Anda di halaman 1dari 7

GESEKAN

(M4)

Andre Priandokoa, Muhammad Fadlilb,Iqbal Hamnurb, Loeis Febriansyahb

aKimia, Matematika dan Ilmu Pengethuan Alam, Senin, Shift III, Universitas
Andalas

bLaboratorium Fisika Dasar, Universitas Andalas

e-mail: andrepriandoko@gmail.com

Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163

ABSTRAK

Telah dilaksanakan praktikum mengenai gesekan, yang mana gesekan ini adalah peristiwa
yang terjadi apabila dua buah permukaan saling bersentuhan dan bergerak dengan arah yang
berlawanan. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan koefisien gesekan statis (μs), konstanta
pegas, dan koefisien gesekan kinetis (μk). Percobaan ini dilakukan dengan mengukur waktu
yang ditempuh balok untuk menempuh jarak tertentu dengan melepaskan balok pada papan
yang membentuk sudut θ terhadap bidang datar. Pada percobaan ini diperoleh nilai koefisien
gesekan statis (μs) menggunakan metode I dan II sebesar 0,5733 dan 0,5537 . Sementara itu nilai
koefisien gesekan kinetis (μk) dan konstanta pegas diperoleh sebesar -1,0502 dan 6,88N/m.
Berdasarkan hasil tersebut konstanta gesekan statis (μs) yang diuji pada metode I dan metode
II nilainya lebih besar dari pada nilai koefisien gesekan kinetis(μk). Hal ini sesuai dengan
teori bahwa koefisien gesekan statis(μs) lebih besar dari koefisien gesekan kinetis(μk). μs>μk

Kata kunci: gaya gesek, gesekan, koefisien gesekan statis, koefisien gesekan kinetis, konstanta
pegas.

I. PENDAHULUAN bergerak. Sekali benda bergerak, gaya-gaya


gesekan yang bekerja akan berkurang
Gesekan adalah persinggungan antara dua besarnya, sehingga untuk mempertahankan
atau lebih dari suatu benda. Gaya –gaya gesek gesekan lurus.
yang bekerja antara dua permukaan yang
berada dalam keadaan relatif satu dengan beraturan diperlukan gaya yang relatif lebih
yang lainnya disebut dengan gesekan statik. kecil. Gaya-gaya gesekan selalu melawan
Gaya gesekan statik yang maksimum adalah gerak dan gerakan relatif dan gerakan relatif
gaya yang terkecil yang menyebabkan benda antara dua benda yang bersinggungan gaya
gesekan juga dapat terjadi.
Gaya gesekan mempunyai dua jenis seperti gesekan bergantung pada kehalusan atau
berikut : kekasaran permukaaan benda yang
bersentuhan. Dan besar gaya gesekan kinetis
Gaya Gesek Statis (fs) adalah gaya gesekan lebih kecil daripada gaya gesekan statis.
yang bekerja pada saat benda diam (berhenti).
Gaya Gesek Statis dirumuskan sebagai Koefisien gesek dibuat sekecil mungkin dalam
berikut: hal yaitu didalam mesin kendaraan agar
mesin tidak cepat aus dan rusak. Semakin
fs¿ μsN (1) besar kontak bidang permukaan yang
bergesekkan maka semakin besar gesekan
Dimana μsadalah koefisien gesekan statis dan yang ditimbulkan, sehingga koefisien gesekan
N adalah gaya normal. semakin besar.

Gaya Gesekan Kinetis (fk) adalah gaya


gesekan yang berkerja pada saat benda
bergerak. Gaya gesekan kinetis dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Fk = μN (2)

Dimana μk adalah koefisien gesekan kinetis


dan N adalah gaya normal.

Gambar 2. Komponen gaya benda pada


bidang miring
(Modul Praktikum Fisika Dasar
Semester Ganjil 2019/2020 –
Universitas Andalas, 2019).

Ketika benda yang diam di atas sebuah


bidang, dan bidang tersebut dimiringkan
perlahan-lahan membentuk sudut θ ( Gambar
2), maka tepat ketika benda akan meluncur
Gambar 1. Gaya gesekan (a) statik, (b) kinetik kebawah berlaku hubungan:
(Modul Praktikum Fisika Dasar
Semester Ganjil 2019/2020– μs = tanθ (3)
Universitas Andalas, 2019).

Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya


gesekan dimana semakin halus permukaan
benda makin kecil gaya gesekan. Sebaliknya,
makin besar permukaan benda makin besar
gaya gesekan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
gaya gesekkan ditentukan oleh kehalusan
atau kekasaran permukaan benda yang
bersentuhan. Jadi arah gaya gesekan
berlawanan dengan arah gaya. Besaran gaya
Gambar 3. Gaya Gesek Balok pada Bidang sentripetal yang selalu meuju ke pusat
datar lingkaran.
(Modul Praktikum Fisika Dasar
II. METODE PENELITIAN
Semester Ganjil 2019/2020 –
Universitas Andalas, 2019). Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang
digunakan ialah peralatan bidang miring
sebagai permukaan yang akan di uji, statif
Ketika benda bermassa m ditarik
sebagai penyangga, pegas sebagai alat yang
menggunakan gaya dari pegas pada bidang
akan diuji, tali penghubung untuk
datar (Gambar 3), sesaat sebelum benda
menghubungkan beban, beban sebagai bahan
bergerak pegas bertambah panjang sepanjang
yang di uji, stop watch untuk menghitung
∆ x , koefisien gesekan statis dapat dihitung waktu, penggaris untuk mengukur panjang
menggunakan: dan neraca untuk mengukur massa benda.

k∆x 2.1. Prosedur Percobaan


μs = (4)
mg
Percobaan pertama akan ditentukan kofisien
gesekan statik metode 1. Alat pengujian
disusun sehingga papan berada pada posisi
horizontal. Kemudian massa balok kayu
diletakkan di atas papan. Salah satu ujung
papan perlahan diangkat sehingga
membentuk sudut dengan bidang datar. Lalu
papan ditahan saat balok kayu akan bergerak.
Sudut θ yang terbentuk di antara papan
bidang datar diukur, hasil percobaan di baris
percobaan ke-1 dicatat, koefisien gesekan
statis (μs) dihitung menggunakan persamaan
Gambar 4. Sistem dua benda pada bidang (3) dan percobaan 1 sampai 6 diseluruh
miring permukaan diulangi dan tabel 1 dilengkapi.
(Modul Praktikum Fisika Dasar Percobaan kedua yaitu akan ditentukan
Semester Ganjil 2019/2020 – konstanta pegas. Pegas digantungkan pada
Universitas Andalas, 2019). statif dan ditempatkan pada posisi y1 = 0 di
ujung bawah pegas, beban bermassa m
Jika system dua benda diletakkan pada digantung diujung pegas dan panjang akhir
bidang miring (Gambar 4), maka percepatan pegas y2 dicatat. Pertambahan panjang pegas
dari gerak kedua benda tersebut dapat Δy, Δy = y 2 - y 1 diukur dan hasil pengukuran
dinyatakan : dicatat pada tabel 2, dan percobaan 2 diulangi
dengan massa m yang berbeda. Kemudian
a=m1−m2 ¿ ¿ (5) setelah data didapatkan, data hubungan
antara m (sumbu y) dan Δy (sumbu x) diplot
Gaya gesek sangat diperlukan dalam hal dan dianalisis. Kemudian konstanta pegas k
seperti pada pengereman kendaraan pada ban yang digunakan ditentukan berdasarkan
kendaraan agar tidak terjadi selip, gaya gesek perhitungan nilai gradien dan menggunakan
yang timbul berfungsi sebagai gaya hubungan 𝑘 = 𝑎𝑔.
Percobaan ketiga yaitu akan ditentukan ke (° ) gesekan statik μs
koefisien gesekan statik metoda 2. Massa 1 32 0,62
balok m ditimbang dan alat pengujian disusun 2 30 0,57
sehingga papan berada diposisi horizontal, 3 29 0,55
lalu balok diletakkan di atas papan dan pegas
4 28 0,53
digunakan untuk menarik balok secara
5 31 0,60
horizontal, Pertambahan panjang ∆x yang
6 30 0,57
dihasilkan pegas sesaat balok akan bergerak
Rata-rata 0,573
dicatat, dengan menggunakan konstanta
pegas yang dihitung pada percobaan 2.2.2,
gaya tarik yang diberikan dihitung, Berdasarkan Tabel 1, diketahui rata - rata
Kemudian koefisen gesekan kinetic (μs) nilai koefisien gesekan statik adalah 0,42.
dihitung menggunakan persamaan (4) dan Selain itu, dapat disimpulkan bahwa sem
tabel 4 diisi, tabel 4 dengan mengulangi akin besar sudut tetha, semakin besar pula
langkah 2 sampai 6 pada seluruh permukaan koefisien gesekan yang dihasilkan.
papan dilengkapi dan hasil perhitungna
kofisien gesekan kinetic (μs) percobaan 2.2.1 Berdasarkan percobaan penentuan kon-
dan 2.2.3 dibandingkan. stanta pegas diperoleh hasil pengukuran
seperti yang terdapat pada Tabel 2.
Percobaan keempat atau terakhir yaitu
ditentukan koefisien genetic kinetik. Massa Tabel 2. Pengaruh massa m terhadap
balok m1 dan m2 yang akan digunakan
pertambahan panjang Δy
ditimbang, lalu alat pengujian disusun
sehingga papan membentuk sudut ϴ terhadap
Massa m(g) Pertambahan
bidang datar, dua balok ditempatkan seperti
gambar 4, balok ditahan dan dilepaskan, panjang Δy(cm)
waktu t yang diperlukan balok untuk 50 5
menempuh jarak x dihitung, dan langkah 70 8
penentuan waktu untuk jarak x yang berbeda 120 12
diulangi serta kolom 1, 2, 3, 4 dan 5 pada tabel 130 15
5 dilengkapi, kemudian setelah data 150 18
didapatkan, data hubungan jarak tempuh x 200 24
(sumbu y) terhadap kuadrat waktu t² (sumbu 250 33
x), gradien dan percepatan benda a dihitung, 270 36
koefisien gesekan kinetik (µk) dihitung
dengan menggunakan persamaan (5) dan Berdasarkan Tabel 2, didapatkan pertam-
hasil perhitungan koefisien gesekan kinetik bahan panjang 5 cm untuk massa 50 g
(µs) dengan koefisien gesekan kinetik (µk) dan pertambahan panjang 36 cm untuk
dibandingkan. massa 270 g. Semakin besar massa benda
maka semakin besar pertambahan panjang
EMBAHASAN
pegas. Berdasarkan data pada Tabel 2,
3.1. Analisis dan Hasil Pengukuran diperoleh hasil pengolahan data yang terda-
pat pada tabel 3.
Berdasarkan percobaan penentuan koefisien
gesekan statis diperoleh hasil pengukuran
seperti yang terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. .Pengaruh sudut terhadap koefisien


gesekan statik
Percobaan Sudut θ Koefisien
Tabel 3. Hubungan antara m dan Δy Dengan menggunakan metode yang telah
dilakukan , diperoleh nilai a (gradien) sebesar
7,016 gr/cm. Kemudian dengan
Δy m (Δy)2 mΔy
menggunakan persamaan K=g.a dengan g
sebesar 9,81 m/s², diperoleh nilai konstanta
X y X2 Xy pegas sebesar 6,882696 Nm.

5 50 25 250 Berdasarkan percobaan penentuan koefisien


gesekan statik, diperoleh hasil pengukuran
8 70 64 560 seperti yang terdapat pada Tabel 4

12 120 144 1440 Tabel 4. Pengaruh pertambahan panjang Δx


terhadap koefisien gesekan statik µs
15 130 225 1950
Koefisien
18 150 324 2700 Pertambahan
Percobaan gesekan
panjang Δx (cm)
statik µs
24 200 576 4800
1 0,068 0,5375
33 250 1089 8250
2 0,069 0,5393
36 270 1296 9720
3 0,072 0,5626
∑ ¿¿ 151 1240 3743 29670
4 0,067 0,5238

5 0,075 0,5864

Berdasarkan Tabel 3. diperoleh grafik sepeti 6 0,074 0,5785


pada Gambar 4.
Rata-rata 0,5537

Grafik hubungan antara m dan Δy


m (g)
300 Berdasarkan Tabel 4, diperoleh rata-rata
koefisien statis (µs) sebesar 0,5537. sedangkan
250 pada koefisien gesek statis metode I diperoleh
rata-rata 0,573 , sehingga diperoleh selisih
200
antara koefisien gesek metode I dan metode II
150 sebesar 0,0193.

100 Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,


diperoleh hasil pengukuran yang terdapa
50 pada Tabel 5.

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Δy(cm)
Gambar 4. Grafik hubungan antara m dan Δy
(keterangan buat di excel) buat seperti
gambar 5)
Tabel 5. Hubungan jarak tempuh terhadap IV. KESIMPULAN
kuadrat waktu
Berdasarkan praktikum yang telah dilaku-
kan, didapatkan rata-rata koefisien gesekan
X
t (s) t² (t²)² t²x statik metode I dan II sebesar 0,573 dan 0,5537
(cm)
secara berturut-turut. Sementara itu nilai
Y X x² xy koefisien gesekan kinetis (μk) dan konstanta
pegas diperoleh sebesar -1,0502 dan 6,88
0,20 0,65 0,4225 0,1785 0,0845 N/m. Berdasarkan hasil tersebut konstanta
gesekan statis (μs) menggunakan metode II
0,25 0,71 0,5041 0,2541 0,1260 memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan
nilai koefisien gesekan kinetis (μk), sedangkan
0,30 0,78 0,6084 0,3701 0,1814
nilai koefisien gesekan statis (μs)
0,35 0,84 0,7056 0,4978 0,2469 menggunakan metode I memiliki nilai lebih
kecil dibandingkan nilai koefisien gesekan
0,40 0,92 0,8464 0,7163 0,3385 kinetis (μk). Hasil yang didapatkan tidak
sesuai dengan literatur, seharusnya nilai
0,45 0,99 0,9801 0,9605 0,4410 koefisien gesekan statis lebih besar
dibandingkan nilai koefisien kinetis. Kes-
0,50 1,05 1,1025 1,21551 0,5512 alahan ini terjadi dikarenakan kurang teliti
dalam melakukan percobaan dan adanya
0,55 1,16 1,3456 1,81064 0,7400 kesalahan dalam mengelola data.

∑ ¿¿ 3 7,1 6,5152 6,00345 2,7095 V. UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada


Berdasarkan Tabel 5. diperoleh grafik sepeti Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi
pada Gambar 5. nikmat kepada penulis dalam penyusunan
jurnal ini. Pada kesempatan kali ini, Penulis
0.6
menyampaikan rasa terima kasih kepada
0.5 f(x) = 0.38 x + 0.06
R² = 0.98 Bapak Ardian Putra, M.Si selaku Kepala
0.4 Laboratorium Fisika dasar Universitas
Andalas, Iqbal Hamnur selaku Koordinator
X (cm)

0.3
0.2 Alat, Loeis Febriansyah selaku Koordinator
0.1 umum dan Mutiatul Husni selaku
Koordinator Jurusan yang berjasa dalam
0
membantu dan membimbing penulis dalam
0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
menjalankan pratikum Fisika dasar 1.
t2
Selanjutnya terima kasih kepada Muhammad
Fadlil selaku Asisten pembimbing yang
Gambar 5. Grafik hubungan antara X dan t2 membimbing penulis dan memberikan
pengarahan dalam proses pengerjaan jurnal
Dengan metode yang telah digunakan
ini hingga selesai, serta kepada seluruh
diperoleh nilai gradien a sebesar 0,0672 dan
asisten Laboratorium Fisika Dasar Universitas
dari nilai a yanng diperoleh di dapatkan nilai
Andalas yang membantu kelancaran proses
ap seebesar 0,1344. lalu di dapat nilai koefisien
gesekan kinetis sebesar -1,0502 pratikum yang telah di jalani. Serta kepada
rekan kerja yang membantu dalam penulisan
jurnal ini. Semoga jurnal ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan seluruh pembaca dalam
menambah ilmupengetahuan dan dapat
digunakan sebagai mana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah, Mikrajuddin.2016. Fisika


Dasar 1. Bandung : ITB.

2. Abdullah ,Mikrajuddin.2006. IPA


Fisika. Bandung : Erlangga.

3. Bueche, Hecht. 2006. Fisika Universitas.


Jakarta : Erlangga

4. Herman, asisten LFD. 2014. Penuntun


Praktikum Fisika Dasar 1. Makassar:
Unit Laboratorium Fisika Dasar
Jurusan Fisika FMIPA UNM

5. Rusmardi. 2008. Analisis Percobaan


Gesekan (Friction) Untuk Pengembangan
Teknologi Pengereman Pada Kendaraan
Bermotor. Jurnal ilmiah poli rekayasa.
Vol 3, No 2. Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Padang.

6. Tippler. 1991. Fisika Untuk Sains dan


Tehnik. Erlangga:Jakarta.

7. Utomo, Pristiadi. 2007. Fisika Interktif.


Jakarta Timur: Aska Press.

Anda mungkin juga menyukai