Disusun oleh:
Habib Abdillah Nurusman, ST. M.Sc., MEng
Hydrology
Distribusi air di bumi
Modifikasi Miller,1992
Hydrology
Siklus Air / hidrologi
Hydrology
Surface-water hydrology
Wilayahnya meliputi semenjak proses presipitasi
menyentuh permukaan tanah.
Hal yang mempengaruhi jumlah direct runoff
(abstractions):
Evaporasi
Infiltrasi
Interception
Trapping / Capturing
Streamflow: Direct runoff + ground water exfiltration
Hydrology
Ground-water hydrology
Hydrology
Ground-water hydrology
Hydrology
Ground-water hydrology
Sumur Artesis
Hydrology
Ground-water hydrology
Hydrology
Ground-water hydrology
Ground/rock Porosity
Porosity is important in ground-water hydrology
because it tells us the maximum amount of water in rock
can contain when it is saturated.
Hydrology
Konsep Kesetimbangan / Neraca Hidrologi / Water
Balance
Jumlah / volume air pada suatu daerah, dipandang sebagai
sistem tertutup
(1) VP-VS-VR-VG-VE-VT=0
(2) dS/dt = d(In)/dt – d(Out)/dt
P= Precipitation
S= Storage
R= Runoff
G= Groundwater Infiltration
E= Evaporation
T= Transpiration
d(In)= Rate of input
d(Out)= Rate of output
Hydrology
Neraca Hidrologi
Hydrology
Sumur dan Kerucut Depresi (Cone Depression)
Konsep Cone Depression ketika air sumur dipompa
level dari permukaan piezometrik berubah, mengalami
penurunan
Hydrology
Efek Material terhadap Cone Depression
Hydrology
Jika dua buah sumur
berdekatan, dipompa,
maka cone depression
yang terjadi antar
sumur akan saling
memperkuat
disarankan jarak antar
sumur dengan
intensitas discharge
yang tinggi adalah
>75M
(US Environmental Protection
Agency (EPA))
Hydrology
Hydrolic Gradient
Hydrology
Konservasi air
Problem yang sering dihadapi: (1) Volume air yang
terlalu banyak / Sedikit dan atau (2) Kualitas Air
Kunci utama konservasi air:
Meminimalkan penggunaan air (hemat air)
Meminimalkan tingkat kontaminasi dan atau kehilangan
Treatment dan distribusi yang tepat
Pengolahan Air – Water Treatment
Tidak seluruh air baku layak untuk dikonsumsi. Perlu
pemeriksaan kualitas dan pengolahan terlebih dahulu.
Tujuan pengolahan air:
Mendapatkan air yang bisa diterima masyarakat
Air secara fisik harus jernih dan tidak berwarna, tidak berasa, tidak
berbau, dan cukup dingin.
Mendapatkan air yang aman dikonsumsi
Air yang aman dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung bahan
kimia dan/atau mikroorganisme yang berbahaya bagi kesehatan.
Mendapatkan air dengan biaya yang reasonable
Hal ini bertujuan agar konsumen dapat memperoleh air dengan
harga yang terjangkau.
Pengolahan Air
Pada dasarnya pengolahan air baku, ditujukan untuk
konsumsi.
Berdasar SNI 6773:2008 tentang Spesifikasi unit paket
Instalasi pengolahan air dan SNI 6774:2008 tentang
Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan
air pada bagian Istilah dan Definisi yang disebut
dengan Air Baku adalah : “Air yang berasal dari sumber
air pemukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan
yang memenuhi ketentuan baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum”
Pengolahan Air
Kualitas Air ditinjau melalui :
Karakter fisik:
Turbidity (kekeruhan) Nephlometric Turbidity Unit
Color (warna)
Taste (rasa) & Odor (bau)
Temperature
Pengolahan Air
Kualitas Air ditinjau melalui :
Karakter Kimia:
Chloride
Fluorides
Iron
Lead
Manganese
Sodium
Sulfate
Zinc
Toxic inorganic substances : NO3 (penyebab meehemoglobine-mia /
blue baby sindrome), CN (penyebab oxygen depriviation, gangguan
thyroid dan sistem syaraf) & Toxic metals (As, Ba, Cd, Cr, Pb, Hg, Se,
Ag)
Toxic Organic Substances lebih dari 120 senyawa
Pengolahan Air
Kualitas Air ditinjau melalui :
Karakter Mikrobiologi
Idealnya free dari semua patogen (virus, bakteri, protozoa
dan cacing)
Secara umum organisme penyebab penyakit
diturunkan/ditularkan melalui faeses dibedakan dalam 2
grup besar: Escheria coli dan Aerobacter aerogenes diukur
melalui Total Coliform Test
Karakter Radioaktif
Kehadiran material radioaktif harus benar-benar dibatasi.
Pengolahan Air
Standard Kualitas Air Indonesia:
PP No. 82 th 2001 tentang PENGELOLAAN KUALITAS
AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Permenkes No. 492 th. 2010
Pengolahan Air
Metode Pengolahan Air:
Coagulation
Softening
Mixing And Flocculation
Sedimentation
Filtration
Disinfection
Adsorption
Coagulation
Ditujukan untuk mengubah muatan partikel koloid agar
mudah saling menarik / menempel agar mudah
diendapkan.
Selama koagulasi ion positif ditambahkan.
Koagulan yang biasa dipakai adalah Al3+ dan Fe3+
Sifat utama koagulan:
Trivalent cation (3+)
Nontoxic
Larut dalam pH netral
Softening
Adalah proses menghilangkan kesadahan / hardness
Kesadahan / hardness, adalah kondisi untuk
menggambarkan air yang tidak dapat berbusa
dengan baik (ketika di beri sabun), berbuih,
cenderung keputihan, meninggalkan kerak.
Kesadahan air terjadi ketika air mengandung
mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion
kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam bikarbonat.
Softening (lanjutan)
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki
kadar mineral yang tinggi, sedangkan air
lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah.
Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab
kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat.
Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm
berat per volume (w/v) dari CaCO3
Softening (lanjutan)
Dampak air sadah:
Air sadah tidak begitu berbahaya untuk diminum
Air sadah dapat menyebabkan pengendapan mineral, yang
menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah juga menyebabkan
pemborosan sabun di rumah tangga, dan air sadah yang bercampur
sabun tidak dapat membentuk busa, tetapi malah membentuk
gumpalan soap scum (sampah sabun) yang sukar dihilangkan.
Dalam industri, kesadahan air yang digunakan diawasi dengan ketat
untuk mencegah kerugian. Contoh: Pada industri yang
menggunakan ketel uap, air yang digunakan harus terbebas dari
kesadahan. Hal ini dikarenakan kalsium dan magnesium karbonat
cenderung mengendap pada permukaan pipa dan mengganggu
proses pemanasan.
Softening (lanjutan)
Jenis:
Air sadah sementara; adalah air sadah yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3-) kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau
magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2)
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion
bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-.
dihilangkan dengan pemanasan
Menghilangkan Kesadahan
Resin pengikat kation dan anion Secara teknis, air sadah dilewatkan
melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion,
sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin.
Zeolit memiliki rumus kimia Na2Al2Si3O10.2H2O atau
K2Al2Si3O10.2H2O. Zeolit mempunyai struktur tiga dimensi yang
memiliki pori-pori yang dapat dilewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+ akan
ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas
dari kesadahan.
Mixing and Flocculation
Mixing menyebarkan senyawa kimia dan atau
partikel secara merata dan lebih cepat sehingga lebih
mudah bereaksi / membentuk floc.
Flocculation memberi kesempatan antar partikel
untuk berikatan, memperbesar volume/ukuran
sehingga mudah mengendap
Mixing and Flocculation (lanjutan)
Sedimentation
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel/solid dari
liquid secara gravitasional
Konsep Sedimentasi
vt/vs = l/h….(1)
vs = h/t
Filtration
Adalah proses pemisahan padatan / solid / partikel dari
liquid / cairan dengan melewatkan cairan tersebut
melalui media yang porus (membran).
Perkembangan media filter
Slow sand filterDiperkenalkan pada tahun 1800an; loading
rate 2.9 - 7.6 m3/day.m2
Rapid sand filter awal tahun 1900an; loading rate 120
m3/day.m2
Deep bed monomedia awal 1980an; loading rate mencapai
800 m3/day.m2
Filtration (lanjutan)
Slow sand filter:
Detention time lambat; biasanya satu jenis media saja
(pasir halus); memanfaatkan bio film yang terbentuk
pada permukaan pasir; tidak ada back wash cukup
dibersihkan permukaan pasirnya (dikeruk)
Rapid sand filter:
Detention time lebih cepat; terdiri dari beberapa lapis
media filter; pembersihan dengan back wash
Filtration (lanjutan)
Prinsip perbedaan rapid sand filter dan slow sand filter
Media 2 Media 1
Gravel
Penyangga
Gravel
Penyangga
Back wash
Back wash dilakukan ketika filter
mampet atau air hasil filtrasi sdh
keruh
Disinfection
Tujuannya adalah mengurangi jumlah pathogen hingga
mencapai level yang diinginkan
Syarat disinfektan:
Harus dapat membunuh secara efektif dari sisi jumlah dan
jenis patogen dalam berbagai kondisi larutan
Tidak beracun bagi manusia
Mudah dalam pengadaan, penyimpanan dan penggunaan
Disinfection (lanjutan)
Metode disinfektan:
Disinfektan kinetik
Reaksi klorin
Ozonasi
Ultraviolet radiasi
dll
Adsorption
Merupakan konsep transfer massa dari fasa cair ke suatu
permukaan padatan
Ditujukan untuk menjerab zat yang berbahaya / toxic
dan zat karsinogenik.
Biasanya digunakan karbon aktif (activated carbon) baik
dalam bentuk granular (GAC) maupun serbuk /
powdered (PAC).
Proses ini juga ditujukan untuk memperbaiki bau (odor)
dan rasa (taste) dari air
Limbah Proses Pengolahan Air
Penambahan dan pemisahan zat kimia maupun material
tertentu dalam pengolahan air menghasilkan limbah yang
biasanya berbentuk endapan - lumpur.
Secara umum ada 4 kategori limbah yang dihasilkan oleh
unit pengolah air:
1. Limbah yang dihasilkan oleh proses koagulasi, filtrasi dan
oksidasi untuk mengurangi kekeruhan, warna, bakteri, alga,
zat-zat organik, besi dan mangan
2. Limbah yang dihasilkan dari proses softening
3. Limbah yang dihasilkan dari proses pemisahan zat-zat
anorganik seperti nitrate, fluoride, radium, arsenic, dll
melalui pertukaran ion, reverse osmosis ataupun adsorption
4. Limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan yang
menghasilkan limbah gas.
Limbah Proses Pengolahan Air
Pengelompokan limbah proses pengolahan air
Manajemen Kualitas Air
(Sungai & Danau)
Management kualitas air sangat erat dengan tingkat
pencemaran yang terjadi pada badan air
Menurut uu pengelolaan LH no.23 1997
Pencemaran lingkungan adalah
masuknya / dimasukannya makhluk hidup/zat/energi
dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun,
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang / tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Manajemen Kualitas Air
(Sungai & Danau)
MAJOR POLLUTANTS
Oxygen demanding material
Segala material yang mengalami oksidasi dalam air dan
banyak membutuhkan pasokan oksigen terlarut (DO)
dari air
Umumnya berupa material organik yang biodegradable
meski kadang ada beberapa material anorganik terlibat
Sumber utama: Human waste, sisa makanan, industri
makanan dan industri kertas.
Angka kritis DO setiap mahluk hidup dalam air tidak
sama. Contoh: ikan Trout butuh DO= 7.5 mg / L;
sedangkan ikan Karper butuh hanya 3 mg / L
Nutrients
Dua kelompok nutrien yang menjadi fokus adalah
Nitogen dan Phosphor
Masalah muncul ketika jumlah nutrien berlebihan
memicu ledakan pertumbuhan algae berdampak
pada DO (khusunya ketika alga tersebut mati,
tenggelam dan membusuk)
Sumber utama: detergen, pupuk dan limbah pengolahan
makanan
Pathogenic organisms
Tidak ada air yang bebas 100% terhadap patogen
Umumnya mengikuti proses ekskresi manusia/hewan
karier atau penderita
Jika konsentrasi patogen sangat tinggi, air tersebut tidak
hanya berbahaya untuk dikonsumsi, bahkan untuk
berenang dan mencari ikan
Kadang kandungan patogen pada kerang-kerangan
lebih tinggi dari air sekitar
Suspended solids
Adalah padatan (organik dan anorganik) yang terbawa
oleh arus air. Ketika kecepatan arus air menurun (misal
memasuki cekungan danau), maka padatan yang
terbawa akan mudah mengendap.
Dampak:
Tingkat kekeruhan air naik menghalangi sinar mtahari
Mempengaruhi tingkat kebutuhan oksigen
Merusak kehidupan dalam air misal: telur ikan menjadi
rusak
Salts
Meski umumnya orang beranggapan garam hanya
dijumpai di laut, pada dasarnya garam / mineral juga
dijumpai pada air tawar.
Garam / mineral dan padatan yang tidak ikut menguap
dapat dipantau dalam Total Disolved Solid (TDS)
Jika konsentrasi semakin tinggi dapat mengancam
kehidupan lingkungan air tawar
Biasanya buangan dari industri masih mengandung
garam-garaman yang lebih tinggi diikuti dari urban
runoff.
Toxic metals and organics compounds
Sumber: Limpasan air hujan dari area pertanian (Agriculture
runoff); Limbah industri; lalu lintas kendaraan
Banyak toxic metals and organics compounds terkait dan
terbawa dalam rantai makanan. Sehingga konsentrasi toxic
metals and organics compounds dalam mahluk hidup sering
lebih tinggi dari lingkungan setempat
Heat
Meski sering tidak masuk sebagai kategori polutan, namun
dampak panas/pemanasan lingkungan air sangat
berpengaruh terhadap di air dan tingkat kebutuhan oksigen
Tentang Oksigen dalam air
DO (Dissolved Oxygen) menunjukkan tingkat kelaruta
oksigen dalam air
Oxygen Demand Menunjukkan tingkat kebutuhan O2
dalam air.
COD (Chemical Oxygen Demand): Banyaknya oksigen yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik di dalam
air COD mencerminkan banyaknya senyawa organik yang
dioksidasi secara kimia. Ditunjukkan oleh selisih jumlah
oxidation agent (biasanya chromic acid - K2Cr2O2) pada awal
dan akhir reaksi.
BOD (Biochemical Oxygen Demand) menunjukkan
tingkat konsumsi O2 dalam air ketika terjadi proses degradasi
(penguraian) zat organik yang melibatkan mikroorganisme
Oxygen sag downstream
Pengolahan Air Limbah
- Wastewater Treatment
PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT Skala kecil/Rumah
Tangga
Cukup disukai karena:
Biaya relatif rendah; Teknologinya sederhana; Bersifat privat
dan sektoral.
Sistem ini dapat dipakai jika syarat-syarat teknis lokasi
terpenuhi. Syarat-syarat Sistem Sanitasi Setempat:
Kepadatan penduduk kurang dari 200 jiwa /ha.
Kepadatan penduduk 200-500 jiwa/ha masih memungkinkan
dengan syarat penduduk tidak menggunakan air tanah.
Tersedia truk penyedotan limbah
CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT
Bak penangkap lemak
Adalah bak yang berfungsi menangkap lemak
khususnya dari limbah cair dapur
Prinsip kerja hanya sebagai penyaring dan pemisah
kotoran dan lemak misalnya limbah dari cucian dapur,
cucian piring dan sejenisnya dari restoran dan hotel,
industri makanan yang limbahnya cenderung berlemak,
industri penyembelihan hewan, dll.
CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT
Bak penangkap lemak
CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT
Bak penangkap lemak
Potongan Samping
Potongan A – A (Denah)
CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT
Cubluk / Jumbleng:
Tanah digali menyerupai sumuran sedalam 2 – 6 meter (dasarnya
masih diatas permukaan air tanah yaitu 2 – 6 meter tergantung
kondisi tanah setempat, agar tidak mencemari air tanah).
Sedalam 1 – 2 meter dari permukaan tanah, dibuat pasangan batu
bata setebal satu batu dengan spesi kedap air, agar muka tanah
tidak mudah longsor.
Dapat bertahan (digunakan) s/d 10 tahun pada suatu rumah tangga
dengan 6 jiwa, dengan ukuran sumuran 1 meter dengan
kedalaman 8 meter.
Setelah penuh, limbah padat dapat diurug atau dikuras atau
dibuatkan sumuran baru didekatnya (jarak sumuran baru dengan
sumuran lama tergantung jenis tanah dan
kepadatan/kestabilannya).
CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT
Cubluk / Jumbleng:
Pipa
Ventilasi
Plat Beton
Bertulang
Pasangan Kedap Air
Buangan Dari
Kloset
A A
Potongan A
-A
2–6
meter
Muka Air
Tanah
CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT
Septic Tank
Definisi
Bak penampungan air kotor yang berfungsi memisahkan dan
menghancurkan limbah domestik organik (khususnya limbah
manusia)
Merupakan pengolah limbah domestik dalam skala kecil
Prinsip Kerja Septictank
Pemisahan melalui pengendapan, penghancuran melalui digesi /
pembusukan dengan bantuan bakteri anaerobic dalam waktu ±3
hari air sabun dan cairan kimia tidak boleh masuk
Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara
gravitasi dan diresapkan ke tanah, sedangkan hasil endapan
(Lumpur) harus dibuang secara berkala
CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT
Septic Tank
Prinsip Struktur Septictank
Tutup Kontrol Pipa Ventilasi
D
A B C
CONTOH PENGOLAHAN LIMBAH SETEMPAT
Septic Tank
Tabel : Ukuran Tangki Septik
UKURAN (METER)
KAPASITAS
A B C D
(LITER)
2.000 2,40 - 0,80 1,00
3.000 2,50 1,20 0,80 1,00
4.000 2,60 1,40 1,00 1,00
5.000 2,60 1,40 1,00 1,25
comminutor
GRIT REMOVAL UNIT
Bar Racks Screen
GRIT REMOVAL UNIT
Shelf Cleaning Screen
GRIT REMOVAL UNIT
Comminutor memecah / mencacah padatan
GRIT REMOVAL UNIT
Integrated Coarse Pre Treatment
GRIT REMOVAL UNIT
Mini Integrated Coarse Pre Treatment
GRIT REMOVAL UNIT
SCREW PUMP
Another Grit removal concept
Stabilitation Pond / Equalization Tank
Primary Treatment:
Air limbah mengalir melalui tangki besar, tanki-tanki tersebut
cukup besar sehingga memungkinkan lumpur untuk mengendap
dan bahan yang mudah mengambang seperti lemak / minyak
dapat naik ke permukaan dan dipisahkan.
Tujuan utama dari tahap sedimentasi primer adalah untuk
memperoleh cairan homogen yang dapat / mudah diolah secara
biologis dan endapan yang terjebak dapat diolah secara terpisah.
Tangki pengendapan primer biasanya dilengkapi dengan
didorong mekanis yang terus mendorong lumpur untuk
kemudian dikumpulkan menuju hopper di dasar tangki dan
dipompa ke tahap pengolahan lumpur lebih lanjut.
SEDIMENTATION
SEDIMENTATION
Rectangular sedimentation
with mechanical device
SEDIMENTATION
Circular clarifier
SEDIMENTATION
Circular clarifier
Secondary Treatment
Dirancang untuk secara substansial menurunkan kandungan
biologis dari limbah seperti yang berasal dari kotoran manusia,
limbah makanan, sabun dan deterjen. Hal ini biasanya
dilakukan melalui proses aerobik, sehingga elemen yang
diperlukan meliputi ketersediaan mikroorganisme, oksigen,
kontak antara mikroorganisme, dan bahan-bahan organik serta
kondisi lingkungan yang menguntungkan.
Meliputi:
Activating sludge
Trickling filter
Oxidation ponds
Rotating biological contactors
Activating sludge / Lumpur Aktif menurunkan
BOD
Dalam proses ini, udara atmosfer atau oksigen murni ditiupkan
melalui air limbah primer (Aerasi) dikombinasikan dengan
organisme dalam tangki aerasi untuk mengembangkan flok
biologis yang mengurangi kandungan organik dari air
Lumpur yang terbentuk diendapkan untuk kemudian dikembalikan
ke proses aerasi atau dialirkan ke pengolah lumpur
Trickling Filter
Bak yang dilengkapi lapisan berbahan kasar, seperti batu, bilah,
atau bahan plastik, di mana air limbah dilewatkan. Air limbah
menetes melalui lapisan mikroba pada permukaan batu / media
yang tersedia memungkinkan terjadinya kontak antara
mikroorganisme dan kontaminan organik.
Lumpur Aktif
Trickling filter
Ponds Oksidasi
Ada lima tipe dasar, yaitu: aerobik, anaerobik, fakultatif,
pematangan atau kolam tersier dan laguna aerasi.
Kolam oksidasi istilah telah digunakan akhir-akhir ini
sebagai nama kolektif untuk semua jenis kolam
treatment tersebut.
Pada dasarnya, semua bekerja pada prinsip yang sama:
penggunaan kolam dan cekungan dirancang
mempertimbangkan kondisi aliran air limbah sehingga
limbah memiliki cukup waktu dalam bak agar bahan
organik pada limbah mengalami proses degradasi.
Oxidation Ditch
Oxidation Ponds / Kolam Oksidasi
Pola Penggerak:
Oxidation Ponds / Kolam Oksidasi
Rotating Biological Contakctor
Dengan bantuan sistem mekanik, pengolahan sekunder ini
mampu mengatasi lonjakan jumlah limbah organik.
Disk berputar mendukung pertumbuhan bakteri dan mikro-
organisme hadir dalam air limbah. Agar mikroorganisme
hidup, oksigen diperoleh dari atmosfer sebagai disk
berputar. Sebagai mikro-organisme tumbuh, mereka
membangun di media sampai mereka sloughed off karena
gaya geser yang diberikan oleh cakram berputar dalam
kotoran. Limbah dari RBC kemudian dilewatkan melalui
clarifiers akhir di mana mikro-organisme dalam suspensi
menetap sebagai lumpur.
Rotating Biological Contactor
Tertiary / Advanced Treatment
Meski dengan primary dan atau secondary treatment
yang dikombinasi dengan disinfektan diperkirakan
mampu memperbaiki 85% air limbah dalam hal BOD,
suspended solid dan banyak menghilangkan bakteri
patogen, namun proses-proses tersebut hanya
berpengaruh kecil dalam mengurangi senyawa
nitrogen, pospor, COD terlarut dan Dissolved metals.
untuk itu kadang perlu proses lebih lanjut
(advanced treatment) untuk mengurangi polutan yang
bersifat spesific tersebut.
Nitrogen reduction/removal nitrification-
denitrification
Phosphorus reduction
Chemical precipitation adalah metode yang sering
digunakan untuk mengurangi/menghilangkan bentuk
inorganik dari phosphate.
Hampir mirip dengan proses nitrogen
removal/reduction. Chemical precipitation dilakukan
dengan menambahkan koagulan dan mencampurnya
dengan limbah (mixing) pada suatu bak. Selanjutnya
dapat menggunakan tahapan seperti pada secondary
treatment
Koagulan yang biasa digunakan adalah calcium,
aluminium dan besi
Dissolved metals removal
Dissolved metals removal
Ion exchange Coagulation
Koagulan:
iron Chloride, aluminum hydroxide
Dissolved metals removal
MicroFiltration
DISINFECTION
Penambahan zat disinfektan pada bak-bak
penampungan sebelum air hasil olahan tahap
primary dan atau secondary dan atau tertiery
dilepas ke badan air
Tujuannya menurunkan jumlah pathogens
Sludge Processing
Karakteristik endapan / lumpur:
Grit: merupakan hasil dari penyaringan grit chamber; bisa berupa
pasir, plastik, pecahan kaca, logam, dll.
Primary / raw sludge: merupakan lumpur hasil dari proses primary
clarifiers; 3-8% solid dan 70% dari solid tersebut berupa zat organik
Secondary sludge: merupakan lumpur dari secondary treatment;
terdiri dari mikroorganisme dan inert; 90% organik; endapan pada
activated sludge 0,5-2% berupa solid sedangkan pada trickling filter
2-5% berupa solid; pada kasus tertentu secondary sludge banyak
mengandung zat kimia karena proses pengikatan phospor
Tertiary sludge: sangat tergantung pada proses yang dilakukan pada
tertiary treatment.
Prinsip dasar:
Thickening memisahakan cairan semaksimal mungkin
dengan memanfaatkan gravitasi dan flotasi
Stabilization memecah padatan organik secara biokimia
sehingga lumpur lebih stabil (rendah bau dan lebih padat)
dan mudah dipisahkan dengan air.
Conditioning mengolah lumpur menggunakan zat kimia
dan atau proses pemanasan sehingga air lebih mudah
terpisah
Dewatering memisah cairan dari lumpur dengan metode
vakum, penekanan / pressure, atau proses pengeringan
Reduction menurunkan volume padatan dengan wet
oxidation atau incineration
Thickening:
Flotation thickening
Udara dialirkan dengan tekanan 275 – 550 kPa ke dalam
lumpur. Sehinggga lumpur terangkat dan membentuk lapisan
/ selimut di permukaan. Skimmer / sludge collector mekanik
ditempatkan di permukaan untuk mengumpulkan lapisan
lumpur tersebut menuju sludge hopper.
Efektif untuk menangkap lumpur pada proses activated
sludge.
Meningkatkan kepadatan lumpur hingga 6%
Air flotation thickener
Thickening:
Gravity thickening
Secara prinsip sama dengan proses sedimentasi pada circular
clarifier dalam memisahkan air dan lumpur.
Proses ini dapat mengurangi kandungan air dalam lumpur
hingga 10% untuk karakter lumpur primer (primary sludge)
Circular Gravity thickener
Stabilization:
Aerobic Disgestion tidak lebih merupakan kelanjutan
dari proses activated sludge. Udara dipompa ke dalam
lumpur pada sebuah aerobic digestion tank untuk
membantu bakteri aerobik mencapai kondisi terbaik
untuk mendegradasi zat organik. Sehingga terbentuk
massa lumpur yang stabil dan terpisah dari cairan
Stabilization:
Anaerobic Disgestion
memanfaatkan bakteri
anaerob dalam mendegradasi
zat organik. Jenis bakteri ini
biasanya cukup adaptif untuk
perubahan pH dan suhu. Suhu
optimum sekitar 200-350.
Dengan proses tersebut akan
terbentuk gas dan endapan
solid yang stabil dan terpisah
dari cairan.
Conditioning:
Chemical conditioning banyak macam cara dan zat
kimia yang digunakan. Yang umum digunakan adalah
koagulasi dengan koagulan ferric chloride, kapur
maupun polimer organik.
Heat Treatment dengan panas 175o-2300C dan
tekanan 1000-2000 kPa, lumpur seperti dimasukkan
dalam panci bertekanan. Pada kondisi tersebut air
dalam padatan akan menguap. Kelemahannya adalah
operasional yang kompleks.
Sludge Dewatering:
Sludge drying bed
Sludge Dewatering:
Vacuum filtration: terdiri dari silinder yang dilapisi
membran filter dari kain. Silinder tersebut berputar
dengan posisi terndam dalam lumpur. Sebuah pompa
vacuum diletakkan di dalam silinder tersebut, dan
meyerap cairan. Lumpur yang menempel pada
membran fiter dikumpulkan oleh scrapper
Sludge Dewatering:
Continuous Belt Filter Presses
Reduction:
Incineration: insinerasi menghilangkan secara tuntas
kandungan air dan kelembaban lumpur dan membakar
habis padatan organik menjadi abu steril. Agar proses
insinerasi hemat bahan bakar, maka lumpur harus
melalui proses dewatering
Sludge Disposal
Metode:
Ultimate Disposal lumpur (yang diolah maupun tidak) di
buang dengan wadah yang tersegel. (sangat jarang)
Land Spreading hasil pengeringan lumpur dibuang secara
merata pada area pertanian / perkebunan maupun hutan
Landfilling lumpur dikubur dalam tanah diarea khusus,
dengan ketebalan tanah penutup 0,20-0,25 M.
Dedicated Land Disposal lumpur dibuang pada area
cekungan khusus untuk pembuangan lumpur dari limbah
cair tanpa ditutup, yang lokasinya jauh dari aktifitas publik.
Utilization kadang beberapa jenis lumpur justeru baik
untuk digunakan kembali karena memiliki nutrient, sehingga
sering digunakan dalam proses composting