Anda di halaman 1dari 30

MODUL PERKULIAHAN

Kewarganegaraan

Konsep Negara
(Bab Negara dan Sistem
Pemerintahan)

Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Fasilkom Teknik 03 90003 Yustiarti, M.Ikom
Informatika

Abstract Kompetensi

Bab Negara dan Sistem Pemahaman mahasiswa mengenai


Pemerintahan Ruang lingkup Mata Kuliah
Kewarganegaraan di Perguruan
Tinggi : Konsep Negara
Pembahasan

Pancasila adalah dasar negara dan filsafah negara. NKRI berupa adat-istiadat ,
berkebudayaan, serta nilai-nilai religius. Didalam negara Indonesia tidak
diperbolehkan untuk timbul pertentangan,sikap dan perbuatan untuk menciptakan
kerukunan antar agama, negara, dan budaya. Manfaat yang terdapat pada
Kehidupan bernegara adalah dapat membawa faktor keadilan yang rukun dan baik
dalam kemakmuran lahir dan batin.nilai adat istiadat, kebudayaansertanilai-
nilaireligius. Nilai-nilai itu ada dan melekat bahkan menjadi amal dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pandangan hidup.Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara
NKRI adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari sila pertama ini memiliki arti yaitu
Tuhan yang satu, atau Tuhan hanya satu. Dari penjelasan ini berarti TuhanYang
HanyaSatu, tidak mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan yang
jumlahnya Hanya Satu. dan Sesungguhnya Ketuhanan Yang Maha Esa berarti mulia
Tuhan yang mutlak harus ada.kemudian menimbulkan banyak kekacauan Karena
terkesan mengakui bahwa Indonesia rakyatnya hanya beragama Islam saja. Dari
penyampaian yang disampaikan oleh Soepomo dalam pidatonya ada yang menjadi
penentangan serius adalah Moh Hatta dan Moh Yamin yang menurutnya konsep
negara diajukan oleh soepomo. Dasar Negara adaah Landasan kehidupan
bernegara, berbangsa yang mana setiap negara memiliki dasar negara

Definisi Negara

Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana
terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan
keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-
unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan
dari negara lain.

Pengertian Negara Berdasarkan Pendapat Para Ahli :


- Roger F. Soltau : Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
- Georg Jellinek : Negara merupakan organisasi kekuasaan dari kelompok manusia
yang telah berdiam di suatu wilayah tertentu.

2015 Kewirausahaan II
2 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
- Prof. R. Djokosoetono : Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan
manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

Kata Negara berasal dari state(Inggris), staat(Belanda) dan etat (Perancis). Secara
etimologi(bahasa) Negara berarti keadaan yang berdiri tegak (kokoh), lurus (tak
tergoyahkan) termasuk mengandung unsur ketetapan akan kebaikan dan kebenaran.
Dari kata itu pula lahirlah status, statum, dan yang terakhir standing. Dari pengertian
yang terakhir itu juga mengarah pada kedudukan, tempat berdiri yang tetap,
konsisten dan jelas. Negara menjadi sesuatu pijakan yang kuat, tegak dan benar
terutama tentunya sesuai dengan kehendak orang atau sekelompok orang yang
mendiami.
Dari pengertian Negara secara bahasa(etimologi) tersebut mempertegas dan
menjelaskan bahwa Negara adalah organisasi yang mengarah pada sesuatu yang
tegak(lurus) dan jelas (tidak membingungkan) dan itu sejalan dengan kehidupan
bersama manusia sehingga sejalan dengan keinginan manusia. Manusia secara
umum selalu mendambakan kehidupan yang tegak, jelas dan mengarah pada
kebaikan. Kebaikan yang diinginkan umat manusia akan terwujud dan diupayakan
untuk dan demi manusia /kelompok manusia itu sendiri. Dari situ pengertian Negara
menjadi meluas dan semakin kompleks, terlebih-lebih di Negara modern di abad ini.

Unsur-unsur negara adalah:

1. Unsur pembentuk negara (konstitutif): wilayah/ daerah, rakyat, pemerintah yang berdaulat

• Memiliki Wilayah

Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri
atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak
memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya
sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.

• Memiliki Rakyat

Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan
oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka
pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia
untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

2015 Kewirausahaan II
3 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Pemerintahan Yang Berdaulat

Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga
yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan
kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.

2. Unsur deklaratif: pengakuan oleh negara lain

• Pengakuan Dari Negara Lain

Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik
secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui
suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan
disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.

Berdasarkan teori terbentuknya suatu Negara, dapat dijabarkan sebagai berikut:

• Teori Klasik:

a. Teori Ketuhanan

Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan.
Demikian juga negara terjadi atas kehendak Tuhan. Tandanya nampak pada UUD-nya “by
the grace of God” (Atas berkat Tuhan Yang Maha Esa)

Para tokohnya adalah : Agustinus, Yulius Stahl, Haller, Kranenburg

b. Teori Perjanjian Masyarakat

2015 Kewirausahaan II
4 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terjadinya negara karena adanya perjanjian masyarakat. Semua warga negara mengikat
diri dalam suatu perjanjian bersama untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungi
dan menjamin kelangsungan hidup bersama.

Para tokohnya adalah : Thomas Hobbes, John Locke, Montesquieu

c. Teori Kekuasaan

Negara terbentuk atas dasar kekuasaan dan kekuasaan adalah ciptaan mereka yang paling
kuat

Tokoh Penteorinya : Karl Marx, Oppenheimer, Kollikles

d. Teori Hukum Alam

Hukum alam bukan buatan negara, melainkan atas kekuasaan alam yang berlaku setiap
waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah. Menurut pendapat Plato
negara terjadi karena evolusi

Tokoh yang terkenal dari teori ini adalah : Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.

• Teori Modern:

a. Penaklukan atau Penjajahan

b. Pemisahan diri dari suatu wilayah atau Negara dll.

Fungsi-Fungsi Negara :

1. Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat

2015 Kewirausahaan II
5 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia
secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.

2. Melaksanakan ketertiban

Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damani diperlukan
pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.

3. Pertahanan dan keamanan

Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala macam gangguan dan
ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.

4. Menegakkan keadilan

Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai tempat warganya meminta


keadilan di segala bidang kehidupan.

Tujuan Negara:

Setiap Negara mempunyai tujuan yaitu tujuan bangsa itu sendiri dalam hidup bernegara.
Tujuan Negara berbeda-beda sesuai dengan pandangan masyarakat pada bangsa tersebut
serta pandangan hidup yang melandasinya. Pada umumnya, tujuan Negara ditetapkan
dalam konstitusi atau hukum dasar Negara yang bersangkutan.

2015 Kewirausahaan II
6 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ada beberapa tujuan Negara yakni:

1. Tujuan Negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta mengembangkan


daya cipta sebebas mungkin.

2. Tujuan Negara adalah menciptak. an keadaan yang baik agar rakyatya dapat mencapai
keinginan secara maksimal.

3. Tujuan Negara adalah menciptakan persamaan dan kebebasan bagi warganya.

Bentuk-bentuk negara dan pemerintahan :

1. Bentuk Negara

a. Negara kesatuan : Suatu negara berdaulat, yang berkuasa satu pemerintah pusat yang
mengatur seluruh daerah secara totalitas. Bentuk negara ini tidak terdiri atas beberapa
negara, yang menggabungkan diri sedemikian rupa hingga menjadi satu negara yang
negara-negara itu mempunyai status bagian-bagian. Negara Kesatuan dapat berbentuk :

 Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, dimana segala sesuatu dalam negara
itu langsung diatur dan diurs oleh pemeintah pusat dan daerah-daerah tinggal
melaksanakannya.
 Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, dimana kepala daerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi
daerah) yang dinamakan daerah swatantra.

b. Negara Serikat (Federasi) : Suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa
negara yang menjadi negara-negara bagian dari negara serikat itu. Negara-negara bagian
itu asala mulanya adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta berdiri sendiri.
Dengan menggabungkan diri dengan negara serikat, berarti ia telah melepaskan sebagian
kekuasaanna dengan menyerahkan kepada negara serikat itu. Kekuasaan yang diserahkan
itu disebutkan satu demi satu (limiatif) yang merupakan kekuasaan yang didelegasikan.

Kekuasaan Asli ada pada negara bagian karena berhubungan langsung dengan rakyatnya.
Penyerahan kekuasaannya kepada negara serikat adlah hal-hal yang berhubungan dengan
hubungan luar negeri. Pertahanan Negara, Keuangan, dan urusan Pos. Dapat juga diartikan

2015 Kewirausahaan II
7 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bahwa bidang kegiatan pemerintah federasi adalah urusan-urusan selebihnya dari
pemerintah negara-negara bagian.

2. Klasifikasi Negara

1. Berdasarkan jumlah orang: Monarkhi, Aristokrasi, Demokrasi, Tirani, Oligarkhi,


Mobokrasi.

2. Bentuk negara modern; Negara Kesatuan dan Federasi

3. Asas Penyelenggaraan Kekuasaan: Ekonomi (negara agraris, industri, industri maju);


Politik (demokratis, otoriter dll); Sistem Pemerintahan (presidensial, parlementer dll), Idiologi
(sosialis, liberal, komunis dll)

Teori-teori tentang bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih menggabungkan


bentuk negara dan bentuk pemerintahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mac Iver dan
Leon Duguit yang menyetakan bahwa bentuk negara sama dengan bentuk pemerintahan.
Prof. Padmo Wahyono, SH juga berpendapat bahwa bentuk negara aristokrasi dan
demokrasi adalah bentuk pemerintahan klasik, sedangkan monarki dan republik adalah
bentuk pemerintahan modern.

Pengertian Negara Kesatuan

Negara Kesatuan merupakan negara yang berdaulat, diselenggarakan sebagai satu


kesatuan tunggal, pemerintah pusat merupakan yang tertinggi serta satuan-satuan
subnasionalnya hanya menjalankan suatu kekuasaan yang sudah dipilih oleh pemerintah
pusat untuk didelegaikan. Bagian pemerintahan kesatuan diterapkan oleh bayak negara
dinuia.

Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur
seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang
kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat
dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan

2015 Kewirausahaan II
8 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu
parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang
wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah
supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat.

Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu: Sentralisasi, dan
Desentralisasi. Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan
peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-
peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.

Macam Negara Kesatuan

a. Negara kesatuan sistem sentralisasi

Negara kesatuan sistem sentralisasi adalah bentuk negara dimana pemerintahan pusat
memiliki kedaulatan penuh untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dari pusat hingga
daerah, termasuk segala hal yang menyangkut urusan pemerintahan daerah. Pemerintah
daerah hanya bersifat pasif dan menjalankan perintrah dari pemerintah pusat. Singkatnya
pemerintah daerah hanya sebagai pekaksana belaka. Contoh negara yang menerapkannya
adalah jerman pada masa hitler

1. Kebaikan negara kesatuan sistem sentralisasi adalah :

Terdapat keseragaman hukum di seluruh wilayah negara

Pemerintahan mengurus langsung semua urusan sampai ke daerah

Tidak membutukan biaya yang besar

2. Kelemahan negara kesatuan sistem sentralisasi adalah :

Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat yang dapat menghambat proses pelaksanaan


pembangunan

2015 Kewirausahaan II
9 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Rakyak akan bersifat apatis dan tidak mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan
pembangunan di daerahnya

Peraturan yang dibuat pemerintah pusat sering tidak sesuai dengan kebutuhan daerah

b. Negara kesatuan sistem desentralisasi

Negara kesatuan sistem desentralisasi adalah bentuk negara dimana pemerintahan pusat
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam negara memberikan sebagian kekuasaannya
kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Keikut sertaan
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri di sebut hak otonom.

Dalam sistem pemerintahan ini daerah membuat peraturan yang sesuai dengan kondisi
daerahnya, asal peraturan itu tidak bertentangan dengan peraturan diatasnya. Pemerintah
pusat tidak lagi memegang kekuasaan seluruh urusan pemerintahan, melainkan hanya
urusan urusan pokok saja, seperti urusan pemerintahan umum, politik, keuangan dan
hubungan luar negeri. Contoh negara yang menerapkan sistem ini adalah indonesia.

1. Kebaikan dari negara kesatuan kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah :

Pemerintah daerah dapat membuat peraturan yang sesuai dengan situasi dan kondisi
daerahnya

Karena peraturan sesuai kondisi dan keadaan daerahnya maka rakyat dapat berperan
secara aktif dalam pembangunan untuk memajukan daerahnya

2. Kelemahan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah :

Tidak adanya keseragaman peraturan di seluruh wilayah negara

Bentuk negara kesatuan merupakan bentuk negara yang sederhana tetapi dapat
menghasilkan negara yang kuat karena hanya terdapat satu pemerintahan yang berdaulat
ke dalam dan keluar. Sisi negatifnya, dikhawatirkan bentuk negara ini menimbulkan
pemusatan kekuasan yang birokratis sehingga dapat menghambat kelancaran urusan
pemerintahan. Keburukan itu dapat dihilangkan apabila pelaksana kekuasaan negara

2015 Kewirausahaan II
10 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memiliki kontrol yang tinggi terhadap diri sendiri (moral) dan ada kontrol dari rakyat melalui
melalui lembaga yang berwenang.

Bentuk negara kesatuan memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar.

Terdapat satu UUD yang berlaku untuk seluruh wilayah negara.

Terdapat satu kepala negara atau pemerintahan.

Terdapat satu badan perwakilan rakyat.

Sedangkan bentuk negara serikat merupakan negara yang terdiri dari beberapa negara
bagian dengan satu pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan. Namun tiap negara bagian
punya kedaulatan ke dalam untuk mengatur wilayahnya masing – masing. Tiap negara
bagian punya UUD sendiri, kepala negara, dan badan perwakilan. Kekuasaan pemerintah
pusat menyangkut urusan luar negeri, pertahanan dan keamanan, keuangan, dan peradilan.

Konsep Negara Kesatuan

Negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau sering disingkat menjadi
NKRI. Istilah negara kesatuan sudah tertanam dalam pola pikir kita selaku warga negara
Indonesia.

Konsep negara kesatuan atau unitarisme yaitu negara tunggal (satu negara) yang
monosentris (berpusat satu). Dalam negara kesatuan hanya ada satu pemerintahan, satu

2015 Kewirausahaan II
11 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kepala negara, satu badan legislatif yang berlaku bagi seluruh wilayah negara. Hakikat
negara kesatuan sesungguhnya adalah kedaulatan tidak terbagi-bagi baik ke luar maupun
ke dalam dan kekuasaan pemerintah pusat tidak dibatasi.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari kurang lebih 17.000
pulau. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara merdeka dengan
aneka corak keragaman dan warna-warni kebudayaan. NKRI adalah kesatuan wilayah dari
Sabang di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sampai Merauke di Irian Jaya (Papua).
Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama yang berbeda.

Karena terdiri dari banyak pulau, suku bangsa maka Indonesia menggunakan bentuk negara
kesatuan. Banyak ahli yang mendefinisikan tentang pengertian negara kesatuan. Berikut
adalah beberapa pengertian negara kesatuan menurut para ahli, di antaranya sebagai
berikut.

negara kesatuan menurut para ahli

Persamaan dari ketiga pendapat diatas adalah sama-sama memiliki makna bahwa Negara
kesatuan hanya terdapat satu Negara saja, dan dalam suatu Negara kesatuan tidak ada
Negara lainnya. Dan menurut saya tidak ada perbedaan dari ketiga pendapat diatas.

Negara kesatuan adalah suatu yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di
mana pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya
menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.
Beberapa negara di dunia yang menggunakan bentuk negara kesatuan antara lain sebagai
berikut.

negara di dunia yang menggunakan bentuk negara kesatuan

2015 Kewirausahaan II
12 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada dasarnya negara kesatuan berbeda dengan negara serikat karena dalam negara
kesatuan organisasi bagian-bagian negara dalam garis-garis besarnya telah ditetapkan oleh
pembentuk undang-undang pusat dan wewenang pembentuk undang-undang pusat
ditetapkan dalam suatu rumusan yang umum dan wewenang pembentuk undang-undang
yang lebih rendah (lokal) tergantung pada badan pembentuk undang-undang pusat. Secara
umum bentuk negara kesatuan memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut

Negara kesatuan secara struktural lebih sederhana jika dibandingkan dengan bentuk
federal.

Apabila terdapat kekurangan tenaga ahli dalam bidang pemerintahan maka kekurangan
tenaga ahli tersebut dapat disiapkan oleh pemeritah pusat.

Relatif lebih stabil untuk mengurangi kecemburuan kemajuan antardaerah, karena bagi
daerah yang kurang maju dapat dimintakan anggaran dari pusat dan subsidi-subsidi lainnya.

Mengurangi timbulnya sikap separatisme karena pemerintahan tetap dikendalikan dari


pusat.

Menurut C.F Strong negara kesatuan adalah bentuk negara yang wewenang legislatif
tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang oleh
pemerintah pusat. Pemerintah pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada
daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tetap berada di
tangan pemerintah pusat.

Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa negara kesatuan adalah negara bersusunan
tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah
pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke
luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan
secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara,
satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen.

Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang


wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Secara umum bentuk Negara
Kesatuan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

2015 Kewirausahaan II
13 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kedaulatan negara mencakup ke dalam dan ke luar yang ditangani oleh pemerintah pusat.

Negara hanya memiliki suatu undang-undang dasar, satu kepala Negara, dan satu dewan
perwakilan rakyat.

Hanya ada satu kebijaksanaan yang menyangkut persoalan politik, ekonomi, sosial budaya,
serta pertahanan dan keamanan.

Negara kesatuan mempunyai dua sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Dalam
negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat,
sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari
pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri atau
mengurus rumah tangganya sendiri. Akan tetapi, dalam negara kesatuan bersistem
desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi,
swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah.
Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia sejak kelahirannya pada tanggal 17 Agustus 1945 telah memiliki tekad yang
sama, bahwa negara ini akan eksis di dunia internasional dalam bentuk negara kesatuan.
Kesepakatan ini tercermin dalam rapat-rapat Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
dalam menyusun konstitusi atau UUD yang tertinggi dalam negara. Soepomo dalam Sidang
BPUPKI, menghendaki bentuk negara kesatuan sejalan dengan paham negara integralistik
yang melihat bangsa sebagai suatu organisme. Hal ini antara lain seperti yang dikemukakan
oleh Muhammad Yamin, bahwa kita hanya membutuhkan negara yang bersifat unitarisme
dan wujud negara kita tidak lain dan tidak bukan adalah bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).

Bentuk negara kesatuan tersebut didasarkan pada 5 (lima) alasan berikut :

2015 Kewirausahaan II
14 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Unitarisme sudah merupakan cita-cita gerakan kemerdekaan Indonesia.

Negara tidak memberikan tempat hidup bagi

Tenaga-tenaga terpelajar kebanyakan berada di Pulau Jawa sehingga tidak ada tenaga di
daerah untuk membentuk negara federal.

Wilayah-wilayah di Indonesia tidak sama potensi dan kekayaannya.

Dari sudut geopolitik, dunia internasional akan melihat Indonesia kuat apabila sebagai
negara kesatuan.

Pembentukan negara kesatuan bertujuan untuk menyatukan seluruh wilayah nusantara agar
menjadi negara yang besar dan kokoh dengan kekuasaan negara yang bersifat sentralistik.
Tekad tersebut sebagaimana tertuang dalam alinea kedua Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur”.

Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengukuhkan


keberadaan Indonesia sebagai negara kesatuan dan menghilangkan keraguan terhadap
pecahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan naskah asli mengandung prinsip
bahwa ”Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik.” Pasal yang
dirumuskan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tersebut merupakan tekad
bangsa Indonesia yang menjadi sumpah anak bangsa pada tahun 1928 yang dikenal
dengan Sumpah Pemuda, yaitu satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu
Indonesia.

Kesepakatan untuk tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan didasari pertimbangan


bahwa negara kesatuan adalah bentuk yang ditetapkan sejak awal berdirinya negara
Indonesia dan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa yang
majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang (dasar pemikiran). UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 secara nyata mengandung semangat agar Indonesia bersatu, baik
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan maupun dalam pasal-pasal yang langsung
menyebutkan tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Pasal 1 Ayat (1), Pasal 18

2015 Kewirausahaan II
15 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ayat (1), Pasal 18B Ayat (2), Pasal 25A dan Pasal 37 Ayat (5) UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Selain itu, terdapat pula rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan keberadaan lembaga-lembaga dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945. Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
dipertegas dalam alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yaitu “… dalam upaya membentuk suatu Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.

Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia juga dapat dipandang dari segi
kewilayahan. Pasal 25A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa
“Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas¬-batas dan hak¬haknya ditetapkan dengan
undang¬undang”. Istilah nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk
menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang
terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta di antara Benua Asia dan
Benua Australia.

Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup :

kesatuan politik;

kesatuan hukum;

kesatuan sosial-budaya; serta

kesatuan pertahanan dan keamanan.

2015 Kewirausahaan II
16 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perkembangan Proses Penyelenggaraan NKRI

Proses penyelenggaraan negara dalam konteks NKRI mengalami dinamika yang sangat
menarik untuk dikaji. Meskipun ketika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ketika
pertama kali disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengamanatkan
bentuk negara kesatuan sebagai bentuk negara yang baku dan tidak dapat ditawar lagi bagi
bangsa Indonesia, akan tetapi dalam perjalanannya tidak semulus yang diperkirakan.
Sejarah mencatat ada 5 periode besar proses penyelenggaraan negara dalam konteks
NKRI, hal tersebut terjadi terutama karena adanya pergantian undang-undang dasar.

Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949

Pada periode ini bentuk negara Republik Indonesia adalah kesatuan, dengan bentuk
pemerintahan adalah republik dan presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan
sekaligus sebagai kepala negara. Adapun, sistem pemerintahan yang dipakai adalah sistem
pemerintahan presidensial.

Dalam periode ini yang dipakai sebagai landasan adalah Undang Undang Dasar 1945. Akan
tetapi dalam praktiknya belum dapat dijalankan secara murni dan konsekuen. Hal ini karena
bangsa Indonesia baru saja memproklamirkan kemerdekaannya. Dengan demikian,
walaupun Undang Undang Dasar 1945 telah berlaku, namun yang baru dapat diwujudkan
hanya presiden, wakil presiden, serta para menteri dan gubernur yang merupakan
perpanjangan tanggan pemerintah pusat.

Kondisi di atas didasarkan pada Aturan Peraliahan UUD 1945 yang menyatakan bahwa ”
untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh PPKI”. Lembaga-lembaga
tinggi negara lain yang disebutkan dalam UUD 1945 seperti MPR, DPR, DPA, BPK, dan MA
belum dapat diwujudkan sehubungan dengan keadaan darurat dan harus dibentuk
berdasarkan undang-undang. Untuk mengatasi hal tersebut, UUD 1945 melalui ketentuan
dalam pasal IV Aturan Peralihan menyatakan bahwa ” sebelum MPR, DPR, DPA dibentuk
menurut UUD 1945 ini, segala kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan
sebuah komite nasional.

2015 Kewirausahaan II
17 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada periode ini PPKI dalam UUD 1945 mencantumkan dua ayat Aturan Tambahan yang
menegaskan sebagai berikut.

Dalam enam bulan sesudah berakhirnya peperangan Asia Timur Raya, Presiden indonesia
mengatur dan menyelenggarakan segala hal yang ditetapkan dalam UUD 1945 ini.

Dalam enam bulan sesudah MPR dibentuk, Majelis itu bersidang untuk menetapkan UUD.

Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, pemerintah RI


mengeluarkan tiga buah maklumat.

Maklumat Wakil Presiden Nomor X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan kekuasaan
luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya berakhir ( seharusnya berlaku selama
enam bulan).

Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan partai politik yang
sebanyak-banyaknya.

Maklumat Pemerintah pada tanggal 14 November 1945, yang intinya mengubah sistem
pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer.

Pada periode ini, Presiden Soekarno membentuk Kabinet Parlementer, sebagai berikut.

Kabinet Amir Syarifudin I : 3 Juli 1947 – 11 November 1947.

Kabinet Amir Syarifudin II : 11 November 1947 – 29 Januari 1948.

Kabinet Hatta I : 29 Januari 1948 – 4 Agustus 1949.

Kabinet Darurat (Mr.Sjafruddin Prawiranegara) : 19 Desember 1948 – 4 Agustus 1949

Kabinet Hatta II : 4 Agustus 1949 – 20 Desember 1949.

Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

Pada periode ini, Indonesia menggunakan UUDS Republik Indonesia tahun 1950 yang
berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950. Bentuk negara Indonesia pada periode ini adalah
kesatuan yang kekuasaannya dipegang oleh pemerintah pusat. Sistem pertahanan yang

2015 Kewirausahaan II
18 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dianut pada periode ini adalah sistem pemerintahan parlementer dengan menggunakan
kabinet parlementer yang dipimpin oleh seorang perdana menteri.

Pada periode ini telah terjadi 7 kali pergantian kabinet.

Kabinet Natsir ( 6 Septembet 1950 – 27 April 1951)

Kabinet Sukiman – Suwirjo ( 27 April 1951 – 3 April 1952)

Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 30 Juli 1953)

Kabinet Alisastroamidjojo I ( 30 Juli 1953 – 12 Agustus 1955)

Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956)

Kabinet Alisastroamidjojo II ( 24 Maret 1956 – 9 April 1957)

Kabinet Djuanda ( 9 April 2957 – 10 Juli 1959)

Pada periode ini dikeluarkannya Dektrit Presiden tanggal 5 Juli 1959, yang berisi :

Pembubaran konstituante

Memberlakukan kembali UUd 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.

Pembentukan MPR dan DPA sementara.

Periode 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966 ( Masa Orde Lama)

Dektrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 telah membawa kepastian di negara Indonesia.
Negara kita kembali menggunakan UUD 1945 sebagai konstituante negara yang
berkedudukan sebagai asas penyelenggaraan negara. Pelaksanaan pemerintahan pada
periode ini, meskipun berdasarkan UUd 1945, dalam kenyataannya banyak terjadi
penyimpangan terhadap Pancasila dan UUd 1945.

Berikut beberapa penyimpangan selama pelaksanaan demokrasi terpimpin.

2015 Kewirausahaan II
19 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan membentuk DPR Gotong
Royong yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

Membentuk MPR sementara yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

Penetapan Ir. Soekarno sebaggai presiden seumur hidup oleh MPRS.

Membentuk Front Nasional melalui Penetapan Presiden No 13 Tahun 1959.

Terjadinya pemerasan terhadap Pancasila.

Periode 11 Maret 1966 – 21 Mei 1998 ( masa Orde Baru)

Selama memegang kekuasaan negara, pemerintahan Orde Baru tetap menerapkan sistem
pemerintahan presidensial.

Kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut.

Meningkatnya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia.

Suksesnya program transmigrasi.

Suksesnya program keluarga berencana

Sukses memerangi buta huruf.

Kelemahan sistem pemerintahan Orde Baru adalah sebagai berikut.

Bidang Ekonomi : penyelenggaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal 33 UUd 1945,
terjadinya praktik monopoli, pembangunan ekonomi bersifat sentralistik.

Bidang Politik : kekuasaan ditangan lembaga eksekutif, presiden sebagai pelaksana UU


kedudukannya lebih dominan dibandingkan lembaga eksekutif, pemerintahan bersifat
sentralistik, Praktik KKN biasa terjadi,

Bidang Hukum : peluang terjadinya praktik KKN dalam pemerintahan, supremasi hukum
tidak dapat ditegakkan, hukum bersifat kebal terhadap penguasa dan kolongmerat.

2015 Kewirausahaan II
20 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Periode 21 Mei 1998 – sekarang ( masa reformasi)

Periode ini disebut juga era reformasi. Gejolak politik di era reformasi semakin mendorong
usaha untuk penegakan kedaulatan rakyat dan bertekad untuk mewujudkan pemerintahan
yang bersih dari KKN yang menghancurkan kehidupan bangsa dan negara. Memasuki masa
Reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan yang
demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau pemerintahan
yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintahan konstitusional bercirikan dnegan adanya
pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif dan jaminan atas hak asasi manusia
dan hak hak warga negara.

Pada periode ini dipaparkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam ketatanegaraan


Indonesia setelah perubahan UUD 1945, yaitu sebagai berikut.

Kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan menurut UUD ( Pasal 1 )

MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu DPR dan DPD ( Pasal 2 )

Preisden dan Wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat ( Pasal 6A )

Presiden memegang jabatan 5 Tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan
( pasal 7 )

Pencantuman HAM ( pasal 28A – 28J )

Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara.

Presiden bukan mandataris MPR

MPR tidak lagi menyusun GBHN.

Pembentukan MK dan KY ( Pasal 24B dan 24C )

Anggaran pendidikan minimal 20% ( Pasal 31 )

Negara kesatuan tidak boleh diubah ( Pasal 37 )

2015 Kewirausahaan II
21 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Apa saja negara kesatuan?

Negara kesatuan yang bertentangan langsung dengan negera federal (federasi):

Pada negara kesatuan, satuan subnasional diciptakan serta dihapus oleh pemerintah pusat,
serta kekuasaan subnasional itu bisa diperluas/dipersempit terhadap pemerintah pusat.
Walaupun kekuasaan politik dinegara kesatuan bisa didelegasikan lewat proses devolusi
terhadap pemerintah daerah dengan berdasarkan perundang-undangan yang dibuat oleh
parlemen, pemerintaha pusat tetaplah yang memiliki kekusaan; pemerintah pusat bisa
membatalkan peraturan-peraturan darah atau untuk membatasi kekuasaan mereka.

a) Beritania Raya merupakan contoh negara kesatuan. Irlandia Utara, Wales, Skotlandia,
bersama dengan Inggris ialah negara-negara kostituen dari Britania Raya, negara-negara
tersebut mempunyai satu taraf kukuasaan devolutif otonom -yaitu Eksekutif Irlandia Utara
dan Majelis Irlandia Utara di Irlandia Utara, Pemerintah Skotlandia serta Parlemen
Skotlandia di Skotlandia, Majelis Pemerintahan Wales serta Majelis Nasional Wales di
Wales. Namun kekuasaan devolutif itu hanya didelegasikan oleh Pemerintah Britania Raya,
lebih spesifiknya oleh Parlemen Britania Raya, yang tertinggi dibawah doktrin kedaulatan
suatu parlementer. Labih jauh, pemerintah-pemerintah devolutif secara konstitusional tidak
bisa menentang undang-undang yang dihasilkan terhadap parlemen Britania Raya, serta
kekuasaan pemerintah devolutif tidak bisa diperluas atau dipersempit oleh pemerintah pusat
(parlemen dengan pemerintahan yang terdiri dari kabinet, yang dikepalai oleh perdana
mentri). contohnya, Majelis Irlandia Utara pernah dibubarkan sampai sebanyak em[at kali,
serta kekuasaannya dialihkan kepada Kantor Irlandia Utara yang dijalnkan pemerintah
pusat.

Sebaliknya, dinegara federal, negara bagian (satuan subnasional lainnya) bermacam


kedaulatan dengan pemerintah pusat, serta negara bagian mempunyai fungsi kekuasaan
yang tidak bisa diubah secara sepihak oleh pemerintah pusat. Didalam beberapa kasus,
contohnya di Amerika Serikat, hanya pemerintah federal yang dengan langsung mempunyai
kekuasaan pendelegasian.

a) Sebagai Contoh negara federal ialah Amerika Serikat; dibawah Konstitusi Amerika
Serikat, kekuasaannya dibagi dengan pemerintah federal Amerika Serikat serta semua
negara bagiannya. Ada beberapa negara federal yang juga mempunyai satuan pembagian
wilayah yang rendah yang berbentuk kesatuan; Amerika Serikat adalah negara federal,
sedangkan hampir semua negara bagiannya merupakan kesatuan dibawah Aturan Dillon-

2015 Kewirausahaan II
22 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
country serta munisipalitas hanya mempunyai wewenang yang sudah diberikan kepada
mereka terhadap masing-masing pemerintah negara bagian di Amerika Serikat dengan
berdasarkan konstitusi negara pada bagian/aturan daerah.

Hampir semua negara yang menjalankan sistem Wastminster merupakan negara kesatuan
kecuali India, Kanada, Australia, serta Malaysia, yang berbentuk federal. Negara ini bisa
dipandang sebagai campuran dua sistem kedua sistem tersebut, memakai sentralitas sistem
kesatuan pada tingkat federal, serta berbagi kekuasaan dengan negara bagian, provinsi,
atau juga teori yang dijumpai di dalam sistem federal.

Devolusi (federalisasi) umumnya sistematis, dengan semua satuan subnasional yang


mempunyai kekuasaan serta status sama, dapat juga tidak simatis, dengan status dan
kekuasaan tiap-tiap wilayah tidak sama.

Bentuk bentuk negara, bentuk negara, bentuk negara indonesia, bentuk negara kesatuan,
bentuk negara serikat, bentuk pemerintahan, bentuk pemerintahan indonesia, ciri ciri bentuk
pemerintahan republik, ciri ciri negara federasi, ciri ciri negara kesatuan, ciri ciri negara
serikat, contoh negara kesatuan, contoh negara konfederasi, dasar hukum kesatuan adalah,
desentralisasi, jelaskan maksud bentuk negara serikat, jelaskan mengenai pemerintahan
yang berdaulat, junta militer, Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia, kelebihan
konsep negara kesatuan, kelebihan negara kesatuan, kelemahan sistem desentralisasi,
kepala negara indonesia, kerajaan mutlak, konsep negara kesatuan, lebih baik negara
kesatuan atau federal, macam macam sistem pemerintahan, Macam Negara Kesatuan,
negara adalah, negara federal, negara federasi, negara kesatuan adalah brainly, negara
kesatuan menurut para ahli, negara kesatuan republik indonesia, Negara kesatuan sistem
desentralisasi, Negara kesatuan sistem sentralisasi, negara konfederasi, negara republik
adalah, negara satu partai, negara serikat, pasal 2 ayat 1, pasal 20, pasal 3 ayat 1, pasal 6
ayat 1, pemerintahan adalah, pengertian negara indonesia, pengertian negara kesatuan,
Pengertian Negara Kesatuan Dan Contohnya, pengertian negara kesatuan dan serikat,
pengertian negara kesatuan menurut pendapat sendiri, pengertian negara lengkap,
pengertian negara serikat, pengertian satu kesatuan adalah, perbedaan negara kesatuan
dan negara federal, perbedaan negara kesatuan dan negara serikat, Perkembangan Proses
Penyelenggaraan NKRI, pertanyaan negara federal, republik konstitusional, republik

2015 Kewirausahaan II
23 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
parlementer, sebutkan bentuk-bentuk kenegaraan, sebutkan macam-macam bentuk negara,
sistem pemerintahan parlementer, undang undang dasar 1945

Dalam teori klasik pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah orang yang memerintah dan
sifat pemerintahannya.

Ajaran plato (249 – 347 SM)

Plato mengemukakan lima bentuk pemerintahan negara. Kelima bentuk itu menurut Plato
harus sesuai dengan sifat – sifat tertentu manusia. Adapun kelima bentuk itu sebagai
berikut.

1. Aristrokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipengang oleh kaum cendikiawan


yang dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan,
2. Timokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang – orang yang ingin
mencapai kemashuran dan kehormatan,
3. Oligarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan,
4. Demokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat jelata,
5. Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tirani (sewenang –
wenang) sehingga jauh dari cita – cita keadilan.

Ajaran Aristoteles (384 – 322 SM)

Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria pokok, yaitu jumlah
orang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahannya. Berdasarkan dua
kriteria tersebut, perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut.

1. Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dibentuk oleh satu orang demi kepentigan
umum, sifat pemerintahan ini baik dan ideal.

2015 Kewirausahaan II
24 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dibentuk oleh saru orang demi kepentingan
pribadi, bentuk pemerintahan ini buruk dan kemerosotan.
3. Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendikiawan
demi kepentingan kelompoknya. Bentuk pemerintahan ini merupakan pemerosotan
dan buruk.
4. Politea, yaitu bentuk pemerintahan yang dianggap oleh seluruh rakyat demi
kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal.
5. Demokrasi, yaitu pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tertentu demi
kepentingan sebagina orang. Bentuk pemerintahan ini kurang baik dan merupakan
pemerosotan.

Ajaran polybios (204 – 122 M)

Ajaran polybios yang dikenal dengan teori Siklus, sebenarnya merupakan pengembangan
lebih lanjut dari Aristoteles dengan sedikit perubahan, yaitu dengan mengganti bentuk
pemerintahan ideal politea dan demokrasi

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang pada mulanya mendirikan kekuasaan atas nama
rakyat dengan baik dan dapat dipercaya. Namun pada perkembangannya, para penguasa
dalam hal ini adalah raja tidak lagi menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum,
bahkan cenderung sewenang – wenang dan menindas rakyat. Bentuk pemerintahan
monarki bergeser menjadi tirani.

Dalam situasi pemerintahan tirani yang sewenang – wenang, mumcullah kaum bengsawan
yang bersekongkol untuk melawan. Mereka bersatu untuk mengadakan pemberontakan
sehingga kekuasaan beralih kepada mereka. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh
beberapa orang dan memperhatikan kepentingan umum. Pemerintahan pun berubah dari
tirani menjadi aristokrasi.

2015 Kewirausahaan II
25 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Aristokrasi yang semula baik dan memperhatikan kepentingan umum, pada perkembangan
tidak lagi menjalankan keadilan dan hanya mementingkan diri sendiri. Keadaan itu
mengakibatkan pemerintahan Aristokrasi bergeser ke Oligarki.

Dalam pemerinyahan Oligarki yang tidak memiliki keadilan rakyat mengambil alih kekuasaan
untuk memperbaiki nasib lewat pemberontakan. Rakyat menjalankan kekuasaan negara
demi kepentingan rakyat. Akibatnya, pemerintahan bergeser menjadi demokrasi. Namun,
pemerintahan demokrasi yang awalnya baik lama kelamaan banyak diwarnai kekacauan,
kebobrokan, dan korupsi sehingga hukum sulit ditegakkan. Akibatnya pemerintahan berubah
menjadi okhlokrasi. Dari pemerintahan okhlokrasi ini kemudian muncul seorang yang kuat
dan berani yang dengan kekerasan dapat memegang pemeritahan. Dengan demikian,
pemerintahan dipengang oleh satu tangan lagi dalam bentuk monarki.

Perjalanan siklus pemerintahan diatas memperlihatkan kepada kita adanya hubungan


kausal (sebab – sebab) antara bentuk pemerintahan yang satu dengan yang lain. Itulah
sebabnya polybios beranggapan bahwa lahirnya pemerintahan yang satu dengan yang lain
merupakan akibat dari pemerintahan yang sebelumnya telah ada.

2015 Kewirausahaan II
26 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
BENTUK PEMERINTAHAN MONARKI (KERAJAAN)

Leon Duguit dalam bukunya Traite de Droit Constitutional membedakan pemerintahan


dalam bentuk monarki dan republik. Perbedaan antara bentuk pemerintahan “monarki” dan
“republik” menurut Leon Duguit, adalah ada pada kepala negaranya. Jika ditunjuk
berdasarkan hak turun – temurun, maka kita berhadapan dengan Monarki. Kalau kepala
negaranya ditunjuk tidak berdasarkan turun – temurun tetapi dipilih, maka kita berhadapan
dengan Republik.

Dalam praktik – praktik ketatanegaraan, bentuk pemerintahan monarki dan republik dapat
dibedakan atas:

Monarki absolut

Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang (raja, ratu,, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas.
Perintah raja merupakan wewenang yang hrus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri raja
terdapat kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif yang menyatu dalam ucapan dan
perbuatannya. Contoh Perancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal
L’etat C’est Moi (negara adalah saya).

Monarki konstitusional

Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja yang kekuasaannya dibatasi undang – undang dasar (konstitusi). Proses
monarki kontitusional adalah sebagai berikut:

Ada kalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena takut
dikudeta. Contohnya: negara Jepang dengan hak octroon.

Ada kalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi rakyat
terhadap raja. Contohnya: inggris yang melahirkan Bill of Rights I tahun 1689, Yordania,
Denmark, Aarab Saudi, Brunei Darussalam.

2015 Kewirausahaan II
27 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Monarki parlementer

Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi. Dalam monarki parlementer, kekuasaan, eksekutif dipegang oleh kabinet
(perdanan menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagain
kepala negara (simbol kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat diganggu gugat.
Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di negara Inggris,
Belanda, dan Malaysia.

BENTUK PEMERINTAHAN REPUBLIK

Dalam pelaksaaan bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik absolut,
republik kontitusional, dan republik parlementer.

Republik absolut

Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan
kekuasaan. Penguasa mengakibatkan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya
digunakanlah partai politik. Dalam pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidak
berfungsi.

Republik konstitusional

Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan
kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu,
pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.

2015 Kewirausahaan II
28 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Republik parlementer

Dalam sistem republik palementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara.
Namun, presiden tidak dapat diganggu – gutat. Sedangkan kepala pemerintah berada di
tangan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem ini,
kekuasaan legislatif lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.

2015 Kewirausahaan II
29 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Sumber: Buku Pendidikan Kewarganegaraan. Budiyanto. Penerbit erlangga.

Arnie, Fajar (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Azra Azymurdi. (1999). Menuju Masyarakat Madani Cetakan ke I. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

Cholisin. (2000). Materi Pokok Ilmu Kewarganegaraan – Pendidikan Kewarganegaraan.


Yogyakarta :UNY

Numan Somantri (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Permendiknas No. 22 tahun 2006

https://www.gurupendidikan.co.id/negara-kesatuan/

2015 Kewirausahaan II
30 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai