Anda di halaman 1dari 44

TAHUN 2020

REVISI : 01

BUKU PANDUAN P3K


DITEMPAT KERJA

PT BRYLIAN INDAH
DATA PEMEGANG BUKU PANDUAN P3K

Nama :
Tempat / Tgl. Lahir :
Alamat Rumah :

Jabatan :
Golongan Darah :
No. Telepon / Hp :
No Kontak yang dapat dihubungi saat
darurat

No Nama Hubungan No. Kontak


KATA PENGANTAR

Menimbang bahwa dalam rangka memberikan perlindungan bagi


pekerja atau buruh yang mengalaami kecelakaan ditempat kerja
perlu dilakukan pertolongan pertama secara cepat dan tepat.

Maksud P3K di tempat kerja yaitu memberikan perawatan darurat


pada korban sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh
dokter/petugas kesehatan lainnya. Dengan tujuan menyelamatkan
nyawa korban, meringankan penderita korban, mencegah
sedera/penyakit menjadi lebih parah, menunjang upaya
penyembuhan, mempertahankan daya tahan korban, mencarikan
pertolongan yang lebih lanjut

Maka dengan ini perusahaan mengeluarkan buku panduan P3K


ditempat kerja, agar tindakan yang diberikan benar dan tepat.

Dengan adanya buku panduan P3K di tempat kerja ini diharapkan


dapat membantu para first respon / karyawan / pekerja dapat
melakukan tindakan P3K pada korban kecelekaan dapat dilakukan
dengan benar dan tepat.

Semoga buku ini bermanfaat untk kita semua.

Prabumulih, 03 Januari 2020

Brilyanlie Poppiko
Direktur
DAFTAR ISI
I. Prinsip Melakukan P3K............................................................ 1
II. Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja ........................................... 2
1. Pertolongan pertama pada gangguan kesadaran...................... 2
1.1. Pingsan .................................................................................. 2
1.2. Cidera Kepala ......................................................................... 2
1.3. Cidera Spinal .......................................................................... 3

2. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Pernafasan................... 4


2.1. Sumbatan Jalan Nafas ............................................................ 4
2.2. Penyakit Asma ........................................................................ 7

3. Pertolongan Pertama pada Gangguan Sirkulasi........................ 7


3.1. Shock ..................................................................................... 7
3.2. Penyakit Jantung Koroner........................................................ 8
3.3. Serangan Jantung ................................................................... 8
4. Pertolongan Pertama pada Patah Tulang ................................. 9
4.1. Patah tulang Leher .................................................................. 9
4.2. Patah tulang Belakang ............................................................ 10
4.3. Patah tulang lengan atas ......................................................... 10
4.4. Patah tulang lengan bawah ..................................................... 11
4.5. Patah tulang paha ................................................................... 11
4.6. Patah tulang tungkai bawah ..................................................... 12
4.7. Patah tulang kaki..................................................................... 13
5. Pertolongan Pertama pada Perdarahan ................................... 14
5.1. Pertolongan pertama pada luka lecet, sayat & robek ................ 14
5.2. Pertolongan pertama pada luka tembus ................................... 15
5.3. Pertolongan pada luka dengan pendarahan di telapak tangan .. 15
5.4. Pendarahan pada kulit kepala .................................................. 15
5.5. Pendarahan bagian dalam ....................................................... 16
6. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar.................................... 17
7. Pertolongan Pertama pada Cidera Akibat Sengatan Listrik ... 18
8. Pertolongan Pertama pada Cidera di Ruang Tertutup
dan Terbatas ........................................................................... 19
9. Pertolongan Pertama pada Cidera Akibat Pajanan Suhu
Ekstrim dan Kejang ................................................................. 19
9.1. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada korban
paparan suhu panas ................................................................ 20
9.2. Apabila terdapat korban yang mengalami kejang karena
demam ................................................................................... 20
10. Pertolongan Pertama Pada Cidera Akibat Pajanan Bahana
Kimia ...................................................................................... 21
10.1. Tindakan pertolongan pada kasus keracunan gas beracun ... 23
10.2. Tindakan petolongan pada kasus kontaminasi kulit................... 23
10.3. Tindakan pertolongan pada kasus termakan bahan beracun .... 23
11. Pertolongan pertama pada korban gigitan ular berbisa.............. 24
12. Pertolongan Pertama terhadap Sengatan Kalajengking ............ 25
13. Pertolongan pertama pada kegiatan penyelam ......................... 26
14. Resusitasi Jantung Paru (RJP) ................................................ 27
15. Posisi Pemulihan..................................................................... 30
16. Evakuasi ................................................................................. 31
16.1. Evakuasi sebelum tindakan P3K .............................................. 31
16.2. Evakuasi korban setelah tindakan P3K..................................... 33
I. Prinsip melakukan P3K.
Maksud melakukan P3K pada korban kecelakaan adalah
memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan
yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan
lainnya.
Tujuan diberikan untuk :
1. Menyelamatkan nyawa korban.
2. Meringankan penderitaan korban.
3. Mencegah cidera/penyakit menjadi lebih parah.
4. Mempertahankan daya tahan korban.
5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Prinsip dasar tindakan P3K pada korban menggunakan prinsip
PATUT yaitu ;

P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu


sebelum bertindak.

A = Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian, sehingga


bebas dari bahaya.

T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu


bahwa di tempat itu ada kecelakaan.

U = Usahakan menghubungi ambulans, dkter, rumah sakit atau


yang berwajib

T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang


paling tepat.

1
II. Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
1. Pertolongan pertama pada gangguan kesadaran.
1.1. Pingsan
Langkah penanganan yang dapat dilakukan adalah :
1. Baringkan korban dan tinggikan tungkainya.
2. Longgarkan pakaian korban.
3. Bila pulih, istirahatkan beberapa menit.
4. Bila tidak pulih perlu tindakan medis.

1.2. Cidera Kepala


Penanganan yang dapat dilakukan
1. Bila tidak sadar
 Posisi stabil
2. Bila sadar
 Baringkan danistirahatkan penderita
 Bersihkan dan buka jalan nafas
 Awasi nafas dan sirkulasi
 Topang kepala dan leher
 Bila darah dari telinga tutup ringan dengan kasa
 Rujuk ke fasilitas kesehatan.

2
1.3. Cidera Spinal
Penanganan yang dapat dilakukan adalah :
a. Analisa mekanisma terjadinya cidera.
b. Lakukan stabilitas manual kedudukan netral satu garis.
c. Lakukan penilaian dini.
d. Berikan oksigen
1.1. Bila tak sadar
 Perhatikan ABC dan bersihkan & buku
 Posisikan stabil
1.2. Bila sadar
1.1. Tenangkan dan longgarkan.
1.2. Jangan gerakkan kecuali ada bahaya.
1.3. Topang : kepala, leher dengan tangan
penolong.
1.4. Perlu bantuan medis.

3
2. Pertolongan Pertama Pada Gangguan Pernafasan.
2.1. Sumbatan Jalan Nafas.
Langkah – langkah tindakan pertolongan jika diluar bisa
dilakukan adalah :
1. Keluarkan benda penyumbat jika diluar atau terlihat
dalam mulut.
2. Jika korban sadar dan bernafas nirmal, tenangkanlah
tetapi terus diamati. Pantau dan catat tanda vitalnya,
yaitu kesadarannya nadi dan pernafasan. Bersiaplah
untuk memberikan nafas bantuan dan kompresi dada
(resusitasi), jika diperlukan.
3. Sekalipun korban tampak pulih, usahakan mengirimkan
korban ke rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih lengkap.
Teknik dan cara mengeluarkan benda asing yang menyumbat
saluran nafas bagian atas :

4
1. Membersihkan dengan jari.
 Miringkan korban.
 Buka mulut dan tahan gigi atas dan bawah dengan
ibu jari tangan dan telunjuk.
 Masukkan telunjuk lain menyusuri tepi bagian
dalam ke tenggorokan dan bagian dalam lidah.
 Dengan gerakan kait dari belakang tenggorokan,
keluarkanlah sumbatan.
2. Menekan perut (posisi berdiri, duduk, tidur). Posisi
duduk/berdiri.
 Penolong berdiri di belakang korban, lingkarkan
tangan pada pinggang korban.
 Letakkan tangan penolong diantara busur iga dan
pusar.
 Tekan ke atas 45o.
 Untuk wanita hamil, perut gemuk, anak kecil, bayi
dan lansia lebih dari 60 tahun, lakukan hentakan
dada.
 Bila perlu ulangi beberapa kali.

5
Posisi baring
 Terlentangkan korban.
 Penolong berlutut dekat pinggul atau
mengankang diatas tubuh korban.
 Tempatkan tumit tangan antara busur iga dan pusar
dengan jari – jari mengarah ke dada.
 Dengan bantuan tenaga dari bahu tekanlah kea rah
atas 45o.
 Bila perlu ulangi beberapa kali.

3. Memukul punggung
Posisi duduk/berdiri
 Penolong berdiri di belakang korban.
 Tempatkan satu tangan di depan dada korban
sebagai penyangga.
 Sandarkan dada korban pada penolong.
 Bungkukkan badan kroban agar kepala lebih rendah
dari dada.
 Beri pukulan kuat diantara kedua tulang belikat
dengan tumit tangan sebanyak 4 kali.

6
 Bila pelu ulangi.

Poisi berbaring
 Penolong berlutut di samping korban.
 Gulingkan korban agar dada korban tertahan lutut
penolong.
 Lakukan pukulan punggung dengan cara yang sama.
2.2. Penyakit Asma
Langkah – langkah pemberian pertolongan yang harus
dilakukan untuk korban dengan serangan asma :
 Tetap tenang dan tenangkan korban. Berikan ruang
dengan udara oksigen. Bantu korban memberikan obat
yang dibawanya.
 Bila korban sadar posisikan dengan senyaman mungkin
dengan posisi duduk arau setngah tidur. Jangan baringkan
korban.
 Bila penderita tidak sadar segera siapkan
pertolongan/rencana tindakan.
 Segera panggil ambulan dan kirim korban ke rumah sakit.

7
3. Pertolongan Pertama pada Gangguan Sirkulasi.
3.1. Shock
Dalam penanganan korban yang mengalami shock beberapa
langkah yang harus dilakukan dengan segera adalah :
1. Bawa ke tempat teduh dan aman.
2. Terlentang, tungkai tinggikan 20 – 30 cm.
3. Longgarkan pakaian.
4. Beri selimut.
5. Tenangkan penderita.
6. Pastiksn jalan nafas dan pernafasan baik.
7. Beri oksigen bila ada.
8. Periksa tanda vital berkala.
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan.

3.2. Penyakit Jantung Koroner


Langkah – langkah pertolongan yangdapat dilakukan adalah :
a. Duduk dan istirahat korban.
b. Longgarkan pakaian.
c. Bila ada obat, berikan.

8
d. Bila nyeri dari 10 menit dapat berarti serangan jantung.
e. Kirim ke dokter atau rumah sakit.
3.3. Serangan Jantung
a. Bila sadar posisikan korban dalam posisi duduk.
b. Bila denyut nadi lemah, cepat, kepala rasa ringan.
Posisikan stabil.
c. Bila tak sadar posisikan stabil.
d. Kirim ke dokter atau rumah sakit.
4. Pertolongan Pertama pada Patah Tulang.
Tindakan pertolongan pertama pada kasus patah tulang pada
umumnya adalah sebagai berikut :
1. Bawa korban ke tempat yang aman dengan hati – hati.
2. Bila disertai perdarahan maka hentikan perdarahan.
3. Bebaskan jalan nafas beri pernafasan buatan kalau perlu.
4. Tutup luka dengn kasa steril.
5. Pasang bidai/penyangga dengan hati – hati pada patah tulang
yang patah.
6. Hangatkan tubuh korban /selimuti tubuh korban.
7. Segera bawa korban ke rumah sakit.
Dalam menangani kasus fraktur tulang terbuka maka harus ditangani
lukanya lebih dahulu. Langkah berikutnya adalah sama antara patah
tulang terbuka dan tertutup, yaitu :
1. Bagian tempat patah tulang yang patah dipasang dua papan
(bidai), dimana kedua bidai harus mencakup dua persendian
dianatara tulang yang patah.
2. Kemudian di balut dengan kain berbadan secukupnya.

9
3. Bagian tulang yang patah tidak boleh di gerak gerakan.
Beberapa jenis dan lokasi fraktur tulang dan cara tindakan pertolongannya :
4.1. Patah tulang Leher.
Tindakan pertolongan :
 Hentikan perdarahan dan bebaskan jalan nafas.
 Bila pernafasan berhenti, lakukan pernafasan buatan tanpa
merubah kedudukan leher.
 Leher dibalut dengan krah perban untuk mengurangi
pergerakan.
 Angkat korban ke atas usungan beralas keras/kayu dan
rata.
 Kiri kanan leher diberi bantalan pasir atau sejenisnya
 Bawa ke rumah sakit dengan ambulan.
4.2. Patah tulang Belakang
Tindakan pertolongan :
 Mula – mula korban dimiringkan oleh 4 orang penolong.
 Papan diletakkan dibelakang korban.
 Korban ditelentangkan kembali dengan hati – hati.
 Korban dengan papannya dipindahkan ke atas tandu.
 Di bawah punggung diberi bantal tipis.
 Bawa korban ke rumah sakit dengan ambulans.

10
4.3. Patah tulang lengan atas
Tindakan pertolongan :
 Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak
tangan menghadap ke dalam.
 Pasang bidai dari bahu sampai siku.
 Ikat pada daerah di bawah dan di atas tulang yang
patah.
 Lengan bawah digendong.
 Jika siku juga patah dan tangan tak dapat dilipat, pasang
bidai sampai ke lengan bawah dan biarkan tangan
tergantung, tidak usah digendong.
 Bawah korban ke rumah sakit.
4.4. Patah tulang lengan bawah.
 Tindakan pertolongan :
 Letakan tangan pada dada.
 Pasang bidai dari siku sampai punggung tangan.
 Ikat pada daerah di bawah dan di atas tulang yang patah.
 Lengan di gendong
 Bawa ke rumah sakit.

11
4.5. Patah tulang paha.
Tindakan pertolongan :
 Siapkan pembalut secukupnya untuk mengikat bidai.
Pasang dua bidai dari :
 Ketiak sampai sedikit melewati telapak kaki.
 Lipatan paha sampai sedikit melewati telapak kaki.
 Beri balutan kapas atau kain antara bidasi
dengan tungkai yang patah.
 Bila perlu ikat kedua kai diatas lutut dan
pergelangan k aki/telapak kaki dengan
pembalut untuk mengurangi pergerakan.
 Bila ada patah tulang terbuka atasi pendarahan dan
rawatlah lukanya.
 Bawa korban ke rumah sakit.

12
4.6. Patah tulang tungkai bawah.
Tindakan Pertolongan :
 Siapkan pembalut secukupnya untuk mengikat bidai.
 Pasang dua bidai sebelah dalam dan sebelah luar
tungkai kaki yang patah.
 Diantara bidai dan tungkai beri kapas atau kain
sebagai alas.
 Bidai dipasang diantara telapak kaki sampai lipatan
paha.
 Bawa korban ke rumah sakit.

13
4.7. Patah tulang kaki
Tindakan pertolongan :
 Apabila tidak ada pendarahan banyak sepatu tidak dibuka
sebab sudah merupakan bidai.
 Bila terjadi pendarahan banyak dan terjadi pembengkakan
maka sepatu dibuka.
 Hentikan pendarahan yang terjadi.
 Beri kapas/kain pada telapak kaki, kemudian bidai yang
sesuai dengan panjang telapak kaki.
 Beri ikatan pada kaki jangan terlalu kencang
 Bawa korban ke rumah sakit.

5. Pertolongan Pertama pada Perdarahan.


Luka dengan pendarahan harus segera ditolong dengan
mengutamakan tindakan pertolongan untuk menghentikan
pendarahan. Tindakan pertolongan pertama dengan cara sebagi
berikut :

14
1. Tekan tempat pendarahan dengan kain kasa antara 5 – 15
menit, balut seperlunya dan bila perlu tekan bagkian pangkal
dari tempat pendarahan. Sebelum menutup luka yang kotor,
cuci luka dengan air bersih dari arah luka kearah luar /pinggir
luka. Kemudian keringkan dengan kapas dan oleskan anti septic
pada tempat luka.
2. Tinggikan anggota badan yang terluka atau berdarah lebih tinggi
dari jantung, kecuali diduga ada patah tulang.
3. Tidurkan korban dengan kepala lebih rendah kecuali pada
pendarahan kepala dan sesak nafas.

4. Tenangkan korban dan ajak bicara.


5. Segera bawa ke pelayanan kesehatan dokter rumah sakit atau
poliklinik.
Selain tindakan pertolongan seperti tersebut diatas, diperlukan
tindakan pertolongan pertama yang disesuaikan dengan jenis dan
lokasi luka seperti contoh dibawah ini :

5.1. Pertolongan pertama pada luka lecet, sayat dan robek :


1. Hentikan pendarahan.
2. Bersihkan luka.
3. Beri penutup luka.

15
4. Balut (dengan penekanan)
5.2. Pertolongan pertama pada luka tembus :
1. Hentikan pendarahan.
2. Jaga luka sebersih mungkin.
3. Lepaskan/gunting pakain yang menutupi.
4. Jika tidak berdarah. Hati – hati bersihkan kotoran.
5. Jangan cabut benda yang tertancap.
6. Istirahatkan daerah luka.
5.3. Pertolongan pada luka dengan pendarahan di telapak tangan :
1. Hentikan pendarahan (beri bantalan dan genggam)
2. Tinggikan tangan.
3. Balut.
4. Beri gendongan elevasir.

5.4. Pendarahan pada kulit kepala.


Kulit kepala sangat banyak mengandung pembuluh darah.
Tindakan pertolongan pada seseorang yang mengalami cidera
kepala dilakukan sebagai berikut :
1. Gunakan sarung tangan sekali pakai dan rapikan kulit yang
terkelupas.
2. Tekan langsung daerah luka secara kuat dengan verban
steril/kain tebal yang bersih.
3. Verban dieratkan dengan kain pembalut segitiga. Kalau
masih berdarah, tekan lagi bantalannya.
4. Korban yang sadar dibarikan, kepala dan bahu ditinggikan.
Apabila korban tidak sadar maka dibarigkan dengan posisi
pemulihan.

16
5. Bawa atau kirim korban ke rumah sakit dalam posisi
pemulihan.
5.5. Pendarahan bagian dalam.
Tanda – tanda korban yang mengalami pendrahan dalam
antara lain adalah sebagi berikut :
1. Korban tampak pucat, kulit digin dan lembab.
2. Nadi cepat dan lemah.
3. Korban merasa nyeri/kesakitan yang baru dialami, haus,
gelisah dan tegang.
4. Lebam berpola terutama pada fraktur tulang tengkorak
didasar otak.
5. Pendarahan dari liang tubuh (mulut/anus/dubur, hidung,
telinga, utetra/saluran kencing dan vagina).
Tindakan pertolongan sebagai berikut :
a. Korban dibaringkan terlentang dan ditopang, jika tidak
sadar baringkan dalam posisi pemulihan.
b. Korban diselimuti agar tidak kedinginan dan hubungi
ambulance/bantuan.
c. Periksa dan catat pernafasan, nadi, dan reaksinya setiap
10 menit.
d. Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari
liang tubuh.

6. Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar


Terhadap luka bakar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :

17
1. Bebaskan korban dan penyebab luka bakar.
2. Apabila korban mengalami luka bakar dan pingsan maka yang
ditangani dahulu adalah pingsannya.
3. Tanggalkan semua kain yang melekat pada bagian yang
terbakar.
4. Singkirkan segera apa yang mengencang (cincin, gelang dan
ikat pinggang) sebelum bagian itu membengkak.
5. Kulit yang terluka bakar segera dilakukan :
1. Pada luka bakar tingkat pertama. Siram/rendam dengan air
dingin 10 – 15 menit bila terasa nyeri beri obat anti nyeri.

2. Pada luka bakar tingkat kedua, rendam di air bersih, tutup


dengan kain bersih/steril, beri balutan longgar, beri obat
anti nyeri, beri minum.
3. Kulit yang melepuh tidak boleh dipecahkan.
4. Bila kulit megelupas, oleskan levertran zalf atau salep anti
biotic.
5. Pada luka bakar tingkat ketiga, tutup bagian yang terbakar
dengan kain atau kasa steril, baringkan

18
korban dengan kepala lebih rendah, perhatikan keadaan
umum korban dan kirim ke rumah sakit.

7. Pertolongan Pertama pada Cidera Akibat Sengatan Listrik

Hal – hal yang perlu diperhatikan pada peristiwa kecelakaan terkena


aliran listrik yaitu:
1. Tempat kejadian, biasanya penderita terjatuh setelah aliran
listrik putus dengan memperhatikan tempat kejadian dapat
menambah infortmasi bagi petugas P3K.
2. Memutus sumber arus listrik antara penderita dan penghantar
dengan mematikan sumber arus atau menggunakan benda
bersifat isolator dan kering.
3. Menghindarkan dan mengurangi pengaruh arus listrik dengan
menempatkan diri pada benda kering seperti : papan, kayu,
pakaian. Selanjutnya segera lakukan tindakan berikut :
1. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan
prioritas tindakan.

19
2. Berikan pertolongan sesuai status korban :
1. Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari
tubuh.
2. Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan
resusitasi jantung paru.
3. Selimuti korban.
4. Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
5. Luka bakar dilakukan pertolongan sesuai persentase
dan derajatnya.

8. Pertolongan Pertama pada Cidera di Ruang Tertutup dan


Terbatas.
Memberikan pertolongan :
1. Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan prioritas
tindakan.
2. Berikan pertolongan sesuai status korban.
3. Rujuk ke dokter atau fasiltas kesehatan apabila diperlukan.

9. Pertolongan Pertama pada Cidera Akibat Pajanan Suhu Ekstrim


dan Kejang.
9.1. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada korban
paparan suhu panas, antara lain :
1. Pindahkan korban ke tempat yang sejuk, semua pakaian
luar dilepaskan dan panggil dokter.
2. Korban dibaringkan dengan kain yang basah dan dingin.
Biarkan tetap basah, dan dinginkan sampai suhu dibawah
lidah turun hingga 38o.

20
3. Jika suhutubuh sudah turun sampai tingkat aman (38o)
sprei basah diganti dengan yang kering. Korban diamati
secara seksama, dan jikia suhunya meningkat lagi, proses
pendinginan diulangi kembali.
9.2. Apabila terdapat korban yang mengalami kejang karena
demam, maka dapat dilakukan hal – hal sebagai berikut :
1. Lindungi lidah korban dari bahaya tergigit.
2. Lepaskan semua pakain dan usahakan mendapat udara
segar.
3. Kompres kepala dan badan dengan air dingin.
4. Jalan nafas dibuka dengan posisi pemulihan.
5. Hubungi petugas kesehatan dan ambulance.
6. Kirm korban ke pelayanan kesehatan lebih lanjut.
7. Apabila terdapat korban kejang otot maka dapat dilakukan
hal – hal sebagai berikut :
 Regangkan otot.
 Pijat/urut otot yang kejang kearah letak jantung.
 Beri obat gosok pada otot yang kejang.
 Pada kejang otot karena panas/banyak keringat keluar
maka berikan air minum yang mengandung garam.

10. Pertolongan Pertama Pada Cidera Akibat Pajanan Bahana


Kimia.
Tindakan Umum :

21
a. Prinsipnya adalah menghilangkan kontak seminimal mungkin
dan mendinginkan kulit untuk mencegah penyerapan.
b. Melepas pakaian korban.
c. Mengguyur bagian yang terpapar dengan air yang mengalir
selama 10 – 15 menit dan bila pancaran air tersedia si korban
harus diletakkan dibawah pancaran air dan seluruh pakaian
harus dibuka dibawah air yang mengalir (pada penyiraman air
mengalir, maka zat kimia tersebut dapat menyentuh kulit sekitar
dengan konsentrasi yang lebih ringan).
d. Bila bahan kimia terkena kuit maka segera dicuci dengan air
dan sabun sebanyak mungkin.
e. Bila bahan kimia kena mata maka segera cuci dengan air
sebanyak mungkin.
f. Bila bahan kimia tertelan maka usahakan korban muntah
dengan memberi air mium atau susu sebanyak mungkin
sebagai kekecualian, untuk kasus tertelan bahan kimakorosif
tidak dipekerkenankan untuk dimuntahkan.
g. Bila terjadi sesak nafas segera longgarkan pakaiannya dan beri
oksigen atau udara segar.
Hal – hal yang harus diperhatikan adalah korban dan penolong tidak
mendapatkan bahaya lebih lanjut, misalnya :
1. Bila terkontaminasi pada kulit atau pakaian oleh bahan kima,
maka si korban harus diguyur dahulu dengan air pada waktu
melepaskan pakaian korban.
2. Korban terkena gas atau asap, maka si penolong harus
memakai alat pernafasan.
3. Korban diangkat dengan hati – hati dari daerah yang berbahaya
ke daerah yang lebih aman.

22
Tindakan Khusus :
Terhadap bahan kimia khusus
No Zat Kimia Pengobatan Awal Alternatif Lain
1 HCL, H2SO4, BAsuh dengan air sabun Kemudian ttutp
HNO3 dengan Mg(OH)2
atau Mg trisilikat
2 Asam Oksalat, Basuh dengan Suntikan Ca-
Asam Hidroflorat NaHCO3 lalu dengan glukonat didaerah
Hyamin 2% dalam yang terbakar untuk
alcohol es meredakan
nyeri
3 Asam Khromat Basuh dengan
(Chlorox, Nahiposulfit encer,
Nahipoklorit) basuh dengan air, lalu
dengan
Natiosulfat
4 Fenol/Kresol Basuh dengan Etanol Kemudian tutup
10% dengan minyak
zaitun (Olive oil),
minyak nabati
atau minyak jarak.
5 Basa (KOH, Basuh dengan Diganti dengan air
NaOH, dsb) larutan cuka encer. jeruk nipis, lalu
ditutup dengan
minyak.
6 Garam Basuh dengan
Dikromat Nahiposulfit
7 Garam Dikromat Lakukan debridement Lalu oleskan
pada bula, keluarkan balsam
cairan

8 Fosfor putih Dengan KMno4 Lalu ditutup


1:5000 dengan minyak
9 Ter Bersihkan dengan Bersihkan ter
antiseptic, tutup yang terlarut
dengan salep pada 24 jam dan
neopolycin 48 jam.

23
10.1. Tindakan pertolongan pada kasus keracunan gas beracun :
 Singkirkan korban dari tempat bahaya dan bawa ke
udara yang segar (bila memungkinkan penolong
melakukannya).
 Hubungi petugas kesehatan dan cari ambulance.
 Berikan oksigen bila sudah terlatih cara penggunaannya.
 Jika korban tidak sadar baringkan korban pada posisi
pemulihan.
10.2. Tindakan petolongan pada kasus kontaminasi kulit :
 Sisa zat kima pada kulit dibilas dengan air mengalir dan
penolong memakai sarung tangan pelindung.
 Hubungi petugas kesehatan. Jika korban tidak sadar
baringkan pada posisi pemulihan.
10.3. Tindakan pertolongan pada kasus termakan bahan beracun :
 Korban disuruh berbaring dan istirahat.
 Korban diberi banyak minum air minum dan wadah
tempat muntah.
 Hubungi petugas kesehatan. Jika korban tidak sadar
baringkan pada posisi pemulihan.

11. Pertolongan pertama pada korban gigitan ular berbisa.


Untuk mengurangi risiko gigitan ular, hindari untuk menyentuh ular.
Sebaliknya, mundurlah secara perlahan- lahan. Kebanyakan ular
akan menghindari manusia dan hanya akan menggigit jika mereka
merasa terancam atau terkejut.
Saat digigit ular, usahakan untuk:

24
1. Tetaplah tenang.
2. Jangan menggerakkan bagian lengan atau kaki yang digigit,
dan tetaplah setenang mungkin untuk menjaga agar racun tidak
menyebar.
3. Lepaskan perhiasan yang anda gunakan sebelum bagian tubuh
mulai membengkak.
4. Posisikan diri hingga bagian tubuh yang digigit berada pada/di
bawah tingkat jantung (jika memungkinkan).
5. Bersihkan luka, tetapi jangan disiram dengan air, dan tutupi
bagian luka dengan kain yang bersih dan kering.
6. Terapkan belat untuk mengurangi pergerakan daerah yang
tergigit, tetapi letakkan pada posisi yang cukup longgar
sehingga tidak akan membatasi aliran darah.
7. Jangan gunakan turniket atau mengompres dengan es.
8. Hindari memotong luka atau mencoba untuk menghilangkan
racun.
9. Jangan minum kafein atau alkohol.
10. Jangan coba untuk menangkap ular, tetapi cobalah untuk
mengingat warna dan bentuk ular sehingga Anda dapat
menggambarkannya, hal ini dapat membantu proses
pengobatan.
Source: http://www.dokterdigital.com/id/p3k/9_pertolongan-pertama-digigit-ular.html Copyright
DokterDigital.com

12. Pertolongan Pertama terhadap Sengatan Kalajengking


Gejala umum akibat sengatan kalajengking adalah rasa nyeri
langsung atau terbakar. Rasa yang paling umum untuk nyeri adalah
di seluruh persendian, sedikit bengkak, peka terhadap sentuhan, dan
sensasi mati rasa atau kesemutan (baal). Nah, jika tersengat si
kalajengking.
Untuk pertolongan pertama lakukanlah sejumlah hal berikut:

25
1. Cuci daerah yang tersengat dengan alkohol sabun dan air.
2. Kompres dingin dengan es pada daerah sengatan kalajengking.
Es yang dibungkus dalam kain lap atau penutup lain yang
sesuai, dikompreskan di lokasi sengatan selama sepuluh menit.
3. Ulangi jika perlu.
4. Jika gejala sengatan parah, seperti penglihatan kabur, otot
berkedut, gerakan mata tak terkontrol, atau gejala yang tidak
umum, jangan tunda mencari pertolongan medis.
Untuk mencegah tersengat kalajengking, lakukan beberapa hal ini:
1. Hati-hati saat berkemah atau selama kegiatan outdoor lainnya.
2. Pastikan memeriksa sepatu atau pakaian seelum dikenakan, ini
karena kalajengking suka di tempat sedikit lembab.
3. Taburkan garam dapur di sekeliling kokasi tenda kemah untuk
menghalau kalajengking menyusup.
DokterDigital.com
Source: http://www.dokterdigital.com/id/p3k/97_pertolongan-pertama-terhadap-sengatan- kalajengking.html

13. Pertolongan pertama pada kegiatan penyelam.


Kasus kecelakaan yang terjadi pada kegiatan penyelaman adalah
tenggelam. Tindakan yang dilakukan kasus tenggelam antara lain :
1. Peganglah penderita dari belakang untuk menjaga keselamatan
diri petugas P3K.

26
2. Peganglah di bawah ketiak atau dagunya, sementara lutut
penolong didorongkan kepunggung korban.
3. Jik perlu tutup hidungnya secara paksa dengan jari.
4. Setelah penderita sampai di darat, kendurkan semua pakaian
yang menyesakkan dirinya, bersihkan mulutnya dari pasir atau
lumpur dan lepaskan gigi palsunya (jika ada), dan petugas
berdiri di tengah – tengahnya dengan kaki mengangkang.
5. Tempatkan kedua tangan petugas pada perut penderita dekat
pada rusuk yang paling bawah.
6. Angkatlah kepala penderita merunduk ke lantai dan air ke luar
dri mulutnya.
7. Jika pernafasan berhenti. Segra berikan pernafasan buatan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pelayanan kegawat daruratan
penyelam, antara lain :
1. Kemampuan melakukan penilaian keadaan darurat.
2. Ketersedian pelayanan kegawatdaruratan.
3. Alat komunikasi antara lokasi penyelaman pelayanan
kegawatdaruratan.
Pertolongan pertama jika penyelam mengalami luka atau penyakit
yang cukup serius, yaitu :
1. Periksa nafas korban, jika tidak bernafas maka bebaskan jalan
nafas dari muntahan, darah, gigi patah, dll. Selanjutnya beri
nafas buatan.
2. Periksa denyut jantung dengan cara meraba nadi pada leher
dan pergelangan tangan, jika tidak berdenyut mulailah dengan
kompresi dada.

27
3. Jika ada perdarahan, hentikan perdarahan dengan penekanan
langsung, imobilisasi tungkai yang patah untuk meminimalisasi
kerusakan.
4. Jika ada tanda atau gejala gangguan sistem saraf (seperti sakit
kepala), maka penderita harus segera dibawa ke ruang
rekompresi (ruangan bertekanan yang telah didesain khsusus).

14. Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Sebelum melakukan RJP pada korban, baringkan korban terlentang
diatas dasar yang keras dan kuat.

14.1. Tindakan RJP :


1. Cek respon korban / cek kesadaran

28
2. Cek nadi (pada orang yang tidak terlatih, tindakan ini
tidak direkomendasikan).
3. Tentukan titik kompresi (2jari diatas ujung tulang
dada/titik temu lengkung iga).

4. Letakkan tumit tangan diatas kompresi.


5. Kuncilah jari – jari tangan satu dengan jari tangan
lainnya.
6. Dengan kedua tangan tegak lurus terhadap tulang dada
lakukan 30 x kompresi dada (kecepatan 100x per menit)
dengan bantuan berat badan dan kedalaman 5 -5,5 cm.
setiap 30 x kompresi dada dilakukan maksimal dalam
waktu 18 detik.

7. Buka jalan nafas dan bersihkan jika ada sumbatan.

29
8. Lakukan bantuan pernafasan 2 kali (kecepatan
memberikan ventilasi adalah 1 nafas setiap 6 – 8 detik).

9. Teruskan RJP. Lakukan 5 siklus.


14.2. Evaluasi RJP
1. Sesudah 5 Siklus kompresi dan bantuan nafas kemudian
pasien dievaluasi kembali.
2. Jika tidak ada karotis, dilakukan kembali kompresi dan
bantuan nafas dengan rasio 30:2.

30
3. Jika ada nafas dan denyut madi teraba, letakan pasien
pada posisi mantap/stabil.
4. Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba. Berikan bantuan
nafas sebanyak 10 – 12 kali per menit dan monitor nadi
setiap 10 detik.
5. Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan kuat serta
nadi teraba, jaga agar jalan nafas tetap terbuka.
15. Posisi Pemulihan
Cara melakukan posisi pemulihan / stabil bila harus
dilakukan.
 Miringkan korban
 Tempatkan tangan sebagai penopang kepala.
 Tekuk tungkai untuk mencegah korban bergulir.

Pada posisi pemulihan dilakukan bila :


 Penderita tidak sadar, bernafas, tanpa trauma
Manfaat posisi pemulihan :
 Mencegah lidah menyumbat jalan nafas.
 Mencegah aspirasi muntah.
 Memperlancar keluar cairan asing.

31
16. Evakuasi
16.1. Evakuasi sebelum tindakan P3K
1. Dasar pemikiran : Pengamanan (PATUT) baik bagi
penolong maupun bagi korban.
2. Metode yang dipakai CARA RAUTEK.
3. Urut – urutan :
1. Sabil berjongkok, penolong meletakkan lutut
kanannya disamping kiri kepala korban.
2. Lengan dan tangan kanan penolong dimasukan
dibawah leher korban, kemudian tangan kanan
penolong diselipkan ke ketiak kanan korban
sehingga sampai kedepan dadanya.
3. Dengan tangan kiri penolong mendorong lengan
kanan korban menyilang dadanya, kemudian
penolong dengan tangan kanannya memegang
kanan korban.
4. Kemudian lengan dan tangan kiri penolong
dimasukkan kebawah ketiak kiri korban dan
kemudian juga dipegang lengan kanan korban.
5. Kedua tangan penolong saling bertaut (baik ibu jari
maupun jari lainnya) melingkari lengan bawah
korban.
6. Kemudian kaki kiri penolong diletakkan setinggi
pinggang korban.
7. Sambil membungkukkan tubuh ke depan, maka
dengan prinsip mengungkit, badan korban dapat
terangkat dari tanah.

32
8. Dengan cara cepat lutut kanan penolong didorong
sejauh mungkin di bawah punggung
/ pinggang korban.
9. Korban didekatkan rapat ke dada penolong,
kemudian penollong berdiri dan menarik korban
sejauh mungkin dalam keadaan setengah baring
itu. Hal ini harus dikerjakan secara tegas tetapi juga
sangat hati – hati.
10. Ditempat aman korban dibaringkan lagi dengan hati
– hati.

16.2. Evakuasi korban setelah tindakan P3K.


Pengangkatan dengan orang.
1. Pengangkutan oleh satu orang.
 Dipondong

33
 Digendong

 Usungan anggota pemadam kebakaran atau


gendongan
 Cara membangunkan korban pingsan tanpa disertai
adanya patah tulang untuk dipindah/dievakuasi.
 Posisi korban terlentang.
 Posisi korban tengkurap.

34
2. Pengangkutan oleh dua orang.
Cara ini dapat diterapkan kalau korban tidak perlu diangkut
dalam posisi terbaring. Cara ini tidak boleh diterapkan pada
korban dengan patah tulangleher atau punggung.
 Jika korban kurang sadar dan tidak dapat
menggunakan tangannya untuk berpegangan, maka ia
diangkat dengan cara : dudukan dua tangan.
 Jika korban sadar dan mampu memegang dengan
satu atau dua tangan, maka korban diangkat dengan
cara : Dudukan empat tangan.

 Apabila harus melalui jalan yang sempit, diangkat


pada punggung, bokong dan lutut.

35
 Dapat juga korban diangkut dengan duduk di atas
kursi untuk korban dengan luka ringan, harus turun
dari tangga atau melaui geng sempit.

3. Pengangkutan oleh tiga orang.


 Melalui jalan sempit

 Melalui jalan lapang

36
4. Pengangkutan oleh empat orang.
Pengangkutan dengan tandu
 Pada umumnya pengangkutan dengan tandu ialah
dengan bagian kaki korban di depan kecuali pada
keadaan :
 Naik tangga/tebing jika tungkai korban tidak
cidera ;
 Turun tangga/tebing dengan korban yang cidera
kakinya ;
 Jika mengangkut korban ke samping atau bagian
kaki tempat tidur ;
 Jika memasukkan korban ke dalam ambulans.
 Sebelum digunakan tandu harus diperiksa dulu
apakah tandu sudah betul terkunci dan kuat untuk
mengangkat korban.
 Dapat dilakukan dengan dua orang atau empat orang
pengangkat.
 Pada komando “jalan” maka semua pengangkut mulai
jalan dengan kaki sebelah kanan.

37
38
DAFTAR PUSTAKA
1. PANDUAN PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT KERJA, Direktorat
Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. DIRJEN
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan. Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI. @2013

39

Anda mungkin juga menyukai