Anda di halaman 1dari 91

RUANG TERBATAS (CONFINED SPACE)

“WILIS TANTULAR, “THE SILENT


KILLER”
RUANG TERBATAS /(CONFINED SPACES)
Ruang = area
Terbatas
- Dibatasi oleh dinding
- Dibatasi oleh Gerak
- Dibatasi oleh Kegiatan/aktifitas
- Dibatasi oleh Pintu keluar masuk
- Dibatasi oleh Sirkulasi udara
- Dibatasi oleh Penerangan/iluminasi
- Dibatasi Oleh Jumlah orang
- Dibatasi oleh pemakaian alat
Tidak dirancang untuk aktifitas normal
Memiliki resiko tinggi
JENIS RUANG TERBATAS
1. Tangki penyimpanan, bahan kimia,air,dll
2. bejana transpor,
3. boiler,
4. dapur/tanur,
5. silo (Gudang penyimpanan bahan-bahan tertentu ),
6. jenis tangki lainnya yang mempunyai
lubang lalu orang;
7. Ruang terbuka di bagian atas yang melebihi kedalaman 1,5 meter
seperti lubang lalu orang yang tidak mendapat aliran udara yang
cukup;
8. Jaringan perpipaan,
9. terowongan bawah tanah dan
10. struktur lainnya yang serupa;
11. Ruangan lainnya di atas kapal yang dapat dimasuki melalui lubang
yang kecil seperti tangki kargo, tangki minyak dan sebagainya
JENIS RUANG TERBATAS
Saluran pembuangan, selokan, septic tank atau
saluran limbah
Bunker,
Terowongan,
Sumur air konvensional,
Saluran pembuangan, selokan, septic tank atau
saluran limbah,
Container dan lain sebagainya.
JENIS PEKERJAAN RUANG TERBATAS :

1. Pemeliharaan (pencucian atau pembersihan)


2. Pemeriksaan ( Inspeksi)
3. Pengelasan, pelapisan dan pelindungan karat
4. Maintenance / Perbaikan/Perawatan/pemeliharaan
5. Penyelamatan dan memberikan pertolongan
kepada pekerja yang cidera atau pingsan dari ruang
terbatas;
6. Jenis pekerjaan lainnya yang mengharuskan masuk
ke dalam ru ang terbatas.
SIFAT PEKERJAAN RUANG TERBATAS
Studi tahun 2015 yang dilakukan oleh OSHS
(Occupational Safety and Health Service )
New Zealand :
1. Bekerja di ruang terbatas 150 kali lebih berbahaya dari
pada melakukan jenis pekerjaan yang sama di lokasi
berbeda.
2. banyak kasus kecelakaan yang terjadi saat mencoba
menolong pekerja lain.
SUMBER BAHAYA RUANG TERBATAS
1. Faktor Fisika:
a. Bahaya mekanik : adanya mesin-mesin atau
perangkat-perangkat mekanik yang berputar,
penempatan benda-benda atau peralatan-peralatan
kerja,
b. Bahaya elektrik :
sumber listrik yang tidak terisolasi dengan baik,
c. Bahaya berkaitan dengan konstruksi ruangan : ruang
bersekat-sekat / berliku-liku, ruangan basah / licin,
adanya benda-benda tajam, kontruksi rapuh,
d. Bahaya kondisi ruangan :
suhu yang ekstrim, kebisingan
dan terbatasnya penerangan
SUMBER BAHAYA RUANG TERBATAS
2. Faktor Kimia
a. Bahan kimia mengandung racun dan mudah terbakar dalam bentuk gas, uap,
asap, debu dan sebagainya.
berasal dari gas beracun disekitar tersebut seperti gas SO2, NH3, CO. Bisa juga berasal dari
sifat pekerjaan seperti pengelasan, penggerindaan, dll
b. oksigen defisiensi atau sebaliknya kadar oksigen berlebihan,
1. Kekurangan / Kelebihan oksigen
Kadar Oksigen yang diijinkan untuk bekerja 19.5 % ~ 23.5 %
Kekurangan oksigen (aspiksia) diakibatkan oleh konsumsi atau
perpindahan oksigen selama :
– proses pembakaran zat yang mudah terbakar
– proses bakterial (proses fermentasi)
– reaksi kimia
2.Kelebihan oksigen sebagai pemicu kebakaran dan peledakan, hal-hal yang
perlu dihindari :
– jangan menggunakan oksigen murni untuk ventilasi
– jangan menyimpan tangki gas bertekanan di dalam ruang
terbatas
SUMBER BAHAYA RUANG TERBATAS
c.Dekomposisi ( Pembusukan )
perubahan menjadi bentuk yang lebih sederhana;
((dekomposer semut, belatung, bakteti
Jamur,)
Penguraian memerlukan penambahan energi; (panas,
arus listrik atau katalis , bisa pada suhu yang lebih
rendah.
bahan organik (mengkonsumsi oksigen,menghasilkan gas
mudah nyala methane yang juga menggantikan
oksigen).
(CO2)
SUMBER BAHAYA RUANG TERBATAS
b.Dekomposisi ( Pembusukan )
bahan organik (mengkonsumsi oksigen,menghasilkan gas
mudah nyala methane yang juga menggantikan oksigen).
Contoh :
kalsium karbonat (CaCO3) yang sangat panas, akan
terurai menjadi kalsium oksida (CaO) dan karbon
dioksida (CO2)
Hasil Pembusukan : CO2, NH3, H2S, dan CH4 serta
komponen fosfor.
SUMBER BAHAYA RUANG TERBATAS
c. Tiga gas beracun yang sering ditemukan dalam confined
space :
Air
1. gas Carbon monoxide(CO),
2.Hydrogen Sulfida (H2S),
3. Methane (CH4). Pompa
diesel
CO2

CO2
KECELAKAAN KERJA
CONFINED SPACE
Pertamina,
4 pekerja perusahaan rekanan Pertamina, PT Bukitafit

Bumi Persada (BBP), tewas di dalam tangki bahan


kimia ketika sedang membersihkan saluran pipa di
lokasi pengeboran minyak di Dusun Wangun-reja, Desa
Rancabango, Kec. Patokbeusi. Menurut keterangan
rekan korban dan salah seorang dokter di Puskesmas
Sukamandi, korban diduga keracunan setelah
menghirup gas jenis hidrogen sulfida (H2S).
Balikpapan
Di Balikpapan tahun 2011 terdapat tiga pekerja migas
tewas karena menghirup gas beracun saat akan
mengecek tangki air penampung (Okezone,
10/4/2011).
Tahun 2010 empat orang tewas saat membersihkan
saluran pipa pertamina (berita2, 2/6/2010).
Mengapa semua kasus itu dapat terjadi?
kecelakaan kerja fatal yang terjadi karena lemahnya
identifikasi dari confined space.
Freeport:
38 Pekerja Tertimbun, Hanya 10 yang Berhasil Dievakuasi
Rabu, 22 Mei 2013 — 17:32 WIB

Korban tewas akibat runtuhan tambang bawah tanah


Bog Gossan milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di
Papua total menjadi 28 orang.
Emergency Response Team berhasil mengevakuasi
dan mengidentifikasi pekerja terakhir yang terkubur
dalam reruntuhan pada pagi dini hari.
Evaluasi dari kasus kasus tersebut

Kasus-kasus bencana tidak lepas dari kegagalan


pelaksanaan K3 didalam perusahaan, yang kemudian
menimbulkan dampak kepada masyarakat/
lingkungan
Kecelakaan kerja Confined space di
CS Jakarta.
Kecelakaan kerja di ITC Cempaka Mas-Jakarta
Kecelakaan kerja di Galangan Kapal-Banjarmasin,
Kalimantan Selatan
Peledakan PT. Sindopek Perotama-Sidoardjo, Jatim
Keracunandi Blambangan-Probolinggo, Jati
KASUS ITC CEMPAKA MAS
Perusahaan tidak melengkapi APD bagi pekerja
Tidak ada SOP ataupun warning untuk bekerja pada
Ruang Tertutup atau atau Confined Space.
Penerapan norma K3 hanya mengandalkan alat
Tidak tersedia Informasi Informasi/ / Rambu
Rambu K3 yang jelas bagi pengunjung jika terjadi
peledakan atau kebakaran
Perusahaan belum menyakini pengukuran indoor air
qualit
Utility site confined space
PERATUTAN PER-UU K3 RUANG TERBATAS (CONFINED SPACE)

“THE SILENT
“WILIS TANTULAR,
KILLER”
LatarBelakang

Semakin banyak tempat kerja yang diidentifikasi


sebagai ruang terbatas(Confined Spaces).
Semakin berkembangnya jenis pekerjaan yang harus
dilakukan didalam ruang terbatas.
Terdapatnya bahaya dan resiko kematian pada saat
bekerja didalam ruang terbatas.
Banyak kecelakaan fatal karena ketidaktahuan
pengusaha/pekerja akan bahaya ruang terbatas dan
syarat-syaratK3 yang harus dijalankan.
TUJUAN UMUM
1. MEMBERIKAN PEMAHAMAN KEPADA PETUGAS RUANG
TERBATAS/CONFINED SPACES DENGAN PERATURAN
PERUNDANGAN, PEDOMAN DAN STANDARISASI TERKAIT
K3 RUANG TERBATAS

2.MENGETAHUI UPAYA PENCEGAHAN

KECELAKAAN KERJA DAN PENYAKIT

AKIBAT KERJA DI RUAH TERBATAS.


3.MELAKSANAKAN PROSEDUR KERJA

AMAN DI RUANG TERBATAS.


TUJUAN KHUSUS
1. MENGETAHUI POTENSI BAHAYA DI RUANG TERBATAS
2. MENGETAHUI TEHNIK PENGUKURAN GAS ATMOSFER
BERBAHAYA DI RUANG TERBATAS.
3. MENGETAHUI TEHNIK ISOLASI ENERGI
4. MENGETAHUI TEHNIK
PEMASANGAN VENTILASI
5. MELAKSANAKAN PROSEDUR
IJIN KERJA DAN MASUK
RUANG TERBATAS
6. MENGGUNAKAN ALAT
PELINDUNG DIRI (APD)
CONFINED SPACE
“THE SILENT KILLER”
Bahaya laten ???
DASAR HUKUM
Peraturan Khusus L tentang Keselamatan
kerja di Tangki Apung
UU No. 3 tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO
No. 120 Mengenai Hygiene Dalam Perniagaan dan Kantor -
Kantor
UU No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan kerja
SE. Menakertrans .SE.117/Men/ PPK-PKK/III/2005
tentang Pemeriksaan Menyeluruh Pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Pusat Perbelanjaan,
Gedung Bertingkat dan tempat-tempat publik lainnya
DASAR HUKUM
o SNI – 0229 1987 E, Keselamatan Kerja di Dalam Ruangan
Tertutup
o Kep Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
Kep. 113/DJPPK/2006.
Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas K3 di
Ruang Terbatas (Confined Spaces)
o SE Dirjen PPK No. 01/DJPPK/I/2012
Tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja 01 Ruang Terbatasi Confined Spaces
DASAR HUKUM
Undang-undang Uap (StoomOrdonanti, StblNo. 225
th1930) tentang peraturan Uap th 1930
Permenaker No. Per. 02/Men/1982 tentang Klasifikasi
Jurulas.
Permenaker No. Per. 01/Men/1988 tentangSyarat-syarat
dan kualifikasi Operator Pesawat Uap.
PermenakerNo. Per. 37/Men/2016 tentang BejanaTekan
dan tangki timbun
KepmenakerNo. 187/Men/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Peraturan Khusus L tgl. 6 Agustus 1936
Syarat Umum:
Sarana K3:
 Harus memiliki orang
Harus ada min 2 lubang lalu orang
ahli, memiliki Harus ada sistem sirkulasi udara
pendidikan khusus Harus tersedia tali
dan berpengalaman Harus tersedia masker oksigen
dalam pelaksanaan Harus ada unit pendeteksi gas
pekerjaan di dalam Penerangan listrik ≤ 50 Volt
tangki (ruang Perintah dan ijin kerja
tertutup) Prosedur kerja
PermenakerNo 37 Tahun 2016
K3 Bejana Tekanan dan Tangki Timbun

Ruang Lingkup
1.BOTOL BAJA
2.BEJANA STASIONER
3.BEJANA TRANSPORT
4.PESAWAT PENDINGIN
5.TANGKI PENIMBUN
6.TANGKI APUNG
7.PESAWAT PEMBANGKIT GAS KARBIT
8.BEJANA PROSES
9.INSTALASI JARINGAN PIPA
10.Tangki Timbun

B.PERATURAN INI BERLAKU UNTUK :


PERENCANAAN, PEMBUATAN, PENGANGKUTAN, PEREDARAN, PERDAGANGAN,
PEMAKAIAN, PENGGUNAAN, PEMELIHARAAN DAN PENYIMPANAN BEJANA
TEKANAN.
Permenaker No 37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun
Melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di
tempat kerja dari potensi bahaya pada bejana
tekanan dan tangki timbun. Menjamin dan
memastikan bejana tekanan dan tangki timbun aman
untuk mencegah terjadinya peledakan, kebocoran,
dan kebakaran. Menciptakan tempat kerja yang aman
dan sehat untuk meningkatkan produktivitas.
Permenaker No 37 Tahun 2016 K3 Bejana Tekanan dan
Tangki Timbun

PEMASANGAN, PERBAIKAN, DAN PERUBAHAN


TEKNIS
A.SETIAP PEMASANGAN PERMANEN, PERBAIKAN
ATAU PERUBAHAN TEKNIS TERHADAP BEJANA
TEKAN HARUS MENDAPAT IJIN DARI DIREKTUR
ATAU PEJABAT YANG DITUNJUKNYA.
B.DIREKTUR ATAU PEJABAT YANG DITUNJUKNYA
BERWENANG UNTUK MENGADAKAN
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIANTERHADAP
BEJANA TEKAN.
SURAT EDARAN MENAKERTRANS RI
NO. SE. 117/ MEN/PPK-PKK/III/2005

Pemeriksaan Menyeluruh Terhadap Aspek K3 Di


Pusat Perbelanjaan, Gedung Bertingkat Dan
Tempat-tempat Publik Lainnya, Meliputi :
a. Sistem informasi K3 bagi tamu dan pengunjung
b. Sistem tanggap darurat
c. Instalasi listrik
d. Instalasi pemadam kebakaran
e. Instalasi penangkal petir
f. Instalasi pengolah limbah
g. Instalasi ruang tertutup confined space
SURAT EDARAN MENAKERTRANS RI
NO. SE. 117/ MEN/PPK-PKK/III/2005
h. Penanganan dan penyimpanan bahan kimia
berbahaya dan beracun
i. Instalasi pemipaan dan plumbing
j. Konstruksi
k. Pesawat angkat angkut
l. Instalasi ventilasi dan pendingin udara
m.Ergonomi
n. Sanitasi dan Hygiene
o. Kantin dan ruangan
p. Pesawat uap dan bejana tekan
q. Pelayanan kesehatan kerja (klinik)
r. Alat Pelindung diri
SURAT EDARAN MENAKERTRANS RI
NO. SE. 117/ MEN/PPK-PKK/III/2005

2.Menginstruksikan kepada semua pengurus/ pengusaha


di pusat perbelanjaan, gedung bertingkat tinggi dan
tmpt publik lainnya untuk :
a.Melaksanakan prinsip-prinsip Sistem Manajemen K3 (SMK3)
b.Melatih personil di bidang K3 sesuai dengan tugas dan
kewenangannya
c.Melengkapi rekomendasi teknis dan perijinan di bidang K3 bagi
semua objek yang tercantum pada angka 1
d.Membentuk tim tanggap darurat (emergency response team)
e.Memberikan informasi K3 yg memadai bagi tamu/ pengunjung
f.Tidak menugaskan petugas yg tidak memiliki sertifikat
pelatihan “K3 confined space”dalam melakukan pekerjaan
instalasi ruang tertutup
SNI –0229 1987 E, Keselamatan Kerja
di Dalam RuanganTertutup
Ruang Lingkup:
Garis besar & persyaratan
Pemeliharaan, perawatan, pembersihan Bejana
penyimpanan bbm, gas, bahan kimia; ruangan;
Tempat tertutup, saluran atau terowongan bawah
tanah atau sumur Jalan masuk keruangan yang dapat
menimbulkan gas-gas berbahaya Pengawasan,
pemeliharaan, pembersihan dan perbaikan tangki
apung
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Ketenagakerjaan.
Nomor : Kep.113 /DJPPK/IX/2006

Pedoman Keselamatan dan


Kesehatan Kerja di Ruang
Terbatas (Confined Spaces)
Kep Dirjen Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep. 113/DJPPK/2006
Tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis
PetugasK3 di Ruang Terbatas (Confined Spaces)

Pengurus Perusahaan/Pimpinan Perusahaan


PetugasMadya
PetugasUtama
Ahli K3
Kontraktor
1.Diklat dan Sertifikasi
2.Pedoman K3 di Ruang
Terbatas
Tujuan
pedoman/petunjuk K3 kepada :
1. Pengurus/Pimpinan Perusahaan
2. pegawai pengawas dan
3. ahli K3
mengenai langkah-langkah pekerjaan di dalam ruang
terbatas (confined spaces) guna mencegah terjadinya
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja
serta menekan kerugian karena peledakan,
kebakaran dan klaim kesehatan lainnya
Ruang Lingkup
1. syara t-syarat,
2. prosedur dan kegiatan yang harus dilakukan
3. ijin khusus.
4. Pengurus,
5. Orang yang memasuki dan bekerja dalam ruang
terbatas dengan sebagian maupun seluruh anggota
tubuhnya
Latar Belakang
FENOMENA
Bekerja di dalam ruang terbatas (confined spaces)
mempunyai Resiko terhadap K3 ( KEMATIAN).
Pekerja Ruang Terbatas bekerja berdasarkan :
1.Perintah Pimpinan
2.Pengalaman
3.Berani
4.Menjalankan tanpa SOP
SOLUSI :
Kep.113 /DJPPK/IX/2006 dalam rangka memberikan jaminan
perlindungan terhadap pekerja dan aset lainnya, Melalui
Pedoman memasuki ruang terbatas dan persyaratan ataupun
prosedur untuk memasuki dan bekerja di dalam ruang terbatas
RUANG TERBATAS (CONFINED SPACES)
Kep.113 /DJPPK/IX/2006
menurut OSHA (lembaga
Difinisi K3 Amerika)
1. cukup luas dan memiliki Definisi
konfigurasi sedemikian
rupa sehingga pekerja
1.Mempunyai luas yang
dapat masuk dan terbatas dan
melakukan pekerjaan di dikonfigurasi agar tubuh
dalamnya; pekerja dapat masuk dan
2. mempunyai akses keluar melakukan tugasnya.
masuk yang terbatas.. 2.Mempunyai
3. tidak dirancang untuk keterbatasan pintu
tempat kerja secara untuk masuk dan keluar.
berkelanjutan atau 3.Tidak didisain untuk
terus-menerus di pekerjaan yang terus
dalamnya. menerus
DAFTAR ISTILAH
1. Kondisi yang diperbolehkan
untuk melakukan kegiatan
keadaan dalam ruang terbatas
yang membutuhkan ijin khusus
dimana pekerja dapat masuk dan bekerja dengan aman.
2. Petugas madya
berarti pekerja yang berjaga di luar satu atau lebih ruang terbatas
yang membutuhkan ijin khusus, yang bertugas mengawasi
petugas utama, dan melakukan seluruh tugas petugas madya
sesuai dengan program pengawasan ruang terbatas.
3. Petugas utama
berarti pekerja yang telah diberi wewenang oleh pengurus untuk
memasuki dan melakukan pekerjaan di dalam ruang terbatas
yang memerlukan ijin khusus.
DAFTAR ISTILAH
4. Pemampatan (blanking/blinding)
Penutupan total jaringan, pipa atau
saluran dengan cara memasang
lempengan padat/sorokan
(seperti spectacle blind atau skillet blind)
yang dapat menutupi secara total dan
dapat menahan tekanan maksimum
dalam jaringan, pipa atau saluran
tersebut tanpa menimbulkan kebocoran pada lempengan
padat/sorokan.
DAFTAR ISTILAH
5. Penutupan dan pengurasan
Penutupan jaringan, pipa atau saluran
dengan cara menutup dan mengunci atau
mengkaitkan 2 katup yang berhubungan dengan
membuka dan mengunci atau mengkaitkan katup
pengurasan atau pembuangan pada jaringan diantara
2 katup yang tertutup tersebut.
6.Gawat darurat
Setiap keadaan (termasuk terjadinya kegagalan
pengendalian bahaya atau monitoring peralatan) atau
kejadian baik yang berlangsung di dalam atau di luar
ruang terbatas yang dapat membahayakan pekerja di
dalamnya.
DAFTAR ISTILAH
7. Terliputi atau Engulfment
keadaan dimana seseorang terperangkap oleh cairan a tau
substansi padat yang dapat terhirup sehingga dapat me
nyebabkan gangguan berupa penyumbatan sistem pernapasan
sehingga dapat menimbulkan kematian melalui strang ulasi,
konstriksi atau penekanan.
8. Kegiatan
Kegiatan dimana seseorang melalui jalur masuk ruang terbatas
yang memerlukan ijin khusus. Masuk kedalam ruangan tersebut
meliputi kegiatan yang dilangsungkan dalam ruang tersebut.
9. Ijin masuk (ijin)
Dokumen tertulis yang diberikan oleh pengurus untuk
memperbolehkan dan mengawasi kegiatan dalam ruang
terbatas dengan ijin khusus dan mengandung informasi seperti
diatur dalam bagian 4 pada pedoman ini.
DAFTAR ISTILAH
10. Ahli K3
Orang (pengurus, pengawas
pekerja atau supervisor) yang
bertanggung jawab untuk menentukan apakah terdapat
kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
dalam ruang terbatas tersebut sesuai dengan rencana kerja
yang telah dibuat, untuk mengesahkan dan mengawasi
proses tersebut dan untuk menghentikan kegiatan seperti
diatur pada pedoman ini.
Catatan:
Ahli K3 juga dapat bertugas sebagai petugas madya atau
sebagai petugas utama yang berwenang, selama individu
tersebut mendapat pelatihan dan terampil menggunakan
peralatan kerja yang sesuai se perti diatur dalam pedoman ini.
DAFTAR ISTILAH
11. Lingkungan berbahaya
Risiko kematian, ketidakmampuan menyelamatkan secara
mandiri, kecelakaan, terluka, penyakit akut akibat satu
atau beberapa sebab :
1. Gas, uap/kabut uap yang mudah terbakar konsentrasi lebih 10%
dari BRDM
2. Debu di udara yang mudah meledak konsentrasi setara / melebihi
BRDM.
Catatan: konsentrasi ini dapat diperkirakan jika debu dapat terlihat
secara visual pada jarak 5 kaki (1,52 m) atau kurang.
3. Konsentrasi oksigen di udara dibawah 19,5 % atau melebihi 23,5 %
4. Konsentrasi substansi yang konsentrasinya atau nilai ambang
batasnya dimuat dalam Surat Edaran Menaker No.
SE.01/Men/1997
Catatan: untuk kontaminan udara yang belum ditentukan dosis atau nilai
ambang batasnya dalam SE Menaker No. SE. 01 /Men/1997, dapat
digunakan sumber informasi lain seperti LDKB.
DAFTAR ISTILAH
12. Ijin untuk melakukan pekerjaan panas
ijin tertulis dari atasan pekerja untuk
melakukan pekerjaan yang menghasilkan sumber panas
(riveting, pengelasan, pemotongan, pembakaran/ pemanasan)
13. kesakitan atau kematian dengan segera
kondisi yang mengakibatkan kematian /menimbulkan efek
samping permanen terhadap kesehatan /menimbulkan bahaya
bagi pekerja untuk menyelamatkan diri.
Catatan:
gas HF atau uap cadmium, dapat menimbulkan reaksi tanpa gejala
yang jelas, namun segera diikuti dengan kolaps yang mendadak
dan mungkin fatal dalam 12-72 jam setelah pemaparan.
DAFTAR ISTILAH
14. Pengisian/Pembilasan dengan gas inert
(purging)
Pengisian menggunakan gas yang tidak
mudah meledak (seperti nitrogen) sedemikian rupa sehingga
udara di ruang tersebut menjadi tidak mudah meledak.
Catatan: kegiatan prosedur ini menyebabkan kadar oksigen
dalam menjadi berkurang sehingga dapat mengakibatkan
kesakitan, sesak atau kematian dengan segera.
15. Isolasi
Proses dimana ruang terbatas tersebut di-nonfungsikan dan
tertutup sepenuhnya dari pelepasan energi atau ma terial ke
lingkungan terbuka melalui cara seperti: pemasangan sorokan
(blanking/blinding), pemindahan jaringan pipa atau saluran,
penutupan dan pengurasan, penutupan seluruh sumber energi,
dan pemutusan seluruh jaringan.
DAFTAR ISTILAH
16. Pemutusan jaringan
pembukaan pipa/jaringan/saluran yang mengandung
bahan beracun, mudah terbakar, korosif, gas
inert, atau cairan lainnya yang pada
volume/tekanan/suhu tertentu dapat mengakibatkan
kerusakan berupa ledakan dan lain-lain
17.Ruang terbatas tanpa ijin khusus
ruang terbatas yang tidak berpotensi mengandung
gas atmosfer yang berbahaya atau mengandung
bahaya lainnya yang dapat menyebabkan kematian
atau bahaya terhadap fisik lainya.
DAFTAR ISTILAH
18. Ruang terbatas dengan ijin khusus
Mempunyai satu atau lebih ciri-ciri:
1. mengandung gas atmosfer udara yang berbahaya
2. mengandung material yang berpotensi
memerangkap pekerja di dalamnya
3. mempunyai konfigurasi atau struktur sedemikian
rupa sehingga petugas utama dapat terperangkap
atau mengalami asfiksia akibat dinding yang
melengkung ke dalam atau lantai yang curam
dan mengarah ke loron g atau ruangan yang lebih
kecil.
4. mengandung bahaya lainnya.
DAFTAR ISTILAH
19. Udara rendah oksigen
udara yang mengandung oksigen kurang dari 19, 5%
20. Udara kaya oksigen
udara yang mengandung oksigen lebih dari 23,5%
21. Program ruang terbatas
Mengatur /mengendalikan dan melindungi kegiatan pekerja
dalam ruang terbatas.
22. Sistem perijinan
prosedur tertulis dari pengurus
untuk mempersiapkan dan
mengeluarkan ijin untuk melaksanakan
kegiatan dan menghentikan kegiatan
dalam ruang terbatas dengan ijin khusus.
DAFTAR ISTILAH

23. Kondisi terlarang


setiap kondisi dimana pekerja tidak dapa t melakukan kegiatan
di dalam ruang terbatas dengan ijin khusus.
24. Petugas penyelamat
orang y ang bertugas menyelamatkan pekerja dari ruang terbatas.
25. Sistem penyelamatan
peralatan (termasuk tali penyelamat; sabuk pengaman, baik yang
sebatas dada ataupun digunakan di selu ruh tubuh; wristlet; atau
alat pengangkut) yang digunakan untuk mengeluarkan pekerja
dari ruang terbatas.
26. Pengujian
proses identifikasi dan evaluasi gas berbahaya yang
mungkin dihadapi petugas utama dalam ruang terbatas
dengan ijin khusus.
PERSYARATAN K3 DI RUANG TERBATAS
1. Persyaratan Umum Pengusaha :
1. wajib melakukan
identifikasi dan evaluasi terhadap tempat kerja
ruang terbatas dengan ijin khusus.
2. wajib menginformasikannya kepada pekerja dengan
memasang tanda bahaya atau peralatan lain yang efektif.
Catatan: tanda bertuliskan – BAHAYA - RUANG
TERBATAS DENGAN IJIN KHUSUS, DILARANG
MASUK atau menggunakan kalimat lain dengan maksud
yang sama.
3. wajib melakukan langkah- langkah untuk mencegah
dan melarang pekerja memasuki ruang terbatas tersebut.
1. PERSYARATAN RUANG TERBATAS IJIN KHUSUS
1. wajib mengembangkan dan mengimplementasikan program
dalam pedoman ini dan harus diketahui oleh pekerja dan
perwakilannya.
2. Peryaratan yang wajib dilakukan :
1. Jika penutup akses/pintu masuk dibuka, pada jalur tersebut
harus dipasang selusur, penutup sementara atau penghalang
sementara .
2. Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam
ruangan harus diuji terlebih dahulu, berturut- turut
untuk kadar oksigen, gas dan uap yang mudah terbakar dan
kontaminan udara yang berpotensi berbahaya, dengan peralatan
yang telah dikalibrasi.
3. Tidak boleh ada udara berbahaya
dalam ruangan tersebut jika terdapat
pekerja di dalamnya
PERYARATAN YANG WAJIB DILAKUKAN
4. Wajib menyediakan sistem aliran
udara secara kontinyu, dengan syarat :
1. Pekerja tidak boleh memasuki ruangan sebelum
udara berbahaya di dalamnya dibersihkan terlebih
dahulu
2. Aliran udara diarahkan sehingga dapat mencapai area
pekerja berada dan harus berlangsung terus menerus.
3. Pengaturan aliran udara tersebut harus diperoleh
dari sumber yang bersih dan tidak boleh
meningkatkan bahaya dalam ruangan.
5. Udara dalam ruangan harus diuji secara berkala
PERYARATAN YANG WAJIB DILAKUKAN

6. Jika terdeteksi udara berbahaya selama kegiatan


berlangsung:
1. Setiap pekerja harus meninggalkan ruangan
terbatas tersebut secepatnya
2. Ruangan harus dievaluasi untuk menentukan
bagaimana udara berbahaya tersebut dapat terjadi,
3. Harus dilakukan pemeriksaan untuk
melindungi pekerja dari udara berbahaya sebelum
kegiatan berikutnya berlangsung
PERYARATAN YANG WAJIB DILAKUKAN

7. Pengurus wajib memastikan bahwa ruang terbatas


telah aman melalui pernyataan tertulis, yang memuat
tanggal, lokasi ruang dan tanda tangan petugas
pemeriksa, dan dapat dilihat oleh pekerja yang akan
melakukan kegiatan dalam ruang tersebut/
perwakilan pekerja tersebut.
PERSYARATAN RUANG TERBATAS IJIN KHUSUS

3. Jika terdapat perubahan pada penggunaan atau


konfigurasi ruang terbatas tanpa ijin khusus yang
mungkin meningkatkan bahaya pada pekerja di
dalamnya, pengurus wajib melakukan evaluasi ulang
terhadap ruang tersebut, dan bila perlu
mengklasifikasikannya sebagai ruang terbatas
dengan ijin khusus.
PERSYARATAN RUANG TERBATAS IJIN KHUSUS
4. Perubahan Ruang terbatas dengan ijin khusus menjadi
sebagai ruang terbatas tanpa ijin khusus :
1. Jika tidak mengandung udara berbahaya,
2. Jika selama pengujian dan pemeriksaan ulang
tersebut tidak terdapat bahaya di dalamnya.
PERSYARATAN RUANG TERBATAS IJIN KHUSUS
3. Pengurus wajib mendokumentasikan dasar
penentuan seluruh bahaya dalam ruang terbatas
dengan ijin khusus telah dihilangkan, yang memuat
tanggal, lokasi ruang dan tandatangan petugas yang
membuat penentuan tersebut.
4. Jika bahaya timbul dalam ruang terbatas dengan ijin
khusus yangtelah diklasifikasikan sebagai ruang
terbatas tanpa ijin khusus, seluruh pekerja wajib
meningg alkan ruangan. Pengurus wajib
mengevaluasi kembali.
PERSYARATAN KESEHATAN PEKERJA RUANG TERBATAS
1. Ruang terbatas memberikan tekanan fisik dan psikologis.
menurunnya fungsi koordinasi dan peredaran darah yang tidak normal.
2. sehat secara fisik /dinyatakan oleh dokter tidak mempunyai riwayat :
1. Sakit sawan atau epilepsi
2. Penyakit jantung atau gangguan jantung
3. Asma, bronchitis atau sesak napas apabila kelelahan
4. Gangguan pendengaran
5. Sakit kepala /migrain /vertigo yg dapat menyebabkan disorientasi
6. Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya
7. Gangguan atau sakit tulang belakang
8. Kecacatan penglihatan permanen
9. Penyakit lainnya yang dapat membahayakan
keselamatan selama bekerja di ruang terbatas
3. PROGRAM RUANG TERBATAS :
1. Langkah-langkah khusus untuk mencegah masuknya pihak yang tidak
berwenang.
2. Identifikasi dan evaluasi bahaya sebelum dimasuki oleh pekerja
3. Pengembangan dan penggunaan peralatan, prosedur dan praktik, namun
tidak terbatas kepada, hal-hal berikut:
1. menentukan kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan
2. memberikan kesempatan kepada petugas utama yang berwenang/ kepada
perwakilan pekerja tersebut untuk ikut mengamati setiap pengawasan dan
pengujian ruang terbatas.
3. Melakukan isolasi pada ruang tersebut
4. Melakukan pembersihan, pengisian gas inert, pembilasan atau
pengaliran udara ke dalam ruang tersebut.
5. Menyediakan jalur untuk pejalan kaki/kendaraan atau penghalang
6. Memastikan bahwa kondisi dalam ruang
tersebut aman untuk dilakukan kegiatan
di dalamnya
3. PROGRAM RUANG TERBATAS :
4. Penyediaan peralatan berikut :
1. Peralatan pengujian dan pemantauan
gas berbahaya
2. Peralatan pengaliran udara (ventilasi)
3. Peralatan komunikasi yang diperlukan harus sesuai seperti
yang
4. Alat pelindung diri
5. Peralatan untuk penerangan tambahan
6. Alat perlindungan
7. Peralatan lain, seperti tangga
8. Peralatan untuk penyelamatan dan keadaan g awat darurat.
9. Peralatan lain yang diperlukan untuk keluar masuk dengan
aman dari ruang tersebut
3. PROGRAM RUANG TERBATAS :
1. untuk pengujian udara terlebih dahulu konsentrasi
oksigen, lalu konsentrasi uap dan ga s yang mudah meledak
serta konsentrasi uap dan gas berbahaya
2. Setiap petugas utama yang berwenang atau perwakilan pekerja
tersebut wajib diberikan kesempatan untuk mengamati
pengujian /pemantauan awal
3. Mengadakan evaluasi ulang keadaan ruang jika ada permi ntaan
dari petugas utama atau perwakilannya jika pekerja tersebut
yakin bahwa evaluasi yang telah dilakukan belum memadai
4. Petugas madya atau perwakilannya wajib segera diberikan
laporan dari hasil pengujian.
5. Sedikitnya satu orang petugas madya
wajib ada di luar ruangan selama kegiatan
yg telah diotorisasi tersebut berlangsung
3. PROGRAM RUANG TERBATAS :
6. Tentukan siapa saja pekerja yang akan bertugas
(seperti petugas utama, petugas madya, ahli K3,
petugas penguji atau pemantau kondisi udara dalam
ruangan dengan ijin khusus tersebut), beri
penjabaran untuk tugasnya masing-masing.
7. Kembangkan dan implementasikan prosedur
untuk memanggil tim penyelamat dan tim
tanggap darurat untuk mengeluarkan petugas utama
dari ruangan, untuk melakukan hal ta nggap darurat
lain yang diperlukan untuk menyelamatkan pekerja dan
untuk mencegah petugas yang tidak berwenang
mencoba melakukan penyelamatan
4. SISTEM PERIJINAN :
1. Pengurus wajib mendokumentasikan kelengkapan
langkah-langkah pencegahan seperti yang telah diatur.
2. Ahli K3 yang dicantumkan dalam surat ijin wa jib
menandatangani ijin tersebut untuk mensahkan kegiatan
3. Ijin yang telah le ngkap harus diberikan pada saat
dimulai kegiatan kepada seluruh petugas utama
yang ber wenang atau perwakilannya,
4. Durasi kegiatan yang tercantum dalam surat ijin tidak
boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang
dicantumkan dalam ijin.
4. SISTEM PERIJINAN :
5. Ahli k3 wajib menghentikan kegiatan dan membatalkan
ijin kegiatan bila:
1. kegiatan seperti yang dicantumkan dalam surat ijin
telah selesai dilaksanakan, atau
2. kondisi yang tidak diperbolehkan dalam ijin ke giatan
timbul dalam ruangan
6. Pengurus wajib menahan setiap ijin kegiatan yang telah
dibatalkan minimal 1 tahun untuk mengkaji ulang program
untuk ruang terbatas dengan ijin khusus seperti yang diatur.
Setiap masalah
yang timbul selama
kegiatan akan dicatat
dalam ijin tersebut
sehingga revisi dapat dilakukan
5. IJIN KEGIATAN :
Ijin kegiatan berguna untuk mensahkan
kegiatan dalam ruang terbatas dengan ijin
khusus wajib memuat:
.1. Nama Ruang terbatas dengan ijin khusus .
2. Kegiatan yang dilangsungkan
3. Tanggal dan durasi kegiatan
4. Nama-nama Petugas-petugas utama yang bekerja
dalam ruangan, baik dengan penulisan nama atau cara
lain
5. Nama petugas madya
5. IJIN KEGIATAN :
Ijin kegiatan berguna untuk mensahkan
kegiatan dalam ruang terbatas dengan ijin
khusus wajib memuat:
6. Nama ahli K3
7. Bahaya dari ruangan yang akan dimasuki
8. Langkah-langkah yang diambil
9. Kondisi yang masih diperbolehkan untuk melakukan
kegiatan
10. Hasil dari pengujian awal dan berkala
11. Tim penyelamat dan tim tanggap darurat yang dapat
dipanggil dan cara untuk memanggilnya
12. Prosedur komunikasi yang digunakan
6. PELATIHAN :
1. Pengurus wajib memberikan pelatihan
2. Pelatihan diberikan kepada setiap pekerja yang terlibat
kegiatan dalam ruang terbatas dengan ijin khusus, saat:
1. Sebelum pekerja tersebut memulai tugasnya
2. Sebelum terjadi perubahan tugas
3. Jika terjadi perubahan
4. Jika pengurus yakin terjadi penyimpangan prosedur
kegiatan sebagaimana
3. Materi pelatihan harus memenuhi standar keterampilan
4. Penyelenggaran pelatihan wajib memberikan sertifikat
kelulusan untuk pelatihan yang telah dilaksanakan. Sertifikat
tersebut memuat nama masing-masing pekerja, tanda
tangan atau ini sial pelatih, dan tanggal pelatihan.
Sertifikasi dapat dilihat oleh pekerja maupun perwakilannya
7. TANGGUNG JAWAB - KONTAKTOR :
1. Kewajiban pengurus apabila pekerjaan diserahkan kepada
kontraktor :
1. Memberikan penetapan kepada kontraktor bahwa tempat Ruang
terbatas harus ssuai peraturan perundangan yang berlaku.
2. Menginformasikan kepada kontraktor mengenai elemen,
termasuk bahaya yang telah teridentifikasi
3. Menginformasikan kepada kontraktor mengenai tindakan
pencegahan atau prosedur yang telah diterapkan oleh pengurus.
4. Mengkoordinasikan kegiatan operasi dengan kontraktor jika
pekerja dari kedua pihak akan bekerja bersama dalam ruang
tersebut .
5. Menerima laporan dari kontraktor.
7. KEWAJIBAN KONTAKTOR :
1. Mematuhi semua ketentuan dalam pedoman ini
2. Mencari informasi mengenai ba haya dan kegi atan
dalam ruang terbatas dengan ijin khusus dari pengurus.
3. Mengkoordinasikan setiap kegiatan dengan pengurus,
4. Melaporkan kepada pengurus mengenai program ya
ng akan diikuti dan seluruh bahaya yang timbul
atau dihadapi dalam ruang tersebut, melalui laporan
tertulis selama proses kegiatan
7. TANGGUNG JAWAB PETUGAS UTAMA :
1. Mengetahui bahaya yang mungkin dihadapi selama
kegiatan, termasuk modus, tanda atau gejala dan akibat
paparan yang dialami
2. Menggunakan peralatan dengan baik
3. Melakukan komunikasi dengan petugas madya bila
diperlukan untuk memudahkan petugas mady a
memantau status petugas utama dan untuk
memudahkan petugas madya memberitahu petugas
utama bila diperlukan evakuasi dari ruangan.
7. TANGGUNG JAWAB PETUGAS UTAMA :
4. Memberitahu petugas madya bila:
1. petugas utama menyadari adanya tanda atau gejala
bahaya akibat paparan terhadap situasi yang berbahaya
2. petugas utama mendeteksi adanya kondisi terlarang,
5. Keluar dari ruangan secepat mungkin bila:
1. Ada perintah evakuasi dari petugas madya atau ahli k3
2. Petugas utama menyadari adanya tanda atau gejala
bahaya akibat paparan terhadap situasi yang berbahaya
4. Petugas utama mendeteksi adanya
kondisi terlarang, atau
5. Sinyal tanda evakuasi dinyalakan
7. TANGGUNG JAWAB PETUGAS MADYA :
1. Mengetahui bahaya yang mungkin dihadapi selama
kegiatan, termasuk modus, tanda atau gejala dan akibat
paparan yang dialami
2. Sadar akan efek dari paparan bahaya terhadap
tingkah laku petugas utama;
3. Secara kontinyu mampu memastikan petugas utama
dalam keadaan baik
4. Tetap berada di luar ruangan selama kegiatan
berlangsung sampai digantikan oleh petugas lainnya
5. Berkomunikasi , memonitor ,
evakuasi dengan petugas utama bila
diperlukan.
7. TANGGUNG JAWAB PETUGAS MADYA :
6. Memantau aktivitas di dalam dan di luar ruangan
untuk keamanan dan melakukan evakuasi jika petugas
madya mendeteksi:
1. adanya kondisi terlarang
2. adanya efek dari paparan bahaya terhadap tingkah
laku petugas utama
3. adanya situasi di luar ruangan yang dapat
membahayakan petugas utama, atau
4. petugas madya tidak dapat
melakukan tugasnya dengan
aman dan efektif
7. TANGGUNG JAWAB PETUGAS MADYA :
7. Memanggil tim penyelamat atau tim
tanggap darurat lainnya secepat mungkin
bila petugas utama membutuhkan bantuan.
8. Mengambil langkah langkah berikut ini bila petugas
yang tidak berwenang mendekati atau memasuki
ruangan selama kegiatan berlangsung:
1. Memperingatkan petugas yang tidak berwenang
tersebut untuk menjauhi ruangan
2. Memberitahu petugas yang tidak berwenang
tersebut untuk keluar secepatnya jika mereka telah
memasuki ruangan, dan
3. Memberitahu petugas utama da n Ahli K3 jika petugas
yang tidak berwenang telah memasuki ruangan;
7. TANGGUNG JAWAB PETUGAS MADYA :
9. Melakukan tindakan penyelamatan tanpa memasuki
ruangan
10. Tidak melakukan tugas lain yang mungkin akan
menggangu tugas utama dan untuk memantau dan
melindungi petugas utama
8. TANGGUNG JAWAB AHLI K3 :
1. Mengetahui bahaya yang mungkin dihadapi selama kegiatan,
termasuk modus, tanda atau gejala dan akibat paparan yang
dialami
2. Melakukan verifikasi, dengan cara :
a. memastikan kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan
ijin kegiatan,
b. Memastikan seluruh pengujian yang dijelaskan dalam ijin
kegiatan telah dilakukan
c. Memastikan bahwa seluruh prosedur dan peralatan yang
dijelaskan dalam ijin
kegiatan berada di
tempatnya sebelum
mengesahkan ijin
kegiatan.
8. TANGGUNG JAWAB AHLI K3 :
3. Menghentikan kegiatan dan membatalkan ijin
4. Memastikan tersedianya tim penyelamat dan cara
yang digunakan untuk memanggil mereka dapat
dilakukan;
5. Mengeluarkan petugas yang tidak berwenang yang
mencoba atau telah memasuki ruangan selama
kegiatan berlangsung.
6. Memastikan, bila terjadi pergantian tanggung
jawab kegiatan dalam
ruangan dilakukan
sesuai job desk masing2
petugas.
9. TEAM PENYELAMAT DAN TANGGAP DARURAT:

Pengurus, wajib:
1. Melakukan evaluasi terhadap kemampuan tim
penyelamat .
2. Memilih tim penyelamat yang telah dievaluasi tersebut yang:
1. Mempunyai kemampuan menyelamatkan korban dalam
jangka waktu sesuai bahaya yang dihadapi;
2. Mempunyai peralatan yang memadai dan mampu
melakukan penyelamatan yang diperlukan dengan baik
3.Memberikan APD ya ng diperlukan untuk melakukan
penyelamatan dari ruang terbatas dengan ijin khusus kepada
seluruh pekerja yang terlibat,dan melatih pekerja tersebut
mengenai penggunaan APD yang tepat, tanpa membebani
pekerja dengan biaya tertentu.
Kompetensi petugas utama

1. Umum
Mampu bekerja secara aman diruang terbatas dan melaksanakan program memasuki
ruang terbatas dalam rangka pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Akademik
Dasar–dasarK3
Penilaian resiko
Prosedur ijin kerja
Program memasuki ruang terbatas
Teknis pengukuran dan deteksi gas beracun dan mudah meledak
Prosedur LOTO
Prosedur tanggap darurat & P3K
APD
SMK3
3. Keahlian praktis
Mampu melakukan dan menerapkan aspek K3 diruang terbatas melalui
pelaksanakan prosedur kerja aman, prosedur ijin kerja, LOTO, P3K, penggunaan
APD
 Kompetensi petugas madya
1. Umum
Mampu bekerja secara aman diruang terbatas dan melaksanakan
prosedur kerja sesuai dengan program memasuki ruang terbatas
dalam rangka pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Akademik
Dasar–dasar K3
Prosedurijinkerja
Karakterisitikbahankimiaberbahayadiruangterbatas
Teknispengukurandandeteksigas beracundanmudahmeledak
Prosedurtanggapdarurat& P3K
APD
3. Keahlian praktis
Mampu melakukan dan menerapkan aspek K3 diruang terbatas
melalui upaya pelaksanaan prosedur kerja aman, prosedur ijin kerja,
pelaksanaan program , prosedur tanggap darura t& P3K, penggunaan
APD
Pelatihan dan sertifikasi

1. Petugas K3 Utama Ruang Terbatas


Pelatihan 46 jam pelajaran
Syarat:
Sehat jasmani dan rohani
Pendidikan minimal SMU
Pengalaman kerja 3 tahun pada keg. Industri
dlm ruang terbatas
2.Petugas K3 Madya Ruang Terbatas
Pelatihan 28 Jam pelajaran
Syarat:
Sehat jasmani dan rohani
Pendidikan minimal SMU
Pengalaman kerja 2 tahun pada keg. Industri dlm ruang terbatas
3.Penyelenggara pelatihan:
PJK3
Internal Perusahaan
4.Ujian: Depnakertrans
SURAT EDARAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
NOMOR : SE. 01/ MEN/PPK/IV/2012
TENTANG
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 01
RUANG TERBATASI CONFINED SPACES
Hasil evaluasi kecelakaan kerja Tahun 2011 :
1. Telah terjadI berbagai kasus kecelakaan fatal saat bekerja
dl ruang terbatas di Pulau Jawa dan Kalimantan
menyebabkan kematian. ,
2. Korban meninggal dunia ataupun kritis terjadi pada lebih
dan seorang pekerja yang berada dalam satu kelompok pekerja
3. Terdapat pekerja yang memberikan pertolongan ikut
menjadi korban tewas ataupun kritis hal ini dikarenakan
naluri untuk menolong rekan kerjanya tidak disertal
pengetahuan akan Risiko masuk ke ruang terbatas:
4. Pekerjaan di ruang terbatas umumnya diborongkan atau
diserahkan oleh pengurus kepada pihak ketiga atau
kontraktor
5. Pimpian atau pengurus Perusahaan lidak mengidentifikasi
setiap ruang terbatas yang berada di tempat kerjanya
Bekerja di ruang terbatas terutama pada jenis
pekerjaan Perbaikan dan atau pemeliharaan baik
berupa pencucian atau pembersihan. pemeriksaan.
pengelasan, maupun pelapisan atau pelindungan
karat merupakan pekerjaan dengan risiko tinggi
Ruang terbatas dapat berupa Tangki bejana
penyimpanan bejana transport,
Boiler, dapur/tanur. silo dan tangki/bejana lainya yang
mempunyai lubang lalu orang/man hole. Ruang
terbatas ·.juga dapat berupa sumur buatan atau
alami. jaringan perpipaan. terowongan bawah
tanah. bunker serta tangki apung atau ruangan di
atas kapal.
Menginstruksrkan kepada Pimpinan Perusanaan dl wilayah masing-masing untuk
segera
1) Mengidentifikasi ulang setiap ruang terbatas yang dimiliki ataupun digunakan di
ternpat kerja masing-masing dengan format sekurang-kurangnya meliputi .
a. Nomor register
b. peruntukan
c Lokasi
d Potensi bahaya
e. Klasiflkas:
2) Melaksanakan secara utuh ketentuan dalarn Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
.113/DJPPK/XII2006 dalam metakukan pekerjaan di ruang terbatas sek urang­
kuranya meliputi .
a Pengujian 9as atrnosfer
b Sistem perijinan / work permit
c. Penyediaan sistern isolasi enerqi dan ventilasi udara
d. Penyediaan alat pelindung diri
e Penyediaan sistern penyelamatan darurat
f. Penyediaan sistem komumkasi
g. Penunjukan petugas yang kompeten
` Thank you!

Anda mungkin juga menyukai