Anda di halaman 1dari 13

BAB III

RESULTAN SISTEM GAYA

Tujuan pembelajaran
1. Untuk mendiskusikan konsep momen dari sebuah gaya dan menunjukkan bagaimana
menghitungnya pada dua dan tiga dimensi.
2. Menyediakan sebuah metode untuk menemukan momen sebuah gaya terhadap sebuah
titik tertentu.
3. Untuk mendefinisikan momen kopel
4. Menyediakan metode untuk menentukan resultan sistem gaya non concurrent.
5. Untuk menunjukkan bagaimana mengurangi sebuah beban terdistribusi sederhana
menjadi sebuah gaya resultan yang terletak pada lokasi tertentu.

3.1. MOMEN GAYA – FORMULASI SKALAR


Ketika sebuah gaya dikenakan pada sebuah benda, maka ia akan menghasilkan
kecenderungan benda tersebut berotasi terhadap sebuah titik dan tidak terletak pada garis
kerja gaya. Kecenderungan untuk berotasi ini kadang-kadang dinamakan dengan torsi, atau
juga dinamakan dengan momen. Sebagai contoh, perhatikan kunci inggris yang digunakan
untuk membuka baut pada gambar 3.1a. Jika sebuah gaya digunakan terhadap tuas dari kunci
inggris maka ia akan cenderung untuk memutar baut terhadap titik O (atau sumbu z). Nilai
dari momen sebanding dengan nilai F dan tegak lurus terhadap jarak atau lengan momen d.
Semakin besar gaya atau semakin panjang momen lengan, maka semakin besar momen atau
efek pemutaran. Ingat bahwa jika gaya F dikenakan pada sudut θ ≠ 90 o, gambar 3.1b, maka ia
akan menjadi lebih sulit untuk memutar baut karena lengan momen d’ = d sin θ akan lebih
kecil daripada d. Jika F dikenakan sepanjang kunci inggris, gambar 3.1c, lengan momennya
akan bernilai nol karena garis kerja F akan memotong titik O (sumbu z). Sebagai hasilnya,
momen F terhadap titik O juga bernilai nol dan tidak akan terjadi perputaran.

Gambar 3.1.
Kita dapat menyamaratakan pembahasan diatas dan memperhatikan gaya F dan titik O
yang terletak didalam bidang berbayang seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2a. Momen
MO terhadap titik O, atau apapun yang melewati titik O dan tegak lurus terhadap bidang
dinamakan dengan nilai vektor karena ia mempunyai nilai dan arah.

Nilai Momen
Nilai dari MO adalah
MO = F d
Dimana d adalah lengan momen atau jarak tegak lurusdari sumbu pada titik O
terhadap garis kerja gaya. Satuan nilai momen terdiri atas perkalian gaya dan jarak, yaitu
N.m atau lb.ft

Gambar 3.2

Arah
Arah dari MO didefinisikan sebagai sumbu momen, yang tegak lurus terhadap bidang
yang terdiri atas gaya F dan lengan momen d. Aturan tangan kanan digunakan untuk
membangun arah MO. Menurut aturan ini, tekukan jari tangan kanan merupakan
kecenderungan putaran yang disebabkan oleh momen. Ketika gaya ini dilakukan, jari jempol
tangan kanan akan menunjukkan arah MO, gambar 3.2a. Ingat bahwa vektor momen
ditampilkan secara tiga dimensi oleh genggaman jari mengelilingi anak panah. Dalam
tampilan dua dimens, vektor ini ditampilkan hanya oleh genggaman seperti tampak pada
gambar 3.2b. Karena dalam kasus ini momen cenderung akan menyebabkan perputaran
berlawanan jarum ajm, vektor momen biasanya berarah keluar dari kertas.

Momen Resultan
Untuk permasalahan dua dimensi, dimana semua
gaya yang berada didalam bidang x – y, gambar 3.3,
momen resultan (MR)O terhadap titik O (sumbu z) dapat
ditentukan dengan mencari secara penjumlahan aljabar
dari momen yang disebabkan oleh semua gaya didalam
sistem. Sebagai perjanjian, kita akan menyamaratakan
bahwa momen positif ketika berlawanan dengan arah jam
karena ia berarah sepanjang sumbu z positif (keluar dari
kertas). Momen yang searah jarum jam akan bernilai
negatif. Untuk membedakannya, arah dari masing-masing
momen tersebut akan diberi tanda positif atau negatif.
Dengan menggunakan perjanjian tanda ini, maka momen
resultan pada gambar 3.3 adalah

Jika hasil numerik dari penjumlahan ini adalah skalar positif, (MR)O akan memiliki
momen berlawanan dengan jarum jam (keluar dari kertas); dan jika hasilnya negatif (M R)O
momen searah dengan jarum jam (masuk kedalam kertas).
Contoh 3.1.
Untuk masing-masing gambar pada 3.4, tentukan momen gaya terhadap titik O.

Penyelesaian
Garis kerja dari masing-masing gaya diperpanjang dengan garis putus-putus untuk membuat
lengan momen d. Ilustrasi ini juga menerangkan kecenderungan rotasi dari masing-masing
elemen yang disebabkan oleh gaya. Lalu,

Gambar 3.4.

Contoh 3.2.
Tentukan momen resultan dari empat gaya yang bekerja pada pipa seperti yang ditunjukkan
pada gambar 3.5 terhadap titik O.
Gambar 3.5.

Penyelesaian
Anggap bahwa momen positif bekerja berlawanan arah dengan jarum jam, maka

3.2. PRINSIP MOMEN


Sebuah konsep sering digunakan dalam mekanika adalah prinsip momen, yang
kadang-kadang dinamakan dengan teorema Varignon’s karena ia pertama kali dikemukakan
oleh matematikawan Perancis yang bernama Varignon (1654 – 1722). Ia menyatakan
“momen dari sebuah gaya terhadap sebuah titik adalah sama dengan jumlah momen dari
komponen gaya yang bekerja pada titik tersebut”. Teorema ini dapat dibuktikan dengan
mudah menggunakan perkalian titik karena perkalian titik mengikuti hukum distributif.
Sebagai contoh, perhatikan momen gaya F dan dua komponennya terhadap titik O, gambar
3.6. Karena F = F1 + F2, maka

Gambar 3.6.
Untuk kasus dua dimensi, gambar 3.7., kita dapat menggunakan prinsip momen
dengan menguraikan gaya kedalam komponen tegak lurus dan kemudian menentukan
momen dengan menggunakan analisis skalar. Maka,

Gambar 3.7.

Metode ini biasanya lebih mudah daripada mencari momen yang sama dengan
menggunakan MO = Fd

Contoh 3.3.
Tentukan momen gaya pada gambar 3.7a terhadap titik O.

Gambar 3.8.
Penyelesaian I
Lengan momen d pada gambar 3.8. dapat ditemukan dari trigonometri.

Kemudian

Karena gaya cenderung untuk memutar searah jarum jam terhadap jarum jam O, momen
berarah masuk kedalam kertas.

Penyelesaian II
Komponen x dan y dari gaya ditunjukkan pada gambar 3.8b. Perhatikan momen yang
berlawanan jarum jam adalah positif, dan menggunakan prinsip momen, maka
Contoh 3.4.
Gaya F bekerja pada ujung gantungan segitiga seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.9a.
tentukan momen gaya terhadap titik O.

Gambar 3.9.

Penyelesaian I
Gaya diuraikam kedalam komponen x dan y seperti yang ditunjukkan pada gambar
3.9a, maka

LATIHAN
3.1. Tentukan momen gaya terhadap titik O 3.4. Tentukan momen gaya terhadap titik O
3.2. Tentukan momen gaya terhadap titik O 3.5. Tentukan momen gaya terhadap titik O

3.3. Tentukan momen gaya terhadap titik O 3.6. Tentukan momen gaya terhadap titik O

3.3. MOMEN KOPEL


Sebuah kopel didefinisikn sebagai dua gaya paralel yang
mempunyai besar yang sama, namun arah yang berlawanan,
dan dipisahkan oleh sebuah jarak yang tegak lurus d, seperti
tampak pada gambar 3.10. Karena gaya resultan adalah nol,
akibat dari dari sebuah kopel adalah untuk menghasilkan
sebuah putaran atau kecenderungan untuk berputar pada arah
tertentu. Sebagai contoh, bayangkan Saudara mengemudikan
sebuah mobil dengan kedua tangan berada pada setir mobil dan
saudara melakukan sebuah putaran. Satu tangan akan Gambar 3.10.
menaikkan setir dan tangan yang lainnya menurunkan setir,
yang menyebabkan setir roda akan berputar.

Momen yang dihasilkan oleh sebuah


kopel dinamakan dengan momen kopel. Kita
dapat menentukan nilainya dengan menentukan
jumlah dari momen dari gaya-gaya kopel
terhadap sebuah titik sembarang. Sebagai
contoh, gambar 3.11, posisi vektor rA dan rB
berasal dari titik O menuju titik A dan B yang
berada pada garis kerja –F dan F. Momen kopel
yang ditentukan dari O menjadi

Gambar 3.11.
Hasil ini menunjukkan bahwa sebuah momen kopel adalah sebuah vektor bebas, yaitu
ia dapat bekerja pada setiap titik karena M hanya tergantung pada posisi vektor r berarah
diantara gaya-gaya dan bukan vektor posisi rA dan rB, yang berarah dari titik sembarang O
ke gaya. Konsep ini tidak sama dengan momen gaya, yang memerlukan sebuah titik tertentu
(atau sumbu) dimana momen ditentukan.

FORMULASI SKALAR
Momen kopel, M. Pada gambar 3.12, didefinisikan
mempunyai nilai sebesar
M = F.d
Dimana F adalah besar salah satu gaya dan d adalah
jarak tegak lurus atau lengan momen diantara gaya. Arah dan
putaran momen kopel ditentukan dengan aturan tangan kanan,
dimana jempol menunjukkan arah sedangkan jari-jari yang
ditekuk menunjukkan putaran yang disebabkan oleh gaya
kopel. Dalam semua kasus, M, akan bekerja secara tegak lurus
terhadap bidang yang mengandung gaya-gaya ini. Gambar 3.12.

Contoh 3.5.
Tentukan momen kopel resultan dari tiga
kopel yang bekerja pada plat seperti tampak
pada gambar 3.13.
Penyelesaian
Seperti yang tampak pada gambar, jarak
tegak lurus antara masing-masing pasangan
gaya kopel adalah d1 = 4 m, d2 = 3 m, dan d3 = 5
m. Dengan memperhatikan momen kopel yang
memiliki arah berlawanan dengan arah jarum
jam adalah positif, maka

Gambar 3.13.

Tanda negatif menunjukkan bahwa MR memiliki putaran yang searah dengan jarum jam.

Contoh 3.6.
Tentukan nilai dan arah dari momen kopel yang bekerja pada roda gigi seperti tampak pada
gambar 3.14a.
Gambar 3.14.
Penyelesaian
Penyelesaian termudah memerlukan penguraian masing-masing gaya kedalam komponen-
komponennya seperti tampak pada gambar 3.14b. momen kopel dapat ditentukan dengan
menjumlahkan momen dari komponen gaya-gaya ini terhadap setiap titik, sebagai contoh,
pusat roda gigi O atau titik A. Jika kita menganggap momen berlawanan dengan arah jarum
jam adalah positif, maka

Hasil positif menunjukkan bahwa M memiliki arah putaran berlawanan dengan arah jarum
jam, jadi berarah keluar, tegak lurus terhadap kertas.

LATIHAN
3.7. Tentukan momen kopel resultan yang bekerja pada batang baja.

3.8. Tentukan resultan momen kopel yang bekerja pada plat segitiga.
3.9. Tentukan nilai F sehingga resultan momen kopel yang bekerja pada batang baja adalah
1,5 kN.m, searah jarum jam.

3.10. Tentukan momen kopel yang bekerja pada batang baja.

3.4. PENYEDERHANAAN SEBUAH SISTEM GAYA DAN KOPEL


Kadang-kadang baik sekali untuk mengurangi sebuah sistem gaya dan momen kopel
yang bekerja pada sebuah benda menjadi sebuah bentuk yang lebih sederhana dengan
menggantikannya kepada sebuah sistem yang ekuivalen, yang terdiri dari sebuah gaya
resultan tunggal yang bekerja pada titik tertentu dan sebuah momen kopel resultan. Sebuah
sistem adalah equivalen jika efek eksternal yang dihasilkan pada sebuah benda adalah sama
dengan yang disebabkan oleh gaya dan sistem momen kopel semula. Pada konteks ini, efek
eksternal pada sebuah sistem menunjuk kepada pergerakan rotasi dan translasi dari sebuah
benda jika benda tersebut bebas untuk bergerak, atau menunjuk ke gaya reaktif pada
penopang jika benda dibiarkan tetap.
Sistem gaya dan momen kopel. Dengan menggunakan
metode diatas, sebuah sistem dari beberapa gaya dan momen
kopel yang bekerja pada suatu benda dapat dikurangi menjadi
sebuah gaya resultan tunggal ekuivalen yang bekerja pada
titik O dan sebuah resultan momen kopel. Sebagai contoh,
pada gambar 3.15a, O tidak terletak pada garis kerja dari F1,
sehingga gaya ini dapat digerakkan ke titik O yang terdapat
momen kopel M1 = r1 x F yang ditambahkan ke benda.
Begitu juga, momen kopel M2 = r2 x F2 harus ditambahkan ke
benda ketika kita menggerakkan F2 ke titik O. Akhirnya,
karena momen kopel M adalah sebuah vektor bebas, ia dapat
dipindahkan ke titik O. dengan melakukannya, kita
memperoleh sistem ekuivalen yang ditunjukkan pada gambar
3.15b,, yang menghasilkan akibat eksternal (reaksi penopang)
yang sama pada benda seperti pada sistem gaya dan momen
kopel yang ditunjukkan pada gambar 3.15a. Jika kita
menjumlahkan gaya-gaya dan momen-momen kopel, maka
diperoleh gaya resultan FR = F1 + F2 dan resultan momen
kopel (MR)O = M + M1 + M2 seperti tampak pada gambar
3.15c.
Ingat bahwa FR adalah tidak bergantung dari posisi titik O;
bagaimanapun, (MR)O tergantung terhadap posisi ini karena
momen M1 dan M2 ditentukan dengan menggunakan vektor
posisi r1 dan r2. Juga ingat bahwa (MR)O adalah sebuah vektor
bebas dan dapat bekerja pada tiap titik dari benda, meskipun
titik O biasanya dipilih sebagai titik penggunaan vektor.
Kita dapat membangun metode reduksi sistem gaya dan
momen kopel diatas menjadi sebuah resultan gaya ekuivalen
FR yang bekerja pad titik O dan sebuah resultan momen kopel
(MR)O dengan menggunakan dua persamaan berikut.
Gambar 3.15

Persamaan pertama menyatakan bahwa resultan gaya dari sistem adalah ekuivalen
terhadap jumlah dari semua gaya-gaya; dan persamaan kedua menyatakan bahwa resultan
momen kopel dari sistem adalah ekuivalen terhadap jumlah dari semua momen kopel ΣM
ditambah momen-momen dari semua gaya-gaya ΣMO terhadap titik O. Jika sistem gaya
berada pada bidang x – y dan setiap momen kopel adalah tegak lurus terhadap bidang ini,
maka persamaan diatas dikurangi menjadi tiga persamaan skalar berikut.

Disini, resultan gaya ditentukan dari jumlah vektor dari dua komponen gaya yaitu (FR)x dan
(FR)y.
LATIHAN
3.11. Gantilah gaya dan sistem kopel seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.16a dengan
sebuah gaya resultan ekuivalen dan momen kopel yang bekerja pada titik O.

Gambar 3.16
PENYELESAIAN
Penjumlahan Gaya
Gaya 3 kN dan 5kN yang diuraikan dalam komponen x dan y seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3.16b, maka

Penjumlahan Momen
Momen 3 kN dan 5 kN terhadap titik O akan ditentukan dengan menggunakan komponen x
dan y. Berdasarkan gambar 3.16b, maka

Lanjut ke halaman 163

Anda mungkin juga menyukai