Anda di halaman 1dari 12

Nama : M Raihan Tamimi

Kel : 3 EGC
as
NI
: 061940412375
M
1. Apa yang dimaksud persamaan bernaouli dan hokum bunyi persamaan

bernaouli Jawab :

Persamaan Bernoulli berhubungan dengan tekanan, kecepatan, dan


ketinggian dari dua titik point (titik 1 dan titik 2) aliran fluida yang
bermassa jenis . Persamaan ini berasal dari keseimbangan energi
mekanik (energi kinetik dan energi potensial) dan tekanan. Tekanan +
Ekinetik + Epotensial = konstan dimana:

P adalah tekanan (Pascal)


adalah massa jenis
fluida (kg/m3) v adalah
kecepatan fluida (m/s) g
adalah percepatan
gravitasi (g = 9,8 m/s2) h
adalah ketinggian (m)
Dalam bentuk lain, persamaan Bernoulli diatas dapat dituliskan
menjadi:

Angka 1 dan angka 2 menunjukkan titik atau lokasi tempat fluida tersebut diamati. Misalnya
seperti pada gambar di bawah ini: titik 1 memiliki diameter yang lebih besar dibanding titik 2.
Hukum Bernoulli dapat menyelesaikan untuk setiap dua titik lokasi pada aliran fluida.

Hukum bernoulli adalah sebuah istilah dalam mekanika fluida yang membahas tentang gerak
aliran fluida (zat cair atau zat gas). Hukum bernoulli berbunyi “bahwa jumlah dari tekanan,
energi kinetik persatuan volume dan energi potensial persatuan volume mempunyai nilai yang
sama pada setiap titik sepanjang suatu garis lurus”.

2. Gambarkan peristiwa atau kondisi aliran yang tunduk pada hokum bernaouli Jawab :

Aliran Fluida

Aliran fluida dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan. Fluida yang lebih banyak dibahas adalah
air (incompressible fluids) dan dibagi menjadi 8 golongan antara lain :

1. Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan (incompressible and compressible flows) Aliran tak
termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya tidak berubah.
Contohnya adalah air,minyak,dll.
Aliran termampatkan adalah kondisi aliran dimana rapat massa fluidanya berubah. Contohnya adalah
gas. Pada fluida jenis ini berlaku hukum termodinamika.

2. Aliran tunak dan tak tunak (steady and unsteady flows )


Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flow) adalah kondisi dimana komponen aliran tidak
berubah terhadap waktu. Contohnya adalah aliran di saluran/sungai pada kondisi tidak ada perubahan
aliran (tidak ada hujan, tidak banjir, dll). Kondisi tersebut dinyatatakan dalam persamaan matematika
berikut :

jf : perubahan komponen aliran jt : perubahan terhadap waktu f : komponen aliran


(viskositas, tekanan, rapat massa, kedalaman, debit, dll.)

Aliran tak tunak atau aliran tidak permanen (impermanent flow) adalah kondisi dimana komponen
aliran berubah terhadap waktu.
Contoh aliran di saluran/sungai pada kondisi ada perubahan aliran (ada hujan, ada banjir, dll) atau aliran
yang dipengaruhi muka air pasang-surut (muara sungai di laut) . Kondisi tersebut dinyatakan dalam
persamaan matematika berikut :

Ilustrasi visual untuk kasus sederhana ditampilkan pada gambar di bawah ini

3. Aliran seragam dan tak seragam (uniform and non-uniform flows)


Aliran seragam adalah kondisi dimana komponen aliran tidak berubah terhadap jarak. Contoh aliran di
saluran/sungai pada kondisi tidak ada pengaruh pembendungan/terjunan, tidak ada
penyempitan/pelebaran yang ekstrim.

jx : perubahan terhadap jarak

Aliran tidak seragam (non-uniform flow) adalah kondisi dimana komponen aliran berubah terhadap
jarak. Contoh aliran di saluran/sungai pada kondisi ada pengaruh pembendungan/terjunan, ada
penyempitan/pelebaran yang ekstrim.
Ilustrasi visual untuk kasus sederhana ditampilkan pada gambar di bawah ini, (a) untuk kondisi aliran
seragam dan (b) untuk kondisi aliran tidak seragam

4. Aliran laminer dan turbulen (laminar and turbulent flows)

Fenomena aliran jenis ini dapat dijumpai dalam kehidupan sehari hari, aliran air pada keran mungkin
yang paling sering kita jumpai. Gambar diatas menunjukkan, Gambar (a) adalah keran air yang dibuka
saat awal (bukaan kecil) sehingga air yang mengalir kecepatannya kecil, pada kondisi ini terjadi aliran
laminer. Kecepata air meningkat pada Gambar (b) dan Gambar (c) sehingga aliran air berubah menjadi
turbulen.
Dari sudut pandang hidraulik, hal yang paling mudah untuk membedakannya adalah gerak
partikel/distribusi kecepatannya seragam, lurus, dan sejajar untuk aliran laminer dan sebaliknya untuk
aliran turbulen. Perubahan dari laminer menuju turbulen atau zona transisi terjadi pada jarak tertentu
dan zona transisi akan berakhir hingga terjadi kondisi ‘fully developed turbulence’.
Gambar dibawah ini mendeskripsikan perubahan distribusi kecepatan pada saluran terbuka, Gambar (a)
dan saluran tertutup, Gambar (b)
Angka Reynolds biasanya digunakan untuk mempermudah dalam membedakan jenis aliran pada
klasifikasi ini. Persamaan Reynolds untuk mendapatkan Angka Reynolds dinyatakan dalam persamaan
dibawah ini :

U : kecepatan rerata tampang


R : jari jari hidraulik (saluran terbuka); digunakan diameter (D) untuk aliran dalam pipa (saluran
tertutup) u : kekentalan fluida (viskositas kinematik)

Setelah mendapatkan Angka Reynolds, jenis aliran dapat diketahui melalui rentang berikut, Aliran
terbuka
Re < 2000, laminer
Re > 12500, turbulen
Aliran tertutup
Re < 500, laminer Re > 4000, turbulen diantara rentang diatas merupakan kondisi transisi. Pada
kondisi aliran laminer, pengaruh viskositas lebih besar daripada inersia dan kondisi sebaliknya
untuk aliran turbulen.

5. Aliran yang dipengaruhi kekentalan dan tidak (viscous and inviscid flows)
Aliran viskous atau aliran fluida nyata adalah aliran yang dipengaruhi oleh viskositas. Adanya viskositas
menyebabkan adanya tegangan geser dan kehilangan energy. Pada aliran ini terjadi gesekan antarai
fluida dengan dasar/dinding saluran atau pipa. Gambar (a) dibawah ini menampilkan percobaan aliran
viskous melalui sebuah pilar berbentuk tabung.
Aliran invisid atau aliran fluida ideal adalah aliran yang tidak dipengaruhi viskositas/kekentalan sehingga
aliran ini tidak memiliki tegangan geser dan kehilangan energi. Dalam kenyataannya aliran fluida ideal
tidak ada. Konsep ini digunakan para peneliti terdahulu untuk membentuk persamaan aliran fluida dan
pengaplikasiannya di lapangan ditambahkan faktor penyesuaian sesuai kondisi nyata. Gambar (b)
dibawah ini mengilustrasikan aliran invisid melalui sebuah pilar berbentuk tabung.

6. Aliran rotasi dan tak rotasi (rotational and irrotational flows)


Aliran irrotasional adalah aliran dimana nilai rotasinya atau setiap komponen vektor rotasinya sama
dengan nol. Contoh aliran irrotasional adalah medan aliran pada aliran seragam.
Penjabaran matematisnya disajikan pada pesamaan berikut

Omega (kapital) sering dinotasikan sebagai vortisitas (vorticity), sehingga didefinisikan sebagai sebuah
vektor yang nilainya dua kalinya vektor rotasi.

Sedangkan aliran rotasional adalah aliran dimana nilai rotasinya atau setiap komponen vektor rotasinya
tidak sama dengan nol. Hal ini berarti medan aliran dengan kecepatan vektor V atau curl V tidak sama
dengan nol. Contoh dari aliran rotasional ditampilkan pada Gambar (a), tampak terjadi pusaran/vortex
yang disebabkan ketidakseragaman aliran oleh perubahan penampang akibat terjunan. Namun jauh dari
terjunan, aliran masih seragam sehingga aliran irrotasional.

7. Aliran subkritis dan superkritis (subcritical and supercritical flows)


Untuk membedakan jenis aliran pada klasifikasi ini sering digunakanAngka Froude. Angka
Froude diperoleh melalui persamaan dibawah ini dan merupakan bilangan tak berdimensi,

U : kecepatan rerata tampang g


: percepatan gravitasi D :
kedalaman aliran

penyebut pada persamaan diatas merupakan persamaan dari kecepatan rambat gelombang
(celerity). Setelah mendapatkan Angka Froude, penentuan jenis aliran melalui rentang berikut,

F < 1, aliran sub-kritik

F > 1, aliran super-kritik

F = 1, aliran kritik

8. Aliran yang terpisahkan/separasi dan tidak (separated and unseparated flows) Aliran yang tidak
terjadi separasi dapat terjadi pada aliran yang sangat lambat. Penjelasan mengenai fenomena ini
ditampilkan melalui sketsa pada Gambar (a), mengilustrasikan sebuah percobaan sejumlah cairan sirup
(viskositas tinggi) dengan suhu rendah yang melampaui flume dengan beda tinggi dasar tertentu
dengan kecepatan sangat rendah. Saat mencapai pojok flume, cairan sirup tetap megikuti dasar flume,
turun vertical dan tetap ‘menempel’ hingga akhir. Fenomena ini disebabkan momentum yang sangat
kecil pada pojok dasar flume yang diakibatkan kecepatan yang sangat rendah.

Sedangkan aliran yang terjadi separasi ditampilkan sketsa pada Gambar (b). Fluida dengan nilai
viskositas kecil atau kecepatan tinggi menimbulkan momentum yang tinggi, sehingga sulit bagi aliran
untuk ‘menempel’ pada dasar saluran. Pada Gambar (b) juga mengilustrasikan aliran rotasional yang
telah dijelaskan sebelumnya.
3. Dasar dasar persamaan bernaouli Jawab :

Mengapa pesawat yang besar dan berat bisa terbang. Apa karena ia mampu meniru burung,
bukankah pesawat tidak bisa mengepakkan sayapnya? Hal ini akan kita bahas dengan konsep
fisika. Ingat belajar fisika tidak hanya soal rumus dan hitung-hitungan tetapi juga soal konsep
dan teori. Dari konsep fluida statis diperoleh bahwa tekanan fluida sama pada setiap titik yang
memiliki ketinggian yang sama. Dan dari konsep fluida dinamis diperoleh bahwa banyaknya
fluida yang mengalir melalui pipa kecil maupun besar adalah sama. Dari kedua konsep tersebut,
diperoleh bahwa aliran fluida pada pida kecil kecepatannya lebih besar dibanding aliran fluida
pada pipa besar. Dan tekanan fluida paling besar terletak pada bagian yang kecepatan alirannya
paling kecil, dan tekanan paling kecil terletak pada bagian yang kelajuannya paling besar.
Pernyataan ini dikenal dengan azaz Bernoulli.

Bernoulli mengungkapkan prinsip tentang fluida dinamis dengan mengamati peristiwa pintu
rumah yang tertutup yang disebabkan oleh angin yang bertiup kencang di luar rumah d
meskipun daun pintu berada di dalam rumah. Hal tersebut disebabkan oleh kecepatan angin di
luar rumah lebih besar dibandingkan kecepatan angin di dalam rumah. Perbedaan kecepatan
angin mempengaruhi tekanan udara di dalam rumah. Ketika tekanan di dalam rumah lebih besar
daripada di luar rumah, pintu rumah akan terdorong dan tertutup.

4. Buatlah 5 contoh soal tentang persamaan bernaouli

Jawab :

1. Tangki air dengan lubang kebocoran diperlihatkan gambar berikut!

Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m. Tentukan :
a) Kecepatan keluarnya air
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air
v = √(2gh)
v = √(2 x 10 x 3,2) = 8 m/s

b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air


X = 2√(hH)
X = 2√(3,2 x 10) = 8√2 m

c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah


t = √(2H/g)
t = √(2(10)/(10)) = √2 sekon

2. Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat pada
gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.

Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan aliran air
pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa
c) Tekanan pada pipa kecil
(ρair = 1000 kg/m3) Pembahasan
Data :
h1 = 5 m
h2 = 1 m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 = 4 : 1

a) Kecepatan air pada pipa kecil


Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2
(4)(10) = (1)(v2)
v2 = 40 m/s

b) Selisih tekanan pada kedua pipa


Dari Persamaan Bernoulli :
P1 + 1/2 ρv12 + ρgh1 = P2 + 1/2 ρv22 + ρgh2
P1 − P2 = 1/2 ρ(v22 − v12) + ρg(h2 − h1)
P1 − P2 = 1/2(1000)(402 − 102) + (1000)(10)(1 − 5)
P1 − P2 = (500)(1500) − 40000 = 750000 − 40000
P1 − P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa

c) Tekanan pada pipa kecil


P1 − P2 = 7,1 x 105
9,1 x 105 − P2 = 7,1 x 105
P2 = 2,0 x 105 Pa

 3. Pada gambar dibawah ini, air dipompa dengan kompresor bertekanan 120 kPa memasuki
pipa bagian bawah (1) dan mengalir ke atas dengan kecepatan 1 m.s-1 (g = 10 m.s-2 dan massa
jenis air 1000 kg.m-3). Tekanan air pada pipa bagian atas (II) adalah….

A. 52,5 kPa
B. 67,5 kPa
C. 80,0 kPa
D. 92,5 kPa
E. 107,5 kPa
Pembahasan
Diketahui :
Jari-jari pipa besar (r1) = 12 cm
Jari-jari pipa kecil (r2) = 6 cm
Tekanan air pada pipa besar (p1) = 120 kPa = 120.000 Pascal
Kecepatan air pada pipa besar (v1) = 1 m.s-1
Tinggi pipa besar (h1) = 0 m
Tinggi pipa kecil (h2) = 2 m
Percepatan gravitasi (g) = 10 m.s-2
Massa jenis air = 1000 kg.m-3
Ditanya : Tekanan air pada pipa 2 (p2)
Jawab :
Kecepatan air pada pipa 2 dihitung menggunakan Persamaan Kontinuitas :
A1 v1 = A2 v2
(π r12)(v1) = (π r22)(v2)
(r12)(v1) = (r22)(v2)
(r12)(v1) = (r22)(v2)
(122)(1 m/s) = (62)(v2)
144 = 36 v2
v2 = 144 / 36
v2 = 4 m/s 

Tekanan air pada pipa 2 dihitung menggunakan persamaan Bernoulli :


120.000 + ½ (1000)(12) + (1000)(10)(0) = p 2 + ½ (1000)(42) + (1000)(10)(2)
120.000 + ½ (1000)(1) + (1000)(10)(0) = p2 + ½ (1000)(16) + (1000)(10)(2)
120.000 + 500 + 0 = p2 + (500)(16) + 20.000
120.000 + 500 = p2 + 8000 + 20.000
120.500 = p2 + 28.000
p2 = 120.500 – 28.000
p2 = 92.500 Pascal
p2 = 92,5 kPa
Jawaban yang benar adalah D.

4. Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah dan pipa kecil 1 m di atas tanah seperti gambar
berikut.

Kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 36 km.jam-1 dengan tekanan 9,1 x 105 Pa,
sedangkan tekanan di pipa yang kecil 2.105 Pa, maka kecepatan air pada pipa kecil adalah….
(massa jenis air = 103 kg.m-3)
A. 10 m.s-1
B. 20 m.s-1
C. 30 m.s-1
D. 40 m.s-1
E. 50 m.s-1
Pembahasan
Diketahui :
Tekanan air pada pipa besar (p1) = 9,1 x 105 Pascal = 910.000 Pascal
Tekanan air pada pipa kecil (p2) = 2 x 105 Pascal = 200.000 Pascal
Kecepatan air pada pipa besar (v1) = 36 km/jam = 36(1000)/(3600) = 36000/3600 =10 m/s
Tinggi pipa besar (h1) = -4 meter
Tinggi pipa kecil (h2) = 0 meter
Percepatan gravitasi (g) = 10 m.s-2
Massa jenis air = 1000 kg.m-3
Ditanya : Kecepatan air pada pipa kecil (v2)
Jawab :
Kecepatan air pada pipa kecil (v2) dihitung menggunakan persamaan Bernoulli :
910.000 + ½ (1000)(102) + (1000)(10)(0) = 200.000 + ½ (1000)(v 22) + (1000)(10)(-4)
910.000 + 50.000 + 0 = 200.000 + 500 v22 – 40.000
960.000 = 160.000 + 500 v22
800.000 = 500 v22
800.000 / 500 = v22
1600 = v22
v2 = √1600
v2 = 40 m/s
Jawaban yang benar adalah D.

5.

Air dialirkan melalui pipa seperti pada gambar di atas. Pada titik 1 diketahui dari
pengukuran kecepatan air v1 = 3 m/s dan tekanannya P1 = 12300 Pa. Pada titik 2,
pipa memiliki ketinggian 1,2 meter lebih tinggi dari titik 1 dan mengalir dengan
kecepatan v2 = 0,75 m/s. Dengan menggunakan hukum bernoulli tentukan besar
tekanan pada titik 2.
Pembahasan:
Rumus Persamaan (Hukum) Bernoulli:
`
Diketahui bahwa pada titik 1 tidak memiliki ketinggian (h 1 = 0), sehingga:

Maka, besar P2 dapat dicari dengan:

 – 

P2 = 4.080 Pa
Tekanan pada titik 2 ini merupakan tekanan relatif, yaitu tekanan yang didapat dari alat ukur
karena kita mendapatkan nilai tekanan pada titik 1 dari alat ukur tekanan (pressure gauge).
Untuk mendapatkan besar tekanan absolut, kita tinggal menambahkannya dengan tekanan
atmosfer ( ).
5. Analisa contoh persamaan

Persamaan Bernoulli berhubungan dengan tekanan, kecepatan, dan ketinggian dari dua titik point
(titik 1 dan titik 2) aliran fluida yang bermassa jenis . Persamaan ini berasal dari keseimbangan
energi mekanik (energi kinetik dan energi potensial) dan tekanan. Tekanan + Ekinetik + Epotensial =
konstan dimana:

P adalah tekanan (Pascal)


adalah massa jenis fluida (kg/m3) v adalah
kecepatan fluida (m/s) g adalah percepatan
gravitasi (g = 9,8 m/s2) h adalah ketinggian (m)

Dalam bentuk lain, persamaan Bernoulli diatas dapat dituliskan menjadi:

Angka 1 dan angka 2 menunjukkan titik atau lokasi tempat fluida tersebut diamati. Misalnya seperti
pada gambar di bawah ini: titik 1 memiliki diameter yang lebih besar dibanding titik 2.
Hukum Bernoulli dapat menyelesaikan untuk setiap dua titik lokasi pada aliran fluida.

Bagaimana kita tahu dimana lokasi terbaik untuk memilih lokasi titik?

Jika kita ingin mengetahui suatu besaran pada suatu lokasi di aliran fluida, maka lokasi tersebut wajib
kita jadikan salah satu titik lokasi. Titik kedua merupakan satu lokasi dimana kita telah mengetahui
besaran-besaran pada lokasi tersebut sehingga kita dapat mencari besaran yang ingin kita cari (pada
titik 1) dengan rumus persamaan Bernoulli.

Pemilihan titik pada aliran fluida terserah pada kita, sesuai dengan cara-cara seperti diatas. Bahkan kita
dapat memilih lokasi titik seperti pada gambar di bawah ini jika lokasi titik seperti pada gambar diatas
tidak mampu menyelesaikan variabel yang kita inginkan.

Anda mungkin juga menyukai