Kewarganegaraan
Program Tatap
Fakultas Kode MK Disusun Oleh
Studi Muka
Fasilkom Teknik 02 90003 Yustiarti, M.Ikom
Informatika
Abstract Kompetensi
1. Definisi Negara
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana
terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan
keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal terdapat unsur-
unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan
dari negara lain.
Kata Negara berasal dari state(Inggris), staat(Belanda) dan etat (Perancis). Secara
etimologi(bahasa) Negara berarti keadaan yang berdiri tegak (kokoh), lurus (tak
tergoyahkan) termasuk mengandung unsur ketetapan akan kebaikan dan kebenaran.
Dari kata itu pula lahirlah status, statum, dan yang terakhir standing. Dari pengertian
yang terakhir itu juga mengarah pada kedudukan, tempat berdiri yang tetap,
konsisten dan jelas. Negara menjadi sesuatu pijakan yang kuat, tegak dan benar
terutama tentunya sesuai dengan kehendak orang atau sekelompok orang yang
mendiami.
Dari pengertian Negara secara bahasa(etimologi) tersebut mempertegas dan
menjelaskan bahwa Negara adalah organisasi yang mengarah pada sesuatu yang
tegak(lurus) dan jelas (tidak membingungkan) dan itu sejalan dengan kehidupan
bersama manusia sehingga sejalan dengan keinginan manusia. Manusia secara
umum selalu mendambakan kehidupan yang tegak, jelas dan mengarah pada
kebaikan. Kebaikan yang diinginkan umat manusia akan terwujud dan diupayakan
untuk dan demi manusia /kelompok manusia itu sendiri. Dari situ pengertian Negara
menjadi meluas dan semakin kompleks, terlebih-lebih di Negara modern di abad ini.
2015 Kewirausahaan II
2 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau
ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan
dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi
orang yang bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Republik
Indonesia, kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara.
- Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum anatara orang-
orang dengan negara.
- Kewarganegaraan dalam arti sosiologis, tidak ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan
emosionak, seperti ikartan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan
ikatan tanah air.
- Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat hukum dari status
kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban warga negara.
B. Pendidikan Kewarganegaraan
2015 Kewirausahaan II
3 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara
berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan
moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
1. Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
2015 Kewirausahaan II
4 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3) Fungsi pembelajaran kewarganegaraan
Menurut Somantri (2001 : 166) memberikan pemaparan mengenai fungsi PKn sebagai
berikut :
Usaha sabar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan
belajar kepada peserta didik agar menjadi internalisasi moral Pancasila dan pengetahuan
Kewarganegaraan untuk melandasi tujuan nasional yang diwujudkan dalam intergritas
pribadi dan perilaku sehari – hari.
Berdasarkan pada fungsi di atas Pendidikan Kewarganegaraan harus dinamis dan mampu
menarik perhatian siswa yaitu dengan cara guru membantu mengembangkan pemahaman
baik materi maupun ketrampilan intelektual dan partisipasi yang menghasilkan pemahaman
tentang arti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara
kesatuan Republik Indonesia, sumpah pemuda, pengamalan nilai nilai pancasila dalam
kehidupan sehari hari, pancasila sebagai idiologi terbuka
b. Norma, hukum dan peraturan meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di
sekolah, norma yang berlakudimasyarakat, peraturan daerah, norma dalam kehidupan
baerbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan
internasional
c. Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota
masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan, dan
perlindungan HAM
2015 Kewirausahaan II
5 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
d. Kebutuhan warga Negara meliputi hidup gotong royong, harga diri setiap warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengemukakan pendapat ,
menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara
g. Pancasila meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan idiologi Negara,
proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengamalan nilai pancasila dalam
kehidipan sehari hari, pancasila sebagai ideologi Negara
Uraian diatas menegaskan bahwa materi PKn dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
memiliki kualifikasi untuk dijadikan ajar yang tidak menyimpang dari kurikulum yang telah
ditentukan. Menurut Depdiknas (2007: 2) aspek – aspek kompetensi dalam pendidikan
kewarganegaraan adalah
Menyangkut kemampuan akademik keilmuan yang dikembangkan dari berbagai teori atau
konsep politik, hukum dan moral. Dengan demikian, mata pelajaran PKn merupakan bidang
kajian multi disipliner. secara terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi
pengetahuan tentang hak dan tanggung jawab warga Negara, hak asasi manusia, prinsip –
prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional,
pemerintah berdasar hukum dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi serta
nilai – nilai dan moral dalam masyarakat
2015 Kewirausahaan II
6 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ketrampilannya menggunakan hak dan kewajibannya dibidang hukum, misalnya melaporkan
kepada polisi atas tindak kejahaatan yang diketahui.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, seorang warga Negara perlu memiliki pengetahuan
yang baik, terutama pengetahuan di bidang politik, hukum dan moral dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya pengetahuan dan ketrampilannya itu akan
membentuk suatu watak, karakter, sikap atau kebiasaan sehari – hari yang mencerminkan
warga Negara yang baik.
1. Unsur pembentuk negara (konstitutif): wilayah/ daerah, rakyat, pemerintah yang berdaulat
• Memiliki Wilayah
Untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh diperlukan wilayah yang terdiri
atas darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan. Untuk wilayah yang jauh dari laut tidak
memerlukan wilayah lautan. Di wilayah negara itulah rakyat akan menjalani kehidupannya
sebagai warga negara dan pemerintah akan melaksanakan fungsinya.
• Memiliki Rakyat
Diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara tersebut dan dipersatukan
oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat pada suatu ngara maka
pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat juga berfungsi sebagai sumber daya manusia
untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
2015 Kewirausahaan II
7 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
• Pemerintahan Yang Berdaulat
Pemerintahan yang baik terdiri atas susunan penyelengara negara seperti lembaga
yudikatif, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lain sebagainya untuk menyelengarakan
kegiatan pemerintahan yang berkedaulatan.
Untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan pengakuan negara lain baik
secara de facto (nyata) maupun secara de yure. Sekelompok orang bisa saja mengakui
suatu wilayah yang terdiri atas orang-orang dengan sistem pemerintahan, namun tidak akan
disetujui dunia internasional jika didirikan di atas negara yang sudah ada.
• Teori Klasik:
a. Teori Ketuhanan
Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan.
Demikian juga negara terjadi atas kehendak Tuhan. Tandanya nampak pada UUD-nya “by
the grace of God” (Atas berkat Tuhan Yang Maha Esa)
2015 Kewirausahaan II
8 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terjadinya negara karena adanya perjanjian masyarakat. Semua warga negara mengikat
diri dalam suatu perjanjian bersama untuk mendirikan suatu organisasi yang bisa melindungi
dan menjamin kelangsungan hidup bersama.
c. Teori Kekuasaan
Negara terbentuk atas dasar kekuasaan dan kekuasaan adalah ciptaan mereka yang paling
kuat
Hukum alam bukan buatan negara, melainkan atas kekuasaan alam yang berlaku setiap
waktu dan tempat, serta bersifat universal dan tidak berubah. Menurut pendapat Plato
negara terjadi karena evolusi
Tokoh yang terkenal dari teori ini adalah : Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.
• Teori Modern:
Fungsi-Fungsi Negara :
2015 Kewirausahaan II
9 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Negara yang sukses dan maju adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia
secara umum dari sisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
2. Melaksanakan ketertiban
Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif dan damani diperlukan
pemeliharaan ketertiban umum yang didukung penuh oleh masyarakat.
Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga dari segala macam gangguan dan
ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar.
4. Menegakkan keadilan
Tujuan Negara:
Setiap Negara mempunyai tujuan yaitu tujuan bangsa itu sendiri dalam hidup bernegara.
Tujuan Negara berbeda-beda sesuai dengan pandangan masyarakat pada bangsa tersebut
serta pandangan hidup yang melandasinya. Pada umumnya, tujuan Negara ditetapkan
dalam konstitusi atau hukum dasar Negara yang bersangkutan.
2015 Kewirausahaan II
10 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ada beberapa tujuan Negara yakni:
2. Tujuan Negara adalah menciptak. an keadaan yang baik agar rakyatya dapat mencapai
keinginan secara maksimal.
1. Bentuk Negara
a. Negara kesatuan : Suatu negara berdaulat, yang berkuasa satu pemerintah pusat yang
mengatur seluruh daerah secara totalitas. Bentuk negara ini tidak terdiri atas beberapa
negara, yang menggabungkan diri sedemikian rupa hingga menjadi satu negara yang
negara-negara itu mempunyai status bagian-bagian. Negara Kesatuan dapat berbentuk :
Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, dimana segala sesuatu dalam negara
itu langsung diatur dan diurs oleh pemeintah pusat dan daerah-daerah tinggal
melaksanakannya.
Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, dimana kepala daerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi
daerah) yang dinamakan daerah swatantra.
b. Negara Serikat (Federasi) : Suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa
negara yang menjadi negara-negara bagian dari negara serikat itu. Negara-negara bagian
itu asala mulanya adalah suatu negara yang merdeka dan berdaulat serta berdiri sendiri.
Dengan menggabungkan diri dengan negara serikat, berarti ia telah melepaskan sebagian
kekuasaanna dengan menyerahkan kepada negara serikat itu. Kekuasaan yang diserahkan
itu disebutkan satu demi satu (limiatif) yang merupakan kekuasaan yang didelegasikan.
Kekuasaan Asli ada pada negara bagian karena berhubungan langsung dengan rakyatnya.
Penyerahan kekuasaannya kepada negara serikat adlah hal-hal yang berhubungan dengan
hubungan luar negeri. Pertahanan Negara, Keuangan, dan urusan Pos. Dapat juga diartikan
2015 Kewirausahaan II
11 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bahwa bidang kegiatan pemerintah federasi adalah urusan-urusan selebihnya dari
pemerintah negara-negara bagian.
2. Klasifikasi Negara
Dalam teori klasik pemerintahan dapat dibedakan atas jumlah orang yang memerintah dan
sifat pemerintahannya.
2015 Kewirausahaan II
12 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Plato mengemukakan lima bentuk pemerintahan negara. Kelima bentuk itu menurut Plato
harus sesuai dengan sifat – sifat tertentu manusia. Adapun kelima bentuk itu sebagai
berikut.
Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria pokok, yaitu jumlah
orang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahannya. Berdasarkan dua
kriteria tersebut, perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut.
1. Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dibentuk oleh satu orang demi kepentigan
umum, sifat pemerintahan ini baik dan ideal.
2. Tirani, yaitu bentuk pemerintahan yang dibentuk oleh saru orang demi kepentingan
pribadi, bentuk pemerintahan ini buruk dan kemerosotan.
3. Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendikiawan
demi kepentingan kelompoknya. Bentuk pemerintahan ini merupakan pemerosotan
dan buruk.
4. Politea, yaitu bentuk pemerintahan yang dianggap oleh seluruh rakyat demi
kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal.
5. Demokrasi, yaitu pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tertentu demi
kepentingan sebagina orang. Bentuk pemerintahan ini kurang baik dan merupakan
pemerosotan.
2015 Kewirausahaan II
13 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ajaran polybios yang dikenal dengan teori Siklus, sebenarnya merupakan pengembangan
lebih lanjut dari Aristoteles dengan sedikit perubahan, yaitu dengan mengganti bentuk
pemerintahan ideal politea dan demokrasi
Monarki adalah bentuk pemerintahan yang pada mulanya mendirikan kekuasaan atas nama
rakyat dengan baik dan dapat dipercaya. Namun pada perkembangannya, para penguasa
dalam hal ini adalah raja tidak lagi menjalankan pemerintahan untuk kepentingan umum,
bahkan cenderung sewenang – wenang dan menindas rakyat. Bentuk pemerintahan
monarki bergeser menjadi tirani.
Dalam situasi pemerintahan tirani yang sewenang – wenang, mumcullah kaum bengsawan
yang bersekongkol untuk melawan. Mereka bersatu untuk mengadakan pemberontakan
sehingga kekuasaan beralih kepada mereka. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh
beberapa orang dan memperhatikan kepentingan umum. Pemerintahan pun berubah dari
tirani menjadi aristokrasi.
Aristokrasi yang semula baik dan memperhatikan kepentingan umum, pada perkembangan
tidak lagi menjalankan keadilan dan hanya mementingkan diri sendiri. Keadaan itu
mengakibatkan pemerintahan Aristokrasi bergeser ke Oligarki.
Dalam pemerinyahan Oligarki yang tidak memiliki keadilan rakyat mengambil alih kekuasaan
untuk memperbaiki nasib lewat pemberontakan. Rakyat menjalankan kekuasaan negara
demi kepentingan rakyat. Akibatnya, pemerintahan bergeser menjadi demokrasi. Namun,
pemerintahan demokrasi yang awalnya baik lama kelamaan banyak diwarnai kekacauan,
kebobrokan, dan korupsi sehingga hukum sulit ditegakkan. Akibatnya pemerintahan berubah
menjadi okhlokrasi. Dari pemerintahan okhlokrasi ini kemudian muncul seorang yang kuat
dan berani yang dengan kekerasan dapat memegang pemeritahan. Dengan demikian,
pemerintahan dipengang oleh satu tangan lagi dalam bentuk monarki.
2015 Kewirausahaan II
14 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Perjalanan siklus pemerintahan diatas memperlihatkan kepada kita adanya hubungan
kausal (sebab – sebab) antara bentuk pemerintahan yang satu dengan yang lain. Itulah
sebabnya polybios beranggapan bahwa lahirnya pemerintahan yang satu dengan yang lain
merupakan akibat dari pemerintahan yang sebelumnya telah ada.
Dalam praktik – praktik ketatanegaraan, bentuk pemerintahan monarki dan republik dapat
dibedakan atas:
Monarki absolut
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang (raja, ratu,, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak terbatas.
Perintah raja merupakan wewenang yang hrus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada diri raja
terdapat kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif yang menyatu dalam ucapan dan
perbuatannya. Contoh Perancis semasa Louis XIV dengan semboyannya yang terkenal
L’etat C’est Moi (negara adalah saya).
Monarki konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja yang kekuasaannya dibatasi undang – undang dasar (konstitusi). Proses
monarki kontitusional adalah sebagai berikut:
Ada kalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena takut
dikudeta. Contohnya: negara Jepang dengan hak octroon.
2015 Kewirausahaan II
15 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ada kalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi rakyat
terhadap raja. Contohnya: inggris yang melahirkan Bill of Rights I tahun 1689, Yordania,
Denmark, Aarab Saudi, Brunei Darussalam.
Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi. Dalam monarki parlementer, kekuasaan, eksekutif dipegang oleh kabinet
(perdanan menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja hanya sebagain
kepala negara (simbol kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat diganggu gugat.
Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap dilaksanakan di negara Inggris,
Belanda, dan Malaysia.
Dalam pelaksaaan bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik absolut,
republik kontitusional, dan republik parlementer.
Republik absolut
Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan
kekuasaan. Penguasa mengakibatkan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya
digunakanlah partai politik. Dalam pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidak
berfungsi.
Republik konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan
kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu,
pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
2015 Kewirausahaan II
16 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Republik parlementer
Dalam sistem republik palementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara.
Namun, presiden tidak dapat diganggu – gutat. Sedangkan kepala pemerintah berada di
tangan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem ini,
kekuasaan legislatif lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.
Daftar Pustaka
Arnie, Fajar (2005). Portofolio Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Azra Azymurdi. (1999). Menuju Masyarakat Madani Cetakan ke I. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
2015 Kewirausahaan II
17 Yustiarti, M.Ikom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id