PERTEMUAN PHYSICS V
(SCIE6028)
Asisten:
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2019
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Frekuensi dan Periode dalam Arus AC ..........................................................11
Tabel 5.2 Besar Tegangan Mode AC dan Mode DC .....................................................13
Tabel 5.3 Besar Resistansi Pensil 2B Terhadap Panjang Garis ....................................14
Tabel 5.4 Perhitungan Tegangan Listrik ..........................................................................15
Tabel 5.5 Perhitungan Arus Listrik ..................................................................................16
Tabel 5.6 Foto dan Fungsi Alat .........................................................................................20
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Tipe Simbol Resistor ........................................................................................ 2
Gambar 5.2 Bentuk Umum Resistor.................................................................................... 2
Gambar 5.3 Bahan untuk Membuat Kapasitor ................................................................... 3
Gambar 5.4 Simbol Kapasitor Secara Umum .................................................................... 3
Gambar 5.5 Bentuk Umum Kapasitor ................................................................................. 4
Gambar 5.6 Induktor .................................................................................................... 5
Gambar 5.7 Simbol Umum Induktor ................................................................................... 5
Gambar 5.8 Jenis-jenis Induktor .......................................................................................... 6
Gambar 5.9 Pergerakan Elektron ......................................................................................... 8
Gambar 5.10 Arus Listrik yang Tidak Mengalir ................................................................ 8
Gambar 5.11 Multimeter Analog ......................................................................................... 9
Gambar 5.12 Multimeter Digital .......................................................................................... 9
Gambar 5.13 Pengukuran Resistansi dengan Multimeter ...............................................10
Gambar 5.14 Pengukuran Tegangan dengan Multimeter ...............................................10
Gambar 5.15 Pengukuran Arus dengan Multimeter ........................................................11
Gambar 5.16 Rangkaian LED .................................................................................... 12
Gambar 5.17 Rangkaian LED ................................................................................... 12
Gambar 5.18 Grafik Oscilloscope 200Hz .........................................................................14
Gambar 5.19 Grafik Oscilloscope 1000Hz .......................................................................14
Gambar 5.20 Rangkaian Listrik ................................................................................. 16
Gambar 5.21 Rangkaian Listrik ................................................................................. 18
Gambar 5.22 Rangkaian Listrik ................................................................................ 19
1
PRAKTIKUM V
KONSEP LISTRIK
v
I=
r
𝑙
𝑅= 𝜌
𝐴
2
Unit perlawanan disebut Ohm (Ω). 0 resistansi (atau nilai yang sangat kecil) dapat
dianggap sebagai korsleting dan ∞ resistansi (atau nilai yang sangat besar) dapat dianggap
sebagai sirkuit terbuka. Resistor memiliki bentuk fisik yang luas, seperti resistor karbon
pada Gambar 5.2, permukaan mount, simm, dan lain-lain. Setiap bentuk memiliki
toleransi sendiri untuk kondisi fisik tertentu. Gagasan resistensi tidak hanya berlaku di
resistor, tetapi juga di setiap bahan tunggal yang mungkin terisolasi. Pada percobaan
dalam praktikum ini, jenis resistor yang di gunakan adalah resistor karbon.
Kapasitor dibangun oleh dua pelat konduktif yang dipisahkan oleh bahan isolasi.
Ketika habis, kedua pelat akan memiliki jumlah elektron bebas yang sama yang disebut
sebagai keadaan netral. Ketika kapasitor dihubungkan ke sumber tegangan, elektron dari
sumber tegangan akan benar-benar membuat salah satu pelat menjadi lebih positif atau
dalam perspektif lain menjadi lebih negatif daripada pelat lainnya. Jika kapasitor terisi
penuh, tidak akan ada lagi elektron yang mengalir melalui rangkaian. Perbedaan muatan
antara dua lempeng akan menciptakan garis-garis gaya yang membentuk medan listrik
yang mempertahankan energi bahkan setelah terputus dari sumbernya. Unit kapasitansi
menggambarkan jumlah energi yang dapat disimpan oleh kapasitor. Persamaan
(persamaan.5.3) menggambarkan hubungan antara elektron, tegangan, dan kapasitansi.
𝑄
𝐶=
𝑊
Beberapa jenis kapasitor yang ada ialah seperti mika, keramik, plastic-film,
elektrolit, dan lain-lain. Masing-masing memiliki bahan khusus dan kisaran nilai.
Dibedakan oleh polaritasnya, ada dua jenis kapasitor, kapasitor polar dan non-polar.
biasanya kapasitor ini mempnyai nilai kapasitansi yang besar dibandingkan dengan
kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik kertas atau mika atau keramik. Kapasitor
ini dapat memiliki polaritas, karena proses pembuatannya menggunakan elektrolisa
sehingga terbentuk kutup positif anoda dan kutup negatif katoda.
Kapasitor nonpolar adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan bahan
dielektrik dari keramik, film dan mika. Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta
murah untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Tersedia dari besaran pF
sampai beberapa uF, yang biasanya untuk aplikasi rangkaian yang berkenaan dengan
frekuensi tinggi. Termasuk kelompok bahan dielektrik film adalah bahan-bahan material
seperti polyester (polyethylene terephthalate atau dikenal dengan sebutan mylar),
polystyrene, polyprophylene, polycarbonate, metalized paper dan lainnya.
3. Induktor
Induktor merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam
Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio.
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri
dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor
dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang
ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar
dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday. Energi yang disimpan
pada induktor dapat dicari dengan persamaan berikut:
5
1 2
W= LI
2
Ketika ada arus yang mengalir melalui induktor, medan elektromagnetik akan
terbentuk mengelilingi induktor ke segala arah. Jika arus berubah, medan elektromagnetik
juga akan berubah dalam proporsi aliran arus. Bidang elektromagnetik akan berkembang
jika aliran arus meningkat, dan berkurang jika aliran arus berkurang.
Properti induktansi dalam sebuah induktor tergantung pada jumlah putaran kawat,
permeabilitas, luas, dan panjang inti. Hubungan antara parameter-parameter tersebut
dijelaskan dalam persamaan berikut:
N2 μA
L=
l
4. Sumber Tegangan
Sumber tegangan merupakan suatu komponen elektronika yang mampu
menghasilkan atau menyimpan arus listrik dan berguna untuk memberikan beda potensial
pada komponen-komponen elektronika yang dihubungkan dengan sumber listrik. Sumber
tegangan listrik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sumber tegangan AC dan
sumber tegangan DC. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa sumber tegangan dibedakan
menjadi dua yaitu AC dan DC.
Rangkain terbuka berarti bahwa arus tidak dapat mengalir dalam rangkaian karena
berbagai alasan, seperti pecahnya sirkuit, atau nilai resistansi yang sangat besar terjadi di
rangkaian, dan lain-lain. Kegagalan arus listrik yang tidak mengalir dapat diilustrasikan
dengan gambar berikut:
Multimeter hanya mengukur nilai efektif sehingga ketika mengukur sinyal AC,
akan mengukur nilai kuadrat dari akar. Lalu, Nilai MRS hanya akan tervalidasi untuk
sinyal input yang selanjutnya akan membentuk gelombang sinus.
1
VRMS = x maxvalue
√2
Pada hasil pengukuran, nilai dalam multimeter dapat saja bernilai negatif jika arus
yang terjadi ialah arus konvensial (dari positif ke negatif) yang membuat probe hitam
mendapatkan tegangan lebih tinggi dari probe yang berwarna merah. Dalam mulmeter
tersebut terdapat tiga mode umum pengukuran, yaitu resistansi, tegangan dan pengukuran
arus.
Pengukuran resistansi oleh multimeter, probe diatur dalam mode (ohm), probe
merah dipasang di probe + lubang multimeter dan pengukuran dilakukan secara paralel.
Pada pengukuran resistansi, rangkaian tidak terhubung dengan sumber tegangan, dalam
mode ini multimeter resistif tergolong sangat tinggi.
10
Untuk mengukur arus, selektor pengukuran probe dalam mode mA, probe merah
dipasang di lubang probe mA & uA dan pengukuran dilakukan secara serial. Tekan tombol
pilih untuk mode tegangan DC atau AC. Dalam mode ini, multimeter memiliki resistansi
yang sangat rendah. Untuk melindungi multimeter, digunakan sekering 500mA.
11
5.3 Peralatan
12
2. Buat output di power supply menjadi nol (berlawanan dengan arah jarum jam)
3. Atur bagian Volt pada power supply menjadi 5V
4. Setelah lampu menyala, lalu tukar polaritas power supply (Gambar 5.17.).
apakah lampu tetap menyala?
Ketika suatu rangkaian listrik lengkap terpasang dan membentuk lingkaran yang
memungkinkan arus dapat mengalir, sirkuit ini disebut sirkuit tertutup (closed circuit)
sedangkan apabila terdapat bagian dari rangkaian tersebut terputus atau terganggu
sehingga lingkaran tidak utuh terbentuk dan listrik tidak dapat mengalir maka ini
disebut sirkuit terbuka (opened circuit). Pada percobaan kali ini sesuai dengan gambar
5.16. merupakan contoh dari close circuit. Setelah melakukan percobaan dengan
mengikuti rangkaian seperti pada gambar 5.16. ternyata lampu LED menyala namun
13
ketika kutub pada power supply di tukar ternyata lampu LED tidak menyala. Namun
mengapa bisa terjadi demikian? Tidak seperti lampu pijar dan lampu neon, LED
mempunyai kecenderungan polarisasi yang mempunyai kutub positif dan negatif
sehingga untuk menyalakan LED harus diberi arus maju. Jika LED diberi arus terbalik
(reverse) maka chip di dalam LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya bahkan jika
tegangan sumber terlalu besar dapat menyebabkan LED tersebut rusak. Bukan hanya
itu, meskipun LED diberi arus maju tetapi kalau arusnya terlalu besar, maka LED pun
akan rusak. Di sinilah perlunya tahanan (resistor) untuk membatasi arus.
Frequency Period
200 Hz 5,11
1 KHz 1,01
Tabel 5.1 Frekuensi dan Periode dalam Arus AC
14
Frekuensi listrik merupakan banyaknya gelombang atau getaran listrik yang terjadi
pada satu detik. Secara umum frekuensi dinyatakan sebagai jumlah getaran atau
gelombang listrik selama periode waktu T dan besarnya nilai frekuensi dinyatakan
dengan,
n 1
f= atau f =
t T
Sesuai data yang terdapat dalam tabel 5.1 dapat kita lihat semakin besar frekuensi
yang dimasukkan maka periodenya akan semakin kecil, namun jika frekuensi yang
dimasukkan kecil maka periodenya semakin besar. Maka dari itu, data yang terdapat pada
tabel 5.1. sesuai dengan rumus diatas bahwa frekuensi berbanding terbalik dengan
15
periode. Sumber arus bolak-balik memiliki prinsip kerja pada perputaran kumparan
dengan kecepatan sudut ω yang ada pada medan magnetik. Generator listrik menghasilkan
tegangan dan arus yang berbentuk sinusoida. Perbedaan bentuk gelombang juga dapat
dilihat pada frekuensi 200 Hz karena periode yang dihasilkan lebih besar jadi waktu yang
diperlukan untuk melakukan satu getaran lebih lama sehingga gelombang sinus terlihat
lebih renggang, tapi pada frekuensi 1000 Hz periode yang dihasilkan lebih kecil sehingga
waktu untuk melakukan satu getaran tidak lama sehingga gelombang sinus akan terlihat
lebih rapat. Untuk lebih mendapatkan bukti yang akurat berikut perhitungan dari
persamaan sinusoidal:
V= Vmax sin(ωt)
Pada f = 200 Hz
Tegangan Efektif:
1 1
VRMS = x maxvalue = x 104 = 73,55 V
√2 √2
Tegangan Puncak:
VPP =2Vmax =2(104)=208 V
0,256 1,7
Tabel 5.2 Besar Tegangan Mode AC dan Mode DC
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mencari nilai tegangan pada arus bolak
balik dan arus biasa. Setelah diukur menggunakan DMM, didapat bahwa nilai dari
tegangan mode AC adalah 0,256 V dan tegangan mode DC adalah 1,7 mv. Nilai tegangan
pada DC lebih kecil dibandingkan dengan tegangan AC dikarenakan tegangan pada AC
menggunakan arus bolak balik sehingga menyebabkan lebih besar nilai pada tegangan
mode AC. Hal itu disebabkan karena elektron akan bergerak dengan menempuh jarak
yang lebih jauh jika menggunakan tegangan arus bolak balik dibandingkan dengan
tegangan arus searah. Dan jika jarak yang ditempuh elektron semakin jauh, maka nilai
hambatan di dalam sirkuit listrik akan semakin besar. Dan berdasarkan rumus
V=IR
tegangan berbanding lurus dengan hambatan sehingga karena nilai hambatan dalam sirkuit
listrik dengan tegangan arus bolak balik lebih besar dibandingkan dengan tegangan arus
searah maka tegangan arus bolak balik cenderung lebih besar nilainya daripada tegangan
arus searah.
17
0 0
1 0,1728
2 0,1898
3 0,488
4 0,624
5 0,79
6 0,93
7 1,083
Tabel 5.3 Besar Resistensi Pensil 2B terhadap Panjang Garis
Percobaan kali ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara besar resistansi
dengan panjang resistor, dan dilakukan dengan cara menggunakan sebuah garis yang
digambar dengan pensil 2B dengan panjang tertentu. Setelah itu, diukur resistansinya
dengan menggunakan DMM di kedua ujungnya. Mengapa menggunakan pensil? Pensil
merupakan resistor sederhana yang mengandung grafit/karbon merupakan suatu
konduktor lemah, sehingga dapat digunakan sebagai resistor sederhana. Dengan mengatur
panjang grafit yang harus dilewati arus listrik, arus listrik tersebut dapat diatur besar atau
kecilnya. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat dari data pada tabel
18
5.3. bahwa semakin panjang jarak pensil maka R-nya pun akan semakin besar, maka dari
itu dapat disimpulkan bahwa besar resistansi berbanding lurus dengan panjang resistor.
R1 R2 R4
470 100 1K
7 .5 V
R3
100
Gambar 5.21 Rangkaian Listrik
Tujuan dari percobaan ini untuk menghitung tegangan listrik pada titik tertentu.
Berdasarkan rangkaian pada gambar 5.22, di mana pada rangkaian tersebut dialiri oleh
listrik sebesar 7,5 V. Dapat kita lihat bahwa rangkaian paralel (VR2 dan VR3) memiliki nilai
perbedaan yang cukup tipis. Hal ini mendukung asumsi bahwa arus listrik yang masuk ke
dalam resistor tersebut tepat dan tak ada nilai keluar yang besar.
19
C
A A D
1K
B
8V E
F
1K
G A
H Rangkaian Listrik
Gambar 5.22
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur kuat arus lisrik pada gambar
5.23. Titik AB dianggap sebagai titik masuk dan titik GH dianggap sebagai titik akhir dari
rangkaian tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa besar arus masuk sama dengan besar
arus keluar. Pada percobaan ini juga dijembatani dengan multimeter sehingga kaki dari
salah satu rangkaian diangkat satu sehingga bisa menentukan berapa arus yang masuk dan
arus yang keluar. Titik AB dan titik GH merupakan rangkaian seri. Titik CD dan titik EF
merupakan rangkaian paralel.
20
Perangkat keras
yang digunakan
untuk menimbulkan
2. Signal Generator
sinyal elektrik yang
berbentuk
gelombang.
Alat yang
digunakan untuk
menguji sirkuit
disatukan sehingga
listrik dapat
mengalir dari satu
komponen ke
komponen lainnya
dalam baris yang
teratur.
5. gelombang sinyal
Osiloskop
dalam bentuk
sebuah grafik
tegangan sinyal dan
waktu.
22
Sebagai variabel
Komponen
penguji dalam
R = 100 Ω, 470Ω, 1
6. percobaan yang
kΩ, 220Ω
digunakan untuk
DC Lamp, LED
analisa.
5.17 Kesimpulan
1. Semakin kecil frekuensi, maka akan semakin besar periodenya. Karena rumus periode
adalah:
1
𝑇=
𝑓
Rumus tersebut terbukti pada data percobaan yang telah dilakukan pada Tabel 5.1
2. Pensil 2b dapat menghantarkan listrik karena pensil tersebut terbuat dari campuran
karbon yang merupakan resistor, walaupun sebanarnya sifat karbon sendiri merupakan
penghantar listrik (konduktor) yang baik. Faktor-faktor yang menyebabkan karbon bisa
menjadi resistansi dalam listrik bergantung pada tiga faktor, yang pertama banyaknya
komposisi dari campuran karbon tersebut, panjang dari penampang karbon, dan potongan
melintang dari area penampang. Dalam kasus ini, pensil 2B memiliki bentuk yang panjang
yang mengakibatkan karbon yang awalnya merupakan konduktor, menjadi resistor karena
elektron bebas dalam arus listrik harus berpindah tempat dengan jarak yang jauh,
ditambah lagi karbon yang terkandung dalam pensil dibalut dengan kayu, sedangkan kayu
adalah isolator yang baik. Jadi, pensil 2b tetap bisa menghantarkan listrik walapun
konduktivitasnya kecil.
3. Tegangan arus bolak balik nilainya lebih besar dari nilai tegangan arus searah. Hal itu
membuktikan hubungan antara panjang resistor dengan nilai resistansi dan hubungan
antara tegangan dengan nilai resistansi.
4. Nilai atau besarnya tegangan pada rangkaian listrik yang paralel antara satu resistor
dengan resistor lainnya akan sama. Hal tersebut membuktikan rumus
5. Benda (LED) yang memiliki kecenderungan polarisasi harus diberikan arus searah jika
ingin dialiri arus listrik dan nilai arus listriknya tidak boleh terlalu besar.
iv
DAFTAR PUSTAKA