Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
JAKARTA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu, saya juga ingin menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini :
1. Kepada Bapak Ir. Joko Sugiharjo sebagai dosen pangampu mata kuliah
Organisasi dan Manajemen Perusahaan Industri
2. Kepada orangtua yang telah memberikan dukungan dalam pengerjaan
makalah kali ini.
3. Kepada rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dalam pengerjaan
makalah kali ini.
Harapan saya bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan. Bagaimanapun makalah ini ini tidak akan lepas
dari segala kekurangan. Oleh sebab itu, berbagai kritik dan saran sangat dinanti, pada
akhirnya, semoga penyusunan makalah ini dapat menginspirasi dan memberikan banyak
manfaat untuk pembacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memberkan gambaran bagaimana pelaksanaan manajemen di era globalisasi.
2. Mengetahui bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan
khususnya perusahaan-perusahaan internasional.
3. Memberikan gambaran apakah ada hubungan antara pelaksanaan manajemen
di era globalisasi dan pola pikir global manajer terhadap perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Planning
Organizing
Coordinatin
Innovating
g
Representin
Reporting
g
Controlling
Tarif
Quota
Ukuran administrastif
Pengawasan pertikaian
Peraturan lokal
Subsidi
Bantuan promosi dagang
Persetujuan perdagangan dan kartel produsen
Untuk mengurangi berbagai hambatan dalam perdagangan dibuat
konsep Intergrasi Ekonomi ( Economic Integration ). Konsep ini
mempengaruhi beberapa bentuk dianratanya :
1. Area perdagangan bebas (Free trade areas).
3. Koalisi merupakan suatu cara untuk berjuang jika tidak mau ditelan
raksasa seperti UE dan AS.
Isu Jasa
Perundingan jasa menginginkan terciptanya liberalisasi yang
progresif dibidang perdagangan jasa.
Fasilitas Perdagangan
Inti pokok dari fasilitas perdagangan dalah aturan untuk
memperlancar arus barang di pelabuhan, termasuk pengaturan
mengenai barang transit. Dalam modalitas ini, berbagai kemudahan
untuk nagara berkembang dipenuhi, misalnya pengembangan
kafasilitas, perlakuan khusus dan berbeda. Untuk jangka panjang,
fasilitas perdagangan sangat bermanfaat bagi Indonesia karena akan
mempermudah dalam mengatur kelancaran barang impor di
pelabuhan sehingga dapat mengurangi biaya.
Isu Pembangunan
Keputusan penting lainnya menyangkut bantuan teknis untuk Negara
berkembang guna meningkatkan partisipasi mereka dalam
perundingan, dan kemampuan Negara berkembang untuk
mengimplementasikan perjanjian WTO.
10. Menjual saham (go public) kepada para peminat di Negara pribumi.
12. Rencana investasi kembali atas pemilikan asset oleh penduduk asli.
4. Variabel ekonomi
Variabel ekonomi yang mempengaruhi proses manajerial adalah
keadaan ekonomi suatu negara. Apabila situasi ekonomi suatu
negara sedang mengalami inflasi atau mengalami deflasi, maka
hal tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan dalam suatu
perusahaan.
Aktivitas manajerial
Aktivitas manajerial dipengaruhi oleh ilmu manajemen. Praktek
manajerial meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyetapan,
pemimpinan, dan pengawasan.
Aktivitas non-manajerial
Aktivitas non-manajerial sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan
atau sains yang relevan. Paraktek non-manajerial meliputi teknik,
produksi, pemasaran, dan keuangan.
Ilmu manajemen
- Konsep
- Prinsip
-Teori Praktek-praktek
- Aplikasi pengetahuan Manajerial :
secara umum - Perencanaan
- Pengorganisasian
Fungsi-fungsi Ilmu - Penyetapan
Pengetahuan - Pemimpinan Keberhasilan perusahaan
Perusahaan - Pengawasan berdasarkan pada :
- Teknik
1. Faktor-faktor
- Produksi
manajerial
- Pemasaran
2. factor-faktor non
- Keuangan Praktek-praktek Non-
manajerial
Manajerial :
Sumber daya manusia - Teknik
dan sumber daya - Produksi
mineral - Pemasaran
- Keuangan
Lingkungan eksternal
- Pendidikan
- Politik
- Ekonomi
-Teknologi
- Sosial Budaya/Etika
.4.2. Perbandingan Manajemen Jepang, Manajemen Amerika, dan
Manajemen Negara Lainnya
Manajemen Jepang
Manajemen dalam pandangan bangsa Jepang adalah komitmen
kolektif yang lahir dari kesadaran diri dan rasionalitas untuk mengabdi
pada instititusi atau perusahaan tempat mereka bekerja, baik secara fisik
maupun nalar. Kehidupan bangsa Jepang memiliki filosofi manajemen
kolektif, atau disebut juga manajemen konsesus, yang berarti
kolektivitas dengan makna bahwa kerjasama, sinergi, dan berkarya,
bukan hanya saling mendorong satu sama lain, namun lebih dari itu
dilakukan secara hand in hand, aktif dalam mengambil keputusan, dan
menentukan tujuan dari team work. Filosofi manajemen kolektif ini
banyak diterapkan dalam perusahaan-perusahaan Jepang.
Manajemen Amerika
Dalam manajemen Amerika berlaku sistem kerja jangka pendek.
Akibatnya, seseorang berusaha untuk dipromosikan secara cepat. Jika
mereka tidak dipromosikan dalam beberapa tahun, maka mereka
memutuskan untuk pindah pekerjaan mencari keadaan yang lebih baik.
Sistem bonus diberikan berdasarkan potongan dan hal ini membuat
orang bekerja dengan sangat keras sehingga kadang-kadang
menimbulkan kejenuhan.
Rusia
Negara yang terbentuk dari sejarah Uni Soviet, yang kini tinggal nama, masih
mengusung pentingnya otoritas dalam suatu manajemen. Hingga kini, hierarki
dalam perusahaan masih merupakan faktor penting, terutama dalam pengambilan
keputusan. Meskipun dipandang tidak relevan lagi dengan iklim demokrasi saat
ini, gaya manajemen ini relatif masih diperlukan, terutama pada perusahaan atau
organisasi yang memiliki sistem yang baku dan ketat, seperti departemen atau
organisasi pemerintah.
Spanyol
Meskipun gaya manajemen di negara ini hampir sama dengan Rusia, namun
sudah ada peningkatan menuju ke manajemen demokratik. Pergeseran ini
diakibatkan oleh gelombang protes yang gencar dilakukan oleh para pekerja blue-
collar. Ada baiknya memang perusahaan yang memiliki pekerja dengan tipe
seperti ini menggunakan manajemen demokratik, dengan memberikan akses lebih
cepat ke top management, bisa melalui perwakilan pekerja secara individual
maupun serikat.
Polandia
Australia
Yugoslavia
China
Pekerja China memiliki kepribadian yang sangat unik. Seperti yang ditulis
Davidmann dalam Style of Management and Leadership: The Chinese worker has
apparently to live where he is told to live, has to work where he is told to work,
has to do what he is told to do. One has to ask for permission to leave one's work
and for permission to travel. Inilah yang terjadi di China pada masa lalu, sehingga
manajemen lebih berlandaskan otoritas. Namun demikian, China-lah negara yang
paling dinamis dalam menerapkan sistem manajemen, dari otoritas, self
management, hingga saat ini, partisipatif.
Jerman
Jerman adalah negara yang memiliki tingkat kompensasi yang tinggi dan
pemberian jaminan sosial yang relatif baik. Pengambilan keputusan ada di tangan
top management atau para kepala perusahaan, namun, pekerja tidak merasa
terlalu dianaktirikan karena pengangkatan manajer atau kepala perusahaan
haruslah disetujui oleh dua pertiga shareholder dan sepertiga sisanya ditentukan
oleh pekerja.
6. Mutu
Dengan pendekatan keterlibatan dinamik, Total Quality
Management (TQM) haruslah menjadi perbendaharaan kata setiap
manjer. Semua manajer harus memikirkan mengenai bagaimana
setiap proses organisasi dapat dilakukan untuk menyediakan output
yang bertanggung jawab. Hubungan yang kuat dan jangka panjang
dapat menjadi produk samping yang bermanfaat dari kerangka
“Mutu” pikiran dan tindakan, dengan pandangan ini Total Quality
Management menambah satu lagi dimensi dinamik pada manajemen,
karena mutu juga selalu merupakan target yang bergerak. Dengan
demikian pada masa yang akan datang akan terjadi berbagai
tantangan yang lebih rumit terhadap teori dan praktek manajemen.
Pekerjaan manajer-manajer di waktu mendatang akan meminta lebih
banyak pengetahuan dan kecanggihan akibat organisasi yang
semakin kompleks. Organisasi komponen personalia akan dihitung
secara bervariasi baik gaji maupun bonus. Menurut H. Igor Ansof
dan R.G. Bradeburg berpendapat bahwa pada masa mendatang
manajer akan memberikan peranan multiplikasi, dan akan
membutuhkan kompetensi yang simultan sebagai pemimpin,
administrator, entreupreneur, negarawan, perencana dan sistem
arsitek dan lain sebagainya.
Digambarkan sebagai berikut:
Changes in Management Roles
Leader
Administrator Leader
Administrator
Entreupreneur
Entreupreneur Planner
Planner
Past Future
Peranan terpisah, Individu Kombinasi Peran, Team
Dalam era global para eksekutif di dera dan dituntut untuk mencari
cara pemikiran baru tentang ilmu dan seni manajemen, dimana mereka
berperan dan harus menerapkannya secara efektif dalam pemecahan
masalah-masalah manajemen yang kompleks dan cangging dengan
tingkat kemampuan puncak yang prima. Bagaimana pula Craig dan
Mitchael dengan pemikirannya mengajak para manajer, baik dalam
dunia usaha swasta maupun pemerintah untuk menerobos “foresight for
the future” dengan menunjukkan pola-pola pikir manajemen dalam
mengantisipasi perubahan dalam bidang-bidang era bisnis internasional.
Dalam setiap kurun waktu yang berubah-ubah, baik proses, sistem
manajemen strategi serta model konseptual mengikuti perkembangan
yang terjadi dan manajemen harus dinamis sehingga akan dapat
mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh
setiap organisasi baik yang menyangkut antisipasi yang dikemukakan
Craig dan Mitchael ataupun masalah-masalah lain. Dengan berorientasi
pada masa lalu dan masa kini, setiap eksekutif akan mendapatkan
formula baru untuk menghadapi era baru, era persaingan bebas.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Globalisasi manajemen merupakan fakta kehidupan. Manajemen global
adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas manajemen yang melewati batas-batas
nasional. Manajemen global membantu mengatasi masalah-masalah yang
tidak dapat dipecahkan sendiri dalam kerjasama internasional. Tumbuh dan
berkembangnya perusahaan multi nasional memerlukan manajemen yang
bermutu global. Kompleksitas dalam penanganan perusahaan lintas negara
memacu sumber daya yang ada didalamnya untuk terus kreatif dan inovatif.
Empat dasar manajemen tradisioanal memerlukan penyesuaian-
penyesuaian dalam pelaksanaannya di manajemen global. Para manajer yang
bermutu haruslah memiliki kepribadian kelas dunia. Pola pikir global menjadi
dasar bertindak serta seorang manajer kelas dunia harus memiliki
management global skill.
3.2. Saran
Manajemen menyentuh dan mempengaruhi hampir semua kehidupan
manusia dalam bermasyarakat dan bernegara (Peter F. Drucker). Oleh karena
itu penyusun merekomendasikan pentingnya untuk menguasai konsep
manajemen terutama manajemen global. Manfaat yang didapat antara lain
memberikan pengetahuan pola pikir global dalam pelaksanaan manajemen,
mengetahui pemanfaatan alat-alat pemecahan masalah manajerial yang lebih
canggih, tepat guna, terpadu dan komprehensif, kesiapan menghadapi
tantangan dunia usaha, memberi gambaran aliansi multi korporat perusahaan
antara negara dengan networking perusahaannya di seluruh dunia, serta
panduan menjadi seorang manajer global.
STUDI KASUS
Sistem Manajemen Global
Perusahaan : Nestlé
Industri : Makanan
Daerah : Global
Intertek Solusi : Manajemen Audit Sistem dan Sertifikasi
Nestlé sangat terkemuka dalam dunia gizi, kesehatan dan perusahaan
kesehatan, dengan lebih dari 280.000 karyawan dan lebih dari 450 pabrik secara
global. Produk mereka, yang meliputi segala sesuatu mulai dari air kemasan
hingga makanan beku, dijual di hampir setiap negara di dunia. Nestlé selalu
percaya bahwa untuk bisnis yang akan berhasil dalam jangka panjang, ia harus
menciptakan nilai tidak hanya bagi para pemegang saham dan konsumen, tetapi
juga bagi masyarakat.
1. TANTANGAN
Pada bulan Mei 2006, Dewan Eksekutif Nestlé memutuskan untuk
mengadaptasi sistem manajemen Nestlé untuk sepenuhnya sesuai dengan
standar internasional ISO 14001 (Pengelolaan lingkungan) dan OHSAS
(kesehatan dan keselamatan kerja manajemen) serta untuk mengesahkan semua
pabrik Nestlé terhadap standar tersebut pada tahun 2010. Karena sangat
penting bagi Nestlé untuk menciptakan nilai, hal ini merupakan tantangan
untuk menemukan pasangan yang bisa menyediakan semua gabungan layanan
ini. Untuk Nestlé, sertifikasi ISO 14001 dan OHSAS 18001 memberikan
pengakuan eksternal bahwa pabrik-pabrik mereka sesuai dengan kebutuhan
internal di bidang kelestarian lingkungan dan pekerjaan kesehatan dan
keselamatan, dan bahwa mereka memenuhi kebutuhan minimum, yang diakui
secara internasional tingkat implementasi sistem manajemennya. Kepercayaan
dari stakeholder eksternal lain merupakan faktor penting untuk Nestlé, karena
mereka ingin menjadi yang terdepan di dunia, diakui sebagai perusahaan
Nutrisi, Kesehatan dan Kebugaran. Sertifikasi membantu membangun
kepercayaan ini.
"Untuk Nestlé, sertifikasi merupakan akta kelahiran dan bukan “surat
pension”. Sertifikasi adalah awal dari sebuah perjalanan yang berkelanjutan
terus menerus unggul dalam kinerja, "kata Brett Carroll, Manajer Lingkungan
dan Keselamatan Global perusahaan Nestlé.
Mengingat tenggat waktu yang sangat ketat dan lingkup proyek ini
global, Nestlé menghadapi beberapa tantangan:
Memotivasi sejumlah besar pabrik di seluruh dunia untuk mengikuti jadwal
yang ketat.
Memonitor kemajuan untuk yakin tenggat waktu tercapai.
Mencari mitra yang dapat menyediakan auditor lokal dengan pemahaman
tentang persyaratan khusus dan budaya lokal, tapi secara paralel dengan ini
memiliki konsistensi global dalam pelayanan.
Intertek mendukung Nestlé pada tingkat global dengan audit dan jasa
sertifikasi untuk memenuhi semua tantangan, serta untuk ISO 22000, kualitas,
dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
2. SOLUSI
Intertek bekerja sama dengan markas besar Nestlé di Swiss untuk
menetapkan program yang disesuaikan untuk memastikan mereka mencapai
tujuan ambisius mereka. Sebagai hasil dari pekerjaan ini, Nestlé telah diterima:
Audit dan tindak lanjut inisiatif dikoordinasikan oleh salah satu tim
global Intertek.
Tim ini dapat berkoordinasi audit untuk semua layanan, membantu
mengurangi jumlah kunjungan situs. Oleh karena itu menghemat waktu dan
uang Nestlé yang berharga.
Konsistensi pelayanan global.
Semua auditor dilatih dalam persyaratan spesifik yang ditetapkan Nestlé.
Laporan triwulan dari Intertek.
Memberikan HQ Nestlé gambaran yang jelas tentang berapa banyak situs
yang telah menyelesaikan sertifikasi.
Pendekatan audit Fleksibel
Untuk membuat pasar tertentu yakin kebutuhan mereka terpenuhi,
mengingat globalnya penyebaran proyek ini.
Komitmen sumber daya yang jelas dari Intertek.
Untuk mengembangkan sumber daya di pasar yang dibutuhkan.
3. Hasil
Pada Oktober 2009, situs Nestlé telah menyelesaikan 639 sertifikasi
audit, dengan 200 audit lain lintas dunia diharapkan selesai sebelum akhir
tahun. Nestlé memiliki target internal yaitu menginginkan 850 sertifikat di
tangan pada akhir tahun 2009 (mewakili sekitar 90% dari sekitar 460 pabrik
yang sekarang disertifikasi untuk standar kedua), dan target eksternal bahwa
semua pabrik akan disertifikasi pada tahun 2010.
“Nestlé sangat senang dengan kinerja dari Intertek, baik di tingkat lokal
maupun global dalam hal perhitungan manajemen, “kata Mr Carroll. “Pada
tingkat lokal, auditor Intertek dilengkapi dengan baik dalam hal pengetahuan,
baik dari persyaratan sistem manajemen serta undang-undang lokal yang
relevan. Selain itu, fleksibilitas dan keterbukaan Intertek terhadap pendekatan
baru dan berbeda membantu untuk menambah nilai melalui proses audit.”
"Pada tingkat global, penyediaan Manajer akuntansi inti global
menyederhanakan program manajemen audit kami secara keseluruhan dengan
menyediakan satu titik kontak dengan pengawasan, audit secara global, yang
kemudian dapat mengatasi masalah, pertanyaan, analisis peluang dan perbaikan
yang terkoordinasi.
Dari uraian studi kasus di atas garis besar yang dapat diambil yaitu, untuk
meningkatkan kompetensinya perusahaan Nestlé menerapkan sistem
manajemen global melalui sertifikasi produk-produknya di seluruh dunia
bekerja sama dengan Interfek. Hal tersebut ditempuh dengan maksud untuk
mendapatkan pengakuan dunia atas kinerjanya yang unggul dalam bidang
nutrisi dan kesehatan makanan. Seiring pesatnya persaingan usaha Nestlé harus
percaya diri bahwa perusahaannya mampu bertahan dan tetap menjadi yang
terbaik.