Anda di halaman 1dari 14

ISYE 6101 Production and

Operation Analysis
Topic :
Agregat Planning
Production and Operation
Management
Material are taken from Roberta Russell & Bernard W. Taylor, III
Operation Management 5th Edition
Agregat Planning
Apa itu Agregat Planning ?
• Suatu pendekatan yang biasanya dilakukan oleh para manajer operasi
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka
menengah (biasanya antara 3 hingga 18 bulan ke depan).
• dapat digunakan dalam menentukan jalan terbaik untuk memenuhi
permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat
tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak,
danvariabel lain yang dapat dikendalikan.
• Dapat digunakan untuk perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang
mengutamakan masalah mencocokkan produktifitas dengan permintaan
yang fluktuatif

Copyright 2009 John Wiley & Sons, Inc. 1-3


Agregat Planning

• Tujuan Perencanaan Agregat :

- Untuk memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau

keuntungan pada periode perencanaan

- Untuk mengurangi permasalahan tingkat ketenagakerjaan, menekan

tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan yang lebih tinggi.

- menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan rencana produksi,

tetapi untuk perusahaan jasa, penjadwalan agregat bertujuan

menghubungkan sasaran dengan jadwal pekerja


Copyright 2009 John Wiley & Sons, Inc. 1-4
Agregat Planning

Ada empat hal yang diperlukan dalam perencanaan

agregat, yaitu :
• Keseluruhan unit yang logis untuk mengukur penjualan dan
output.
• Prediksi permintaan untuk suatu periode perencanaan jangka
menengah yang layak pada waktu agregat.
• Metode untuk menentukan biaya.
• Model yang mengkombinasikan prediksi dan biaya sehingga
keputusan penjadwalan dapat dibuat untuk periode
perencanaan
Agregat Planning
• Sifat Perencanaan Agregat
- Mengkombinasikan sumber daya yang sesuai ke dalam
jangka waktu keseluruhan, Dengan prediksi permintaan,
kapasitas fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja,
dan input yang saling berhubungan, perencana harus
memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas selama 3
hingga 18 bulan yang akan datang
- Dalam perencanaan agregat, rencana produksi tidak
menguraikan per produk tetapi menyangkut berapa banyak
produk yang akan dihasilkan tanpa mempermasalahkan
jenis dari produk tersebut
Hubungan Input dan Output
Perencanaan Agregat

1-7
Agregat Planning
Biaya Yang Terlibat Dalam Perencanaan Agregat?
• Hiring Cost (biaya penambahan tenaga kerja)
Penambahan tenaga kerja menimbulkan biaya-biaya untuk iklan,
proses seleksi dan training. Biaya training merupakan biaya yang
besar apabila tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja yang
belum berpengalaman.
• Firing Cost (Biaya pemberhentian tenaga kerja)
Pemberhentian tenaga kerja biasanya terjadi karena semakin
rendahnya permintaan akan produk yang dihasilkan, sehingga tingkat
produksi menurun dengan drastis
• Overtime Cost dan Undertime Cost (biaya lembur dan biaya
menganggur)
Penggunaan waktu lembur bertujuan untuk meningkatkan output
produksi Copyright 2009 John Wiley & Sons, Inc. 1-8
Agregat Planning
• Inventory Cost dan Backorder Cost (biaya persediaan dan biaya kehabisan
persediaan)

- Berfungsi untuk mengantisipasi timbulnya kenaikan permintaan pada saat-


saat tertentu.

- Adanya biaya penyimpanan(inventory cost/holding cost) yang berupa biaya


tertahannya modal,pajak, asuransi, kerusakan bahan, dan biaya sewa gudang
• Subcontract Cost (biaya subkontrak)

- Pada saat permintaan melebihi kemampuan kapasitas regular,biasanya


perusahaan mensubkontrakan kelebihan permintaan yang tidak bisa
ditanganinya sendiri kepada perusahaan lain
1-9
Strategi Perencanaan
Agregat
• Terdapat delapan pilihan secara lebih terinci :
• Lima pilihan pertama disebut pilihan kapasitas
(capacity option) atau disebut strategi perencanaan
agregat secara murni (Pure Strategy) sebab pilihan
ini tidak berusaha untuk mengubah permintaan
tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan.
• Tiga pilihan yang terakhir adalah pilihan permintaan
(demand option) dimana perusahaan berusaha
untuk mengurangi perubahan pola permintaan
selama periode perencanaan.
-10
Strategi Perencanaan
Agregat
A. Ada 7 faktor dalam Pure Strategy/Pilihan Kapasitas :

1. Mengubah tingkat persediaan

2. Meragamkan jumlah tenaga kerja

3. Meragamkan tingkat produksi melalui lembur atau waktu kosong

4. Subkontrak

5. Penggunaan karyawan paruh waktu

6. Mempengaruhi permintaan

7. Tunggakan pesanan selama periode permintaan tinggi

8. Perpaduan produk dan jasa yang counter seasonal (dengan musim yang
berbeda).
Copyright 2009 John Wiley & Sons, Inc. 1-11
Strategi Perencanaan
Agregat
B. Strategi Campuran ( mixed Strategy )
• Strategi Perburuan (Chase Strategy)
- Strategi perburuan mencoba untuk mencapai tingkat output bagi setiap
periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut
- Dengan memvariasikan tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau
menghentikan karyawan , atau dapat memvariasikan produks idengan
waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu,atau subkontrak.
• Strategi Penjadwalan Bertingkat (Level-Scheduling Strategy).
- Sebuah rencana agregat di mana produksi harian tetap sama dari
periode ke periode
- Penjadwalan bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan
stabil.

Copyright 2009 John Wiley & Sons, Inc. 1-12


Kesimpulan
• Setiap Perusahaan harus memahami konsep
agregat planning agar dapat memecahkan
setiap masalah yang dihadapi berkaitan
dengan proses produksi dan pendukungnya
• Setiap perusahaan dapat menentukan
strategi yang direncanakan untuk dapat
meningkatkan kapasitas produksi
Thank You

Anda mungkin juga menyukai