00
IDENTIFICATION WITH RISK DATE 02 Januari 2020
ASSESSMENT & J.S.A METHOD CKB/HSE/WI-05
Page 1 of 13
PT. CIPTA KARYA BARU
I. PENDAHULUAN
Untuk memperoleh kepastian akan keselamatan atas diri kita dan orang-orang yang berada
disekitar kita saat melakukan suatu pekerjaan, maka kita perlu untuk melakukan suatu
identifikasi bahaya (hazard identification), dimana bahaya-bahaya yang berada didalam atau
disekitar kita harus benar-benar kita kenali (identifikasi) untuk mengambil langkah yang tepat
guna mencegah atau menghindari terjadinya suatu kecelakaan.
Dalam hal kita akan melaksanakan tugas-tugas berbahaya disuatu tempat kerja, maka yang perlu
kita lakukan terlebih dahulu adalah melakukan penilaian resiko terhadap tugas-tugas berbahaya
tersebut. Hal ini perlu kita lakukan untuk menilai seberapa besar tingkat resiko (risk level) dari
setiap urutan langkah tugas berbahaya tersebut guna menentukan cara pengendalian atau
kegiatan yang diperlukan untuk mengatasi resiko-resiko yang ada pada pekerjaan tersebut.
II. BATASAN
Bahaya (Hazard) adalah sifat-sifat yang ada dan melekat pada suatu bahan (material)/kondisi
atau proses yang dapat mengakibatkan cidera atau kerusakan terhadap manusia, peralatan dan
lingkungan.
Suatu bahaya tidak berasal dari kegagalan benda itu sendiri, bahaya dapat muncul dai beberapa
benda yang saling mempengaruhi satu sama lain (misalnya reaksi kimia).
Beberapa contoh bahaya dapat terlihat pada:
Manusia → Sifat ceroboh seseorang karyawan.
Bahan → Mudah terbakarnya suatu jeniis bahan bakar minyak tertentu.
Lingkungan → Kondisi tempat kerja yang licin.
Resiko (Risk) adalah besarnya kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan terhadap manusia,
perlatan atau lingkungan sebagai akibat dari adanya bahaya dan besarnya akibat yang dapat
ditimbulkannya (Consequences).
(Consequences) : Tingkat keparahan dari suatu kecelakaan yang mungkin terjadi.
a. Bahaya dari tindakan tidak aman (unsafe act hazard) yaitu bahaya-bahaya yang timbul
sebagai akibat dilakukannya suatu tindakan tidak aman oleh seseorang atau karyawan
disuatu lingkungan kerja.
Misalnya : Pengemudi yang selalu menjalankan kendaraan melewati batas yang telah
ditentukan baik oleh aturan perusahaan maupun pemerintah setempat.
b. Bahaya dari kondisi tidak aman (unsafe condition hazard) adalah bahaya-bahaya yang
timbul sebagai akibat adanya suatu kondisi yang tidak aman ditempat kerja.
Misalnya : Lantai yang licin
PROSEDUR HAZARD REV. 00
IDENTIFICATION WITH RISK DATE 02 Januari 2020
ASSESSMENT & J.S.A METHOD CKB/HSE/WI-05
Page 2 of 13
PT. CIPTA KARYA BARU
c. Bahaya dari faktor pribadi manusia (personal factor hazard) yaitu bahaya yang timbul
sebagai akibat adanya factor pribadi seorang manusia / karyawan yang tidak
seharusnya disuatu tempat kerja.
Misalnya : Sikap seorang yang pemarah atau factor kelalaiannya.
d. Bahaya dari factor pekerjaan (job factor hazard) adalah bahaya yang timbul akibat
adanya suatu tugas atau pekerjaan yang tidak aman untuk dilaksanakan oleh seorang
karyawan disuatu lingkungan kerja.
Misalnya : Sulitnya suatu tugas untuk dilaksanakan atau karena tugas / pekerjaan
tersebut jarang dilakukan.
e. Bahaya dari Manajerial (Managerial Hazard) adalah bahaya yang timbul sebagai akibat
adanya kelemahan system manajemen disuatu lingkungan kerja.
Misalnya : Tidak ada system control atau rencana kerja yang tidak layak.
a. Observasi (Observation) yaitu suatu kegiatan peninjauan umum dan tidak mendalam
atas suatu daerah atau proses kerja. Pada saat dilakukan observasi di suatu daerah
atau proses kerja, secara langsung kita dapat memperhatikan atau mengidentifikasi
bahaya-bahaya yang ada didaerah kerja tersebut.
Misalnya: Melaksanakan observasi sewaktu-waktu (unschedule observation) yang
dilakukan oleh seorang manajer atau pengawas terhadap situasi atau kondisi yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Inspeksi (Inspection) adalah suatu kegiatan pengamatan yang dilakukan secara
umum, secara berkala dan mendalam atas suatu objek atau daerah. Ketika dilakukan
inspeksi atas suatu daerah, secara langsung kita dapat memperhatikan atau
mengidentifikasi bahaya-bahaya yang terdapat pada objek atau daerah kerja tersebut.
Misalnya: Inspeksi bulanan dalam bentuk Joint Inspection Team yang dilaksanakan oleh
suatu team yang terdiri dari beberapa macam bagian.
c. Pengauditan (Auditing)adalah suatu kegiatan pengamatan secara komprehensif
(umum, menyeluruh, mendalam, berkala) yang merupakan suatu alat untuk mengukur
kinerja K3 pada sistim operasi suatu perusahaan termasuk sistim administrasiyang
mencakup PEME disetiap elemen kegiatan perusahaan dengan menggunakan standar
tertentu guna dapat menilai dan memberikan rekomendasi-rekomendasi perbaikan.
Misalnya: Audit sistim pada suatu perusahaan dengan jangka waktu tertentu (1 tahun).
Apabila hasil perkalian dari “Probability” dengan “Consequences” menghasilkan nilai 1 (satu),
maka tingkatan ini dikategorikan sebagai LOW.Selanjutnya apabila hasil perkalian dari
“Probability” dengan “Consequences” menghasilkan nilai 2 (dua), maka tingkatan ini
dikategorikan sebagai MEDIUM.Dan apabila hasil dari “Probability”dengan “Consequences”
menghasilkan nilai 3 (tiga) atau lebih, resiko tersebut dikategorikan HIGH.
Tidak ada definisi yang pasti tentang resiko yang bisa diterima.Pada dasarnya resiko yang bisa
diterima adalah suatu kondisi yang telah diukur keberadaannya, akibatnya, keparahannya,
kemungkinan terjadinya, pengendaliannya dan mampu menanggulangi atau mengatasinya.
Pada saatmelakukan pengujian aktivitas untuk mengidentifikasi bahaya, tanyakan pada diri
anda pertanyaan berikut :
a. Apakah anda telah tahu pasti tentang apa yang akan dikerjakan ?
b. Material apa yang terlibat ?
c. Peralatan atau perkakas apa yang digunakan ?
d. Kapan aktivitas ini dilakukan ? (siang, malam, hari libur dll)
e. Dimana aktivitas ini dilakukan (diketinggian, ruang terbatas, dll)
f. Apakah aktivitas ini membahayakan orang, peralatan atau aktivitas lain.
g. Apakah aktivitas ini dipengaruhi / diakibatkan oleh orang, peralatan atau aktivitas lain.
Satu bahaya bisa menimbulkan beberapa efek bahaya yang tingkkat keparahannya
berbeda-beda. Logika penilaiannya adalah sebagai berikut :
Efek paling serius adalah tersengat listrik,yaitu bisa mengakibatkan kematian
Efek serius berikutnya adalahkehilangan penglihatan, akibat tertusuk lontaran batu
atau potongn ranting.
Efek serius berikutnya lagi adalah kaki terpotong oleh pisau putar.
PROSEDUR HAZARD REV. 00
IDENTIFICATION WITH RISK DATE 02 Januari 2020
ASSESSMENT & J.S.A METHOD CKB/HSE/WI-05
Page 9 of 13
PT. CIPTA KARYA BARU
Efek paling ringan adalah bagian tubuh terluka oleh lontaran batu atau potongan
ranting.
Penafsiran Akhir :
Aktivitas penggunaan mesin pemotong rumput bisa terus dilaksanakan dengan
menerapkan pencegahan tersebut di atas : L
Untuk membuat suatu analisa keselamatan pekerjaan ada 4 (empat) aspek tentang keselamatan
kerja yang perlu dipertimbangkan didalam perencanaan kerja yaitu :
Adakah tempat kerja tersebut aman ?
Adakah peralatan kerja yang dipergunakan memberikan keamanan ?
Adakah prosedur- prosedur yang tersedia memberikan keamanan ?
Adakah orang-orang dilatih untuk bekerja dengan aman ?
Analisa keselamatan pekerjaan biasanya dibuat berdasarkan pengamatan terhadap karyawan
yang berpengalaman dalam melakukan suatu jenis pekerjaan atau melalui diskusi dengan
mereka. Dengan cara ini dapat diketahui bagaimana urutan pekerjaan tersebut dan apa saja
bahayanya.
Pada saat membuat suatu prosedur agar disebutkan seluruh tindakan-tindakan yang akan
dilakukan didalam suatu pekerjaan, pikirkan bahaya-bahaya yang mungkin timbul dari setiap
tindakan dan kemudian atasi bahaya-bahaya tersebut.
VI.1. Pembuatan J.S.A Didasari pada Pemikiran bahwa
Setiap kecelakaan selalu ada penyebabnya
Setiap jenis pekerjaan atau tugas dapat diuraikan kedalam satu urutan tahapan yang
sederhana
Setiap tahapan pekerjaan dapat diketahui bahayanya
Setiap bahaya yang ada pada setiap tahapan pekerjaan tersebut dapat diatasi agar
tidak menyebabkan kecelakaan
VI.2. Tanggung Jawab Pembuatan J.S.A
Ia adalah orang yang paling menguasai dan paling mempunyai kepentingan langsung
dengan setiap jenis pekerjaan yang menjadi tugas bawahannya.
Ia adalah orang yang paling mempunyai kepentingan langsung untuk menyelamatkan
bawahannya dari kecelakaan.
Ia adalah orang yang mempunyai catatan paling lengkap tentang kecelakaan atau
nearmiss (hampir celaka) yang terjadi pada setiap jenis pekerjaan tersebut.
Ia adalah orang yang paling menguasai prosedur dan peraturan kerja untuk jenis
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
VI.3. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan Analisa Keselamatan Pekerjaan
Memilih suatu pekerjaan yang akan dianalisa.
Memerinci dan mendaftar semua bahaya-bahaya yang mungkin ada atau yang
potensial terjadinya kecelakaan.
Cari, teliti dan temukan serta kembangkanlah cara-cara melenyapkan bahaya-bahaya
yang telah terdaftar & terperinci tersebut.
VI.4. Memilih dan menyeleksi jenis pekerjaan yang akan dianalisa
Dalam hal memilih dan menyelesaikan jenis pekerjaan yang akan dianalisa serta memilih
prioritas pekerjaan tersebut, ada beberapa cara yang dapat dipakai sebagai pedoman
yaitu:
Memilih jumlah kecelakaan terbanyak
PROSEDUR HAZARD REV. 00
IDENTIFICATION WITH RISK DATE 02 Januari 2020
ASSESSMENT & J.S.A METHOD CKB/HSE/WI-05
Page 12 of 13
PT. CIPTA KARYA BARU
Bila dalam suatu pekerjaan sering terjadi kecelakaan, maka pekerjaan tersebut baik
sekali didahulukan dalam J.S.A.nya.
Menimbulkan cidera terparah
Pekerjaan-pekerjaan yang mengalami kecelakaan sampai termasuk jenis “cedera
parah”hendaknya dipertimbangkan untuk didahulukan J.S.A -nya
Memilih potensi terjadinya kecelakaan tertinggi
Bagi pekerjaan-pekerjaan yang diketahui mempunyai potensi terjadi kecelakaan
dengan luka-luka parah, dianjurkan segera diadakkan J.S.A.
Pekerjaan-pekerjaan baru ataupun pekerjaan yang sedang dalam masa perobahan.