Anda di halaman 1dari 75

STRUKTUR

BAJA 2

Dosen Pengasuh MK:


Christiani Chandra Manubulu S.T.. M.Eng
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Jenis Pembebanan

Beban GAYA TERPUSAT

Pembebanan AKSIAL

Pembebanan MOMEN TERPUSAT


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Jenis Pembebanan

Beban MOMEN PUNTIR,


atau Beban TORSI

Beban TERBAGI MERATA


Atau Beban MERATA
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Jenis Pembebanan

Beban MERATA
berbentuk Persegi

Berbagai bentuk:

Beban MERATA berbentuk Beban MERATA berbentuk


Segitiga Trapesium
Dan dalam bentuk – bentuk lainnya
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Jenis Beban Merata
Beban MERATA
berbentuk Persegi

Tersebar merata sepanjang Beban Merata LINIER


PANJANG/GARIS tertentu

Tersebar merata atas suatu


Luasan/AREAH tertentu

Beban Merata AREAL

Setiap meter persegi,


terdapat beban 27 kN
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Jenis dan Intensitas Besar/INTENSITAS
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Perubahan Jenis dan Intensitas
Karena: terjadi PERUBAHAN
Jenis dan Besar Beban, sejak
komponen paling luar/pertama
(mis. atap) s/d komponen paling
dalam/terakhir (seperti fondasi)

Besar dan Jenis PEMBEBANAN


pada komponen tertentu,
PENTING diketahui SEBELUM
menentukan cara yang tepat untuk
mendesainnya
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Struktur Kasus 1: Balok AB pada Balok CD dan EF


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Struktur Kasus 1: Balok AB pada Balok CD dan EF

Beban Mula: Sepanjang balok AB bekerja Beban MERATA LINIER, berintensitas:


25 N/m’ Seperti ini, idealisasi pembebanan dan idealisasi struktur balok AB adalah:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Struktur Kasus 1: Balok AB pada Balok CD dan EF


Balok pada perletakan Sendi – Sendi di kedua ujung, dibebani beban merata
linier Q1 = 25 N/m’

KOMPONEN TERKOMBINASI Geser-Lentur


Oleh mekanika statika, REAKSI PERLETAKKAN dapat ditentukan, yaitu:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Struktur Kasus 1: Balok AB: Reaksi Perletakan

VRA = VRB = 75 N (↑)


Jika, perletakan mengerjakan REAKSI seperti ini, maka oleh Hukum Newton,
dapat dipastikan bahwa ujung – ujung balok Mengerjakan AKSI pada
perletakkan yang berJENIS SAMA dan berBesar SAMA, tetapi
BERLAWANAN ARAH:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Struktur Kasus 1: Balok A: Aksi Balok pada Perletakannya

VAA = VAB = 75 N (↓)


Jadi, kedua ujung balok AB mengerjakan pada perletakan, yang
adalah balok CD dan EF, gaya aksi sebesar 75 N
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Struktur Kasus 1: Balok AB pada Balok CD dan EF

Maka pada masing – masing balok CD dan EF bekerja beban:


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Struktur Kasus 1: Balok AB pada Balok CD dan EF

75 N di tengah bentang, berarah ke bawah


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Struktur Kasus 1: Balok AB pada Balok CD dan EF

Panjang bentang masing – masing balok adalah 5 m, maka setiap


balok dapat diidealisasian struktur dan pembebanannya seperti:
Idealisasi Struktur dan Idealisasi Pembebanan untuk balok CD dan EF
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Pembebanan pada Balok CD


Jenis: Beban Gaya Terpusat
Intensitas: 75 N

Pembebanan pada Balok EF


Jenis: Beban Gaya Terpusat
Intensitas: 75 N
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1
Transfer Beban: DARI Balok AB KE
Balok CD dan Balok EF

Jenis Beban: MERATA LINIER


menjadi GAYA TERPUSAT

Intensitas: 25 N/m’ menjadi 75 N


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 1

Teridealisasi seperti ini maka masing – masing


balok CD dan EF HARUS Didesain sebagai:
KOMPONEN TERKOMBINASI Geser-Lentur

Limit State Utama:

[SNI 03 – 1729 – 2002 butir 8.4.3]


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2

Struktur Kasus 2: Balok AB pada perletakan Kabel AC dan Kabel BD


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2

Struktur Kasus 2: Balok AB pada perletakan Kabel AC dan Kabel BD


Beban Mula: Sepanjang balok AB bekerja Beban MERATA LINIER, yang
berintensitas: 25 N/m’
Terstruktur seperti ini, idealisasi pembebanan dan idealisasi struktur balok
AB adalah:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2

Struktur Kasus 2: Balok AB pada perletakan Kabel AC dan Kabel BD


Balok di atas perletakan Rol di kedua ujung, dibebani beban Merata Linier
Q1 = 25 N/m’

KOMPONEN TERKOMBINASI Geser-Lentur

Oleh Mekanika Statis, reaksi perletakan di A dan B dapat ditentukan, dan adalah:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2

Struktur Kasus 2: Balok AB: Reaksi Perletakan

VRA = VRB = 75 N (↑)


Jika, perletakan mengerjakan REAKSI seperti ini, maka oleh Hukum
Newton, dapat dipastikan bahwa ujung – ujung balok Mengerjakan AKSI
pada perletakkan yang berJENIS SAMA dan berBesar SAMA, tetapi
BERLAWANAN ARAH:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2

Struktur Kasus 2: Balok AB: Aksi Balok


pada perletakan Kabel AC dan Kabel BD

VAA = VAB = 75 N (↓)

Jadi, kedua ujung balok AB aksi pada perletakan, yang adalah Kabel AC
dan Kabel BD, gaya aksi sebesar 75 N
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2

Struktur Kasus 2: Balok AB: Aksi Balok


pada perletakan Kabel AC dan Kabel BD

Maka pada masing – masing kabel AC dan BD bekerja beban 75 N, berorientasi sama
dan berimpit dengan orientasi sumbu masing – masing kabel

Masing – masing kabel AC dan BD, dengan demikian, dibebani dengan:


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2

Struktur Kasus 2: Balok AB: Aksi Balok


pada perletakan Kabel AC dan Kabel BD

Beban AKSIAL 75 N (tarik)


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2
Transfer Beban: DARI Balok AB KE
Kabel AC dan Kabel BD

Jenis Beban: MERATA LINIER


menjadi AKSIAL

Intensitas: 25 N/m’ menjadi 75 N

Terbebani seperti ini, masing – masing


kabel AC dan BD adalah: Komponen
Aksial Tarik, sehingga harus didesain
sebagai:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 2
KOMPONEN AKSIAL Tarik

Limit State Utama:

Struktur Kasus 2: Kabel


BD (dan juga kabel AC) [SNI 03 – 1729 – 2002 pasal 10]
adalah Komponen
Aksial Tarik
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 3

Struktur Kasus 3: Balok AB di sambung rigid ke balok CD dan EF


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 3

Struktur Kasus 3: Balok AB di sambung rigid ke balok CD dan EF


Beban Mula: MERATA LINIER bekerja pada balok AB

Idealisasi Struktur dan Idealisasi Pembebanan balok AB


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 3

Struktur Kasus 3: Balok AB di sambung rigid ke balok CD dan EF


Balok berperletakan JEPIT di kedua ujung

KOMPONEN
TERKOMBINASI Geser- Lentur
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 3

Struktur Kasus 3: Balok AB di sambung rigid ke balok CD dan EF


Balok berperletakan JEPIT di kedua ujung

KOMPONEN
TERKOMBINASI Geser- Lentur
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 3

Struktur Kasus 3: Balok AB: Reaksi Perletakan

VAA = VAB = 75 N (↑); MRA = MRB = - 75 Nm

Aksi balok pada PERLETAKAN


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 3

Struktur Kasus 3: Balok AB: Reaksi Perletakan

VAA = VAB = 75 N (↑); MAA = MAB = + 75 Nm

Gaya - gaya aksi ini ditransfer/dikerjaan Balok AB pada Balok CD dan EF


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 3

Struktur Kasus 3: Balok AB di sambung rigid ke balok CD dan EF

Masing – masing balok CD dan EF dibebani beban Gaya Terpusat


75 N, dan Momen Torsi 75 Nm
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 3

Struktur Kasus 3: Balok AB di sambung rigid ke balok CD dan EF


Jenis Beban: GAYA
Jenis Beban:
TERPUSAT; MOMEN
MERATA LINIER
PUNTIR (TORSI)

Masing – masing balok dapat diidealisasikan sebagai:


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4
Beban Mula: MERATA AREAL, intensitas 40 N/m2 pada pelat

Struktur Kasus 4: Pelat Dek pada Balok CD dan EF

Beban MERATA AREAL di transfer ke Balok CD dan Balok EF


Mengikuti prinsip: “Shortest Energy Path”
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Struktur Kasus 4: Pelat Dek pada Balok CD dan EF

Beban yang ditransfer ke Balok CD Beban yang ditransfer ke Balok EF

Tampak Atas
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

DAERAH yang
padanya BEBAN
ditransfer ke
Balok EF
DAERAH yang
Padanya BEBAN
ditransfer ke
Balok CD

Struktur Kasus 4: Tampak Atas Pelat Dek pada Balok CD dan EF

DAERAH TRIBUTARIS
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

TRIBUTARIS

TRIBUTARIS
balok CD

balok EF
Struktur Kasus 4: DAERAH TRIBUTARIS
pada Pelat Dek pada Balok CD dan EF

TRIBUTARIS Balok CD: PERSEGI TRIBUTARIS Balok EF: PERSEGI


Lebar 3 m; Panjang 5 m Lebar 3 m; Panjang 5 m
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Struktur Kasus 4: Pelat Dek pada Balok CD dan EF

Beban Merata Areal berwarna hijau Beban Merata Areal berwarna biru
tua, ditransfer ke balok CD ditransfer ke EF
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jumlah beban
merata areal yang [Luas Tributaris] x [Intensitas]
diterima balok EF:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jumlah beban
merata areal yang [Luas Tributaris] x [Intensitas] = 3(5)(40)=600 N
diterima balok EF:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jumlah beban merata


areal yang diterima balok
EF, sepanjang 1 meter [Luas Tributaris, untuk 1 meter panjang] x [Intensitas]
panjangnya yang
pertama:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jumlah beban merata


areal yang diterima balok
[Luas Tributaris, untuk 1 meter panjang] x [Intensitas]
EF, sepanjang 1 meter
= 3(1)(40)=120 N
panjangnya yang
pertama:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jumlah beban merata


areal yang diterima balok
[Luas Tributaris, untuk 1 meter panjang] x [Intensitas]
EF, sepanjang 1 meter
= 3(1)(40)=120 N
panjangnya yang
kedua:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jumlah beban merata


areal yang diterima balok
[Luas Tributaris, untuk 1 meter panjang] x [Intensitas]
EF, sepanjang 1 meter
= 3(1)(40)=120 N
panjangnya yang
ketiga:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jumlah beban merata


areal yang diterima balok
[Luas Tributaris, untuk 1 meter panjang] x [Intensitas]
EF, sepanjang 1 meter
= 3(1)(40)=120 N
panjangnya yang
keempat:
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jumlah beban merata


areal yang diterima balok
[Luas Tributaris, untuk 1 meter panjang] x [Intensitas]
EF, sepanjang 1 meter
= 3(1)(40)=120 N
panjangnya yang
Kelima (terakhir):
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

SETIAP METER
PANJANG Balok EF
menerima BEBAN
Sebesar 120 N

Maka 120 N/m


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

SETIAP METER
PANJANG Balok EF
menerima BEBAN
Sebesar 120 N

Maka 120 N/m

Beban pada balok EF adalah: 120 N/m’


Jenis: BEBAN MERATA LINIER

Intensitas: 120 N/m’


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

SETIAP METER
PANJANG Balok CD
menerima BEBAN
Sebesar 120 N

Besar beban yang sama juga ditransfer ke balok CD, sehingga


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Jenis Beban:
MERATA AREAL
(int: 40 N/m2)

Jenis Beban:
MERATA LINIER
(int: 120 N/m’)
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Pembebanan terhadap SUMBU


PENAMPANG komponen
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4

Pembebanan terhadap SUMBU


PENAMPANG komponen

Q1 = 120 N/m’ membebani balok


EF pada SUMBU x penampangnya
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 4
Balok dibebani LENTUR terhadap
sumbu x penampang Menimbulkan
Mux dan Vu = Vx
KOMPONEN TERKOMBINASI
Geser-Lentur
pada sumbu x penampang

[SNI 03 – 1729 – 2002 butir 8.4.3]


KOMPONEN TERKOMBINASI
Geser-Lentur
pada sumbu x penampang
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Pelat Dek pada Balok CD, EF dan GH


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Pelat Dek pada Balok CD, EF dan GH

Beban Mula: MERATA AREAL, intensitas 25 N/m2 pada pelat


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Pelat Dek pada Balok CD, EF dan GH

Beban Mula: MERATA AREAL, Beban MERATA AREAL di transfer ke


intensitas 25 N/m2 pada pelat Balok CD, Balok EF, dan Balok GH

Mengikuti prinsip: “Shortest Energy Path”


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Pelat Dek pada Balok CD, EF dan GH

Beban Mula: MERATA AREAL, Lebar tributaris CD 3 m;


intensitas 25 N/m2 pada pelat
Lebar tributaris EF (3 + 2) = 5 m, dan
Tampak Atas Lebar tributaris GH 2 m
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Pelat Dek pada Balok CD, EF dan GH


Lebar tributaris CD 3 m;
Beban Mula: MERATA AREAL,
intensitas 25 N/m2 pada pelat Lebar tributaris EF (3 + 2) = 5 m, dan
Lebar tributaris GH 2 m
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Transfer Beban MERATA AREAL ke


Balok CD, EF dan GH
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Transfer Beban MERATA AREAL ke EF


Jumlah beban merata areal
yang diterima balok EF, [Luas Tributaris, untuk 1 meter panjang] x [Intensitas]
sepanjang 1 meter = (3 + 2)(1)(25)=125 N
panjangnya yang pertama
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Transfer Beban MERATA AREAL ke EF


Jumlah beban merata areal
yang diterima balok EF, [Luas Tributaris, untuk 1 meter panjang] x [Intensitas]
sepanjang 1 meter = (3 + 2)(1)(25)=125 N
panjangnya yang pertama
dan demikian seterusnya untuk setiap Beban pada balok EF adalah: 125 N/m’
meter panjang, sepanjang balok EF
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Struktur Kasus 5: Transfer Beban MERATA


AREAL ke Balok EF

Beban pada balok EF adalah:


Q2 = 125 N/m’

Idealisasi Struktur dan Idealisasi


Pembebanan Balok EF
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Balok EF
Dengan cara yang sama
dapat ditentukan:

Jenis Beban:
MERATA AREAL
(int: 25 N/m2) Balok GH

Jenis Beban:
MERATA LINIER Balok CD
(int: EF: 125 N/m’;
GH: 50 N/m’; CD: 75 N/m’)
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5
Pembebanan terhadap SUMBU
PENAMPANG komponen

Q2 = 125 N/m’ membebani balok EF


pada SUMBU x penampangnya

Maka Idealisasi Struktur dan


Idealisasi Pembebanan
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Ketiga Balok, masing - masing


dibebani LENTUR terhadap
sumbu x penampang

Menimbulkan Mux dan Vu = Vx,


maka didesain sebagai:

KOMPONEN TERKOMBINASI
Geser-Lentur
pada sumbu x penampang

[SNI 03 – 1729 – 2002 butir 8.4.3]


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Contoh Kasus 5

Ketiga Balok, masing - masing


dibebani LENTUR terhadap
sumbu x penampang

Menimbulkan Mux dan Vu = Vx,


maka didesain sebagai:

KOMPONEN TERKOMBINASI
Geser-Lentur
pada sumbu x penampang

[SNI 03 – 1729 – 2002 butir 8.4.3]


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Latihan 1

Struktur untuk Latihan 1


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Latihan 1

Struktur untuk Latihan 1


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Latihan 1

Struktur untuk Latihan 1


PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Latihan 1

Mula:
MERATA AREAL,
Intensitas 25 N/m2
pada pelat

Struktur untuk Latihan 1


Tentukanlah dan tunjukkan:
1. Idealisasi Struktur dan Pembebanan untuk masing – masing balok IJ dan balok KL;
2. Jenis dan Intensitas dari beban yang ditransfer ke balok IJ dan KL;
3. Berdasarkan jawaban untuk soal 2, harus didesain sebagai komponen apakah, balok IJ
dan balok KL? dan
4. Persamaan untuk limit-state utama untuk desain kedua balok!

PETUNJUK: Tentukan terlebih dahulu hal – hal yang sama untuk balok CD, EF dan GH!
PEMBEBANAN :
Perubahan Jenis dan Intensitas
Jawaban untuk Latihan 1

Jawaban:
1. Idealisasi Struktur dan Pembebanan untuk masing – masing balok IJ dan balok KL di
tunjukkan dalam gambar di atas
2. BEBAN GAYA TERPUSAT, intentsitas 187.5 N; 359.38 N; dan 171.88 N (lihatlah
gambar!), terhadap satu sumbu (lentur uniaksial).
3. Masing – masing balik IJ dan KL darus dedesain sebagai KOMPONEN
TERKOMBINASI Geser-Lentur
4. Persamaan Limit State utama:

[SNI 03 – 1729 – 2002 butir 8.4.3]

Anda mungkin juga menyukai