Anda di halaman 1dari 41

Material Beton, Mutu beton, kekuatan ijin,

Hubungan Tegangan-Regangan,
Teori kekuatan batas & Faktor keamanan.

PROGRAM STUDI
TEKNIK SIPIL UKI
Komponen Penilaian

 Tugas Besar: 30%


 Kuis & Persentase : 10 %
 UTS: 30%
 UAS: 30%

• Syarat untuk UAS: Laporan/ Tugas Besar Acc


Jumlah Asistensi minimal 7x
Pengantar

Konsep
Beton didefinisikan sebagai campuran antara semen Portland atau
semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan
atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat [SNI 03-2834-2000]

Struktur Beton Bertulang merupakan kombinasi dari material Beton


dan Baja Tulangan.

Material Beton mempunyai karateristik kuat terhadap tekan sedangkan


material Baja Tulangan mempunyai karateristik kuat terhadap tarik.
SIFAT BETON BERTULANG

Sifat utama dari beton bertulang adalah kuat di dalam


menahan beban tekan (stress) (kuat tekan tinggi)
tetapi lemah di dalam menahan gaya Tarik (strain).

4
Penampang Balok dengan Tulangan As dan As'
KLASIFIKASI BETON

Klasifikasi beton umumnya dilakukan berdasarkan berat jenis dan


kuat tekannya . Berdasarkan berat jenisnya, beton dibagi atas:
1. Beton ringan memiliki berat jenis di bawah 1800 kg/m3,
2. Beton normal memiliki berat jenis 2400 kg/m3, dan
3. Beton berat memiliki berat jenis di atas 3200 kg/m3.

Berdasarkan Kuat tekannya, beton dikategorikan sebagai beton


mutu rendah, beton mutu sedang, dan beton mutu tinggi.
1. Beton mutu rendah memiliki kuat tekan
kurang dari 20 MPa,
2. Beton mutu sedang memiliki kuat tekan
20-40 MPa, dan 5

3. Beton mutu tinggi memiliki kuat tekan di atas 40 MPa.


BETON BERTULANG

Baja tulangan dan beton dapat bekerjasama dalam


menahan beban atas dasar beberapa alasan:

Lekatan (bond) antara baja dan beton dapat berinteraksi mencegah selip
1
pada beton keras.

Campuran beton yang baik mempunyai sifat kedap air yang dapat
2 mencegah korosi pada baja tulangan.

Angka kecepatan muai antara baja dan beton hamper sama yaitu antara
0,000010-0,000013 untuk beton perderajat Celsius sedangkan baja
3 0.000012 perderajat celsius 6
Lekatan (bond)

Position shear deformation for the joint produced cracking,


bond slip, and bar pull out across a member
Sifat Baja Tulangan

Sifat-sifat penting pada baja tulangan adalah:


1. Modulus young/ modulus elastisitas Es pada baja
tulangan non pratekan sebesar 200.000 MPa
2. Kekuatan leleh, fy. Mutu baja yang digunakan
biasanya dinyatakan dengan kuat lelehnya. Kuat leleh/
tegangan leleh baja pada umumnya adalah fy =240
Mpa, fy= 300 Mpa, dan fy= 400 Mpa.
3. Kekuatan batas, fu
4. Ukuran/ diameter baja tulangan. 8
Baja tulangan beton polos (BjTP) & Baja tulangan beton
sirip/ulir (BjTS)

Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton


berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak
bersirip/berulir.

Baja tulangan beton sirip/ulir adalah baja tulangan beton


yang permukaannya memiliki sirip/ulir melintang dan
memanjang yang dimaksudkan untuk meningkatkan
daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari
batang secara relatif terhadap beton.
Baja tulangan beton polos (BjTP)
Baja tulangan beton polos (BjTP)
Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)
Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)
Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)
Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)
Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)
Baja tulangan beton sirip/ulir (BjTS)

Typical Stress-Strain Curves for Reinforcing bars


Fakta Kegagalan Struktur

Gedung Pekerjaan Umum Padang Pasca Gempa


Tipe/ Jenis Kegagalan Pada Struktur

Common failure modes of frames subjected to seismic loading


Tipe/ Jenis Kegagalan Pada Struktur

Kolom
Kolom

Beam Failure of Structure due to shear


Kolom
Failure of the Joints
Tipe/ Jenis Kegagalan Pada Struktur

Column collapse and make slab meet


Sandwich with slab “sandwich”.

21
Tipe/ Jenis Kegagalan Pada Struktur

22
Tipe/ Jenis Kegagalan Pada Struktur

Terjadi Puntir

Terjadi Puntir
Kolom

Kolom

23
Tipe/ Jenis Kegagalan Pada Struktur

Kolom

Kolom

24
Tipe/ Jenis Kegagalan Pada Struktur

Balok-Kolom
Beam Beam-Column Joint

Beam

Column

25
Tipe/ Jenis Kegagalan Pada Struktur

Beam

26
Kantor Pekerjaan Umum (PU) Palu

27
Sifat Balok Beton Bertulang dengan menggunakan
tulangan dan tanpa tulangan
Beban
Garis Netral Bagian Tekan

Balok Dengan Beban P tanpa Tulangan Balok Mengalami Deformasi


Bagian Tarik
Bagian Tekan

Balok Dengan Beban P Retak


dengan tulangan Bagian Tarik
Retak Pada Balok

Sengkang/
begel

Bagian Tekan
Retak Miring

Bagian Tarik Retak Vertikal


Retak Pada Kolom

Experimental test Simulation Vector2


Result of Crack Experimental test and
Simulation VecTor2 Column B
 Peak Load of Experimental Test: 225. 23 kN
 Peak load of simulation VecTor2: 202.80 kN

Comparison of the load-displacement


response column B

Experimental
Test Simulation Vector2
Tegangan-Regangan

Tegangan adalah perbandingan antara gaya tarik yang


bekerja terhadap luas penampang benda. Tegangan
dinotasikan dengan σ (sigma), satuannya Nm-2.

𝑃 A
σ= A,E,L
𝐏
𝐴
Δ
Regangan ialah perubahan relatif ukuran atau bentuk
benda yang mengalami tegangan.

Gambar Regangan pada sebuah batang


Tegangan-Regangan

σ = E*ε
σ
E=
σ ε
ε=
E
Note:
σ = Tegangan/ Stress
ε = Regangan/ Strain
E = Modulus Elastisitas/
Modulus young

Figure Concrete and Steel Stress Strain Curve


Hubungan Tegangan - Regangan untuk Uji Tarik
pada Baja

Keterangan gambar :

σ =Tegangan baja (Stress)


ε = Regangan baja (Strain)
A = titik proporsional
A’ = titik batas elastis
B = titik batas plastis
M = titik runtuh
C = titik putus

34
Tegangan-Regangan

Ec = 57000* 𝑓 ′ 𝑐 (psi)

Ec = 4730* 𝑓 ′ 𝑐 (N/mm²)

Figure Stress strain curves for concrete cylinders loaded


in uniaxial compression (Park &Paulay, 1975)
Perencanaan Keadaan Batas

Jenis Keruntuhan Balok

Keruntuhan tarik (“under Keruntuhan seimbang Keruntuhan tekan (“over


reinforced”), jenis (“balance”), jenis reinforced”), jenis
keruntuhan ini terjadi keruntuhan ini terjadi keruntuhan ini terjadi
pada balok dengan rasio pada balok dengan rasio pada balok dengan rasio
tulangan kecil (jumlah tulangan yang seimbang tulangan besar (jumlah
tulangannya sedikit), sehingga pada saat tulangannya banyak),
sehingga pada saat beban yang bekerja sehingga pada saat
beban yang bekerja maksimum, baja beban yang bekerja
maksimum, baja tulangan dan beton maksimum, baja
tulangan sudah mencapai hancur secara tulangan belum
regangan lelehnya bersamaan. Tulangan mencapai regangan
sedangkan beton belum sudah mencapai lelehnya sedangkan
hancur (beton belum regangan lelehnya dan beton sudah hancur
mencapai regangan beton sudah mencapai (beton sudah mencapai
maksimumnya = 0,003). regangan maksimumnya regangan maksimumnya
Balok dengan kondisi = 0,003). Balok dengan = 0,003). Balok dengan
keruntuhan seperti ini kondisi keruntuhan kondisi keruntuhan
bersifat ductile. seperti bersifat getas. seperti ini bersifat getas.
Perbedaan diagram regangan antara kondisi Balanced, Under-Reinforced,
dan Over- Reinforced dapat dilihat dari gambar di bawah ini:

600
𝑋𝑏 = .𝑑
600+ 𝑓𝑦
 Gambar A adalah regangan dalam keadaan Under- Reinforced
 Gambar B adalah regangan dalam keadaan Balanced
 Gambar C adalah regangan dalam keadaan Over- Reinforced
Provisi Keamanan Struktur

1. Faktor Kemungkinan Pelampauan Beban (Kuat Perlu) SNI-03-2847-2019

3/11/2021
U = 1.4D
= 1.2D+1.6L + 0.5(A atau R) (A=Atap; R=Hujan)
= 1.2D+1.0L ± 1.6 W + 0.5(A atau R)
= 0.9 D ± 1.6 W
Dsb-nya

2. Faktor Reduksi Kekuatan (Φ <1)


 Lentur Tanpa Aksial Φ = 0.90
 Aksial Tarik Dng/Tanpa Lentur Φ = 0.90
 Aksial Tekan Dng/Tanpa Lentur
Sengkang Φ = 0.70
 Spiral Φ = 0.75
 Geser Dan Puntir Φ = 0.85
38
 Tumpuan Pada Beton Φ = 0.70
 Lentur di dalam Beton Polos Φ = 0.65
Provisi Keamanan Struktur

1. Faktor
Kemungkinan Pelampauan Beban (Kuat Perlu)

3/11/2021
ACI (American Concrete Institute)
U = 1.4D + 1,7 L

2. Faktor Reduksi Kekuatan (Strength reduction factor)


menurut ACI-9.3 sebagai berikut:
 Lentur Tanpa Aksial Φ = 0.90
 Aksial Tarik Dng/Tanpa Lentur Φ = 0.90
 Aksial Tekan Dng/Tanpa Lentur
 Sengkang Φ = 0.70
 Spiral Φ = 0.75
 Geser Dan Puntir Φ = 0.85
 Tumpuan Pada Beton Φ = 0.70 39
 Lentur di dalam Beton Polos Φ = 0.65
3. Alasan Perlunya Faktor Keamanan/ Limit State Design:
1. Variabilitas Ketahanan/Kekuatan
a. variabilitas kekuatan beton & baja tulangan

3/11/2021
b. dimensi aktual ~ dimensi rencana
c. simplifikasi asumsi

2. Variabilitas Pembebanan (DL, LL, EL, WL)

3. Konsekuensi Keruntuhan/ Metode Keadaan Batas (Limit


State Method)
a. Korban jiwa
b. Kerugian material, waktu.......
c. Biaya pembongkaran dan pembangunan kembali 40
3/11/2021
41

Anda mungkin juga menyukai