Anda di halaman 1dari 23

KUALITAS BATUBARA

• KITA SUDAH MEMPELAJARI BATUBARA


MELALUI:
– MATA BIASA  LITHOTYPES
– MIKROSKOP  MACERAL
• SEKARANG KITA AKAN MEMPELAJARI
BATUBARA MELALUI:
– ANALISIS KIMIAWI
– PENGUJIAN-PENGUJIAN
KOMPONEN-KOMPONEN
UTAMA DALAM BATUBARA
• KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA DALAM
BATUBARA ADALAH:
– MOISTURE(LENGAS)
– MINERAL MATTER(BAHAN MINERAL)
– PURE COAL(CLEAN COAL)
• BERDASARKAN ADA TIDAKNYA UNSUR
TERSEBUT, DIKENAL TERMINOLOGI
“basis”.
• MENGINDIKASIKAN: DALAM KEADAAN
BAGAIMANA NILAI KUALITAS ITU
DILAPORKAN.
ISTILAH-ISTILAH “BASIS”
• As received disingkat: ar
• Air dried disingkat ad atau adb
• Dry disingkat db
• Dry ash free disingkat daf
• Dry mineral matter free disingkat dmmf

• HARUS DICANTUMKAN SETIAP KITA


MENULISKAN NILAI PARAMETER
KUALITAS.
ANALISA PROKSIMAT
• PARAMETER KUALITAS YANG
DIPEROLEH:

– LENGAS (MOISTURE)
– ZAT TERBANG (VOLATILE MATTER)
– ABU (ASH)
– KARBON PADAT (FIXED CARBON)
LENGAS (MOISTURE)
• JENIS MOISTURE:
– LENGAS BEBAS (PERMUKAAN):
menempel dipermukaan, berasal dari air
hujan, air semprotan dll. mudah menguap
dalam kondisi laboratorium.
– LENGAS INHEREN: lengas dalam kapiler;
dalam mineral; terlepas bila dipanasi
105-110o C
ZAT TERBANG (VOLATILE
MATTER)
• VM = KOMPONEN BATUBARA, KECU-
ALI MOISTURE, YANG TERLEPAS
APABILA BATUBARA DIPANASKAN
tanpa udara.
• PEMANASAN 950 ± 250C; 7 menit.
ABU (ASH)
• ABU = bahan in-organik yang tidak
terbakar sewaktu batubara dibakar.
• Jumlahnya = mineral matter (MM) –
CO2(dari karbonat) – SO2 (dari sulfida) –
H2O (dari lempung).
• umumnya mengurangi mutu batubara.
• pemanasan secara perlahan sampai k.l.
850o C.
FIXED CARBON
• Karbon dalam batubara setelah volatile
matter dikeluarkan = residu bahan
organik.
• FC = 100% - (moisture + VM + Ash).
SULPHUR
• Terdapat dalam 3(tiga) bentuk yaitu:
– Sulfur organik: terikat dengan bahan organik
– Sulfur piritik: bagian dari mineral sulfida
FeS2
- Sulphat
• Sulfur bermasalah sewaktu pemakaian
karena: korrosi, fouling, pollusi udara.
• Penentuan bentuk sulfur penting untuk
menilai apakah mungkin melakukan pengu-
rangan sulfur.
ANALISA ULTIMAT
• YANG DIPEROLEH:
– KARBON dan HIDROGEN
– NITROGEN
– SULFUR
– OKSIGEN
• Jumlah C,H,O penting untuk menilai
kesesuaian batubara untuk pemakaian:
kokas, gasifikasi, liquifaction.
• Jumlah N & S penting untuk menilai potensi
batubara menimbulkan pollusi
ANALISIS KIMIAWI
LAINNYA
• FORM OF SULPHUR
• CARBONATE CARBON DIOXIDE
• CHLORINE
• PHOSPHORUS
• ASH ANALYSIS
• TRACE ELEMENTS
PENGUJIAN-PENGUJIAN
• RELATIVE DENSITY
• PARTICLE SIZE DISTRIBUTION
• FLOAT-SINK TESTING
• SHALE BREAKDOWN TEST
TEST PEMBAKARAN
• SPECIFIC ENERGY
• ASH FUSION TEMPERATURES
• HARDGROVE GRINDABILITY INDEX
• ABRASION INDEX
TEST UNTUK
KARBONISASI
• FREE SWELLING INDEX
• GRAY KING
• FISHER
• GIESELER PLASTOMETER
• AUDIBERT-ARNU DILATOMETER
• ROGA INDEX
DENSITY
• Beberapa istilah:
– Specific Gravity = True Relative Density :
perbanding “mass” terhadap “volume” tanpa
mempertimbangkan volume pori
– Apparent Relative Density = Unit Weight:
perbanding “mass” terhadap “volume” dengan
mempertimbangkan volume pori
• Dalam menghitung Sumberdaya/Cadangan:
yang dipakai adalah: Apparent Relative
Density.
• Berubah sesuai dengan Rank dan MM.
NILAI KALORI
• GROSS CV: Jumlah panas yang dile-
pas batubara, diukur pada kondisi:
“confined” dimana uap air dan gas
lainnya kembali berwujud cair.
• NET CV: Jumlah panas yang dilepas
batubara, diukur pada kondisi “un-
confined” dimana uap air dan gas
lainnya tidak mengembun kembali.
NILAI KALORI (lanj.)
100-M
• Qn=Qg x ---------- -(49,2 H + 5,5W)
100-M1

M = Total Moisture; M1 = Inheren Moist.


H = hydrogen content; W = Tot. Moist. +
(% Abu(a.r) x 0,1)
TITIK LELEH ABU
(Ash Fusion Temp.)
• TLA = temp. dimana abu meleleh bila
dipanaskan pada temp. >1000o C
• Dikenal 4 macam:
– Deformation Temp. = sudut mulai tumpul
– Softening Temp. = permukan membulat
– Hemisphere Temp = bentuk setengah bola
– Flow Temp = tinggi <1/3 r
• Penting dalam “combustion”
Hardgrove Grindability Index
(Indeks Kerapuhan)
• HGI = menggambarkan kemudahan batubara
menjadi bubuk (pulverized).
• Penting untuk: penggunaan dan transportasi.
• Batubara 0,6 –1,2 mm dimasukkan ball mill.
• batubara yang <0,075 mm ditimbang =D
• HGI = 13 + 6,93 x D
• Bisa juga dengan mempergunakan Grafik
• dipengaruhi oleh kandung VM
PENGUJIAN UNTUK
KARBONISASI
• Batubara dapat dipanaskan(tanpa uda-
ra) untuk menghasilkan:
– kokas
– tar dan ammoniacal liquor
– gas
• Sifat untuk mengetahui karbonisasi 
Free Swelling Index.Nilai Muai Bebas)
NILAI MUAI BEBAS
• Mengukur “caking power”
• Bubuk Batubara dipanaskan pada temp. 800oC/
Setelah semua VM keluar, akan tertinggal gumpalan.
Bentuk gumpalan dibandingkan dengan bentuk
standard untuk mengetahui FSI-nya.GAMBAR
• 0-2 : rendah: kurang baik; por. kurang
• 8-10: juga kurang baik: terlalu rapuh
• yang ideal: 4-6
• Lignit dan sub-bituminous tidak mempunyai Caking
properties
GRAY KING
• GRAY KING: parameter untuk mengetahui
kualitas kokas yang akan dihasilkan dalam proses
karbonisasi.
• Bbr,<212 μm dipanaskan, 600°C standard
• Type A, B dan C: tetap berupa butir atau
berkohesi rendah.
• Type D, E dan F: melebur tetapi volum mengecil
• Type G: vol. tetap dan kuat
• Type Gx mengembang kuat
• Berkorelasi dgn FSI dan Roga Index
ROGA index
• Roga Index: juga mengukur kemampu-
an batubara menghasilkan kokas.
• 1 g bbr di-blend dgn 5g anthrasit
dipanaskan selama 15 menit, 850°C
• Hasil kokas ditest dlm “rotating drum” 
% yang > 1 mm ditimbang  Index
Roga.

Anda mungkin juga menyukai