Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBUATAN PESTISIDA DARI BIOMASSA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah
Kimia Terapan dan Kewirausahaan

Dosen Pengampu : Lect. Dina Fitriyah, S.Pd., M. Si.

Disusun Oleh
Kelompok 2

1. Fatrida Pujiastuti (180384204005)


2. Dhimas Prihandhono (180384204017)
3. Ujatmiko (180384204031)
4. Delvi Yolanda Dyastari (180384204023)
5. Nurjihan Nazirah (180384204028)
6. Intan Elva Aulia (180384204013)
7. Sri Rahma Dilla (180384204020)
8. Falentina Hutasoit (160384204025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas karunia dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa seluruh umat manusia dari
kegelapan menuju keselamatan.

Penyusunan makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kimia Terapan dan Kewirausahaan, dengan makalah yang berjudul ”Pembuatan
Pestisida dari Biomassa”. Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca khususnya mahasiswa-mahasiswi Universitas Maritim Raja Ali
Haji.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan makalah ini sangat
jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini.

Tanjungpinang, 11 Maret 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3


2.1 Pengertian Biomassa .................................................................................. 3
2.2 Macam-Macam Biomassa ......................................................................... 4
2.3 Pengertian Pestisida ................................................................................... 5
2.4 Tahap Pembuatan Pestisida Organik dari Biomassa ................................. 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10


3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 10
3.2 Saran .......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biomassa merupakan bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintesis baik berupa produk maupun buangan. Biomassa di Indonesia
sangat tak terhingga jumlahnya. Biomassa dapat diperoleh dari tanaman,
pepohonan, ubi, limbah pertanian, kotoran ternak, dan lain-lain. Dewasa ini,
biomassa tidak hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak, pembuatan minyak
nabati dan lainnya namun kini telah dikembangkan penelitian akan biomassa
sebagai sumber energi terbarukan. Pemanfaatan limbah pertanian, kotoran
hewan dan pepohonan dapat meningkatkan nilai tambah dari limbah itu sendiri
dengan memanfaatkan limbah tersebut menjadi produk-produk inovatif seperti
halnya bio oil, arang, biodiesel, briket, bioetanol, biometanol, biobutanol dan
lain-lain. Proses pengolahan biomassa tentunya juga beragam mulai dari
transesterifikasi, pirolisis, torefaksi, karbonisasi. Pada bahasan kali ini, akan
penulis paparkan tentang proses pembuatanbio oil dan arang dengan cara
pirolisis, serta pemaparan tentang proses torefaksi dan pembuatan briket
biomassa.
Biomassa umumnya mempunyai kadar volatile relatif tinggi, dengan
kadar karbon tetap yang rendah dan kadar abu lebih rendah
dibandingkanbatubara. Biomassa juga memiliki kadar volatil yang tinggi
(sekitar 60-80%)dibanding kadar volatile batubara, sehingga biomass lebih
reaktif dibandingkan batubara (Hendrison, 2003; Agustina, 2004).
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang
digunakan untuk mengendalikan jasad pengganggu yang merugikan manusia.
Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan di
bidang kesehatan (bidang permukiman dan rumah tangga) dan terutama
dibidang pertanian (pengelolaan tanaman) (Kementrian Pertanian, 2012).
Pestisida telah digunakan secara luas untuk meningkatkan produksi
pertanian, perkebunan dan pemberantasan vektor penyakit. Penggunaan

1
pestisida untuk keperluan diatas terutama sintetik telah menimbulkan dilema.
Pestisida sintetik di satu sisi sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan
produksi pangan untuk menunjang kebutuhan yang semakin meningkat dan
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Tetapi disisi lain telah diketahui
penggunaannya juga berdampak negatif pada manusia, hewan, mikroba dan
lingkungan (Priyanto, 2010).
Pajanan pestisida di tempat kerja dapat mengenai para pekerja yang
terlibat dalam pembuatan, formulasi, dan penggunaan pestisida. Biasanya
pestisida masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas dan absorpsi kulit, tetapi
sejumlah kecil dapat memasuki saluran gastrointesttinal (GI) karena
menggunakan tangan atau peralatan yang tercemar. Jenis keracunana ini akan
lebih mungkin terjadi apabila menggunakan pestisida yang menyebabkan
keracunan akut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari biomassa?
2. Apa sajakah macam-macam dari biomassa?
3. Apa pengertian dari pestisida organik?
4. Bagaimanakah tahapan pembuatan pestisida organik dari biomassa?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian dari biomassa.
2. Mengetahui macam-macam dari biomassa.
3. Mengetahui pengertian dari pestisida organik.
4. Mengetahui bagaimanakah tahapan pembuatan pestisida organik dari
biomassa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biomassa


Biomassa adalah bahan bakar yang dapat diperbaharui dan secara umum
berasal dari makhluk hidup (non-fosil) yang didalamnya tersimpan energi atau
dalam definisi lain, biomassa merupakan keseluruhan materi yang berasal dari
makhluk hidup, termasuk bahan organik( kayu, tanaman pangan, dan limbah
hewan) yang hidup maupun yang mati, baik di atas permukaan tanah maupun
yang ada di bawah permukaan tanah dan bisa digunakan sebagai sumber energi
untuk memasak, memanaskan, dan pembangkit listrik.
Biomassa merupakan produk fotosintesa dimana energi yang diserap
digunakan untuk mengkonversi karbon dioksida dengan air menjadi senyawa
karbon, hidrogen, dan oksigen. Biomasa bersifat mudah didapatkan, ramah
lingkungan dan terbarukan. Secara umum potensi energi biomassa berasal dari
limbah tujuh komoditif yang berasal dari sektor kehutanan, perkebunan dan
pertanian.
Potensi limbah biomassa terbesar adalah dari limbah kayu hutan,
kemudian diikuti oleh limbah padi, jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan
tebu. Secara keseluruhan potensi energi limbah biomassa Indonesia
diperkirakan sebesar 49.807,43 MW. Dari jumlah tersebut, kapasitas terpasang
hanya sekitar 178 MW atau 0,36% dari potensi yang ada (Hendrison, 2003;
Agustina, 2004).
Biomassa merupakan bahan energi yang dapat diperbaharui karena dapat
diproduksi dengan cepat. Karena itu bahan organik yang diproses melalui
proses geologi seperti minyak dan batubara tidak dapat digolongkan dalam
kelompok biomassa. Biomassa umumnya mempunyai kadar volatile relatif
tinggi, dengan kadar karbon tetap yang rendah dan kadar abu lebih rendah
dibandingkan batubara. Biomassa juga memiliki kadar volatil yang tinggi
(sekitar 60-80%) dibanding kadar volatile batubara, sehingga biomass lebih
reaktif dibandingkan batubara.

3
Teknologi biomassa telah diterapkan sejak zaman dahulu dan telah
mengalami banyak perkembanga. Biomassa memegang peran penting dalam
menyelamatkan kelangsungan energi di bumi ditinjau dari pengaruhnya
terhadap kelestarian lingkungan. Sifat biomassa yang merupakan energi
dengan kategori sumber energi terbarukan mendorong penggunaannya menuju
ke skala yang lebih besar lagi sehingga manusia tidak hanya tergantung dengan
energi fosil. Biomassa memiliki kelebihan yang memberi pandangan positif
terhadap keberadaan energi ini sebagai alternatif energi pengganti energi fosil.
Beberapa kelebihan itu antara lain, biomassa dapat mengurangi efek rumah
kaca, mengurangi limbah organik, melindungi kebersihan air dan tanah,
mengurangi polusi udara, dan mengurangi adanya hujan asam dan kabut asam.

2.2 Macam-Macam Biomassa


A. Bahan Bakar Padat Limbah Organik atau Terurai di Alam
Kayu serta limbah pertanian dapat dibakar dan digunakan untuk
menghasilkan uap dan listrik, Banyak listrik yang digunakan oleh industri
menghasilkan limbah yang dapat digunakan untuk menggerakkan mesin
mereka sendiri (contoh: produsen fumitur).

B. Bahan Bakar Padat Limbah Anorganik


Tidak semua limbah organik; beberapa di antaranya bersifat
anorganik, seperti plastik. Permbangkit listrik yang memanfaatkan sampah
untuk menghasilkan energi yang disebut pembangkit listrik tenaga sampah,
Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara yang sama dengan pembangkit
listrik tenaga batubara, kecuali bahan bakar tersebut bukan bahan bakar
fosil tetapi sampah yang bisa dibakar.

C. Bahan Bakar Gas


Sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akan membusuk
dan menghasilkan gas metan. Jika gas metan tersebut ditampung, maka
dapat digunakan langsung untuk dibakar yang menghasilkan panas untuk
penggunaan praktis atau digunakan untuk pembangkit listrik untuk

4
menghasilkan listrik. Metan bisa juga dihasilkan dengan menggunakan
kotoran hewan dan manusia dalam metode yang terkendali. Biodigester
adalah wadah kedap udara di mana limbah atau kotoran difementasi dalam
kondisi tanpa oksigen melalui proses yang dinamakan pencemaan anaerob
untuk menghasilkan gas yang mengandung banyak metan.
Gas ini bisa dipakai untuk memasak, memanaskan, dan
membangkitkan listrik. Gasifikasi adalah proses untuk menghasikan gas
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik.
Dalam proses gasifikasi, biomassa dengan biaya murah, seperti batubara
atau limbah pertanian dibakar sebagian dan gas sintetik yang dihasilkan
dikumpulkan digunakan untuk pemanas dan pembangkit listrik.
Dengan menggunakan teknik lebih lanjut lagi, maka gas sintetik bisa
dikonversi menjadi minyak solar sintetik / bahan bakar dari sumber hayati
(biofuel) berkualitas tinggi, yang setara dengan minyak solar yang
digunakan untuk menggerakkan mesin diesel konvensional.

D. Bahan Bakar Hayati Berbentuk Cair


Bahan bakar hayati adalah bahan bakar untuk kendaraan bermotor
atau mesin Bahan bakar ini dapat digunakan sebagai tambahan atau
menggantikan bahan bakar konvensional untuk mesin. Bioetanol adalah
alkohol yang dibuat melalui proses fementasi gula yang terkandung pada
tanaman pangan (contoh: tebu, ubi kayu atau jagung), dapat digunakan
sebagai tambahan untuk bensin.
Biodiesel dibuat dari minyak sayur (misal: Minyak Sawit, Jatropha
Curcas, Minyak Kelapa, atau Minyak Kedelai, atau Limbah Minyak Sayur
/ WVO. Biodiesel dapat digunakan sendiri atau ditambahkan pada mesin
diesel tanpa memadifikasi mesin.

2.3 Pengertian Pestisida Organik


Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan
hama dan penyakit tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami. Bahan-bahan
untuk membuat pestisida organik diambil dari tumbuhan-tumbuhan, hewan dan

5
mikroorganisme. Karena dibuat dari bahan-bahan yang terdapat di alam bebas,
pestisida jenis ini lebih ramah lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan
manusia.
Bila dibandingkan dengan pestisida kimia, pestisida organik mempunyai
beberapa kelebihan. Pertama, lebih ramah terhadap alam, karena sifat material
organik mudah terurai menjadi bentuk lain. Sehingga dampak racunnya tidak
menetap dalam waktu yang lama di alam bebas. Kedua, residu pestisida
organik tidak bertahan lama pada tanaman, sehingga tanaman yang disemprot
lebih aman untuk dikonsumsi. Ketiga, dilihat dari sisi ekonomi penggunaan
pestisida organik memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan.
Produk pangan non-pestisida harganya lebih baik dibanding produk
konvensional. Selain itu, pembuatan pestisida organik bisa dilakukan sendiri
oleh petani sehingga menghemat pengeluaran biaya produksi. Keempat,
penggunaan pestisida organik yang diintegrasikan dengan konsep
pengendalian hama terpadu tidak akan menyebabkan resistensi pada hama.
Namun ada beberapa kelemahan dari pestisida organik, antara lain
kurang praktis. Pestisida organik tidak bisa disimpan dalam jangka lama.
Setelah dibuat harus segera diaplikasikan sehingga kita harus membuatnya
setiapkali akan melakukan penyemprotan. Dari sisi efektifitas, hasil
penyemprotan pestisida organik tidak secepat pestisida kimia sintetis. Perlu
waktu dan frekuensi penyemprotan yang lebih sering untuk membuatnya
efektif. Selain itu, pestisida organik relatif tidak tahan terhadap sinar matahari
dan hujan. Namun seiring perkembangan teknologi pertanian organik telah
banyak inovasi-inovasi yang ditemukan dalam menanggulangi hambatan itu.
Bagian tumbuhan yang diambil untuk bahan pestisida organik biasanya
mengandung zat aktif dari kelompok metabolit sekunder seperti alkaloid,
terpenoid, fenolik dan zat-zat kimia lainnya. Bahan aktif ini bisa
mempengaruhi hama dengan berbagai cara seperti penghalau (repellent),
penghambat makan (anti feedant), penghambat pertumbuhan (growth
regulator), penarik (attractant) dan sebagai racun mematikan. Sedangkan,
pestisida organik yang terbuat dari bagian hewan biasanya berasal dari urin.

6
Beberapa mikroorganisme juga diketahui bisa mengendalikan hama yang bisa
dipakai untuk membuat pestisida. Berikut ini beberapa bahan yang sering
digunakan untuk membuat pestisida organik.

2.4 Pembuatan Pestisida Organik dari Biomassa


Salah-satu contoh pembuatan pestisida Organik dari Biomassa adalah
pembuatan pestisida nabati. Pada percobaan ini,akan melakukan pembuatan
pembuatan pestisida dari daun kerinyu dengan mengunakan sabun colek dan
minyak tanah sebagai bahan pencampur (active ingredients). Kerinyu
(Chromolaena Adorata) adalah gulma semak berkayu yang berkembang cepat
sehingga cukup mudah didapatkan untuk dijadikan bahan pembuatan pestisida
nabati. Daun kerinyu dapat digunakan untuk pembuatan pestisida nabati karena
mengandung senyawa bahan aktif Pyrrolizine Alkaloids sehingga efektif untuk
pengendalian ulat dan hama pengisap di tanaman holtukultura.

Alat dan Bahan:

Alat: Bahan:

 Neraca  Daun kerinyu


 Ember / toples  2 liter air
 2 gram sabun colek
 Blender  25 ml minyak tanah
 Pisau  Belalang, jangkrik (Sebagai Hewan
 Tangki semprot Uji coba)
 Corong gelas + kertas  Daun sawi sebanyak 2 kg (Sebagai
saring Tumbuhan Uji coba)
 Stopwatch
 kantong kasa pencelup
 kotak plastik tebal dan
transparan

7
Langkah-Langkah Percobaan:

1. Pembuatan Pestisida Daun Kirinyu

Daun kirinyu ditimbang dengan berat 150

Lalu tambahkan sabun colek dengan berat 2 (gr) dan minyak tanah 25 mL Percobaan
diulangi
Blender sampai halus untuk
pembuatan
Hasil blender direndam dalam 2 liter air, didiamkan selama 2 jam pestisida
daun
Saring larutan Pestisida kirinyu
dengan
Pengujian Kinerja Pestisida berat 200,
250 dan
300 (gr)

Bedasarkan % pengujian pengujian residu


kematian LD50 efek kontak

2. Pengujian kinerja pestisida bedasarkan kematian LD50


Sebanyak 10 ekor belalang dan jangkrik di adaptasikan selama satu
minggu kemudian ditimbang berat badanya dan belalang dan jangkrik yang
digunakan dalam penelitian ini dilaparkan selama 24 jam sebelum diberi
perlakuan. Selanjutnya belalang dan jangkrik diberi daun yang telah dicelup
peptisida yang telah ditentukan dosisnya 2 ml/10 gr daun sawi.Analisis uji LD50
selama 10 dan setiap hari diamati dan dicatatat efek kematian hama.

3. Pengujian Efek Kontak


Sebanyak 5 ekor belalang dan jangkrik diletakkan ke dalam kantong kasa
pencelup, kemudian di celupkan ke dalam pestisida nabati daun kirinyu Kantong
pencelup ditiriskan di atas kertas hisap atau kertas tisu. Setelah kering, masing-
masing hama di pindahkan ke dalam toples plastik yang telah dilubangi. Setelah

8
4 jam diberikan makanan berupa daun sawi. Dicatat kematian hama setiap 2 jam
sekali sampai 12 jam.

4. Pengujian Residu pada Daun


Dipilih daun sawi yang memiliki umur dan ukuran hampir sama sebanyak
2 kg. Daun sawi sebanyak 2 kg di masuk kedalam toples berisi pestisida daun
kerinyu 50 ml dan ditambah air 100 ml. Kemudian daun-daun sawi tersebut
dimasukkan kedalam kotak plastik tebal dan transparan. Satu kotak plastikdi isi
seperti tiga daun sawi. Setelah beberapa menit kemudian dimasukkan belalang
dan jangkrik yang telah dilaparkan sekitar 8 jam kedalam masing-masing toples
plastik sebanyak 10 ekor. Satu kantong plastik diisi 5 ekor belalang dan 5 ekor
jangkrik. Kotak plastik dilubangi agar tidak lembab kemudian dicatat kematian
hama setelah 24 jam.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biomassa merupakan keseluruhan materi yang berasal dari makhluk
hidup, termasuk bahan organik( kayu, tanaman pangan, dan limbah hewan)
yang hidup maupun yang mati, baik di atas permukaan tanah maupun yang ada
di bawah permukaan tanah dan bisa digunakan sebagai sumber energi untuk
memasak, memanaskan, dan pembangkit listrik.
Biomassa terdiri dari 4 macam yaitu: bahan bakar padat limbah organic
atau terurai di alam, bahan bakar padat limbah anorganik, bahan bakar gas, dan
bahan bakar hayati bentuk cair.
Pestisida organik merupakan ramuan obat-obatan untuk mengendalikan
hama dan penyakit tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami. Salah-satu
contoh pembuatan pestisida Organik dari Biomassa adalah pembuatan
pestisida nabati dari daun kerinyu dengan mengunakan sabun colek dan
minyak tanah sebagai bahan pencampur (active ingredients).

3.2 Saran
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari banyak kesalahan dan
kesilafan yang terdapat di dalamnya. Saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Amri dkk. 2016. Pembuatan Pestisida Dari Daun Kerinyu Dengan
Menggunakan Sabun Colek Dan Minyak Tanah Sebagai Bahan Pencampur
(Active Ingredients). Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 5(2): 8-18.

Astuti, Widia dan Catur Rini Widyastuti. 2016. Pestisida Organik Ramah
Lingkungan Pembasmi Hama Tanaman Sayur. Jurnal Rekayasa. 14 (2): 115-
120.

Koto, Indra dkk. 2019. Modul Bioarang Organik Energi Alternatif. Penerbit:
Yayasan Kita Menulis.

11

Anda mungkin juga menyukai