Anda di halaman 1dari 18

BAB 13

CAMPURAN-CAMPURAN REAKTIF
DAN PEMBAKARAN
PENDAHULUAN
Tujuan dari bab ini adalah untuk mempelajari sistem-sistem
yang melibatkan reaksi kimia . Karena pembakaran bahan
bakar hidro-carbon terjadi di dalam kebanyakan alat-alat
pembangkit daya .

13.1 MENGENALI PEMBAKARAN


Ketika terjadi pembakaran kimia , ikatan-2 di dalam molekulmolekul dari reaktan-reaktan menjadi terputus , dan atom-2
dan elektron-2 tersusun ulang menjadi produk-produk .
Di dalam reaksi pembakaran , elemen-2 bahan bakar yang
mudah terbakar mengalami oksidasi yang cepat sehingga
menghasilkan pelepasan energi bersamaan dengan
terbentuknya produk hasil pembakaran .
Tiga elemen kimia utama yang mudah terbakar di dalam
bahan bakar yg paling umum ditemukan adalah : karbon ,
hidrogen , dan sulfur .
Sulfur relatif tidak penting dlm pelepasan energi , tapi dapat
signifikan karena permasalahan polusi dan korosi .
Pembakaran dituntaskan ketika :

Semua karbon yang terkandung dalam bahan bakar


telah habis terbakar menjadi karbon-dioksida .

Semua hidrogen telah habis terbakar menjadi air .

Semua sulfur habis terbakar menjadi sulfur dioksida .

Semua elemen-2 yang mudah terbakar lainnya telah teroksidasi .

Jika kondisi-2 tersebut tidak dipenuhi , pembakaran menjadi


tidak tuntas .
Reaksi-2 pembakaran dinyatakan melalui persamaan-2 kimia
dalam bentuk :
reaktan
atau :

produk

bahan bakar + pengoksidasi

produk

Dlm reaksi kimia , perlu diingat bhw terjadi konservasi massa .


Sehingga massa dari produk berjumlah sama dengan massa
dari reaktan .
Massa total dari setiap elemen kimia farus sama pada kedua
sisi dari persamaan , walaupun elemen-2 tsb terkandung di
dalam senyawa kimia yang berbeda di dalam reaktan dan
produk .
Akan tetapi jumlah mol dari produk dapat berbeda dengan
jumlah mol reaktan .
Sebagai contoh :
Pembakaran tuntas antara hidrogen dengan oksigen :
1 H2 + O2

1 H2 O

............. (13.1)

Koefisien-2 numerik di dalam persamaan tsb , yang terletak di


depan simbol kimia utk memberikan jumlah elemen kimia pada
kedua sisi persamaan tsb , disebut : koefisien stoikiometric .
Pers. (13.1) menyatakan :
1 kmol H2 + kmol O2

1 kmol H2O

Atau dalam satuan Inggris ( British )


1 lbmol H2 + lbmol O2

1 lbmol H2O

Jumlah mol total sisi sebelah kiri dan kanan tidak sama .
Tapi massa total reaktan harus sama dengan massa total

produk .
Persamaan diatas memberikan pernyataan :
2 kg H2 + 16 kg O2

18 kg H2O

Atau dalam satuan Inggris :


2 lb H2 + 16 lb O2

18 lb H2O

BAHAN BAKAR
Bahan bakar adalah zat yang mudah terbakar .
Pembahasan ditekankan pada bahan bakar hidrokarbon,
yang mengandung hidrogen dan karbon .
Sulfur dan zat-2 kimia lainnya mungkin juga ada .
Bahan bakar hidrokarbon berbentuk : padat , cair , gas .
Bahan bakar hidrokarbon cair dihasilkan dari proses
distilasi dan cracking dari minyak mentah . Komposisinya
biasanya diberikan dalam fraksi massa .
Bensin dimodelkan sebagai oktan , C8H18 , sedangkan
solar sebagai dodekan , C12H26 .
Bahan bakar hidrokarbon berbentuk gas biasanya dinyatakan dalam fraksi mol .
Bahan bakar padat yang sudah dikenal : batu bara .
Komposisi batu bara sangat bervariasi , tergantung lokasi
penambangan .
Untuk perhitungan pembakaran , analisis pokok batu bara
dinyatakan dalam basis massa , dalam bentuk jumlah
relatif elemen-2 kimia seperti : karbon , sulfur , hidrogen ,
nitrogen , oksigen , dan abu .

MEMBUAT MODEL UDARA PEMBAKARAN


Oksigen dibutuhkan di dalam setiap reaksi pembakaran .

Dalam aplikasi pembakaran , udara menyediakan oksigen


yang dibutuhkan .
Komposisi dari udara kering diberikan dalam Tabel 12.1
Untuk perhitungan pembakaran , digunakan pemodelan
sederhana sbb :
Semua komponen udara selain oksigen digabungkan bersama-sama dgn nitrogen . Oleh sebab itu
udara dianggap terdiri dari : 21 % oksigen dan 79 %
nitrogen dengan basis molar .
Dengan idealisasi tsb rasio molar nitrogen terhadap
oksigen adalah 0,79 / 0,21 = 3,76 . Oleh sebab itu ,
jika suplai oksigen untuk pembakaran diberikan oleh
udara , setiap mol oksigen disertai oleh 3,76 mol
nitrogen . Udara yang dimaksud adalah udara yang
tidak mengandung uap air . Jika udara lembab dipakai dalam pembakaran , uap air yang terkandung
diperhitungkan dalam persamaan pembakaran .
Juga diasumsikan bahwa nitrogen yang terkandung
di dalam udara tidak mengalami proses kimia .
Tetapi jika dicapai temperatur yang cukup tinggi ,
nitrogen dapat membentuk senyawa seperti nitrik
oksida dan nitrogen dioksida .

Rasio Udara-Bahan Bakar


Dua parameter yang sering dipakai untuk memberikan
kuantifikasi jumlah bahan bakar adalah : rasio udarabahan bakar dan kebalikannya : rasio bahan bakarudara .
Rasio udara-bahan bakar adalah rasio jumlah udara di
dalam sebuah reaksi terhadap jumlah bahan bakar .
Rasio ini dapat dituliskan dengan basis molar ( mol udara
dibagi dengan mol bahan bakar ) atau dgn basis massa
(massa udara dibagi dgn massa bahan bakar) . Konversi

diantara kedua nilai ini dilakukan dengan menggunakan


berat molekul udara Mudara dan bahan bakar , Mbahan bakar .
massa udara
massa bahan bakar

mol udara x M udara


mol bahan bakar x M bahan bakar

atau

M udara
M bahan bakar

AF AF

dimana AF
basis molar

M udara
mol bahan bakar M bahan bakar

mol udara

............. (13.2)

adalah rasio udara-bahan bakar dengan


AF adalah rasio dengan basis massa .

Untuk perhitungan pembakaran , berat molekul udara


yang dipakai adalah : 28,97 . Tabel A-1 memberikan data
berat molekul beberapa hidrokarbon yang penting .
Karena AF adalah sebuah rasio , bilangan ini memiliki
nilai yang sama walaupun kuantitas dari udara dan bahan
bakar diberikan dalam satuan SI maupun Inggris .

Udara Teoritis

Jumlah minimum udara yang memberikan oksigen yang


cukup utk pembakaran tuntas thp semua : karbon, hidrogen,
dan sulfur yang terkandung di dalam bahan bakar disebut
jumlah udara teoritis .

Untuk pembakaran tuntas dengan jumlah udara teoritis ,


produk yang dihasilkan terdiri dari : karbon-dioksida, air,
sulfur-dioksida, nitrogen yang menyertai oksigen di dalam
udara , dan setiap nitrogen yang terkandung di dalam bahan
bakar .

Oksigen bebas tidak akan muncul sebagai salah satu


produk pembakaran .

Sebagai contoh :

Pembakaran tuntas : methan ( CH4 ) :


CH4 + a ( O2 + 3,76 N2 ) b CO2 + c H2O + d N2
.........................

(13.3)

Dimana : a, b, c, d mereprentasikan jumlah mol dari oksigen,


karbon-dioksida, air, dan nitrogen .
Dengan prinsip konservasi massa , akan diperoleh 4 persamaan dengan 4 variabel :
C :

b = 1

H :

2c= 4

O : 2b+c = 2a
N :

d = 3,76 a

Dengan menyelesaikan pers.-2 tsb maka diperoleh :


CH4 + 2 ( O2 + 3,76 N2 ) 1 CO2 + 2 H2O + 7,52 N2
..........................

(13.4)

Jumlah udara pembakaran adalah : 2 mol oksigen + (2 x 3,76)


mol nitrogen , sehingga total 9,52 mol udara per mol bahan
bakar .
Jadi rasio udara-bahan bakar dgn basis molar adalah : 9,52
Untuk menghitung rasio udara-bahan bakar dengan basis
massa , gunakan pers. (13.2) :

M udara
28,97
9,52
17,19
M bahan bakar
16
,
04

AF AF

Jumlah udara yang disuplai biasanya lebih besar atau lebih


kecil dari jumlah teoritis . Jumlah udara aktual yang disuplai
dinyatakan dalam bentuk persentase udara teoritis .
Jumlah udara suplai dpt juga dinyatakan sebagai : persentase
kelebihan atau persentase kekurangan udara .

Sebagai contoh :

Pembakaran tuntas methan dgn dengan udara teoritis 150 % :


CH4 + (1,5) (2) ( O2 + 3,76 N2 )
1 CO2 + 2 H2O + O2 + 11,28 N2
Rasio Ekuivalensi :
Adalah rasio dari rasio aktual bahan bakar-udara terhadap
rasio bahan bakar-udara untuk pembakaran dengan jumlah
udara teoritis .
Jika rasio ekuivalensi lebih kecil dari satu , reaktan-2 membentuk campuran encer ( lean ) .
Jika rasio tsb lebih besar satu , reaktan-reaktan membentuk
campuran kental ( rich ) .

MENENTUKAN PRODUK HASIL PEMBAKARAN


Pada pembakaran tuntas hidrokarbon, produk
pembakaran yang dihasilkan hanyalah : CO2, H2O, dan N2
. Sementara O2 juga akan terbentuk jika terjadi kelebih an
suplai udara .
Jika bahan bakar telah ditentukan dan pembakaran terjadi
secara tuntas, jumlah dari masing-2 produk dapat ditentukan dengan menerapkan prinsip konservasi massa pada
persamaan kimia .
Pada pembakaran yang tidak tuntas , produk-2 pembakaran dari pembakaran aktual dan jumlah masing-2
produk dpt ditentukan hanya melalui pengukuran .
Alat-2 yg dipakai utk mengukur komposisi dari produk-2
pembakaran : Orsat Analyzer, Gas Chromatograph,
Infrared Analyzer, dan Flame ionization detector . Alat-2
tsb dapat digunakan utk mengetahui fraksi-2 mol dari
produk-2 gas hasil pembakaran .

Analisa gas buang dapat dilakukan berdasarkan : Dry


Flue Gas Analysis ( Analisa Gas Buang Kering ) atau Wet
Flue Gas Analysis ( Analisa Gas Buang Basah ) .
Hasil analisa gas buang dinyatakan dalam : Analisa
Gravimetri (basis massa) atau Analisa Volumetri
(basis volume) .
Karena air terbentuk pada saat bahan bakar hidrokarbon
dibakar , fraksi mol dari uap air di dalam produk gas hasil
pembakaran dapat mencapai nilai yg signifikan. Jika
produk gas hasil pembakaran didinginkan pada tekanan
campuran konstan , temperatur titik pengembunan
akan tercapai ketika uap air mulai mengembun.
Karena air yg terakumulasi di dalam pipa-pipa saluran,
mufler , dan bagian-bagian metal lainnya dapat menjadi
sumber korosi , mengetahui temperatur titik pengembunan merupakan hal yg penting.

CONTOH !!!

CONTOH :
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR CAIR OKTAN ( C8H18 )
DENGAN 50 % UDARA LEBIH .
HITUNG :

DAN

AF JIKA Mudara = 28,97 kg/kmol

PENYELESAIAN :
Reaksi Stoichiometric :
C8H18 + a ( O2 + 3,76 N2 ) b CO2 + c H2O + d N2
Dari prinsip konservasi massa diperoleh persamaan :
C: b

= 8

H : 2 C = 18

O: 2b + c = 2a
N:

= 3,76 a

Sehingga diperoleh : a = 12,5 ; b = 8 ; c = 9 dan d = 47


Reaksi Stoichiometric menjadi :
C8H18 + 12,5 ( O2 + 3,76 N2 ) 8 CO2 + 9 H2O + 47 N2
Reaksi Aktual , dengan excess air 50 % :
C8H18+ 1,5x12,5 (O2+3,76 N2)b CO2 +c H2O + d N2 +e O2
Penerapan konservasi massa :
C: b

= 8

H : 2 C = 18

O : 2 b + c + 2 e = 1,5 x 12,5 x 2
N:

= 1,5 x 12,5 x 3,76

Sehingga diperoleh : b = 8 ; c = 9 ; d = 70,5 dan e = 6,25


Reaksi Aktual menjadi :
C8H18 + 18,75 ( O2+3,76 N2 )
8 CO2 + 9 H2O + 70,5 N2 + 6,25 O2

Rasio udara bahan bakar dengan basis molar :

89,25

Rasio udara bahan bakar dengan basis massa :

AF

AF

= 89,25 x

AF

= 22,68

ANALISA GAS BUANG :


Hasil reaksi aktual dengan 50 % udara lebih :
C8H18 + 18,75 ( O2+3,76 N2 )
8 CO2 + 9 H2O + 70,5 N2 + 6,25 O2
Analisa berbasis massa :

(8x12+18x1) kg B.B + 18,75 (2x16+2x14x3,76) kg udara


8(12+2x16) kg CO2 + 9 (2x1+16) kg H2O +
70,5 (2x14) kg N2 + 6,25 (2x16) kg O2

114 kg B.B + 2574 kg udara


352 kg CO2 + 162 kg H2O + 1974 kg N2 + 200 kg O2
Check keseimbangan massa:
114 + 2574 = 352 + 162 + 1974 + 200
2688 kg = 2688 kg Sudah betul
Analisa untuk setiap 1 kg Bahan Bakar :
( Reaksi diatas semuanya dibagi 114 ) :
1 kg B.B + 22,5789 kg udara
3,0877 kg CO2 + 1,4210 kg H2O + 17,3158 kg N2 +
1,7544 kg O2

ANALISA GAS BUANG UNTUK SETIAP 1 kg BB :


Unsur
G.B
CO2

% Massa
% Massa DFG
WFG
3,0877
13,095
13,935

Massa , kg

N2

17,3158

73,438

78,147

O2

1,7544

7,441

7,918

H2O

1,4210

6,026

Total WFG

23,5789

Total DFG

22,1579

100

100

WFG

: Wet Flue Gas / Gas Buang Basah

DFG

: Dry Flue Gas / Gas Buang Kering ( tanpa H2O )

Analisa Volumetris :
Hasil reaksi aktual dengan 50 % udara lebih :
C8H18 + 18,75 ( O2+3,76 N2 )
8 CO2 + 9 H2O + 70,5 N2 + 6,25 O2
ANALISA GAS BUANG UNTUK SETIAP 1 mole BB :
Unsur
G.B

Jumlah mole

% Vol WFG

% Vol DFG

CO2

8,0

8,533

9,440

N2

70,5

75,200

83,186

O2

6,25

6,667

7,374

H2O

9,0

9,600

Total WFG

93,75

Total DFG

84,75

100

100

Catatan : Perbandingan mole = Perbandingan Volume


Unsur
G.B

%
Massa

Berat Jumlah
Molekul Molekul

% Vol
WFG

% Vol
DFG

CO2

13,095

44

0,2976

8,5329

9,4389

N2

73,438

28

2,6228

75,2014

83,1869

O2

7,441

32

0,2325

6,6662

H2O

6,026

18

0,3348

9,5995

Total W

3,4877

100

Total D

3,1529

7,3742

100

100

TUGAS :
Bahan Bakar Gas terdiri atas :
Propane ( C3H8 )

: 40 % ( massa )

n-Butane ( C4H10 ) : 60 % ( massa )


Diminta : - AF jika Excess Air = 30 %
- Analisa Volumetris : Wet Flue Gas

PENYELESAIAN :
PEMBAKARAN PROPANE ( C3H8 ) :
Reaksi Stoichiometric :
C3H8 + a ( O2 + 3,76 N2 ) b CO2 + c H2O + d N2
Dari prinsip konservasi massa diperoleh persamaan :
C: b

= 3

H: 2c = 8

O: 2b + c = 2a
N:

= 3,76 a

Sehingga diperoleh : a = 5 ; b = 3 ; c = 4 dan d = 18,8


Reaksi Stoichiometric menjadi :
C3H8 + 5 ( O2 + 3,76 N2 ) 3 CO2 + 4 H2O + 18,8 N2
Reaksi Aktual dengan Excess Air 30 % :
C3H8+ 1,3 x 5 (O2+3,76 N2)b CO2 + c H2O + d N2 + e O2
Penerapan konservasi massa :

C: b

= 3

O : 2 b + c + 2 e = 1,3 x 5 x 2

H: 2c = 8

N:

d = 1,3 x 5 x 3,76

Sehingga diperoleh : b = 3 ; c = 4 ; d = 24,44 dan e = 1,5


Reaksi Aktual menjadi :
C3H8 + 6,5 ( O2+3,76 N2 )
3 CO2 + 4 H2O + 24,44 N2 + 1,5 O2
Analisa berbasis massa :
(3x12+8x1) kg C3H8 + 6,5 (2x16+2x14x3,76) kg udara
3(12+2x16) kg CO2 + 4 (2x1+16) kg H2O +
24,44 (2x14) kg N2 + 1,5 (2x16) kg O2
44 kg C3H8 + 892,32 kg udara
132 kg CO2 + 72 kg H2O + 684,32 kg N2 + 48 kg O2
Check keseimbangan massa :
44 + 892,32
936,32

= 132 + 72 + 684,32 + 48
= 936,32

Betul

Untuk setiap 1 kg C3H8 ( semua dibagi 44 ) :


1 kg C3H8 + 20,28 kg udara
3 kg CO2 + 1,6364 kg H2O + 15,5527 kg N2 + 1,0909 kg O2
Karena dalam 1 kg B.B mengandung 0,4 kg C3H8 maka :
0,4 kg C3H8 + 8,112 kg udara
1,2 kg CO2 + 0,6546 kgH2O + 6,2211 kg N2 + 0,4363 kg O2
...................................................... (a)
PEMBAKARAN n-BUTANE ( C4H10 ) :
Reaksi Stoichiometric :

C4H10 + a ( O2 + 3,76 N2 ) b CO2 + c H2O + d N2


Dari prinsip konservasi massa diperoleh persamaan :
C: b

= 4

O: 2b + c = 2a

H : 2 c = 10

N:

= 3,76 a

Sehingga diperoleh : a = 6,5 ; b = 4 ; c = 5 dan d = 24,44


Reaksi Stoichiometric menjadi :
C4H10 + 6,5 ( O2 + 3,76 N2 ) 4 CO2 + 5 H2O + 24,44 N2
Reaksi Aktual dengan Excess Air 30 % :
C4H10 + 1,3x6,5 (O2+3,76 N2)b CO2+ c H2O + d N2 + e O2
Penerapan konservasi massa :
C: b

= 4

O : 2 b + c + 2 e = 1,3 x 6,5 x 2

H : 2 c = 10

N:

d = 1,3x 6,5 x 3,76

Sehingga diperoleh : b = 4 ; c = 5 ; d = 31,772 dan e = 1,95


Reaksi Aktual menjadi :
C4H10 + 8,45 ( O2+3,76 N2 )
4 CO2 + 5 H2O + 31,772 N2 + 1,95 O2
Analisa berbasis massa :
(4x12+10x1) kgC4H10 + 8,45 (2x16+2x14x3,76) kg udara
4(12+2x16) kg CO2 + 5 (2x1+16) kg H2O +
31,772 (2x14) kg N2 + 1,95 (2x16) kg O2
58 kg C4H10 + 1160,016 kg udara
176 kg CO2 + 90 kg H2O + 889,616 kg N2 + 62,4 kg O2
Check keseimbangan massa :
58 + 1160,016 = 176 + 90 + 889,616 + 62,4
1218,016 = 1218,016

Betul

Untuk setiap 1 kg C4H10 ( semua dibagi 58 ) :


1 kg C4H10 + 20,0003 kg udara
3,0345 kg CO2 + 1,5517 kg H2O +
15,3382 kg N2 + 1,0759 kg O2
Karena dalam 1 kg B.B mengandung 0,6 kg C4H10 maka :
0,6 kg C3H8 + 12,0002 kg udara
1,8207 kg CO2 +0,9310 kg H2O +9,2029 kg N2 +0,6456 kg O2
...................................................... (b)

Dari kedua reaksi pembakaran tersebut diatas akhirnya


didapat persamaan (a) dan (b) sbb :
0,4 kg C3H8 + 8,112 kg udara
1,2 kg CO2 + 0,6546 kgH2O + 6,2211 kg N2 + 0,4363 kg O2
...................................................... (a)
0,6 kg C3H8 + 12,0002 kg udara
1,8207 kg CO2 +0,9310 kg H2O +9,2029 kg N2 +0,6456 kg O2
...................................................... (b)
Sehingga diperoleh :

AF =

AF =

AF = 20,1122

ANALISA VOLUMETRIS : WET FLUE GAS ( WFG )


Unsu
Perhitungan Massa
r
Massa , kg
kg
WFG
CO2

1,2+1,8207

%
Mass
a
WFG

Bera
t
mole

Juml
mole

% Vol
WFG

3,0207

14,31

44

0,325

9,25

N2

6,2211+9,2029 15,4240

73,06

28

2,609

74,31

O2

0,4363+0,6456

1,0819

5,12

32

0,160

4,56

H2O

0,6546+0,9310

1,5856

7,51

18

0,417

11,88

21,1122

100

3,511

100

Total

Sehingga hasil akhir Analisa Volumetris Wet Flue Gas adalah :


ANALISA VOLUMETRIS
WET FLUE GAS
Unsur WFG
CO2

% Vol WFG
9,25

13.2
13.3
13.4
13.5
13.6
13.7
13.8
13.9

N2

74,31

O2

4,56

H2O

11,88

Total

100

KONSERVASI ENERGI-SISTEM REAKTIF


MENENTUKAN TEMPERATUR API ADIABATIK
ENTROPI ABSOLUT DAN HUKUM KETIGA TERMO
SEL BAHAN BAKAR (FUEL CELL)
MEMPERKENALKAN EXERGI KIMIA
EXERGI KIMIA STANDAR
RANGKUMAN EXERGI
EFISIENSI (HUKUM KEDUA) EXERGETIK
DARI SISTEM REAKTIF
13.10 RINGKASAN BAB DAN PEYUNJUK BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai