 5-10 Sedang

Besar
Kecil

Luas
3-4 Rendah
Sering 5 10 15 20 25 5
1-2 Kecil
Frekuensi

Agak Sering 4 8 12 16 20 4
Jarang 3 6 9 12 15 3
Jarang sekali 2 4 6 8 10 2
Pernah 1 2 3 4 5 1
Skala 1 2 3 4 5
SUMBER PANAS

API REAKSI
LISTRIK PENGELASAN MEROKOK ARSON ALAM
TERBUKA KIMIA
Sumber-sumber penyulutan

 Electric arcs and spark


 Flames
 Hot surfaces
 Electrostatic sparks
 Mechanical friction
 Mechanical sparks produced by grinding
 Compression ignition
 Electromagnetic radiation
 Chemical reactions
 Ultrasonics
19
Difinisi

adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga /tiba-tiba yang
dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda
Difinisi

Adalah :
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
(INSIDENT) YANG MENGAKIBATKAN
KACAUNYA PROSES PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
Catatan :
Kecelakaan kerja tidak selalu diukur adanya
korban manusia cidera atau mati.
PENYEBAB KECELAKAAN

Kecelakaan terjadi disebabkan karena adanya Sumber-


sumber bahaya yang ada di setiap tempat baik yang
disebabkan oleh faktor manusianya atau oleh faktor Kondisi
di lingkungan tempat tersebut .
Oleh karena itu Sumber bahaya sebagai penyebab
kecelakaan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) bagian
besar Yaitu :
1. Keadaan Tidak Aman ( Unsafe Condition ).
2. Perbuatan Tidak Aman ( Unsafe Action )
Sumber – sumber Bahaya
1. Keadaan Tidak Aman ( Unsafe Condition )
Adalah Sumber Bahaya yang datang dari :
a. Lingkungan ; Alam
b. Bahan, Mesin, Pesawat, Peralatan Tehnis.
c. Proses produksi
d. Sifat pekerjaan
e. Cara kerja

2. Perbuatan Tidak Aman ( Unsafe Action )


Adalah Perbuatan Seseorang yang dapat menimbul kan
kecelakaan baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain
Penyebabnya al. :
a. Kurangnya pengetahuan mengenai K.3.
b. Keletihan / Kelesuan .
c. F. Psychologis , Mental , Bakat
Kebakaran, ledakan
dan kejadian lain yang
berbahaya
LEMAH KONTROL

SEBAB LANGSUNG
SEBAB DASAR

INSIDEN

KERUGIAN
HAZARD ACCIDENT

CONSEQUENCY
Piramida kasus kecelakaan
1
kec. fatal Data yg
10 dilaporkan
kec. ringan dan
30
Kerusakan alat tercatat

600
Nyaris Kecelakaan

Sumber bahaya
10.000
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
$1 BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAK
• Pengobatan/Perawatan (asuran
• Gaji yang terus dibayar (asurans

•Kerusakan peralatan
•Kerusakan produk dan material
$5 HINGGA $50 •Hambatan dan ganguan produksi
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: •Biaya legal hukum
KERUSAKAN PROPERTI •Biaya fasilitas dan perawatan gawat
(BIAYA YANG TAK darurat
DIASURANSIKAN) •Sewa peralatan
•Kehilangan Waktu untuk
penyelidikan
$1 HINGGA $3 •Biaya pemakaian pekerja pengganti /
melatih
BIAYA LAIN YANG
•Upah lembur
TAK DIASURANSIKAN
•Ekstra waktu untuk kerja administrasi
•Berkurangnya hasil produksi akibat
dari sikorban
•Hilangnya bisnis dan nama baik
untuk menjamin dan
meningkatkan
Goals keamanan total
dalam setiap
Aktifitas, Kegiatan
Stop atau Pekerjaan
Accident

• Life Safety
Target • Property Safety
• Environmental
safety
Utamakan
keselamatan dan kesehaan Kerja
K3 PENDAHULUAN
Mengapa K3 Penting ?

1
3 Merupakan kebutuhan dan hak tenaga
kerja dalam perlindungan K3 untuk
mewujudkan kesejahteraan
Untuk mengurangi kerugian akibat
2 kecelakaan kerja oleh manajemen

Merupakan persyaratan perdagangan


3
global
4 Menciptakan tempat kerja yang
sehat, aman dan produktif

5 Telah menjadi komitmen global


KASUS KECELAKAAN KERJA

No Uraian 2012 2013 2014 2015


1
Kec. Kerja 103.074 103.285 126694 110285

a. Meninggal 2.124 2.438 15 530

b. Cacat
Tetap/fungsi
/anatomis 44 44 0 22 17 5 1173 811

c. Sembuh 85.090 94.125 126694 107766


2
Kompensasi Rp. 554,00 M Rp. 618,49 M - -

Sumber : BPJS KTK


MANAJEMEN
SDM

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR
PENYEBAB
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAAN

ANALISIS

Melanjutkan
Visi K3
Nasional

“Terwujudnya pekerjaan Layak Yang


Berbudaya K3 Guna Mendukung
Keberlangsungan Usaha Di Setiap Tempat
Kerja”
Sejarah UU Keselamatan Kerja
1910 – 1947 – 1970

 Veiligheidsreglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No


406 Tahun 1910.
 Veiligheidsreglement. Stbl Van Nederlandsch Indie No
406 Tahun 1910. diberlakukan di Indonesia oleh DE
GOUVERNEUR-GENERAAL VAN NEDERLANDSCH
diubah dengan : Stbl 1917 nr 212, 1917 nr 497 jo 645,
1919 nr 245, 1925 nr 120, 1926 nr 527, 1930 nr 39,
1931 nr 168 dan masa RI. 1947 nr 208.

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Sejarah UU Keselamatan Kerja
  1970 

12 Januari 1970

 Undang undang No 1 tahun 1970 tentang


keselamatan Kerja,
Mencabut : Veiligheidsreglement. Stbl
Van Nederlandsch Indie No 406 Tahun
1910.

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Perbedaan
VR 1910 vs UU 1/1970
• Ruang lingkup :
Tempat kerja

UU No 1 Th 1970
• Ruang lingkup : • Sifat :
Pabrik dan Preventive
VR 1910

bengkel (Pembinaan &


• Sifat : Koordinatif)
Repressive • Sentralisasi
kebijakan
• Desentralisasi
operasional

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


DASAR HUKUM
 Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yg
layak bagi kemanusiaan
 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan :
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
b. Moral dan Kesusilaan
c. Perlakuan yg sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktifitas kerja yg optimal diselenggarakan upaya K3
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
dilaksanakan sesui dengan perundang-undangan yang berlaku.
DASAR HUKUM
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan
Sistim Manajemen K3 yg terintegrasi
dengan sistim manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistim
manajemen K3 sebagaimana dimaksud
ayat (1) diatur dengan Peraturan
Pemerintah
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA.


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang :
Mengingat :

Dengan pertsetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

MEMUTUSKAN
Menetapkan : 1. Mencabut VR 1919
2. Memberlakukan UU No 1 Th 1970

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pokok Pokok Pikiran
UNDANG UNDANG No 1 Th 1970
PRINSIP K3 :
a. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaan;
b. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja;
c. Menjamin proses produksi aman dan effisien.

SASARAN K3 :
untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional

STRATEGI IMPLEMENTASI K3 :
d. Diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma
perlindungan kerja;

PROGRAM PENGEMBANGAN K3 :
e. Norma K3 dikembangkan sesuai dengan dinamika
perkembangan masyarakat (ERA GLOBAL), industri, teknik
dan teknologi (sumber bahaya semakin beragam dan komplek)
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

TUJUAN (considerants)
Memberikan perlindungan atas keselamatan
 Tenaga kerja
 Orang lain
 Sumber-sumber produksi  agar dapat
dipakai secara aman dan efisien, guna
mewujudkan Produktifitas
1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970

Menimbang :
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan; meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
b. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja
perlu terjamin pula keselamatannya;
c. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan effisien;
d. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya
upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja;
e. bahwa pembinaan norma-norma itu pelru diwujudkan
dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan
umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industri, teknik dan teknologi.
RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan
kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam
tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara,
yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia;

Kritria Tempat kerja terdapat 3 unsur pokok


1. Adanya kegiatan usaha
2. Adanya orang yang bekerja
3. Terdapat sumber bahaya

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Kegiatan Usaha
 Motif
◦ Ekonomi maupun
◦ Sosial
 Status
◦ BUMN, BUMD
◦ Perusahaan Swasta Nasional maupun
◦ Asing).
 Di semua sektor
Undang - Undang No. 1 tahun
1/22/2023 1970
Pasal 2 (2)
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam
tempat kerja di mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat,
perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut,
atau disimpan bahan atau barang yang: dapat meledak, mudah
terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;
c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk
bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah
dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Pasal 2 (2)
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,
pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya,
peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan: emas, perak,
logam atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau
mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di
dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di
darat, melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di
udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu,
dermaga, dok, stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di
dalam air;
1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Pasal 2 (2)
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah
atau perairan;
j. dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi
atau rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,
hanyut atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran,
api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
suara atau getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau
limbah;
1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Pasal 2 (2)
o. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio,
radar, televisi, atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan
atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-
bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r. diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan
rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau
mekanik.

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Penjelasan Pasal 2 (Ruang lingkup)

Dalam ayat ini diperinci sumber bahya


(Hazards) yang dikenal dewasa ini yang
bertalian dengan:
1. Keadaan mesin-mesin, pesawat-
pesawat, alat-alat kerja serta
peralatan lainnya, bahanbahan dan
sebagainya.
2. Lingkungan;
3. Sifat pekerjaan;
4. Cara kerja;
5. Proses produksi.
BAB III
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

Pasal 3
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat
syarat keselamatan kerja untuk :

18 macam kondisi K3 yang diharapkan (a s/d r)

- Pengendalian teknis, medis,


- Penyediaan sarana dan sumberdaya
- Ergonomi dan lingkungan kerja yang serasi

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-
syarat keselamatan kerja untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 1/22/2023


SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya; (Ergonomi)
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 1/22/2023


SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

(2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian


seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi
serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 1/22/2023


PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

Secara sektoral

- PP No. 19/1973
- PP No. 11/ 1979
- Per.Menaker No. 01/1978
K3 Dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu
- Per.Menaker No. 01/1980
K3 Pada Konstruksi Bangunan
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

 Pembidangan Teknis
- PP No. 7/1973 - Pestisida
- PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi
- Per.Menaker No. 04/1980 - APAR
- Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan  Permen
No. 37 Tahun 2016
- Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik
- Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes
- Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod. 
Permen No. 38 Tahun 2016
-
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

Pembidangan Teknis
- Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. Angkat & Angkut 
Permen No. 08 Tahun 2020
- Per.Menaker No. 02/1989 – K3 Petir
- Per.Menaker No. 03/1999 – K3 Lift  Permen No. 06
Tahun 2017
-. Premenaker 12/2015- K3 Listrik di Tempat Kerja
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

 Pendekatan SDM
- Per.Menaker No. 01/1976 - Wajib Latih Hiperkes Bagi
Dokter Perusahaan
- Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi Paramedis
- Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja
- Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi Juru
Las
- Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi
Oparator Pesawat Uap
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

Pendekatan SDM
- Per.Menaker No. 09/2010 - Syarat dan Kualifikasi
Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut
- Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3
- Kep.Menaker No. 186/1999 Unit Penanggulangan
Kebakaran
- KepMenaker No. 187 /1999 NAK Bahan Kimia.
- PerMenaker No. 15/2008 – P3K
- Kep Dirjen No. 47 dan 48 Tahun 2015 Kompetensi Ahli dan
teknisi Listrik.
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970

Pendekatan Kelembagaan
dan Sistem
- Per.Menaker No. 04/1987 - P2K3
- Per.Menaker No. 04/1995 - Perusahaan Jasa K3
- PP 50/2012 – Penerapan SMK3
- Per.Menaker No. 03/1998 - Pelaporan Kecelakaan
Pasal 4
UU No 1 1970
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat-syarat keselamatan kerja dalam
perencanaan, pembuatan, pengangkutan,
peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk teknis
dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 1/22/2023


•bahan,
Syarat K3 •barang,
•aparat produksi dan
•produk teknis

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 1/22/2023


Pasal 4
UU No 1 1970

(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip


teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan
yang disusun secara teratur, jelas dan praktis
yang mencakup bidang konstruksi, bahan,
pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-
alat perlindungan, pengujian dan pengesahan,
pengepakan atau pembungkusan, pemberian
tanda-tanda pengenal atas bahan, barang,
produk teknis dan aparat produk guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang melakukannya
dan keselamatan umum.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 1/22/2023


Undang – Undang Tujuan K3:
N0 1 Th 1970 • Menjamin keselamatan
Keselamatan Kerja tenaga kerja maupun orang
lain (keselamatan umum)
• Menjamin sumber produksi
Tempat Kerja aman dan efisien
Unsur : • Menjamin proses produksi
1. Kegiatan Usaha lancar & Produktif
2. Tenaga kerja
3. Sumber bahaya
Ps 4(2)

Memenuhi
kriteria Aman
bagi Keselamatan
PENGUSAHA • Produk ybs.
Pengurus • Pekerjanya
Pekerja
• Lingkungan
Termasuk produk
Pola penerapan K3 terhadap produk teknik
dari Luar Negeri
Psl 4

Pemeriksaan/
Pemeriksaan/
perhitungan
pengujian
Test
teknis
Berkala

-Pemasangan - Pemakaian
Perencanaan -Pembuatan - Peredaran
-dll - Pengangkutan

Surat Keterangan Sur-Ket


gambar rencana Pemakaian
BAB IV
PENGAWASAN
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 5
(1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap
Undang-undang ini, sedangkan para pegawai
Keselamatan Kerja

pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan


menjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinya Undang-undang ini dan membantu
pelaksanaannya.

(2) Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai


pengawas dan ahli keselamatan kerja dalam
melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan
peraturan perundangan.
PENGAWASAN K3

Pasal 1 (5)
UU 1 tahun 1970

 Pegawai Pengawasan adalah pegawai teknis


Dasar Hukum

berkeahlian khusus dari Depnaker yang ditunjuk oleh


Menteri Tenaga Kerja

Pasal 1 (6)
 “Ahli Keselamatan Kerja” ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
Undang-undang ini
KELEMBAGAAN Menteri

Direktur

Peg. Dokter
Ahli K3 P2K3
Pengawas Prsh

Luar Poliklinik Tempat


Disnaker
Disnaker PJK3 Kerja

Pemerintah Swasta

Industri PJK3
1/22/2023
PENGAWASAN K3 ?

P D C A

Management Review
Pengawasan dalam prinsip manajemen:
adalah kegiatan Monitoring dan Evaluasi, guna
menilai kesesuaian Pelaksanaan kegiatan
dibandingkan dengan Rencana tujuan yang ingin
dicapai
71 1/22/2023
UNDANG UNDANG
NO 1 TH 1970
KESELAMATAN KERJA

Tugas dan Fungsi Pengawas


• Polisionel
• Advis teknis

Dimaksudkan untuk mencegah atau


memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, ketidaksesuaian,
pelanggaran dan lainnya yang tidak
sesuai dengan yang telah ditentukan
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Pasal 6
Ketentuan banding bagi yang tidak
No 1 tahun 1970
Undang undang

memerima keputusan direktur


Pasal 7
Pengusaha membayar retribusi yang
diatur oleh peraturan perundangan

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan,
kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja
yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
(2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja
yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada
Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan
oleh Direktur.
(3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan
ditetapkan dengan peraturan perundangan
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 9 Pembinaan
1. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
2 Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
3 Melakukan pembinaan
 pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 peningkatan K3
 pemberiaan P3K
4 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
Pasal 10
(1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja guna
memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan
partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang
keselamatan dankesehatan kerja, dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi.
(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, tugas dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri
Tenaga Kerja.

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


Penjelasan Pasal 10
Ayat (1)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
bertugas memberi pertimbangan dan dapat membantu
pelaksanaan usaha pencegahan kecelakaan dalam
perusahaan yang bersangkutan serta dapat
memberikan dan penerangan efektif pada para pekerja
yang bersangkutan.
Ayat (2)
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
merupakan suatu Badan yang terdiri dari unsur-unsur
penerima kerja, pemberi kerja dan Pemerintah
(tripartite).
1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Susunan P2K3
Diatur dan tetapkan oleh Menteri
Peraturan pelaksana Permen No.
04/Men/1987
Ketua : Manajemen
Sekretaris : AK3
Anggota : (Bipartite)
Dilantik : Disnaker

Fungsi
Wadah kerjasama peningkatan bidang K3
TRIPARTITE
UU 1/1970
Sistem & Kelembagaan K3
(SMK3, Safety Officer, Safety Committee, Emergency Team)

PENGUSAHA/PENGURUS
TEMPAT KERJA

Safety
Officer

Safety
Emergency Team
Committee

SATUAN UNIT KERJA


2012 PP No.50/2012  Penerapan SMK3
1996 SMK3 PerMen. 05/1996
1995 Fihak III PJK3 PerMen.04/1995
1992 AHLI K3 PerMen. 02/1992
1988 PJIT Uap KepMen. 1261/1988
(Pengawasan Terpadu)
1987 P2K3 PerMen. 04/1987
1970 UU No. 1 Th 1970 Perluasan ruang lingkup dan
perubahan pola penerapannya
1969 Dari polisionil menjadi
Veiligheidsreglement pembinaan
1947 tahun 1910
(Stbl. No. 406)
1945
Direct Inspection K3 MANDIRI
1910
1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970

Pasal 11

(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap


kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja.
(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan
kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat
(1) diatur dengan peraturan perundangan.

• Tata cara Pelaporan diatur oleh Peraturan


Perundangan Permen No. 03/Men/1998
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
 Kewajiban pekerja  Hak pekerja
a. Memberikan keterangan yang d. Meminta pada Pengurus agar
benar bila diminta oleh dilaksanakan semua syarat-
pegawai pengawas dan atau syarat K3yang diwajibkan;
ahli keselamatan kerja; e. Menyatakan keberatan kerja
b. Memakai alat perlindungan pada pekerjaan dimana syarat
diri yang diwajibkan; K3 serta alat-alat perlindungan
c. Memenuhi dan mentaati diri yang diwajibkan diragukan
semua syarat-syarat olehnya kecuali dalam hal-hal
keselamatan dan kesehatan khusus ditentukan lain oleh
kerja yang diwajibkan; pegawai pengawas dalam
batas-batas yang masih dapat
dipertanggung jawabkan.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 13
Perlindungan terhadap orang lain

Barang siapa akan memasuki


sesuatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja
dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
a. secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja
yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja
yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
tempat kerja yang bersangkutan, pada tempattempat
yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
a.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal 14

Pengurus diwajibkan:
a.
b.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga
kerja yang berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai
dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-
ahli keselamatan kerja.
Pasal 15 – Ketentuan Penutup
Undang undang No 1 tahun 1970

1. Pelaksanaan ketentuan pasal-pasal di atur


lebih lanjut dengan peraturan perundangan
Keselamatan Kerja

2. Ancaman pidana atas pelanggaran :


1. Maksimum 3 bulan kurungan atau
2. Denda maksimum Rp. 100.000
3. Tindak pindana tersebut adalah
pelanggaran
Pasal 16
Kewajiban pengusaha memenuhi ketentuan
Undang undang No 1 tahun 1970

undang-undang ini paling lama setahun (12


Januari 1970)
Keselamatan Kerja

Pasal 17
Aturan peralihan untuk memenuhi keselamatan
kerja  VR 1910 tetap berlaku selama tidak
bertentangan
Undang undang No 1 tahun 1970

Pasal 18
Undang-undang ini disebut "UNDANG-UNDANG
Keselamatan Kerja

KESELAMATAN KERJA" dan mulai berlaku pada


hari diundangkan. Agar supaya setiap orang
dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.

1/22/2023 Undang - Undang No. 1 tahun 1970

Anda mungkin juga menyukai