BALIKPAPAN
1. PROFIL PERUSAHAAN
2. DATA PROYEK
3. ALAT TRANSPORTASI KILANG
4. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
5. PENGELOLAAN ASPEK HSE
a. POTENSI BAHAYA UTAMA PEKERJAAN
b. JOB SAFETY ANALYSIS
6. PROSEDUR KERJA YANG DIGUNAKAN
7. PERIJINAN YANG DIPERLUKAN
8. STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
9. KOMPETENSI PEKERJA YANG TERLIBAT
10. CURRICULUM VITAE PETUGAS HSE
a. DATA & IDENTITAS
b. PENGALAMAN DI BIDANG HSE
c. PELATIHAN HSE YANG PERNAH DIIKUTI
d. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL
11. KEBIJAKAN HSE
12. KEBIJAKAN OBAT TERLARANG DAN ALKOHOL
13. KOMITMEN HSE KONTRAKTOR
14. PROGRAM INSPEKSI/KUNJUNGAN MANAGEMENT SELAMA PROYEK
15. PROGRAM INSPEKSI
16. PROGRAM PELAPORAN INSIDEN
17. ALUR PELAPORAN INSIDEN DAN KEADAAN DARURAT
a. ALUR PELAPORAN INSIDEN
b. ALUR PELAPORAN KEADAAN DARURAT
18. KEADAAN DARURAT
a. NOMOR TELPON KEADAAN DARURAT
b. RUMAH SAKIT RUJUKAN
19. RENCANA PROMOSI HSE
20. RENCANA PEMERIKSAAN KESEHATAN
21. DATA HISTORI PROYEK
22. ASPEK SAFETY
a. READINESS STOCK APD
b. READINESS ALAT KESELAMATAN LAIN
23. KEY PERFORMANCE INDIKATOR (KPI)
24. PERUBAHAN HSE PLAN
LAMPIRAN
HSE PLAN
Nama Proyek : Kontrak Pekerjaan Safetyman Area Brown Field (KPB)
1. PROFIL PERUSAHAAN
2. DATA PROYEK
Tahun
No Jenis Kendaraan Tipe Kendaran Jumlah
Pembuatan
1. Alat Transportasi Manusia - -
2. Alat Transportasi Manusia & Barang - -
3. Alat Transportasi Barang - -
4. Alat Transportasi Barang - -
2 Sepea 20 Unit
3 Tas 12 Pcs
6 Kamera 12 Unit
5. PENGELOLAAN ASPEK HSE
a. Potensi Bahaya Utama Pekerjaan : Kelelahan (fatigue), Dehidrasi, Paparan debu Halus, Paparan suhu tinggi/panas, Bahaya fisik lainnya (terpeleset,terjatuh,tersandung, dll),
Bahaya Limbah (organic,non organic, dan B3), Bahya cairan Cat.
Kontraktor menghubungi
pengawasan PT.
Pertamina RU V yang
ditunjuk untuk
membicarakan teknis
pelaksanaan pekerjaa
II TAHAPAN PEKERJAAN
II a. Membantu safety inspectpr Kelelahan Yakinkan kepada pekerja agar bekerja Coverall
melakukan pengawan terhadap (fatigue) dengan kondisi fit to work dengan
Helm Safety
seluruh pekerjaan pemeliharaan melakukan Daily Check Up setiap hari
yang berada di area sebelum memulai aktifitas Kacamata safety
pengawasannya Sepatu safety
Dehidrasi Perbanyak minum air putih saat bekerja Sarung tangan
terutama saat bekerja pada cuaca terik Masker debu
Paparan debu Yakinkan kepada pekerja untuk Selalu
halus menjaga kebersihan tempat kerja dan
bekerja menggunakan masker debu
b. Membantu tugas-tugas safety Kelelahan Yakinkan kepada pekerja agar bekerja Coverall
inspector dan verifikasi hasil (fatigue) dengan kondisi fit to work dengan
Helm Safety
temuan audit untuk area HSC- melakukan Daily Check Up setiap hari
KPB sebelum memulai aktifitas Kacamata safety
Sepatu safety
Dehidrasi Perbanyak minum air putih saat bekerja Sarung tangan
terutama saat bekerja pada cuaca terik
Masker debu
Yakinkan kepada pekerja untuk Selalu
Paparan debu menjaga kebersihan tempat kerja dan
halus bekerja menggunakan masker debu
Dehidrasi
Yakinkan kepada pekerja agar bekerja
dengan kondisi fit to work dengan
Paparan debu melakukan Daily Check Up setiap hari
halus sebelum memulai aktifitas Coverall
Helm Safety
Perbanyak minum air putih saat bekerja
Bahaya fisik terutama saat bekerja pada cuaca terik Kacamata safety
lainnya Sepatu safety
(terpeleset, Yakinkan kepada pekerja untuk Selalu Sarung tangan
tersandung,terjat menjaga kebersihan tempat kerja dan
Masker debu
uh, dll bekerja menggunakan masker debu
Dehidrasi
III FINISHING
Pembersihan area kerja Kelelahan Yakinkan kepada pekerja agar bekerja Coverall
setelah melakukan aktifitas (fatigue) dengan kondisi fit to work dengan Helm Safety
pekerjaan melakukan Daily Check Up setiap hari
sebelum memulai aktifitas Kacamata safety
Dehidrasi Perbanyak minum air putih saat bekerja Sepatu safety
terutama saat bekerja pada cuaca terik Sarung tangan
Masker debu
Paparan debu Yakinkan kepada pekerja untuk Selalu
halus menjaga kebersihan tempat kerja dan
bekerja menggunakan masker debu
Bahaya fisik Yakinkan pekerja dalam bekerja selalu
lainnya waspada dengan area sekitar dan
(terpeleset, merapihkan tempat kerja dari material yang
tersandung,terjat berserakan di area kerja yang dapat
uh, dll. menimbulkan potensi bahaya
Setiap kecelakaan, insiden/nearmiss atauapun penyimpangan ( anomaly ) akibat adanya suatu tindakan dibawah
satandar wajib segera dilaporkan kepada atasan langsung yang terkait.
Adapun pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam prosedur pelaporan ini adalah sebagai berikut :
1. Supervisor/Atasan Langsung
Dalam hal kecelakaan fatal, berat atau kecelakaan dengan hari hilang:
a. Pastikan bahwa semua korban telah mendapatkan perawatan medis dan lakukan pengamananyang diperlukan
terhadap semua yang terlibat.
b. Beritahukan kecelakaan tersebut ke Bagian K3LL (HSE) dan kepala bagian yang bersangkutan.
c. Lenhkapi laporan form penyelidikan kecelakaan dan kiriman ke Bagian K3LL (HSE).
d. Lakukan tindakan perbaikan untuk mencegah agar kecelakaan tersebut tidak terjadi lagi.
a. Pastikan bahwa kegiatan ditempat kerja dimana terjadi insiden/near miss dilakuakan penghentian untuk
mencegah agar tidak terjadi kecelakaan.
b. Diskusikan dengan segera keadaan tersebut ketahui jenis tindakan yang segera diperlukan dan selanjutnya
lakukan tindakan-tindakan perbaikan.
c. Buat laporan kejadian, sebutkan tindakan yang dilakukan sehingga keadaan tersebut benar-benar telah menjadi
aman dan bicarakan dengan kepala bagian.
d. Tanda tangani laporannya dan salinannya agar dikirim ke Bagian K3LL (HSE).
e. Sampaikan hal tersebut kedalam daily toolbox meeting dan weekly Bagian meeting.
Catatan :
Adalah sangat penting bahwa semua insiden/near miss, anomaly dilaporkan dan diselidiki dengan cara
yang sama seperti kecelakaan yang sebenarnya
a. Pastikan bahwa kegiatan ditempat kerja dimana ada penyimpangan dilakukan penghentian (penundaan
pelaksanaan pekerjaan) untuk mencegah agar tidak terjadi kecelakaan.
b. Diskusikan segera keadaan tersebut, lakukan tindakan perbaikan ynag diperlukan sampai keadaan telah benar-
benar dinyatakan aman baik untuk lpkasi dimana pekerjaan akan dilanjutkan maupun keadaan sekitarnya.
c. Buat laporan, sebutkan tindakan ynag telah dilakuakan sehingga keadaan tersebut telah benar-benar menjadi
aman.
d. Bicarakan dengan kepala dingin, tandatangani laporan kejadiannya dan lainnya agar dikirimkan ke Bagian K3LL
(HSE).
e. Sampaiakan hal tersebut kedalam daily toolbox meeting.
2. Kepala Bagian
Dalam hal kecelakaan Fatal, Berat, atau Kecelakaan dengan Hari Hilang :
a. Pastikan bahwa pengawas yang bersangkutan telah mengambil tindakan dan situasi terkontrol.
b. Beritahukan keadaan tersebut kepada site manager, diskusikan keadaan umumnya, pendapatnya tentang
penyebab dan tindakan yang dilakukan.
c. Diskusikan penyelidikan dengan K3LL (HSE) Officer untuk menemukan kemungkinan penyebab, tentukan
prosedur atau tindakan pencegahan yang diperlukan.
d. Persiapkan cerita kejadian singkat kecelakaan tersebut dan prosedur-prosedur yang terkait untuk dibicarakan
dalam weekly safety meeting berikutnya.
Dalam hal Kecelakaan Fatal, Berat atau Kecelakaan dengan Hari Hilang :
a. Kirimkan petugas K3LL (HSE) Officer ke lokasi kecelakaan untuk melakukan penyelidikan, membuat photo dan
mencari serta mengupulkan bahan-bahan yang diperlukan untuk penyelidikan.
b. Siapkan telex/faxsimile laporan pendahuluan kekantor pusat.
c. Memeriksa laporan penyelidikan kecelakaan dan membuat ringkasannya, memilih beberapa diantaranya untuk
dipasang dibuletin keselamatan kerja dan menempilakannya dalan weekly safety meeting.
Apabila diberihatu adanya suatu kecelakaan yang mengakibatkan cidera dan hari hilang bagi karyawan, pengawas
bagian personalaia akan menghubungi K3LL (HSE) Officer dan tanggung jawab yang melengkapi laporannya
dalam bentuk KK2 dan seterusnya sesuai dengan ketentuan, yang akan disampaiakn ke DEPNAKER RI setempat
dimana terjadi kecelakaan.
Bentuk KK2 laporan kecelakaan, sudah harus diserahkan ke DEPNAKER oleh bagian personalia dalam waktu 2 X
24 jam setelah terjadi kecelakaan.
5. Penyelidikan
Setiap kecelakaan yang terjadi tanpa memandang apakah kecelakaan tersebut berat atau ringan harus dilakukan
penyelidikan secara seksama, hal ini merupakan kelengkapan suatu laporan kecelakaan.
Dalam melakukan penyelidikan adalah sangat penting untuk melakuakan wawancara-wawancara dan meminta
pernyataan-pernyataan tertulis dengan segera dan secepat mungkin setelah peristiwa tersebut terjadi dan ini harus
dilakaukan sebelum para saksi-saksi meninggalkan tempat kejadian/lokasi.
Hal ini harus menjadi pertimbangan bagi orang yang berkepentingan untuk melakukan penyelidikan kecelakaan.
Team Penyelidik
Suatu team penyelidik sebaiknya dikoordinir oleh seorang kepala bagian dan terdiri dari bagian yang bersangkutan
dengan kecelakaan, Depatemen K3LL (HSE) dan anggota ahli dari bagian lain.
Hal-hal penyimpangan :
Temuan-temuan.
Laporan kecelakaan/insiden.
Pernyataan saksi mata.
Photo-photo.
Sketsa/gambar.
Keterangan medis.
Hasil penyelidikan yang lengkap harus diberikan kepada Site Manager melalui bagian K3LL (HSE) untuk
mendukung tindakan-tindakan yang diamati.
Team ini terdiri dari Site Manager, Bagian K3LL (HSE), pengawas yang bersangkutan dan tenaga ahli yang sesuai
dengan kasus kejadian.
Laporan Rekomendasi
Site manager akan mendelegasi rekomendasi perbaikan sesuai saran-saran dari hasil team penyelidik kepada
kepala bagian dimana terjadi kecelakaan untuk segera menindak lanjutinya.
Suatu checklist akan disiapkan oleh kepala bagian yang bersangkutan dan berstatus rekomendasi akan dilaporkan
setiap hari sampai tindakan perbaikan selesai dilakukan.
Semua laporan kecelakaan fatal dan berat ataupun ringan akan dibicarakan dalam coordination meeting, weekly
meeting rekomendasi telah selesai ditindak lanjuti. Dalam hal terjadi insiden yang serius suatu meeting khusus
harus dilakukan.
Semua team penyelidik akan mengidentifikasi seluruh biaya-biaya / kerugian akibat kecelakaan seperti :
Jumlah jam kerja ( termasuk pengawas, team penyilidik dan lain-lain )
Kerugian peralatan.
Kerugian lain-lain ( evakuasi, penggunaan transport, bantuan dan lain-lain )
Kehilangan Produksi
Kerugian-kerugian lain-lain ( penalty, denda dan lain-lain )
LOKASI : BAGIAN :
TANGGAL : JAM : TEMPAT :
Telah dijumpai sesuatu yang tidakpada tempatnya serta membahayakan dan apabila dibiarkan dapat menimbulkan
kecelakaan: ...........................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
Keterangan :
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
Saran-saran:
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
-----------------------------------
Nama supervisor & tanda tangan
Section – 3 : Verifikasi petugas HSE :
(Diisi oleh petugas HSE)
Level investigasi : Metode investigasi :
1 5-why (untuk level 1)
2 why tree (untuk level 2&3)
3 (conduct full investigation)
----------------------------------------- -------------------------------------------------
2. RUANG LINGKUP
2.1 Prosedur Kerja ini berlaku bagi seluruh personil yang bekerja di wilayah kerja PT. Patra Utama Mandiri.
2.2 Prosedur ini dipergunakan untuk kesiagaan, pengendalian dan penanggulangan keadaan darurat, antara
lain :
a. Setiap kejadian besar yang berpotensial mempengaruhi aktivitas perusahaan.
b. Setiap kecelakaan kerja.
c. Kebakaran dan ledakan.
d. Kebocoran gas berbahaya dan beracun
e. Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran hutan.
f. Terorisme dan Sabotase
Jika Keadaan Darurat tidak dapat ditanggulangi PT Patra Utama Mandiri maka kendali Keadaan Darurat
diambil alih oleh pihak yang lebih berwenang.
2.3 PT. Patra Utama Mandiri sebagai perusahaan penyedia jasa dan layanan kepada Pelanggan, maka
prosedur ini batal, patuh, dan tunduk kepada prosedur penanggulangan keadaan darurat sejenis yang
berlaku dan ditetapkan oleh Pengguna Jasa PT. Patra Utama Mandiri.
3. DEFINISI
a. Insiden adalah suatu peristiwa / kejadian yang tidak diinginkan yang dapat berakibat menurunnya efisiensi
kegiatan operasi perusahaan.
b. Accident (kecelakaan) adalah insiden yang berakibat cedera dan atau kerusakan harta benda.
c. Alat Pelindung Diri (APD) adalah pakaian atau perlengkapan lain yang digunakan untuk melindungi diri dari
bahaya yang mungkin ada di tempat kerja. Alat Pelindung Diri harus sesuai dengan jenis pekerjaan sehingga
Keselamatan dan Kesehatan pekerja dapat terjamin.
d. Keadaan Darurat (Emergency) adalah suatu insiden (kebakaran, ledakan, bocoran gas, semburan liar,
pencemaran, tumpahan minyak, kegagalan tenaga total, bencana alam dan lain-lain) di mana sumber daya
dan manajemen yang ada di daerah operasi masih mampu menanggulanginya berdasarkan prosedur tetap
keadaan darurat yang ada di daerah operasi setempat.
e. Keadaan Darurat Kecil adalah keadaan darurat yang dapat ditanggulangi sendiri oleh petugas setempat dan
petugas K3.
f. Keadaan Darurat Besar adalah keadaan darurat yang tidak dapat ditanggulangi sendiri oleh petugas setempat
dan petugas K3, sehingga memerlukan pengarahan seluruh anggota Penanggulangan Keadaan Darurat
(PKD).
g. Kesiagaan adalah sikap atau kondisi seseorang atau suatu sistem yang memungkinkan untuk setiap saat
dapat mengambil tindakan dan atau dapat digerakkan sesuai keperluan secara cepat dan tepat menghadapi
keadaan darurat yang terjadi. Kesiagaan meliputi kesiagaan seluruh sistem, yaitu sumber daya manusia,
peralatan dan prosedur atau tata cara baku yang berlaku.
h. Penanggulangan Terpadu adalah upaya penanggulangan keadaan darurat yang melibatkan seluruh Bidang di
PT. Patra Utama Mandiri. dalam rangka pengamanan asset, pencegahan korban jiwa manusia serta menjaga
citra perusahaan.
i. Bencana Kebakaran diartikan sebagai suatu kejadian terbakarnya suatu unsur / zat yang tidak diinginkan /
diharapkan serta tidak terkendali yang dapat mengancam korban jiwa manusia, kerusakan asset perusahaan
maupun lingkungan.
j. Ledakan adalah suatu rekasi kimia yang berjalan sangat cepat, jumlahnya cukup dan biasanya terjadi di dalam
ruangan tertutup dan bisa juga di ruangan terbuka serta terkadang disertai dengan nyala api.
k. Pusat Komando Pengendalian (Puskodal) adalah Pusat Komando Pengendalian Keadaan Darurat yang
berlokasi di suatu tempat yang aman dengan perlengkapan dan fasilitas tertentu.
l. Pusat Komando Penanggulangan (Puskopen) adalah Pusat Komando Penanggulangan Keadaan Darurat
yang berlokasi di dekat tempat kejadian yang dilengkapi dengan tanda (dapat lampu atau bendera).
m. PPPK / P3K Area adalah tempat Pertolongan Pertama apabila terjadi korban kecelakaan yang ditempatkan di
dekat tempat kejadian pada saat terjadi keadaan darurat dan ditandai dengan bendera P3K.
n. Formulir Non Conformity adalah formulir yang memuat informasi mengenai adanya ketidaksesuaian dalam
aspek Mutu, Kesehatan dan Keselamatan kerja (Mutu & K3) yang diisi oleh pelapor, rencana tindakan
perbaikan dan pencegahan yang diisi oleh Bidang Terkait yang menjadi penanggungjawab (PIC), target
penyelesaian, dan verifikasi Management Representative atas Tindakan Perbaikan dan Pencegahan yang
sudah direalisasi. Formulir ini juga dapat digunakan sehari-hari maupun untuk mendukung pelaksanaan Audit.
Prosedur ini mengatur tahapan:
- Identifikasi Sumber Bahaya K3
- Penilaian Tingkat Keadaan Darurat
- Klasifikasi Keadaan Darurat
- Anggota Tim Manajemen Tanggap Darurat.
- Tanggungjawab Tim Manajemen Tanggap Darurat.
- Pembuatan Dokumen dan Laporan
- Penentuan Tim Pendukung
4. PROSEDUR DAN TANGGUNG JAWAB
Identifikasi Sumber Bahaya K3
4.1 Pemberitahuan Keadaan Darurat
4.2 Saksi mata keadaan darurat (kebakaran, ledakan gas, blow out, gempa bumi, dll) melaporkan terjadinya
keadaan darurat kepada petugas K3 yang bertanggungjawab di lokasi. Pemberitahuan keadaan darurat
harus diawali dengan kata-kata: ”Darurat!, Darurat!”, atau menggunakan media dan cara komunikasi lain
yang paling efektif agar keadaan darurat cepat ditanggapi.
4.3 Pelapor memastikan bahwa laporannya ditanggapi dengan cepat oleh petugas K3. Bila diperkirakan
keadaan darurat membutuhkan personil tambahan untuk penanggulangannya maka pelapor harus
memastikan bahwa petugas K3 tersebut sudah menghubungi layanan telepon keadaan darurat di Puskodal
melalui pesawat telepon keadaan darurat yang telah ditentukan dan disosialisasikan sebelum dimulainya
aktifitas pekerjaan.
4.4 Petugas Puskodal menerima laporan mengenai keadaan darurat dan kemudian melakukan verifikasi atas
laporan keadaan darurat yang dimaksud dengan pelapor.
4.5 Petugas Puskodal mengirimkan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat ke lokasi yang dimaksudkan
setelah menilai keadaan tersebut bersifat serius dan membutuhkan penanggulangan sesegera mungkin,
dan kemudian melaporkan keadaan darurat kepada Direktur atau Top Management terkait yang telah
ditentukan.
Penilaian Tingkat Keadaan Darurat
4.6 Direktur atau Top Management terkait yang telah ditentukan:
- Menerima pemberitahuan keadaan darurat dari petugas Puskodal dan kemudian
- Menjustifikasi/ mengevaluasi tingkatan dan luas keadaan darurat yang dimaksudkan.
- Mengumumkan keadaan darurat apabila penilaian menunjukkan keperluan mengaktifkan Rencana
Tanggap Darurat.
- Menginstruksikan Puskodal mengaktifkan Rencana Tanggap Darurat
LAPORAN
K E JAD IA N K E AD A A N D A R U R A T
1 Je nis P o te n si :
Harta benda / peralatan
Lain - lain
2 P e n ye ba b / pe la ku :
Nam a : Jenis k elam in :
Us ia : A lam at :
3 S a ksi m a ta :
Nam a :
Jenis k elam in :
B agian :
4 Ko rb a n :
Nam a :
Jenis k elam in :
B agian :
D ib u a t o le h , Me n g e ta h u i,
(N a m a & Ta n d a ta n g a n ) (N a m a & Ta n d a ta n g a n )
Prosedur Pengelolaan limbah
TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
yang dihasilkan dari kegiatan operasi dan perawatan fasilitas di PT. Patra Utama Mandiri.
RUANG LINGKUP
Prosedur ini mencakup kegiatan identifikasi, pengemasan, penyimpanan sementara dan pengangkutan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun di PT. Patra Utama Mandiri.
DEFINISI
4.1. Limbah adalah bahan sisa atau buangan suatu proses kegiatan yang tidak dapat dimasukkan kembali ke
dalam sistem proses termasuk bahan kimia kadaluarsa baik cair maupun padat.
4.2. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun disingkat B3 adalah setiap limbah yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau
membahayakan kesehatan manusia.
4.3. Limbah yang termasuk B3 adalah limbah yang memenuhi salah satu karakteristik :
Mudah meledak
Mudah terbakar
Bersifat reaktif
Beracun
Menyebabkan infeksi
Bersifat korosif
Limbah lain yang apabila diuji dengan metode toksikologi dapat diketahui termasuk dalam jenis
limbah B3
4.4. Pengangkutan limbah B3 adalah proses pemindahan limbah B3 dari Koperasi Kilang Mandiri ke tempat
pengumpul sementara untuk selanjutnya diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir.
TANGGUNG JAWAB
5.1. Ketua Safety Committee bertanggung jawab memastikan pengelolaan limbah B3 telah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
5.2. Karyawan dari masing-masing bidang pekerjaan bertanggung jawab untuk mengidentifikasi limbah B3 yang
dihasilkan di area kerjanya untuk dilaporkan kepada HSE Kantor.
5.3. HSE Kantor bertanggung jawab memastikan ketersediaan wadah dan pengemasan limbah B3 sesuai
dengan jenis limbah serta memastikan pengiriman limbah B3 sampai ke Tempat Pembuangan Akhir.
URAIAN KEGIATAN
6.1. HSE menginventaris limbah sesuai dengan hasil identifikasi yang dilakukan oleh karyawan yang ditunjuk dan
dituangkan dalam Formulir Daftar Limbah B3 (FM-SHE-05-01).
6.2. Apabila tidak terdapat dalam daftar jenis limbah B3 maka pastikan apakah limbah tersebut memiliki
karakteristik B3.
6.3. Limbah B3 yang telah teridentifikasi dan akan dibuang harus dikemas dalam wadah yang diberi label sesuai
dengan peraturan perundangan tentang Tata Cara Pengemasan/Pewadahan dan Pelabelan Limbah B3.
Selanjutnya limbah B3 diserahkan kepada HSE Kantor untuk diserahkan ke pengumpul limbah B3 dan
dicatat dalam Formulir Catatan Penyerahan Limbah B3 (FM-HSE-05-02).
6.4. Limbah B3 yang dihasilkan disimpan paling lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum diserahkan kepada
tempat pembuangan akhir.
6.5. Penyimpanan limbah B3 dilakukan di tempat penyimpanan yang sesuai dengan peruntukannya dan diberi
identitas.
6.6. Pengiriman limbah B3 harus didokumentasikan dalam dokumen pengiriman
6.7. Tanda Bukti Terima limbah B3 dari pengumpul limbah B3 dan Tempat Pembuangan Akhir disimpan oleh
Pengendali Dokumen sesuai Prosedur Pengendalian Rekaman (PRO-HSE-02-19).
6.8. Jika terjadi tumpahan (oil spill atau chemical spill), maka wajib dibersihkan dengan menggunakan kain yang
dapat menyerap oli atau bahan kimia yang bersangkutan (Majun juga dapat digunakan sampai batas
tertentu). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pencemaran tanah karena tumpahan oli, minyak
atau bahan kimia tersebut.
6.9. Kemudian, kejadian tumpahan oli, minyak atau bahan kimia tersebut wajib dilaporkan kepada
penanggungjawab site atau lokasi yang bersangkutan, untuk diambil tindakan2 lebih lanjut untuk mengatasi
kemungkinan pencemaran lingkungan jika memang diperlukan.
Prosedur ini mencakup kegiatan penunjukkan petugas P3K dan kompetensinya, identifikasi kebutuhan kotak P3K,
serta sistem untuk menjamin ketersediaan jika dibutuhkan oleh karyawan PT. Patra Utama Mandiri.
DEFINISI
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah tindakan awal yang dilakukan kepada karyawan yang
mengalami kecelakaan atau sakit sebelum tindakan medis diberikan.
Petugas P3K adalah personil dari perusahaan yang ditunjuk serta memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
TANGGUNG JAWAB
PJ K3LL Darurat bertanggung jawab atas penyediaan sumber daya terkait dengan P3K baik personil maupun
peralatannya.
Koordinator Lokal bertanggung jawab atas kompetensi dari personil P3K yang dibutuhkan.
Personil P3K bertanggung jawab untuk memberikan tindakan P3K jika dibutuhkan.
URAIAN PROSEDUR
PJ K3LL Darurat mengidentifikasi jumlah dan menunjuk personil yang akan masuk dalam petugas P3K. Selanjutnya
PJ K3LL Darurat juga mengidentifikasi jenis peralatan dan isi kotak P3K apa saja yang dibutuhkan sesuai lingkup
bahaya dan aspek penting yang ada di PT. Patra Utama Mandiri.
Identifikasi jumlah personil, jenis peralatan, dan isi kotak P3K harus berdasarkan standar atau peraturan
perundangan yang berlaku.
Personil P3K yang telah ditunjuk diberi pelatihan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai petugas P3K.
Pelatihan yang diberikan mengacu kepada Prosedur Kesadaran, Keahlian, dan Pelatihan.
Isi peralatan ataupun obat P3K dicatat oleh petugas P3K dengan menggunakan Formulir Daftar Kotak P3K.
Apabila ada karyawan mengetahui bahwa rekan kerjanya atau seseorang di lingkungan PT. Patra Utama Mandiri
mengalami cedera, maka hal pertama yang dilakukannya ialah menilai kondisi cidera korban.
Bila cederanya dapat ditangani dengan pertolongan pertama maka hubungi petugas P3K atau bawa korban menuju
petugas P3K untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Bila cederanya tidak dapat ditangani dengan pertolongan pertama atau perlu penanganan medis lanjutan maka
kirim korban menuju rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan.
Setelah korban ditangani oleh petugas P3K, jika korban menggunakan obat, maka catat penggunaan obat untuk
daftar inventaris kotak P3K dalam buku Formulir Catatan Penggunaan Peralatan dan Obat P3K
DIREKSI PEKERJAAN
HSSE RU V
PENGAWAS PEKERJAAN
Safety Inspector
Pekerja
Periode Nama
No Posisi Nama Pekerjaan Lokasi
Kerja Kontraktor
1 6 Bulan Safetyman PT Karya Patra Proyek tenaga kerja pembantu Land PT Pertamina
Abadi preparation di fungsi site construction RDMP RU V
RDMP RU V balikpapan
2 6 bulan Safetyman PT Patra Utama Pengadaan Tenaga Proyek PT Pertamina
Mandiri Pembantu Land Preparation Di RDMP RU V
Fungsi Site Construction RDMP RU V
Balikpapan Tahap II
3 6 bulan Safetyman PT Patra Utama Pengadaan Tenaga Proyek PT Pertamina
Mandiri Pembantu Land Preparation Di RDMP RU V
Fungsi Site Construction RDMP RU V
Balikpapan Tahap III
Direktur
Memastikan bahwa semua pelaksanaan operasi dilaksanakan dengan memperhatikan K3LL melalui
instruksi kepada jajaran manajemen sampai ke lini bawah untuk memastikan efektifitas sistem melalui
pertemuan-pertemuan kelompok dimana setiap karyawan akan mempunyai kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnyan dan memberikan usulan guna perbaikan K3LL dilingkungan
perusahaan.
Direktur bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan komitmen seluruh lini perusahaan dalam hal
kesehatan dan keselamatan kerja dan peninjauan tahunan atas kebijakan K3LL.
Manager
a. Memastikan pelaksanan dari kebijakan dalam pengawasan dan wilayah kontrolnya.
b. Memastikan bahwa staffnya dan perwakilan-perwakilan PT Patra Utama Mandiri lainnya memiliki
transportasi yang aman, rencana yang aman dan peralatan pelindung yang memenuhi pedoman
keselamatan kerja.
c. Menjamin peralatan pertolongan pertama memadai dan fasilitas kesejahteraan tersedia untuk
staffnya sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan–peraturan perundang-undangan.
d. Menjamin bahwa semua level staff dalam divisi menerima pelatihan yang memadahi dan sesuai
dengan aplikasi di lapangan.
e. Melakukan tindakan tegas terhadap staf dan pekerja yang mengabaikan tanggung jawab
kesehatan dan keselamatan kerja.
f. Memastikan bahwa dibeikan konsultasi berkala antara manajemen dan staff berkenaan dengan
masalah-masalah Kesehatan dan Keselamatan kerja.
g. Melaporkan hal-hal yang diperlukan kepada Direktur untuk bahan tinjauan terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja perusahaan.
Kabag HSE
a. Bertanggung jawab menyediakan dukungan teknis tentang HSE serta pedoman kepada
manajemen dan pekerja untuk semua aktifitas HSE.
b. Bertanggung jawab dalam mempromosikan dan memperkenalkan sistem yang dirancang untuk
memperbaiki kinerja K3LL, serta menilai dan memantau aktifitasnya.
c. Memasyarakatkan K3LL dilingkungan perusahaan dan klien yang belum melaksanakannya.
PT. Patra Utama Mandiri berupaya untuk mewujudkan menjadi kontraktor lokal profesional yang terkemuka untuk
solusi terintegrasi dalam bidang suplai, jasa dan konstruksi.
Sejalan dengan visi, misi dan nilai-nilai perusahaan maka kami berusaha untuk melakukan layanan secara
sistematis dan proaktif. Manajemen kami menyediakan komitmen kepemimpinan yang jelas untuk menghindari
bahaya bagi karyawan yang mungkin terkena dampak langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan dalam
menjalankan usaha,Kerugian terhadap aset maupun nama baik perusahaaan. Kami juga menjaga perlindungan
terhadap kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan dalam hari-hari kerja kami.
Dewi Wahyuni S
Direktur
Adalah menjadi kebijakan Kopekta PT. Patra Utama Mandiri. untuk tidak mentolerir terhadap penggunaan dan
bentuk apapun dari alkohol dan obat-obatan terlarang tidak peduli berapapun kecilnya pelanggaran tersebut.
Kebijakan berikut secara tegas mengarahkan terhadap :
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang meningkatkan resiko terhadap kecelakaan. Bagaimanapun
pemanfaatan dan atau penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang atau yang dipengaruhi oleh bahan-
bahan tersebut pada saat bekerja tidak ditoleransi.
Obat-obatan resep dan obat-obat diperoleh dari luar kemungkinan dapat mempengaruhi kinerja pekerja.
Bicarakan mengenai obat-obatan anda dan atau label aturan yang berhubungan dengan adanya resiko kerja.
Beritahu supervisor/atasan anda secepatnya bilamana ada obat-obatan yang sedang digunakan sehingga
langkah-langkah keselamatan dapat diambil. Karyawan bertanggung jawab melaporkan penggunaan semua
obat resep atau obat bukan resep sebelum memulai kerja.
Lini Manager, Supervisor, dan officer bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa kebijakan mengenai obat-
obatan dan alkohol ini penting untuk dipertahankan dan dilaksanakan dalam rangka menciptakan situasi kerja
yang aman bagi seluruh pekerja.
Balikpapan, 06 Mei 2021
PT. Patra Utama Mandiri
Dewi Wahyuni S
Direktur
KOMITMEN HSSE
Bahwa dalam semua pekerjaan akan dilaksanakan dengan cara yang sungguh – sungguh memperhatikan keselamatan kerja
agar dalam setiap pekerjaan para pekerja akan selamat serta memberikan manfaat kepada PT. Patra Utama Mandiri. Semua
pihak harus memberikan perhatian khusus demi tercapainya lingkungan kerja yang sehat bebas dari kecelakaan dan cidera
melalui praktek yang aman secara konsisten
Setiap lini manajemen bertanggung jawab atas dipatuhinya peraturan yang tercantum dalam aturan sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi yang lebih penting lagi adalah semua pihak dituntut untuk menggunakan tata cara
kerja yang aman demi kepentingan diri sendiri, kawan sekerja maupun masyarakat.
Jika ada cara kerja yang belum benar untuk suatu pekerjaan, harus dikonsultasikan dengan supervisor/penyedia untuk
memperoleh instruksi khusus, menjaga lingkungan kerja yang bebas dari kecelakaan dan cidera merupakan suatu elemen
integral dari perusahaan. Hal ini sangat penting bagi suksesnya pencapaian sseluruh tujuan.
Sasaran dari program Keselamatan kerja adalah menanamkan sikap sadar Keselamatan kerja pada diri kita sehingga
menjadi bagian integral dari kehidupan kita, baik didalam maupun diluar tugas, Keselamatan Kerja ini kemudian akan
menjadi bagian dari kehidupan keluarga kita dan mendorong tumbuhnya sikap mengutamakan Keselamat Kerja dalam setiap
tindakan.
Dewi Wahyuni. S
Direktur
HALAMAN :1/1
1 Inspeksi Management
2 Petugas Inspeksi Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S Dewi W S
ACTUAL
PLAN
REVISI : 00
HALAMAN :1/1
1 Inspeksi Management
2 Petugas Inspeksi Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman Abd. Rahman
ACTUAL
PLAN
Safetyman
Safetyman RU V
Pengawas kerja
..........................
Fungsi HSSE RU V
Mandor
Safety RU V
..........................
LAGGING INDICATOR
No Item Target Actual Evidence Keterangan
03 Fatal 0 Angka total kasus
Demikian HSE Plan ini disusun dan direncanakan untuk kami patuhi, dan apabila terjadi pelanggaran maka kami bersedia ditindak
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
No Item Perubahan
Demikianlah HSE Plan ini telah dibuat dan disepakati bersama untuk selanjutnya dipergunakan sebagai acuan dalam penilaian kinerja Kontraktor. Bilamana dalam pelaksanaan HSE Plan ini terdapat pelanggaran maka akan
diberlakukan sanksi sesuai dengan peraturan PT. Pertamina (Persero) yang berlaku.
Balikpapan, 06 Mei 2021
Perwakilan Kontraktor Safety Officer Direksi Pekerjaan GSI / Pemilik Area
PT.Patra Utama Mandiri