Anda di halaman 1dari 23

EFESIENSI ENERGI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

DI INDONESIA DAN IMPLEMENTASINYA BERDASARKAN ISO 50001

Antonius D Kutiom

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Pascasarjana, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,
Yogyakarta.

Koresponden: 225119281@students.uajy.ac.id

INTISARI

Pemanfaatani ienergii diartikan isebagaii kegiatani menggunakani energii baiki langsung


maupuni tidaki langsungiidariiisumber energi. Efisiensiiienergi diartikaniisebagaiiiperbandingan
antaraiioutput yangiidihasilkan dengani inputi energii iyangi digunakani padai sistemiiipemanfaatan
energi. iiEfisien iiadalah nilai imaksimal yangiidihasilkani dariiiperbandinganiiiantara keluaran dan
masukaniienergi padaiiproses/peralataniipemanfaat energi. ii Dariiipengertian diiiatas berarti
pemanfaataniienergi yang efisien adalahi pemakaianiiienergi sesedikitiimungkin untuk
menghasilkaniisatu unitiiproduk atau jasa. Nilaiiimaksimal dariiiperbandinganiiantaraiikeluaran
(output) daniimasukan energiii (input) padai isuatu prosesiiatau sistemiipemanfaatiienergi disebut
denganiipemanfaatan energiiiyang efisienii

Pemanfaatan energi yang efisisen dapat dilakukan berdasarkan regulasi dari ISO 50001.
Di mana melalui tahapan Plan, Do, Chek dan Act pada Perusahaan Daerah Air Minum di
Indonesia (PDAM) ditemukan bahwa dalam usaha operasi sehari-hari pengunaan energinya
belum efisisen. Kurangnya efisien dari penggunaan energi pada PDAM ini bersumber pada
masalah teknis dan non teknis terkait pompa dan kelistrikan, sedangkan masalah non teknis
bersumber dari stakeholder, kulaitas SDM dan kelembagaan PDAM.

Kata kunci: Efisiensi Energi, ISO 50001, PDAM Indonesia

PENDAHULUAN

Energi merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan kehidupan manusia. Energi
dibutuhkan manusia untuk menunjang segala kegiatan hidup sehari-hari. Salah satu komoditas
strategis adalah energi, karena seluruh system dan dinamika kehidupan manusia secara individu
maupun kolektif bergantung pada energi sebagai urat nadi dan jantung kehidupan berbagai
sektor (KESDM 2016). Ketergantungan hidup manusia pada energi inilah yang menyebabkan
peningkatan energi setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi energi ini berbanding lurus dengan
perkembangan peradaban hidup manusia. Kehidupan manusia yang terus bergantung pada
energi tertentu yang sifatnya terbatas dan memicu terjadinya tidak keseimbangan hidup harus
dikelola dan dimanfaatkan dengan baik dan efisien.

Gambar 1. Total konsumsi energi dunia berdasarkan jenis energi (International Energy Agency
(IEA), 2020)

Pengendalian konsumsi energi diatur dalam manajemen energi yang terpadu dalam
rangka pengendalian konsumsi energi agar dapat digunakan dengan pemanfaatan yang efektif
dan efesien unutk menghadilkan luaran yang optimal melalui iiTindakan teknisiidan
terstrukturiidaniiekonomis untuk minimalkan pemanfaataniienergi dalam prosesiiproduksi dan
pengurangan bahaniibaku dan jugaiibahan-bahan pendukungii (PermeniiESDMiiNo.14iiTahun
2012). iiPerencanaan dan operasi unit konsumsi dan produksi terkait energi untuk secara aktif
mengelola upaya penghematan penggunaaniienergiiidan mengurangi biaya energi merupakan
bagian dari usaha manajemen energi.

Manajemen energi pada dasarnya bertujuan unutk menghemat sumber daya yang
digunakan dalam operasi dan proses produksi, usaha menjaga keseimbangan iklim dan hemat
biaya. Verein Deutscher Ingenieure dalam VDI (2007) mengemukakan bahwa, manajeme ii
energi sebagaiiikegiatan proaktif, pengadaaniibarang yang terorganisir daniisistematis, konversi,
ii distribusiiidaniipenggunaaniienergi yangiimemenuhiiikebutuhan dengan mempertimbangkan
tujuaniilingkunganiidaniiekonomi.

Salah satu standart Internasional yang digunakan dalam mengelola iikinerja energi
termasuk di dalamnya efesiensi dalam konsumsi energi adalah ISO 50001. Sistem ISO 50002
ini dalam penerapannya menggunakan iimodel SistemiiManajemeniidengan
pendekataniisiklusiiPlan, Do, iiCheck, iiActionii (PDCA) untuk perbaikan berkelanjutan.Tujuan
dariiStandar manajemen energi ini adalah membantu organisasi mengoptimalkan konsumsi
energi secara sistematis dan mempertimbangkan peran manajemen dalam mendukung proyek
energi, termasuk energi dalam kebijakan organisasi, memantau konsumsi energi, dan
mengendalikan peningkatan penggunaan energi (Mkhaimer et al. 2017). ISO 50001 bermanfaat
dalam membantu meningkatkan kinerja energi dan mengurangi biaya konsumsi energi dengan
memperoleh komitmen dan dukungan dari manajemen dalam mematuhi undang-undang dan
persyaratan lainnya (Howel 2014).

Pemanfaataniienergiiidiartikaniisebagai kegiatanivmenggunakaniienergiiibaikiilangsung
maupuniitidak langsungiidari sumberiienergi. Efisiensi energiiidiartikaniisebagai perbandingan
antaraiioutputiiyang dihasilkaniidenganiiinput energiiiyang digunakan padaiisistem pemanfaatan
energi. Efisien adalah nilai maksimal yang iidihasilkan dari perbandinganiiantaraiikeluaran dan
masukaniienergi padaiiproses/peralataniipemanfaat energi. Dariiipengertian diiiatas berarti
pemanfaatan energiiiyang efisieniiadalahiipemakaianiienergiiisesedikit mungkin untuk
menghasilkaniisatu unitiiproduk atau jasa. Nilai maksimaliidari perbandinganiiantaraiikeluaran
(output) daniimasukan energi (input) iipada suatu prosesiiatau sistemiipemanfaatiienergi disebut
dengan pemanfaatan energi yangiiefisieni

PerusahaaniiDaerahiiAir Minum (PDAM) adalahiiadalah salah satuiiunit usaha milik


daerah, iiyang bergerakiidalam distribusiiiair bersih bagi masyarakatiiumum. PDAM terdapat di
setiapiiprovinsi, kabupaten, daniikotamadya di seluruh Indonesia. iiPDAM membutuhkan banyak
energi yang menunjang operasionalnya sehari-hari dalam usaha suplay air bersih
bagiiimasyarakat. Penggunaan energi yang yang banyak dan kurang terukur menyebabkan tidak
efektifnya produksi yang berdampak pada pembengkakan biaya operasi. Dari persoalan
tersebut, maka perlu adanya pengendalian pada parameter operasi, pendaur ulang panas Bungan
dan penerapan efesiensi atau penerapan aplikasi teknolgi yang efesien.

RumusaniiMasalah

Berdasarkaniilatariibelakang diiiatas makaiirumusaniimasalahnyaiiadalah:

1. Bagaimana efisiensi penggunaan energi pada PDAM Indonesia?


2. Bagaimana ISO 50001 berperan dalam upaya efisiensi penggunaan energi pada PDAM
Indonesia?
Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Mendapatkan gambaran dan pemahaman tentang efisiensi penggunaan energi pada
PDAM Indonesia
2. Memahami bagaimana ISO 50001 berperan dalam upaya efisiensi penggunaan energi
pada PDAM Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Efisiensi Energi

Energiiiadalahiikemampuan untukiimelakukan kerjaiiyang dapatiiberupa panas, cahaya,


mekanika, iikimia, dan elektromagnetika. Adapun iisumber energi adalahiisesuatu yangiidapat
menghasilkan energi, baiii secara langsungvmaupun melaui prosesiikonversi atauiitransformasi.
Sumberiidaya energi dapatiididefinisikan sebagaiiisumber daya alamiiyang dapatiidimanfaatkan,
baikiisebagai sumber energiiimaupun cadanganiisebagai energi. Sedangkan efisiensi merupakan
cara unutk mencapai tujuan yang optimal dengan meminimalkan sumber daya yang
dikeluarkan. Berdasarkan ulasan tersebut di atas maka efisiensi energi dapat diartikan sebagai
upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna meminimalkan sumber daya energi dalam
pemanfaatannya unutk tujuan tertentu.

Penggunaan energi secara langsung maupun secara tidak langsung merupakan


pemanfaataniiienergi. Efisieniiadalahiinilaiiimaksimaliiyangiidihasilkaniidariiiperbandinganiiantara
keluaran danmasukan energiiipadaiiproses/peralataniipemanfaat energi. Membandingkan antara
output denganiiiinputiienergi yangiiidigunakan pada system pemanfaatan iienergi adalah bentuk
dari efisiensi energi. Alur efisiensi energi dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:

Gambar 2. Skema Diagram Alur Input-Output Energi

Cara unutk meningkatkan efisiensi energi adalah dengan mengurangi rugi energi.
Upaya yang dilakukan unutk efisiensi energi adalah dengan iimengendalikan parameteriioperasi,
mendaur ulangiipanasiibuangan, daniimenerapkaniiinovasi efisiensiiiatau aplikasiiiteknologi ienergii
yangilebih efisieni. Perkembangani teknologii hemati energii i akhir-akhiri i ini, dapati
mendorongiipeningkatan efisiensiiiienergi. Selainiifaktor teknologi, iiefisiensi pemanfaataniienergi
jugaiiterkait dengan operasionaliidan perilaku/kompetensiiisumber dayaiimanusia.

Sumberiidayaiimanusiii adalah faktoriipenting yangiiberpengaruhiiiiidalam ii proses


ii penggunaan energi misalnyaiidalam pengadaaniiperalatan, iipengoperasian, iipemeliharaan dan
pengendalian peralatan/fasilitasiipemanfaatiienergi. Perbaikaniiefisiensiiienergiiiadalah salahiisatu
strategiiipenting dalamiipeningkataniikinerjaiiperusahaan, iiii namumiiimplementasinyaiimasih
mengalamiiikendala.

2. Tujuan Efisiensi Energi

Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar. Energi sangat dibutuhkan
dalam kehidupan masyarakat dan juga unutk pembangunan masyaratakat tersebut dalam suatu
negara. Oleh karena itu, energi harus digunakan secara bijak dan hemat. Kinerja perusahaan
dapat ditingkatkan dengan efisiensi, dan organisasi atau perusahaan itu sendirilah yang akan
merasakannya.

Banyak perusahaan yang memiliki maslaah terkait penggunaan energi mulai dari tidak
tepat guna, pemilihihan metode kerja yang unefektif, mesin yang yang digunkan kurang
produktif, serta mahalnya tarif listrik. Hal tersebut berdampak pada buruknya nilai efisiensi
produksi. Maka, unutk tetap menjaga keseimbangan antara kapasitas produksi dan penggunaan
energi dibutuhkan apa yang dikatakan sebagai efisiensi energi. Dengan harapan efisiensi
produksi akan membaik dan kinerja perusahaan pun dapat meningkat.

3. Manfaat Efisiensi Energi

Efisiensi energi memiliki manfaat ekologis dan ekonomis. Manfaat langsung dari
efisiensi energi terhadapa perusahaan adalah:

1. Pengurangan biaya energi


Perusahaan dapat memilihi metode produksi yang berbeda untuk mengurangi biaya
dari hasil konsumsi energi.
2. Kurangnya emisis gas rumah kaca dan polusi udara
3. Kurangnya kelebihan biaya akibat pemakaian energi yang tidak efesien
4. Ekonomi semakin bertumbuh dengan adanya lapangan pekerjaan baru terutama
dalam perancangan.
5. Menjaga dan meningkatkan energi daerah.
6. Peralatan elektronik dapat dipakai dalam jangka waktu yang panjang.
7. Berkurangnya polusi air dan udara
4. Tinjaun ISO 50001
Pada Tahun 2011 InternationaliiOrganizationiiforiiStandarizationii (ISO)
merilisiiISOii50001, sebuah standar untukiisistem manajemen energi. ISO 50001 iniiibertujuan
untukiimembantuiiorganisasi dalamiimembanguniisistemiidaniiprosesiiuntuk meningkatkaniikinerja,
ii efisiensi, ii dan konsumsiiienergi. Tujuan ii eseluruhaniidari ISO 50001
adalahiiuntukiimembantuiiorganisasi dalam mengembangkan dan menerapkan sistem
manajemeniienergi yang komprehensifiidan upayaiiuntuk terus meningkatkan kinerja energi
mereka. Berdasarkan kepatuhan terhadap persyaratan hukum, kami mengidentifikasi dan
menganalisis semua pertimbangan energi yang relevan untuk meningkatkan transparansi iienergi,
menghematiibiaya, dan mengurangiiiemisiigasiirumah kaca. ISOii50001iimendukung
organisasiiidalam mencapaiiitujuaniiterkait energi secaraiisistematis, komprehensifii,
berorientasiiipada tujuan iidaniiberkelanjutan. StrukturiidariiiISOii50001:
 Menetukaniikebijakaniienergi
 Melakukaniiproses perencanaaniienergi
 Menentukaniitujuaniienergi, ii target, dan rencanaiikerjaiisertaiitanggungiijawab dan
sumberiidaya
 Pengawasaniiyangiisistematis
 Melaksanakaniipotensiiipenghematan
 Meningkatkaniikinerjaiienergi

Kinerja organisasi menjadi focus utama ISO 50001 ini. Standar iiiniiimenempatkan
penekananiikhusus padaiiidentifikasi pertimbanganiienergi spesifikiiperusahaan, iidefinisiiiyang
berhubunganiidenganiitujuan energi daniirencanaiitindakan, catatan terperinciiidariiialiran energi
dalamiisuatuiiorganisasi, dan mekanismeiiyangiitepat untukiipemantauan.
ISOii50001iimenyediakan dasariiuntukiiperbaikan berkesinambunganiisistemiimanajemeniienergi.
Pengumpulaniisistematis daniipelaksanaaniipersyaratan
hukumiimemberikaniiorganisasiiimeningkatkan kepastianiihukumiidi areaiiiniii (ISOii50001:2011).
ISOii50001iijugaiimenerapkaniisiklusiiPDCAiidenganiiversiiiyang disesuaikaniidenganiipersyaratan
dari kinerjaiisuatuoiirganisasi

1. Plani i (Perencanaan)
Melakukaniireviewiienergiiidan membanguniidasar, indikatoriikinerjaiienergi, iitujuan,
sasaraniidaniirencana aksi yang diperlukan untukiimemberikaniihasil yangiisesuai
denganiikesempataniiuntukiimeningkatkaniikinerjaiienergiiidaniiikebijakaniiienergiiiorga
nisasi. Berikutiiunsur – unsur yang terkandungiidalam siklusiiini:
 Manajemeniipuncak
 Wakiliimanajemen
 Kebijakaniienergi
 Persyarataniihokumiidaniipersyaratan lainnya
 Kajianiienergi
 Acuaniienergii i (Energy Baseline)
 Indikatooriikinerjaiienergi
 Tujuaniiatauiisasaraniidaniirencana tindakan
2. Doii (Lakukan)
Melaksanakaniirencanaiiaksiiipengelolaaniiienergi. Berikut unsur unsur yang
terkandungiidiiidalam siklusiiini:
 Kompetensi, iipelatihan, daniikesadaran
 Komunikasiii
 Persyarataniidokumen
 Kontroliidokumen
 Kontroliioperasional
 Desainii
 Pengadaan energi, iilayanan produk, iiperalataniidaniienergi
3. Check (Periksa)
Memantauiidaniimengukur prosesiidaniikarteristik kunci dari
operasiiiyangimenentukan kinerja energi terhadap kebijakan
energiiidaniisasaraniisertaiimelaporkaniihasilnya.
Berikutiiaktivitasiiyangiiakaniidilakukaniipadaiipemeriksaan:
 Monitoring, iipengukuraniidaniianalisa
 Evaluasiiikepatuhan terhadapiipersyaratan hukumiidaniipersyaratan lainnya
 Ketidaksesuaian, iiperbaikan, tindakaniiperbaikaniidaniitindakan pencegahan
 Kontroliicatatan
 Audit internaliiSistemivManajemeniiEnergi
4. Action.iiMengambiliitindakaniiuntukiiterus menignkatkaniikinerja energiiidaniisistem
manajemeniienergi.
 Masukaniiterhadapiitinjauaniienergi
 Hasiliidariiitinjauaniienergi

5. SistemiiManajemeniiEnergi
Sistem Manajemen Energi "EnMS" merupakan cara untuk terus meningkatkan efisiensi
energi dengan mengintegrasikan kegiatan efisiensi energi ke dalam system. Hal ini
memungkinkan pertimbangan biaya, lingkungan, ketersediaan bisnis, dan banyak pertimbangan
lain terkait penghematan energi (ESDM Kalimantan Timur 2012). Model sistem manajemen
energi, seperti kerangka kerja peningkatan berkelanjutan yang mengintegrasikan manajemen
energi ke dalam operasi harian organisasi. Sistem manajemen energi ISO 5000 ii
dapatiidilihatiipada Gambarii3iiberikut:

Gambar 2. Energi model sistemiimanajemen ISO 50001 (standard 2011)

6. KeuntunganiiImplementasiiiISO 50001

Penerapaniisistemiimanajemeniienergi kerapiikaliiimemungkinkan perubahaniiorganisasi


yang sederhanaiiuntukiimenghasilkan penghemataniiyangiisignifikan tanpaiimemerlukaniiinvestasi
yangiibesar. Berikutiibeberapa keuntunganiipenerapaniisistem manajemeniienergi: iiiiiiiiii

 Aliran energiiimenjadiiitransparan
 Perbaikan berkesinambunganiidariiikinerjaiienergi melalui pengawasaniiterus menerus
dariiialiraniienergi
 Evaluasiiidesainiidaniikegiatan pengadaan uang berhubunganiidenganiikinerja energi
 Identifikasi potensiiipenghemataniienergi melalui analisaiidata
 Penguranganiibiaya energiiidaniiemisi gasiirumah kaca
 Proses yang kuatiidaniiefektif memberikaniikeuntungan yangiikompetitif
 Kesadaraniikaryawan
 Ketaataniipadaiipersyarataniihukum
 Meningkatkaniicitra
 Stimulusiiuntukiimodrenisasi
7. Kesulitan dalam Implementasi ISO 50001

Wessels mengukapkan tentang kesulitan penerapan ISO 50001. Kesulitan dalam


penerapan SIO 50001 ini adalah mengubah pola pikir masyarakat bahwa pengurangan energi
tidak serta merta berdampak pada keselamatan, kualitas, atau waktu siklus produksi. Babakri
dkk telah menyelidiki hambatan penerapan ISO 14001 di perusahaan AS, seperti tingginya
biaya sertifikasi, kurangnya sumber daya yang tersedia, kurangnya komitmen kepemimpinan,
ketidakpastian manfaat ISO 14001, dll. Velázquez et al menyatakan bahwa kesulitan dalam
implementasi EnMS di industri perminyakan di Seville adalah dalam menentukan baseline
energi dan indikator kinerja energi (EnPI) karena kompleksitas data; tingkat produksi sangat
bervariasi dan beberapa proses yang saling berinteraksi hidup berdampingan di satu lokasi.
Seseorang tidak dapat dengan mudah menentukan baseline energi dan indikator kinerja energi
(EnPI). Kesulitan lain datang dari masalah teknis pemasangan pengukuran energi real-time
otomatis sesuai dengan Wessels Liyin dkk. menyebutkan bahwa peningkatan biaya, dan waktu
serta sumber daya yang dikonsumsi, telah membuat perusahaan konstruksi enggan terlibat
secara aktif dalam meningkatkan kinerja lingkungan mereka. Senada dengan itu, Babakri et al.
juga menyebutkan bahwa dua hambatan tertinggi dari ISO 14001 adalah tingginya biaya
sertifikasi dan kurangnya sumber daya yang tersedia, bersamaan dengan ketidakpastian manfaat
adopsi ISO 14001.

8. ISO 50001dan Standar SistemiiManajemeniiLainnya

ISO 50001 adalah anggota pendatang baru dalam keluarga standar iiinternasional, ISO
50001iitelah dikembangkan bersamaiiberdasarkan elemeniiumum denganiistandar sistem
manajemeniiISO lainnya, daniimemastikan tingkatiikompatibilitasnya. Haliiiniiiselaras dengan
sistemiimanajemeniimutu ISO 9001 dan standariisistem manajemeniilingkungan ISO 14001.
Ulasan singkat tentang perbedaaniisekaligus perbandinganiiantara klausuliiutama ISOii50001,
ii ISO 9001 dan ISOii14001 dapat dilihat pada Table 1 berikut ini:

Tabel 1. Perbandingan systemiiManajemen

Content ISO 50001 ISO 14001 ISO 9001


Konsep Berdasarkaniikonsumsi Berdasarkan aspek lingkungan yang Berdasarkan
Inti energi dariiiseluruh relevan. persyaratan
untuk organisasi, atau proses kualitas konsumen.
Membang produksi tertentu.
un Untukiimemenuhi ESOS,
Pedoman sistem ISOii50001iiharus
mencakupiisemua Kebijakaniilingkungan
KebijakanKebijakan energi
menggambarkan bagaimana
menggambarkan strategi
organisasiiimenanganiiimasalahiilingkun
organisasi pada manajemen
gan, komitmen untukiiperlindungan
energi. Kebijakan ini Memenuh
lingkungan, serta tujuan yang terkait
Kebijakan memberikan kerangka kebutuhankonsume
dan target. Biasanyaiikebijakan
untuk menyiapkan tujuan n
mencakup akan komitmen organisasi
dan sasaran yang terkait
untuk mencegah polusi, iikepatuhan
untuk meningkatkan
terhadapiiperaturaniidan
kinerja energi.
perbaikaniiterus-menerus.
Melakukaniiulasan energi
untuk mengidentifikasi
kegiataniipenggunaan
energiiiyang signifikan dan
Kepatuhan dengan persyaratan Menyiapkan
mengatur energi
peraturan sasaran mutu,
dasar serta indikator kinerja
Strategi lingkungan yang relevan. Menyiapkan target dan rencana
energi. Kepatuhaniidengan
tujuan lingkungan, target dan rencana manajemen
persyaratan peraturan
implementas mutu.
yang
relevanvdaniimenyiapkan
tujuaniienergi, target dan
rencana implementasi

Baselineiienergiiimerupakan
Tidak ada
Baseline dasariiuntuk Tidakiiadaiipersyaratan.
persyaratan.
membangun sistem.

Sumber: iiTUViiUK Ltd-ISOii50001iiEnMSiiImplementation Guide (2014)


METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penulisan, ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelesaikan makalah
ini, yaitu:

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Topik yang telah ditentukan maka penulis memulai untuk mengidentifikasi
permasalahan. Identifikasi masalah dalam penulisan jurnal ini berdasarkan jaringan
yang dihasilkan dari pemetaan Data Base jurnal terkait ISO 50001 dengan
menggunakan bantuan aplikasi Vos Viewer dan Publish or Perish.
2. Studi Pustaka
Dalam tahap ini penulis melakukan studi pustaka dengan membaca jurnal-jurnal ilmiah,
membaca buku-buku, karya ilmiah, serta artikel-artikel yang dapat mendukung dalam
penulisan jurnal ini.
3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data berupa data skunder yang saya peroleh dari studi pustaka sehingga
penulis dapat memulai menulis jurnal ini.

PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR EFISIENSI ENERGI

Permasalahaniiumum yangiidihadapi dalamiipenyediaan airiiminum saatiiiniiiantara lain


adalah masihiirendahnya cakupaniipelayanan air minumiidiiidaerah. Rendahnyaiicakupan
pelayanan tersebut merupakaniirefleksi dari pengelolaaniipenyelenggaraaniiairiiminumiiyang
kurang efisien dan/atauiikurangnyaiipendanaaniiserta komitmen untukiipengembangan dan
mengoptimalkan sistem yang sudah ada. Sebagai salah satu penyedia iiair minum
utamaiidiiidaerah, PDAM memiliki peran yang signifikan dalam menentukan iikinerja penyediaan
airiiminumiidiiidaerah. Dalamiirangka meningkatkaniicakupaniilayanan, PDAMiiperluiididorong
agar mampuiimeningkatkan kualitas operasional daniimanajemen. Oleh karena itu, iipemerintah
daerah harus mampu mendorong PDAM agar dapat iimembuat inovasi-inovasiiidiiidalam
operasionaliipenyediaaniiairiiminum dan mengoptimalkaniikinerjaiimereka. Dengan demikian,
ii kualitas penyelenggaraan dan penyediaan air minum di iidaerah akaniidapatiiditingkatkan.
Sistem PenyediaaniiAir Minum yang umumiidigunakan di Indonesiaiidapat dilihat pada
Gambar 3. Padaiigambar tersebut telah terbagi iiantara unitiitransmisi, produksi, daniidistribusi.
Padaiisistem tersebut, sistemiipengambilan airiipada intake berupa sumuriidalam sertaiipadaiisistem
distribusi umumnyaiimenggunakaniisistemiiperpompaan. Salahiisatuiipenyebabiikurangiisehatnya
PDAMiiadalah tingginya pemakaianiienergi yang kuranii atau tidakiiefisien. Kondisi ini
mengakibatkan biaya produksi dan distribusi air iimenjadi tinggiiidaniitarif air menjadiiitinggi,
kemudian menurunkaniikinerja keuanganiiPDAM. Untuk mengetahui tingkat inefisiensi energi
ini, maka perluiidilakukan penindakan berupaiikegiatan-kegitaaniiuntukiimeningkatkan efisiensi
energi.

Gambar 1 Sistem Penyediaan Air Minum Tipikal

(sumber: Kementerian PUPR, 2017)

Pemanfaataniienergi diartikan sebagaiiikegiatan menggunakaniienergi baikiilangsung


maupuntidakiilangsung dari sumberiienergi. Efisieniiadalah nilai maksimaliiyang dihasilkan dari
perbandinganiiantaraiikeluaraniidaniimasukaniienergiiipadaiiproses/peralataniipemanfaatiienergi.
Efisiensiiienergi diartikaniisebagai perbandingan antaraoutputiiyangiiidihasilkaniidengan input
energi yangiiidigunakaniipada sistemiipemanfaataniienergi.

2. TUJUAN EFISIENSI ENERGI

Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar. Energi sangat dibutuhkan
dalam kehidupan masyarakatiidan juga unutk pembangunaniimasyaratakat tersebutiidalam suatu
negara. Oleh karena itu, energi harus iidigunakan secara bijak daniihemat. Kinerja perusahaan
dapat ditingkatkaniidenganiiefisiensi, iidanii organisasiiiatauiiperusahaaniiituii sendirilah yang akan
merasakannya. Banyak perusahaan yang memiliki maslaah terkait penggunaan energi mulai dari
tidak tepat guna, iipemilihihan metode kerja yang unefektif, mesin yang yang digunkan kurang
produktif, serta mahalnya tarif listrik. iiHal tersebut berdampakiipada buruknya nilai efisiensi
produksi. Maka, unutkiitetap menjaga keseimbangan antara kapasitas produksi iidan penggunaan
energi dibutuhkaniiapa yang dikatakan sebagai iiefisiensiiienergi. Denganiiharapaniiefisiensi
produksi akan membaikiidaniikinerja perusahaan pun dapat meningkat.

3. MANFAATIIEFISIENSIIIENERGI

Manfaat dariiipelaksanaan EfisiensiiiEnergi dapatiimencakupiimanfaat secaraiiekonomis dan


bagiiilingkungan. ii Manfaat yangiimerupakan dampakiilangsung (direct) terhadapiiPDAM
antaraiilain sebagai berikut:

1. Mengurangiiibiaya energi
Padaiiumumnyaiipemakaian energiiilistrik yang terbesar diiiPDAM, khususnyaiiyang
menggunakan airiibakuiidari sungai maupuniiyang menggunakaniisumur bor daniiatau
pendistribusianiiair minum dilakukaniidengan pemompaan. Sebagai konsekuensinya ii50-
80% dariiikeseluruhan biayaiienergi yang dibayariioleh PDAM berasaliidari biaya
energiiiuntuk menggerakaniimotor dariiipompa. Usahaiiefisiensi dengan
melakukaniipemilihan, iioperasional, daniipemeliharaan pompaiiyang tepat. Denganiidemikian
biayaiiproduksiiiakibat energi dapat ditekaniidaniibiaya pengehematan
dapatiidialokasikaniiuntuk investasiiipada bagianiilain dan dapatiijuga untuk
meningkatkaniikesejahteraaniipegawai.

Gambar 4. ContohiiPerbandinganiiBiaya Produksiiidengan BiayaiiListrik (Rupiah)

(sumber: PDAMiiKotaBanjarmasin)

Pada Gambar 4, iidapat dilihat bahwa padaiibulan Juni hingga Desemberiiterjadi penurunan
biaya listrikiiyang dikeluarkan. Haliiinilah yang dimaksudkan dengan
penurunaniibiayaiilistrik.
2. Mengurangiiikebutuhaniipemeliharaan.
Pompa merupakaniialat yang sangatiirentan dengan kerusakan daniikegagalan sistem apabila
pemilihaniidaniipenggunaannya tidak direncanakaniidengan baik. Sehingga, ii pompa
memerlukaniiperawatan yangiibaik untuk menjaga usiaiipakaiiipompa. Usahaiiuntuk
meningkatkaniiefisiensiiipompa denganiimodifikasiiiimpeller, memasangiikapasitoriibank,
atau dengan memasang VSDiiserta filteriiharmonic
akaniimengurangivkebutuhaniipemiliharaan karenaiimenjamin
pompaiibekerjaiipadaiikapasitas dan kinerjaiioptimumnya, sehinggaiipompa tidakiiakan
rusakiisemisal karena getaran berlebihiiatauiikarenaiioverheat (terlalu panas)
3. Lebihiibaik dalamiimencocokkan kapasitasiisistem pompa denganiikebutuhan produksi
Pompaiimemiliki apaiiyang disebutiidengan kualitasiidaya, dimana semakin baikiikualitas
daya, ii maka jarak antara listrikiiyangiibenar-benariidigunakaniiidengan
listrikiiyangiidibayarkan, ii akaniisemakiniikecil. ii Masalahiiyang umum terdapat pada
PDAMiiyaitu listrik yang dibayarkaniiakaniilebihiibesariidaripadaiinilai yang sebenarnya
digunakan. Haliiini akibat dalamiisistem perpompaaniiterdapat apaiiyang disebutiisebagaiii
“noise”, iiyaitu produk tidak iierpakai yang dihasilkan di dalam proses iiperpompaan. Dikenal
juga sepertiii “buih pada kopi”. Selain membayarkan yang tidak digunakan, iiPLN dapat
memberiiidenda apabila tagihaniiakan berbeda jauhiidengan yangiiterpakai sebagai bentuk
teguraniiakaniiketidakefisienaniisistem tersebut. iiDengan upayaiiefisiensiiienergiiiyang tepat,
nilai noise dapatiidikecilkan ii ehingga biaya yangiiterbayarkan untuk ii listrik dapat
ii lebihiidekat dengaii listrik yang benar-benar digunakaniiuntuk produksi. Secaraiisederhana,
alur berpikiriipemasanganiikapasitoriidapat dilihat pada Gambar 5.

Menggunakan NIlai Daya Nyata


Daya nyata (S) besar, kapasitor, nilaiiϕ setelah pemasangan
bayar ke PLN mahal mengecil, nilai cos ϕ (S') mengecil, bayar
membesar ke PLN lebih murah

Gambar 5 KesimpulaniiKonsepiiPemasanganiiKapasitor

Selainii3 hal tersebut, secara lebiii luas, manfaatiiefisiensi energiiitermasukiidiiiantaranyaiiantara


lain adalahiisebagai berikut:

 Pengurangan biaya energi


Perusahaan dapat memilihi metode produksi yang berbeda untuk mengurangi biaya
dari hasil konsumsi energi.
 Kurangnya emisis gas rumah kaca dan polusi udara
 Kurangnya kelebihan biaya akibat pemakaian energi yang tidak efesien
 Ekonomi semakin bertumbuh dengan adanya lapangan pekerjaan baru terutama
dalam perancangan.
 Menjaga dan meningkatkan energi daerah.
 Peralatan elektronik dapat dipakai dalam jangka waktu yang panjang.
 Berkurangnya polusi air dan udara

4. STAKEHOLDERS EFISIENSI ENERGI

ProgramiipeningkataniiEfisiensiiiEnergiiimerupakaniiprogramiiyangiiharusiidilakukan
secara integratif, ii mulai dariiitahap inisias, perencanaa, ii penerapan, hinggaiikemudiani
pengawalan, ii harusiidilakukaniisecaraiiseksamaiiolehiistakeholder-stakeholder terkaiti yang
menjadi partisipan kunciiidalamiiprogramiiefisiensiiienergi. Stakeholder yang harus dilibatkan
dalam programiiefisiensi energiiiantaraiilain:

1) Pemerintahiibidangiieksekutif daerahiiseperti walikota atauiibupati (gubernur apabila


cakupan pelayanan PDAM terkaitiimencakup lintas kotas, iimenjadiiisetingkatiiprovinsi)
2) PemerintahiibidangiilegislativeiidaerahiisepertiiiDPRD
3) Lembagaiiyangiimerumuskaniiperencanaaniidaerah, iiseperti BAPPEDA
4) Badaniiyangiimengurus pengembanganiiPDAM, sepertiiiPerpamsi
5) Kementerianiidan/atau departemeniiyang mengelolaiienergi daniilinkungan seperti
KementerianiiLHK daniiKementerian PUPR, besertaiiperpanjangan tanganiiLembaga
tersebut padaiitingkat daerah
6) Masyarakatiiselakuiikonsumen

5. PERSIAPANIIPELAKSANAANIIEFISIENSIIIENERGI

Pengelolaaniienergi diiisisiiiipenyediaan diterapkan denganiipendekataniiteknikal dan


manajerialiidengan melibatkaniiperaniiberbagai pihak termasukiipemimpin puncakiiorganisasi.
Untukiiitu campur tanganiipemerintah dibutuhkaniidengan menetapkaniiregulasi daniistandar
konservasiiienergi. DalamiiPeraturan PemerintahiiNo 70 tahunii2009 tentangiikonservasiiienergi
secara tegasiidisebutkaniibahwaiisemuaiisektoriipengguna energiiibaik yangiiada diiisisiiipenyediaan
maupuniidiiisisiiipemanfaataniiwajibiimenerapkaniimanajemeniienergi. Iiiiiiii
Tujuan penerapaniimanajemen energiiiadalah meningkatkan efisiensi
pemanfaataniienergi daniimelestarikaniisumber daya energiiidi dalam negeri. Sesuaiiiperaturan
pemerintah nomorii70 tahun 2009 tentangiikonservasiiienergi, manajemen energiiiadalah wajib
bagi perusahaaniimengkonsumsi energi samaiiatau lebih besariidari 6000-toniisetara minyakiiper
tahun.
Dalamiistandar sistem manajemeniienergiiiISO 50001, menetapkaniipersyaratan
persyaratan untukiimenerapkan, melaksanakan, iimenjaga, dan meningkatkaniisistemiimanajemen
energi. Standar iniiididasarkan padaiiPlan-Do-Check-Actiidalamiisuatu sistemiimanajemen,
dimana banyakiiperusahaaniitelahiimenerapkan standariimanajemen ISOiilainnya.
Perencanaaniienergiiiadalah inti dari sistemiimanajemeniienergi. Secaraiiumum
perencanaaniienergi dilakukaniidengan menggunakaniipendekatan terpaduii (integrated) yaitu
dengan mempertimbangkaniibaikiipenyediaaniipasokaniienergiiidaniiperaniiefisiensiiienergiiidalam
mengurangiiiperencanaaniipermintaan. Secara sistem maka perencanaan iinergi mengikutiiikonsep
dalamiiISO 50001iiseperti pada Gambar 6.

Gambar 6 Sistem Perencanaan Energi Menurut ISO 50001

(sumber: Widyantoro, 2015)

Menurut Gambar 6, iisistem perencanaaniienergi menurutiiISO 50001 berangkatiidariiikebijakan


yang menaungiiikegiataniiefisiensiiienergi, yakni PeraturaniiPemerintah No. 70iitahun 2009
tentang konservasi energi. Setelah iiitu, dariiiadanya kebijakan, makaiiditurunkan menjadi
perencananaan. Dalamiihaliikonservasiiienergi PDAM, kegiataniiperencanaan antara
lainiidapatiiterdiri atas melakukaniireviewiienergiiidaniimenetapkan baseline, indikator kinerja
energi (EnPI), tujuan, sasaraniidaniitindakan berencana yang
diperlukaniiuntukiimendapatkaniihasiliiyangiisesuai dengan peluangiiyangiitelah diidentifikasi
dalam rangka meningkatkan kinerja energiiiyangiiberkelanjutan. Dari rencanaiiyangiitelah dibuat,
dilakukan implementasi dalam kegiatan operasional. Sepanjang proses iioperasional, diadakan
kegiatan pengecekaniidaniiperbaikan, iidengan input dari kegiatan pemantauan iidaniipenilaian.
Pada satu periode, kemudianiidiadakan audit internal berupa audit energi iidaniihasilnya akan
menjadiiibahaniitinjauaniidariiimanajemen. iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Peningkataniiefisiensiiienergiiiharusiididasarkaniipadaiikonsepiipeningkataniiberkelanjutan.Penerap
an pengelolaan energiiisatu kali saja tidakiicukup. Peningkatan konstan, iipembaruaniidan
pemeriksaan berkalaiiakan membentuk dasariiyang kuat. Proseduriiiniiiditerapkaniidiiimodel
PDCA. PDCA merupakaniisingkataniidari: Plan (Rencanakan) – Do (Lakukan) – Check
(Periksa) – Act (Beraksi). Secara skematik, langkah PDCA dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 SkematikiiSiklusiiPlan-Do-Check-Act

(sumber: iiKementerian PUPR, 2017)

PiiuntukiiPlan: Perencanaaniienergiiiadalahiihal pertamaiiyang harusiidilakukan. Iniiimerupakan


penentuaniidariiidasar energiiiawal, iiindikatoriiperforma energi (EnPIs), tujuaniistrategisiidan
operatifiienergi, dan rencanaiipenerapan. Konsumsiiienergi padaiiareaiiberbedaiidiiiperusahaan
ditentukaniidenganiimenggunakaniikajian ini. Data-dataiidaniievaluasi tersebutiimembentuk dasar
dariiiprosesiipeningkataniiberikut.Haliitersebutiijugaiimemungkinkaniiidentifikasiiipotensiiipeningka
tan efisiensiiienergi.

D untuk Do: Dalam fase ini, iiperencanaaniidaniipenerapan dilakukan berdasarkan tujuan


peningkatan. Indikatoriidaniitujuan untuk performa energi ditentukan berdasarkan hasil penilaian
energi. Dalam melakukan hal tersebut, perencanaan aksi juga dibuat, di iimanaiitujuaniiuntuk
peningkataniiperformaiienergiiidapatiidicapai. Perencanaaniiyangiitelah dibuat sebelumnyaiijuga
diterapkan pada faseiiini.

C untuk Check: Aksi baru memiliki nilai iijikaiimenghasilkan hasiliiyangiidiharapkan. Rencana


yang dilakukaniipadaiifase “Do” harus diperiksa secara berkelanjutan iiuntukiimemastikan
efektivitasnya. Untuk melakukannya, proses iiyangiisignifikan terhadap performa energi
dimonitor daniidiukur dalam faseiiini. Hasilnya dibandingkaniidengan tujuaniiyangiitelah dibuat
sebelumnya.

A untuk Act: Pengukuran konstan dibagi menjadi laporan. Hal iiiniiimembangun dasar untuk
studi lanjutaniiyangiiakan meningkatkan performa energiiidaniiEnMS.
PDCA – Peningkataniiyang berkelanjutaniidapatiidilihat di siklus berikut. Fase-fase tersebut
saling tumpang tindihiidaniioleh karenaiiituiidapat memastikan
pergerakaniidaniipembaruaniikonstan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. KondisiiiPDAMiidiiiIndonesiaiiterkaitiipenggunaaniienergi yang efisieniidiiiIndonesiaiimasih


jauh dari baikiidaniimempengaruhi kinerjaiiPDAM tersebut
2. Masalahiiyangiidapat terjadi terkait teknisiidaniinon teknis, dimanaiimasalahiiteknisiiakaniiterkait
dengan pompaiidaniiperlataniikelistrikan, sedangkan masalahiinon teknisiiakan terkaitiidengan
komitmeniistakeholder, iikualitasiiSDM, dan kelembagaaniidiiiPDAM
3. Upaya yang dapat dilakukaniiuntukiiefisiensiiienergi dapatiidibagi berdasarkan sistem dan
biaya, sehinggaiidapatiidiusahakan agar dapat berjalaniidenganiisistem yangiiadaiidaniisesuai
denganiidanaiiyangiiada.

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, ii A., Ali, M., ii Ali, H. M., Qadeer, M. A., and Khan, S. A. (2015).
“ImplementationiiAnalysisiiof ISO 50001:2011 EnergyiiManagement System (EnMS)
on a Small/Medium Enterprise”. Technical iiJournal, Universityiiof Engineeringiiand
Technologyii (UET). Vol. 20, iiNo. II, pp: 72-79.

Anisimova, T. ii Yu. (2013). “Analysis ofiiStandards iniiEnergy Management”. Middle-


EastiiJournal of ScientificiiResearch. Vol. 13, No. 5, pp: 654-657. Anonim. (2015).
KeputusaniiMenteri Ketenaga Kerjaan Republik iiIndonesiaiiNomor 80iiTahun 2015.
Kementerian KetenagaiiKerjaan

ISO 5001:2011, 2011. iiEnergy Management Systems - Requirement withiiGuidance for Use,
Geneva: International Organization of Standardization.

KementerianiiPUPR. 2017. ModuliiTambahan untukiiModul PeningkataniiEfisiensiiiEnergi.


DirektoratiiJenderaliiCipta Karya.
KementerianiiPUPR. 2014. PedomaniiPelaksanaaniiEfisiensi EnergiiidiiiPDAM. ii Direktorat
PengembanganiiAiriiMinum, DirektoratiiJenderaliiCipta Karya.

McKane, A., iiDeann Desai, MarcoiiMatteini, WilliamiiMeffert, iiRobert Williams, iiandvRoland


Risser. (2009). iiThinking Globally: iiHow ISO 50001-EnergyiiManagementiiCan Make
IndustrialiiEnergy EfficiencyiiStandardiiPractice. LawrenceiiBerkeleyiiNational
Laboratory, Environmental EnergyiiTechnologies Division, iiAugust 2009.

Organisationiifor EconomiciiCo-operation andiiDevelopment. (2014). iiAniiIntroduction toiiEnergy


ManagementiiSystems: EnergyiiSavings andiiIncreaseiiIndustrial Productivity for The
Iron and Steel Sector. iiDirectorate foriiScience, TechnologyiiandiiInnovationiiSteel
Committee.

Pakbin, iiB., andiiTaheri, M. R. (2014). “ISOii50001 (energyiimanagement) iniifoodiiindustry”.


TenthiiInternationaliiIndustrialiiEngineeringiiConference, iiTehran, iiIran, iiJanuary. 2014.
Pp: ii27-28

Widyantoro, ii Titovianto. 2015. ModuliiKebijakan EnergiiiOrganisasi.


HimpunaiiAhliiiKonservasiiienergi

LAMPIRAN

 Data Base Jurnal yang diunduh menggunakan Aplikasi Publish or Perish

Link Vos Viewer: https://tinyurl.com/2fuxnncf


 Jaringan hasil olahan Data Base pada aplikasi Vos Viewer
Berdasarkan Jaringan di hasil olahan Data Base Vos viewer dapat dilihat bahwa antara
implementasi dan efisiensi energi tidak bertalian. Hal ini menunjukkan bahwa masih minimnya
penelitian (bahkan) belum ada penelitian antara dua variable tersebut. Oleh karena itu, dalam
penulisan jurnal tugas besar Manajemen Mutu Konstruksi, saya mengambil judul tentang
keterkaitan dua variable tersebut antara efisiensi energi dan implementasi dalam kerangka
regulasi ISO 50001.

Anda mungkin juga menyukai