Oleh :
Kharis Akbar Baharizky
I0715016
Energi
Energi merupakan suatu kebutuhan pokok yang tak terpisahkan dari
manusia. Hampir semua sektor dalam kehidupan ini membutuhkan energi untuk
mencukupi kebutuhan – kebutuhan manusia. Sedangkan seiring berjalanya waktu
sumber energi konvensional seperti minyak bumi dan batubara semakin menipis,
seperti yang kita tahu bahwa sumber - sumber energi konvensional tersebut
merupakan sumber energi yang tidak dapat terbarukan. Artinya sumber energi
seperti ini suatu saat akan habis. Dengan kondisi seperti itu kita harus bisa
menggunakan energi dengan bijaksana, produktif, dan efisien. Selain itu kita juga
dituntut untuk dapat menciptakan dan menggunakan sumber energi yang dapat
diperbarui. Namun permasalahan saat ini adalah sumber energi pengganti masih
belum membuahkan hasil optimal untuk digunakan secara komersial. Dilain sisi
harga untuk sumber energi dalam negeri menunjukan trend yang terus meningkat,
hal tersebut dikarenakan kenaikan harga minyak dunia yang semakin meningkat
dan berimbas pada kenaikan harga energi dalam negeri, ditambah menipisnya
cadangan minyak nasional.
Konversi Energi
Konservasi energi merupakan upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna
melestarikan sumber daya energi serta meningkatkan efisiensi pemanfaatanya. Seperti
yang tertulis dalam Peraturan Pemerintah No.70 tahun 2009 pasal 10, bahwa
perseorangan, badan usaha, dan bentuk usaha tetap dalam kegiatan persediaan energi
wajib melaksanakan konservasi energi. Dalam proses ini meliputi adanya audit
energi, yaitu suatu metode untuk menghitung tingkat konsumsi energi suatu gedung
atau bangunan, yang mana hasil yang diperoleh dari audit nanti akan dibandingkan
dengan standar yang ada, untuk dicari solusi penghematan konsumsi energi jika
tingkat konsumsi energinya melebihi standar baku yang ada. Industri sebagai salah
satu komponen pembangunan di Indonesia sangat memerlukan SDM yang
berkualitas dari lulusan teknik elektro sehingga mampu menjadi tulang
punggung untuk menghadapi era globalisasi industri. Suatu sistem tenaga
listrikpada dasarnya untuk membangkitkan, mentransmisikan dan
mendistribusikan tenaga listrik untuk dapat dimanfaatkan oleh para konsumen.
Karena manfaat dan fungsi suatu sistem tenaga listrik yang sangat vital
dalam kehidupan sehari-hari terutama pada bidang industri, maka pengembangan
sistem harus dilakukan melalui perancangan yang matang dengan
mempertimbangkan semua aspek terkait secara menyeluruh sehingga sistem
kelistrikan tersebut dapat dikelola secara optimum, handal, aman, dan ekonomis.
Suatu sistem tenaga listrik harus memiliki keandalan kerja yang baik dan itu
sangat bergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Suatu sistem proteksi
harus mampu bekerja sesuai dengan fungsinya yang ditentukan oleh jenis
gangguan yang terjadi.
Kelistrikan Industri
Dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia
berkepentingan untuk mengelola dan menggunakan energi se-efektif dan se-
efisien mungkin. Menurut data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia
meningkat dari 5,7% pada tahun 2005 menjadi 5,9% pada tahun 2010, dan
diproyeksikan mencapai 6,2% pada tahun 2011. Sementara populasi Indonesia
yang kini mencapai 229 juta penduduk diperkirakan akan meningkat menjadi
lebih dari 230 juta pada tahun 2012.
Semua pertumbuhan ini tentunya disertai dengan meningkatnya kebutuhan
energi akibat bertambahnya jumlah rumah, beragam bangunan komersial serta
industri. Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik adalah sebesar
7% per tahun selama kurun waktu 30 tahun, maka konsumsi listrik akan
meningkat dengan tajam, contohnya pada sektor rumah tangga, konsumsi akan
meningkat dari 21,52 GWh di tahun 2000 menjadi sekitar 444,53 GWh pada
tahun 2030.
Terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor rumah tangga,
komersial, industri dan transportasi. Saat ini pengguna energi terbesar
adalah sektor industri dengan pangsa 44,2%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah
sektor transportasi dengan pangsa 40,6%, diikuti dengan sektor rumah tangga
sebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar 3,7%.
Sampai saat ini, sumber energi yang digunakan sebagian besar masih
berasal dari fosil, yaitu minyak bumi sebesar 46,9%, batu bara sebanyak 26,4%
dan gas alam sebesar 21,9%. Sementara tenaga air (hidro) dan energi terbarukan
lainnya hanya sekitar 4,8% dari total sumber daya energi yang termanfaatkan
.
Manajemen Energi
International Organization for Standardization (ISO) tahun 2011 merilis ISO
50001, yaitu sebuah standar untuk sistem manajemen energi. Standar tersebut
bertujuan membantu organisasi dalam membangun sistem dan proses untuk
meningkatkan kinerja, efisiensi, dan konsumsi energi. Standar tersebut berlaku
bagi semua jenis dan ukuran organisasi.
Pada awalnya, ISO 50001 berasal dari permintaan sebuah lembaga di bawah
PBB, yaitu United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), akan
adanya standar manajemen energi yang berlaku secara internasional. Kemudian
pada tahun 2008 ISO membentuk sebuah komite proyek, bernama ISO/PC 242 –
Energy Management, untuk mengembangkan standar tersebut. Setelah melalui
proses yang panjang dan melibatkan seluruh pakar – pakar yang ada di forum
internasional, akhirnya pada tanggal 17 Juni 2011 International Organization for
Standardization (ISO) meluncurkan standar baru ISO 50001: 2011 “Energy
management systems – Requirements with guidance for use” di Geneve
International Conference Centre (CICG), Switzerland. Acara peluncuran ini
dihadiri 200 peserta dari berbagai negara dimana diantaranya adalah 100 pakar
dari 45 negara yang berpartisipasi dalam pengembangan standar ISO 50001.
ISO 50001 dirancang untuk membantu perusahaan agar lebih baik dalam
menggunakan aset energinya, untuk mengevaluasi dan memprioritaskan
penggunaan teknologi hemat energi, serta untuk mendorong efisiensi pada seluruh
rantai suplai. ISO 50001 juga dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar
manajemen lain, terutama ISO 14001 (sistem manajemen lingkungan) dan ISO
9001 (sistem manajemen mutu).
Standar baru tersebut menetapkan persyaratan untuk pengukuran,
dokumentasi dan pelaporan, desain dan praktek pengadaan untuk peralatan,
sistem, proses dan personel yang berkontribusi terhadap kinerja energi. ISO 50001
tidak menetapkan kriteria kinerja khusus sehubungan dengan energi, meskipun
Kualitas Daya
Transien
Penyimpangan sesaat yang tidak diinginkan dari tegangan supplya atau arus
beban.
Harmonik
Merupakan distorsi sinusoidal periodik tegangan suplai atau arus beban yang
disebabkan oleh beban non linier. Akibat dari distorsi harmonik adalah
overheating pada motor berbeban, gangguan pada relai, dan rusaknya isolasi.
Distorsi Tegangan
Bentuk gelombang arus mengandung distorsi periodik yang bersifat sinusoidal,
yang tidak merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi pasokan mendasar.
Flicker
Istilah yng digunakan untuk menggambarkan efek visual variasi tegangan kecil
pada peralatan pecahayaan tegangan listrik.Rentang frekuensi gangguan yang
mempengaruhi perlatan pencahayaan, yang terdeteksi mata manusia adalah 1-30
Hz.
Ketidakseimbangan Tegangan
Adanya perbedaan tegangan pada masing-masing phasa pada sisem tiga phasa,
dimana sudut normal antar phase adalah 120o. Akibat dari ketidakseimbangan
tegangan adalah timbul overheating pada perlatan tiga phasa.
Deviasi frekuensi
Variasi frekuensi dari frekuensi pasokan nominal, di atas atau di bawah tingkat
yang telah ditentukan, biasanya ± 0,1 %.
Gangguan Transien
Didefinisikan sebagai penurunan tegangan suplai atau arus beban, ke tingkat yang
kurang dari 10 % dalam waktu yang tidak lebih dari 1 menit. Kegagalan dapat
disebabkan oleh kesalahan sistem, kegagalan peralatan sistem atau kerusakan
control dan proteksi.
Outage
Gangguan yang memiliki durasi lebih dari satu menit. Akibat dari gejala outage
adalah peralatan shutdown atau tidak bekerja.