Anda di halaman 1dari 28

Job Safety

Analysis

Graha Simatupang Tower 2B Lt. 4, Jl. TB


Simatupang No.Kav. 38, RT.4/RW.8, Jati Padang, Tanggal: Program Pelatihan dan Sertifikasi:
Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah 30 Juni 2020 Ahli K3 Muda BNSP
Khusus Ibukota Jakarta 12540
Setelah mengikuti pelatihan JSA, Peserta diharapkan
dapat:
1. Mampu membuat, mengelola dan mereview JSA
yang telah dibuat;
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
2. Mampu mengidentifikasikan Bahaya pada setiap langkah
pekerjaan

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


3. Mampu menentukan risiko terhadap tahapan
pekerjaan pada JSA Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
4. Mampu menekan, meminimalkan risiko melalui program
pengendalian risiko Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
5. Dapat meningkatkan skill dan keterbiasaan dalam menjalankan
langkah-langkah pada JSA;
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
6. Mampu mengarahkan pekerjanya melalui supervisor untuk
secara konsisten mengikuti langkah-langkah pada JSA. Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
JSA adalah suatu teknik yang
dipakai untuk menganalisa suatu
pekerjaan secara sistematis untuk
bisa mengenali bahaya di setiap
langkahnya sehingga bisa
mengembangkan solusi untuk
mencegah terjadinya kecelakaan.
Undang-undang No. 1 Tahun 1970

Pasal 9 (1):
Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan
pada tiap tenaga kerja baru tentang:

a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang


dapat timbul dalam tempat kerjanya;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan
yang diharuskan dalam semua tempat kerjanya; Undang-undang No. 1
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang Tahun 1970 tentang
bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam
Keselamatan Kerja
melaksanakan pekerjaannya.

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012

Pasal 10 (2) paragraph c.:

Prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) paling sedikit terdiri dari:

a. organisasi/unit yang bertanggung jawab di


bidang K3; PP No. 50 Tahun 2012
b. anggaran yang memadai; Tentang Sistem
c. prosedur operasi/kerja, informasi, dan
Manajemen
pelaporan serta pendokumentasian; dan
d. instruksi kerja. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(SMK3)

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Siapakah yang berwenang
dalam pembuatan JSA?

“Supervisor”
1. Lebih memahami pekerjaan tersebut
2. Beratanggung jawab secara langsung terhadap
pekerja dan pekerjaan tersebut
3. Lebih memahami karakter dan kemampuan
para pekerjanya
4. Lebih memahami bahaya dan risiko pada
pekerjaannya
5. Lebih memahami mitigasi terkait keselamatan
dan kesehatan kerja terkait pekerjaan yang
dilakukan
Tahapan dalam pembuatan JSA

Penentuan PIC

Mitigasi Risiko
Menentukan
Risiko
Mengidentifikasi
Bahaya
Menguraikan
Tugas menjadi
Langkah-langkah
Penetapan Tugas
Kritis

Inventarisasi
Tugas
Inventarisasi
Tugas Penggalian Tanah

Penetapan aktifitas yang akan


Pembuatan Bekesting
dilakukan dengan pertimbangan:
1. Pekerjaan baru
Steel Erection
2. Non Rutin
3. Kekerapan tinggi
4. Keparahan tinggi Fabrikasi Span

5. Tidak tercover dalam SOP


Sandblasting
Menetapkan
Tugas Kritis Luka ringan

Penetapan tugas yang memiliki: Kelelahan


Tingkat kecelakaan tertinggi
a) Abnormal
b) Memerlukan pengawasan yang Steel Erection, Fatality
tinggi
c) Melibatkan penggunaan peralatan Luka sedang
dan personil yang berkompeten
Luka Ringan
Menguraikan Critical Task:
Tugas menjadi Steel Erection
langkah-langkah
1 Mempersiapan Alat Kerja
1. Tentukan langkah awal sampai
langkah akhir 2 Mempersiapkan alat berat
2. Gunakan kata kerja aktif atau
operasional sederhana, seperti 3 Pemasangan kolom span
memotong, mengganjal, mengelas
3. Hindari kata-kata yang terlalu Umum,
4 Pemasangan Span
seperti mengoperasikan, merawat,
membangun/mendirikan
5 Housekeeping
4. Tidak terlalu detail
Mengidentifikasikan Critical Task:
Steel Erection
Bahaya
1 Mempersiapan Alat Kerja
Mengidentifikasikan bahaya pada Bahaya area kerja, Tersandung

setiap tahapan pekerjaan. Bahaya- 2 Mempersiapkan alat berat

bahaya tersebut adalah: Bahaya area kerja, terpeleset

1. Bahaya terkait keselamatan kerja 3 Pemasangan kolom span

2. Bahaya terkait kesehatan kerja Bahaya gravitasi, Terjatuh

4 Pemasangan Span
Bahaya gravitasi, Terjatuh

5 Housekeeping
Bahaya area kerja, tersayat
benda tajam
Bahaya/Hazard
Bahaya adalah segala sesuatu
yang dapat mengakibatkan
cedera, penyakit atau
kerusakan bagi manusia atau
lingkungan kerja

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Safety Hazard Health Hazard
Hazard
Bahaya radiasi Adalah bahaya yang berasal dari
Bahaya listrik Adalah Bahaya yang berasal dari
Keberadaan Muatan atau aliran muatan listrik. Identification pancaran energi melalui suatu materi atau ruang
dalam bentuk panas, partikel atau gelombang dari
sumber radiasi.
Bahaya gravitasi adalah Bahaya dari gaya yang
disebabkan oleh daya tarik antara masa bumi dan
Bahaya kimia dalah bahaya yang berasal dari
masa benda lainnya.
material kimia yang berpotensi untuk menciderai
manusia dan lingkungan.
Bahaya tekanan adalah bahaya yang berasal dari
tekanan cairan atau tekanan gas dalam satu tabung
atau saluran bertekanan. Bahaya biologi dalah bahaya yang berasal dari
sengatan hewan, binatang sampai kepada makhluk
mikroorganisme.
Bahaya kinetic dalah material benda yang
melayang, terpental dengan kecepatan tertentu Faktor manusia/psycosocial adalah aspek-aspek pada
yang dapat menciderai manusia. desain pekerjaan dan organisasi pekerjaan, serta
konteks sosial dan lingkungan yang memiliki potensi
Bahaya mekanikal adalah energi dari komponen untuk menyebabkan gangguan fisik maupun psikologi.
sebuah sistem mekanis, yaitu perputaran, getaran,
atau gerakan yang terjadi dalam peralatan/mesin. Bahaya lingkungan kerja spesifik adalah suatu
kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap
Pekerja/manusia.

Bahaya Fisika adalah potensi bahaya yang dapat


menyebabkan gangguan – gangguan kesehatan
terhadap tenaga kerja yang terpapar secara terus
menerus oleh faktor fisik

Bahaya ergonomic adalah bahaya pada proses


pengangkatan material/benda dengan melibatkan
tubuh manusia secara langsung sebagai medianya.
Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved
Critical Task:

Menentukan Risiko Steel Erection

1 Mempersiapan Alat Kerja


Risiko diperoleh jika terdapat Tersandung, luka ringan

bahaya sebelumnya. Risiko bisa 2 Mempersiapkan alat berat

bermakna event (kejadian) dan Terpeleset, luka ringan

dampak dari kejadian tersebut. 3 Pemasangan kolom span

Contoh: pekerja terjatuh dari Terjatuh, patah tulang, meninggal

ketinggian mengakibatkan kematian 4 Pemasangan Span


Terjatuh, patah tulang, meninggal
(fatality)
5 Housekeeping
Tersayat benda tajam, luka
ringan
Risiko K3/OH & S Risk
kombinasi kemungkinan
terjadinya kejadian atau
paparan berbahaya yang
terkait dengan pekerjaan
dan keparahan cedera dan
kesehatan yang buruk yang
dapat disebabkan oleh
kejadian-kejadian atau
paparan-paparan.
Terminologi 3.21 ISO 45001:2018
Bahaya & Risiko
Bahaya Risiko: Bahaya Kimia Risiko:
Listrik Pekerja terjatuh dari Asam sulfat (H2SO4) pada
aktifitas memindahkan
Pekerja digigit ular
Kondisi kabel berarus ketinggian 10 meter menyebabkan
menyebabkan cidera material tersebut wadah lain
listrik yang terkelupas sebagai bahan Analisa. keracunan, pingsan
berat hingga fatality hingga meninggal
(patah tulang hingga
meninggal)

Risiko:
Jari pekerja menyentuh
kabel yang terbuka Bahaya Risiko:
menyebabkan pekerja
terluka, keracunan,
Gravitasi Pekerja terpapar asam Bahaya Biologi
pingsan hingga Bekerja diketinggian 10 sulfat menyebabkan Ular yang tersedia di tempat
meninggal. meter. luka bakar pada tubuh kerja

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved


Mitigasi Risiko

Mengurangi risiko dapat


menggunakan pendekatan pada
perilaku manusianya.
Menetapkan, menerapkan dan memelihara proses untuk menghilangkan bahaya
dan pengurangan risiko K3.

Berkaitan dengan aspek teknis, rancang bangun,


peralatan kerja, instalasi termasuk aspek ergonomic.

Berkaitan dengan manajemen, pengelolaan dan


pengawasan dan pekerja.

Salah satu strategi dalam pengendalian risiko adalah dengan menekan kemungkinan terjadinya
MENEKAN (likelihood). Pengurangan kemungkinan ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan yaitu secara
LIKELYHOOD teknis, administratif dan pendekatan manusia.

Pengendalian risiko Juga dapat dilakukan dengan menekan keparahan (Severity) yang memungkinkan
MENEKAN SEVERITY dapat dilakukan melalui pemberian proteksi pada bahaya dan pada penerima bahaya tersebut.
Copyright© 2020 Adam_Rahmat_agung. All Rights Reserved
HIRARKI PENGEDALIAN RISIKO
Eliminasi Menghilangkan bahaya

Substitusi
Hazard/
Mengganti Material berbahaya
bahaya
Rekayasa Engineering Re-disain Pelindung dari bahaya

Waktu pelepasan Pengaturan waktu terpaparnya

Pengendalian Arah dan Jarak Pengaturan Arah dan Jarak


terhadap paparan bahaya

Alat Pelindung Diri Perlindungan terhadap Penerima

Reseptor/
Penerima Perkuat Reseptor Memberikan Pendukungan pada
Penerima

Membekali pengetahuan tentang


Tanggap Darurat Tanggap darurat
Copyright© 2020 Adam_Rahmat_agung. All Rights Reserved
Program Pencegahan
Kecelakaan Kerja

1. Komitmen manajemen puncak


2. Penetapan JSA dalam Akuntabilitas
dan kepemimpinan supervisor
3. Pemberian Pelatihan Pembuatan
JSA
4. Pembuatan dan proses approval JSA
5. Mensosialisasikan JSA sebelum
bekerja
6. Mereview dan mengkonsultasikan
JSA
Proses Pengelolaan
JSA 1. Melakukan persiapan dengan
pembentukan Tim (Supervisor dan
Foreman), Form standar, dll.
2. Pembuatan JSA oleh tim yang
diunjuk.
3. Personil HSE mereview hasil
pembuatan JSA dari Tim JSA.
4. Diapprove oleh Tim JSA dan HSE.
Atasan mengetahui dan menyetujui
JSA yang telah dibuat.
5. Dikomunikasikan dan
ditandatangani oleh seluruh pekerja
yang terkait dengan pekerjaanya.
6. Para pekerja yang terkait
melaksanakan tahapan pekerjaan
sesuai dengan yang tertuang dalam
JSA.
7. Dimasukkan database (diregister)
8. Direview oleh tim pembuat JSA.
1. JSA terbukti telah menjadi salah satu

Fakta Tentang JSA program pencegahan kecelakaan yang


efektif jika diikuti sesuai dengan tahapannya
pekerjaannya.
2. Pembuatan JSA bisa dilakukan pada level
pengawas dan dengan melibatkan anggota
di bawah kendalinya, namun seringkali JSA
dibuat oleh Personil HSE.
3. Dimanfaatkan sebagai bahan pelatihan atau
rapat dengan Para anggotanya, namun JSA
hanya sebagai dokumen yang sekali
digunakan dan setelahnya diarsipkan tanpa
ditinjau ulang.
4. Menjadi pedoman karyawan dalam
melakukan pekerjaan dengan aman dan
selamat, namun kebanyakan karyawan tidak
mengerti dalam tahapan pada JSA sehingga
mereke menjalankan pekerjaannya sesuai
cara yang biasanya mereka lakukan.
5. Dapat sebagai acuan dalam proses
investigasi kecelakaan, sehingga pihak
kepolisian dapat menentukan adanya
ketidaksesuaian berada pada tahapan atau
proses kegiatan yang dilanggar.
THANK YOU

Copyright© 2020 adam_rahmat_agung. All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai