Anda di halaman 1dari 15

A.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA OVARIUM


1. Pengkajian
a. Data
Identitas pasien
Nama : Ny. Y
No.RM : 98.00.88
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : Ujung Sri Meranti Rumbai, Pekanbaru
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk : 30 April 2019
Tanggal Pengkajian : 01 Mei 2019
Diagnosa Medis : Kanker Ovarium Stadium 3 + Post
Kolostomi
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. Z
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan dengan Pasien : Suami

b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama
Pasien masuk pada tanggal 30 April 2019 dengan keluhan nyeri
pada perut karena cairan pada perut menekan, gelisah dan ada luka
post colostomy sebelah kanan perut.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 1 Mei 2017 pukul 16.00
WIB dengan hari rawatan kedua, Ny. Y mengeluhkan nyeri pada
perut, perut membesar sejak satu bulan yang lalu, merasa gelisah,
sesak nafas karena nyeri, nafsu makan tidak ada, dan pasien post
colostomy terletak sebelah kanan yang infeksi.

1
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga Ny. Y mengatakan belum pernah menderita kanker
kolon, kanker payudara, dan kanker endometrium. Ny. Y pernah
dirawat sebelumnya dengan penyakit yang sama di RSUD Arifi
Ahcmad Pekanbaru selama 21 hari karena operasi ovarium sebelah
kiri sejak 9 tahun yang lalu dan pemasangan kolostomi karena
kanker ovarium sudah menyebar ke usus maka dilakukan tindakan
kolostomi sebelah kanan pada 31 Desember 2018.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa dia dan keluarga lainnya tidak ada yang
mengalami penyakit keturunan seperti hipertensi, DM, dan jantung.
5) Riwayat Haid/Status Ginekologi
Pasien mengatakan pasien pertama kali datang haid umur 13 tahun,
siklus teratur, haid banyak pada hari ketiga, warna merah, bau
khas, disminorrhe ada pada saat hari pertama haid, nyeri masih bisa
ditahan. Tidak ada haid lagi sejak September 2010.
6) Riwayat Obstetri
Pasien mengatakan hamil pertama kali berumur 21 tahun, tidak ada
masalah selama kehamilan, melahirkan secara normal keempat
anak, masa nifas kira-kira 12 hari, tidak ada masalah selama masa
nifas, menyusui ASI Ekslusif selama 2 tahun, namun pada anak
keempat menyusui ASI Ekslusif hanya selama 4 bulan karena
Ny.Y mengalami bisul pada payudara sebelah kanan
7) Data Keluarga Berencana
Pasien mengatakan pasien pernah menggunakan suntik KB 3 bulan

2
c. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal serumah

: Perempuan X : Meninggal

: Pasien

d. Data Biologi
1) Pola nutrisi
Ny. Y memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, jenis makanan
biasa yaitu nasi + lauk pauk + sayuran + buah, pasien dahulu masa
muda sering makan makanan yang instan, pola makan teratur, saat
sehat berat badan pasien 50 Kg dan turun saat sakit 47 Kg. tetapi
selama dirawat di rumah sakit pasien mendapatkan diet makanan
lunak yaitu bubur putih+buah, makan hanya setengah porsi habis.
Selama dirumah sakit pasien makan 3 kali sehari.
2) Pola emininasi
Kebiasaan buang air kecil 6-7 kali sehari, warna kuning kehitaman,
bau khas, sedangkan kebiasaan eliminasi terpasang colostomy
sebelah kanan
3) Pola istirahat/tidur
Pola tidur pasien sebelum sakit tidak mengalami kesulitan tidur
yaitu sekitar ± 7 jam tetapi setelah dirawat di rumah sakit pasien

3
sulit untuk memulai tidur saat malam hari maupun siang karena
sesak nyeri pada perut.
4) Pola hygene
Kebiasaan mandi 2 kali sehari, selama di rumah sakit pasien
mengatakan mandi 1 kali sehari, hanya di lap.
e. Pola Aktifitas
Pasien mengatakan pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara
mandiri harus dengan bantuan. Bantuan yang diberikan maksimum
seperti makan, minum, dibantu untuk duduk, dan merubah posisi
pasien.
f. Data Psikologis
Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini, pasien sering
mengeluh penyakitnya tidak akan sembuh, merasa putus asa, dan
pasrah dengan kondisi pasien saat ini. Pasien mengatakan khawatir
dengan anak-anaknya jika nanti meninggal. Suami pasien selalu berada
di samping pasien untuk menolong aktivitas pasien, dan memotivasi
pasien agar yakin dan percaya penyakit ini akan sembuh.
g. Data spiritual
Pasien tidak pernah terlihat shalat 5 waktu. Pasien hanya banyak
beristigfar.
h. Data sosial ekonomi
Pasien mengatakan pasien menggunakan BPJS.
i. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum :
Kesadaran : E4 V5 M6 (GCS 15)
TTV : TD = 130/90 mmHg RR= 26 x/mnt
N = 98 kali/menit S = 37 oC
BB = 46 Kg TB = 160 cm

2) Kepala
Inspeksi : Kepala makrosepal, tidak ada benjolan, rambut
tidak rontok, tidak berketombe.

4
3) Mata
Inspeksi : Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis,
sklera tidak ikterik, reflek pupil sama kiri dan kanan.
4) Hidung
Inspeksi : Pernafasan cuping hidung tidak ada, tidak ada
kelainan pada hidung
5) Mulut
Inspeksi : Pada inspeksi bibir tampak kering, lidah tampak
bersih.
6) Telinga
Inspeksi : Pada telinga simetris kiri dan kanan, tampak bersih
7) Leher
Inspeksi : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
dan vena jugular.
8) Thoraks (paru-paru)
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pola nafas teratur, tidak ada
sesak, RR 26 kali/menit
Palpasi : Dengan pemeriksaan taktil fremitus dan vocal
fremitus getaran dinding torak antara kanan dan kiri teraba sama
Perkusi : Suara dinding torak sonor
Auskultasi : Suara paru terdengar vesikuler
9) Thoraks (jantung)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi atau denyutan yang berlebihan tidak ada,
teraba batas atas ICS II mid sternalis, batas bawah ICS V, batas kiri
ICS V mid clavikula sinistra, batas kanan ICS IV mid sternalis
dextra.
Perkusi : Terdengar suara dullness
Auskultasi : Bunyi jantung normal (S1, S2 reguler)

5
10) Abdomen
Inspeksi : Lingkar perut 82 cm, tampak ada bekas operasi
vertical panjangnya kira-kira 11 cm yang infeksi, terpasang
kolostomi sebelah kanan yang infeksi
Auskultasi : Frekuensi peristaltik usus 10 kali/menit
Palpasi : Terdapat ada nyeri tekan di abdomen
Perkusi : Terdengar bunyi tympani
11) Genetalia
-
12) Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan sebelah kiri terpasang
IVFD RL, ekstremitas bawah tampak pucat, udema pada punggung
kaki, Pemeriksaan kulit turgor kembali cepat, lembab, CRT
kembali dalam dua detik, akral teraba hangat.

j. Data Penunjang
LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Normal
Lk : 13,2 – 17,3
Hemoglobin 10,1 g/dl
Pr : 11,7 – 15,5
Lk : 3.800 – 10.600
Leukosit 15.590/mm3
Pr : 3.600 – 11.000
Trombosit 315.000/mm3 150.000 – 400.000
Hematokrit 27% 37-43%
Total protein 5,0 g/dl 6,6-8,7 g/dl
Albumin 1,5 g/dl 3,8-5,0 g/dl

k. Pengobatan
1) Ny. Mendapatkan terapi IVFD RL
2) IVFD NaCl 0,9 %
3) Tranfusi albumin 20 %
4) Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g
5) Inj. Metronidazole
6) Inj. Gentamicin

6
7) IVFD RL drip ketorolax 16 tetes kali/menit

2. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ds : Kompresi serabut Nyeri akut
- P : Pasien mengatakan saraf
nyeri karena kankernya
- Q : pasien mengatakan
nyeri seperti tertusuk
- R : nyeri pada perut
- S : skala nyeri 7 (tinggi)
- T : hilang timbul
Do :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak focus
terhadap diri sendiri tidak
peduli orang lain
- RR 26 kali/menit
- TD 130/90 mmHg
- Pasien tampak gelisah
2. Ds : Penyakit terminal Ansietas
- Pasien mengatakan
cemas dengan
kondisinya saat ini
- Pasien sering mengeluh
penyakitnya tidak akan
sembuh
- Pasien merasa putus asa,
dan pasrah dengan
kondisi pasien saat ini.
- Pasien mengatakan
khawatir dengan anak-
anaknya jika nanti
meninggal.
Do :
- Suami pasien tampak
selalu berada di samping
pasien untuk menolong
aktivitas pasien
- RR 26 kali/menit
- TD130/90 mmHg
3. Ds : Faktor biologis Ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan tidak (gangguan fungsi nutrisi kurang dari
nafsu makan gastrointestinal) kebutuhan tubuh
Do :
- Pasien tampak pucat
- Pasien mual dan muntah
- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir kering

7
- Albumin 1,5 g/dl
- Hb 10,1 gr/dl
- Ht 27%
- IMT 17,9
4. Ds : Cedera kulit Kerusakan
- Pasien mengatakan integritas kulit
eliminasi melalui
colostomy yang terletak
sebelah kanan
Do :
- Tampak terpasang
colostomy sebelah kanan
- Tampak luka post ovarium
yang terinfeksi
- Tampak 2 kali sehari
melakukan redressing
pada luka post colostomy
dan post ovarium
dibersihkan
- Tampak luka post operasi
perbaikan lukanya tidak
bagus.
5. Ds : Imobilitas Intoleransi aktivitas
- Pasien mengatakan
aktivitas dibantu oleh
suami pasien dan perawat
Do :
- Pasien tampak dibantu
oleh suami pasien untuk
makan, minum, bantu
untuk mendukung pasien,
dan merubah posisi pasien
- Hb : 10,1 gr/dl
- Hematocrit 27 %
- Albumin 1,5 g/dl
- Protein 5,0 g/dl
6. Ds : Penanganan Kesiapan
- Suami pasien mengatakan keluarga terhadap meningkatkan
selalu di samping pasien pengobatan koping keluarga
Do :
- Suami pasien tampak
selalu berada disampng
pasien dan memberikan
motivasi
- Suami pasien tampak
selalu memotivasi pasien
untuk lebih semangat dan
sabar

8
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi serabut saraf
b. Ansietas kematian berhubungan dengan penyakit terminal
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis (gangguan fungsi gastrointestinal)
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kulit
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
f. Kesiapan meningkatkan koping keluarga berhubungan dengan
penanganan keluarga terhadap pengobatan.

9
4. Rencana Keperawatan
NOC (NURSING OUTCOME NIC ( NURSING INTERVENTION
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN
CLASSIFICATION) CLASSIFICATION)
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif
kompresi serabut saraf diharapkan nyeri berkurang : yang meliputi lokasi, karakteristik
- Klien mengungkapkan nyeri onset/dulasi, frekuensi, kualitas, intensitas,
berkurang/terkontrol atau beratnya nyeri dan faktor pencetus
- Klien tampak rileks 2. Ajarkan tindakan kenyamanan dasar dan
- Klien mengikuti aturan aktivitas hiburan
farmakologi yang ditentukan 3. Dorong penggunaan keterampilan manajemen
nyeri (teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan
imajinasi)
4. Berikan analgesik sesuai indikasi (kolaborasi
dengan dokter
2. Ansietas kematian berhubungan Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam 1. Catat palpitasi, peningkatan denyut/frekuensi
dengan penyakit terminal diharapkan ansietas berkurang/hilang pernafasan
dengan kriteria hasil : 2. Pahami rasa takut
- Memahami dan mendiskusikan 3. Kaji tingkatan/realita bahaya bagi pasien dan
rasa takut tingkat ansietas
- Menunjukkan relaksasi dan 4. Nyatakan realita dari situasi seperti apa yang
melaporkan berkurangnya dilihat pasien
ansietas ke tingkat yang dapat 5. Evaluasi mekanisme koping
diatasi 6. Identifikasi cara-cara dimana klien mendapat
bantuan jika dibutuhkan
3.. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam 1. Rundingkan/ kolaborasi dengan ahli gizi
kurang dari kebutuhan tubuh diharapkan masalah nutrisi dapat asupan pasien
berhubungan dengan faktor diatasi dengan kriteria hasil : 2. Timbang berat badan pasien
biologis (gangguan fungsi - Pasien berkeinginan untuk 3. Monitor pasien selama sebelum dan sesudah
gastrointestinal) makan 4. Monitor intake asupan makan dan cairan
- Pasien menyenangi pasien

10
-Pasien berenergi untuk makan 5. Beri dukungan misalkan terapi relaksasi
-Intake nutrisi dan cairan 6. Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan
tercukupi
4. Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam 1. Angkat balutan dan plester
berhubungan dengan cedera kulit diharapkan kerusakan integritas kulit 2. Ukur luas luka
dapat teratasi kriteria hasil : 3. Berikan rawatan insisi pada luka
- Suhu kulit normal 4. Berikan balutan yang sesuai jenis luka
- Elastisitas dan kelembaban 5. Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat
kulit dapat di pertahankan dan drainase
- Perfusi jaringan baik 6. Periksa luka setiap kali perubahan balutan
- Mampu melindungi kulit dan 7. Bandingkan dan catat setiap perubahan luka
perawatan alami 8. Anjurkan pasien dan anggota keluarga untuk
mengenal tanda dan gejala infeksi
9. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan
tampilan
5. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam 1. Monitor kemampuan diri secara mandiri
dengan imobilitas diharapkan intoleransi aktivitas dapat 2. Monitor kebutuhan pasien terkait dengan alat-
teratasi kriteria hasil : alat kebersihan
- Pasien rutin melakukan 3. Berikan lingkungan yang terapeutik
aktivitas 4. Berikan peralatan kebersihan pribadi
- Aktivitas fisik tidak terganggu 5. Berikan bantuan pasien sampai pasien mampu
- Konsentrasi pasien tidak melakukan perawatan diri mandiri
terganggu 6. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas
- Tidak terganggu pemulihan normal sehari-hari
energi setelah aktivitas
- Hemoglobin normal
- Hematokrit normal
6. Kesiapan meningkatkan koping Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam 1. Yakinkan keluarga bahwa pasien sedang
keluarga berhubungan dengan diharapkan koping keluarga baik diberikan perawatan terbaik
penanganan keluarga terhadap kriteria hasil : 2. Nilailah reaksi emosi keluarga terhadap
pengobatan. - Secara konsisten menunjukkan kondisi pasien

11
atau menetapkan fleksibilitas 3. Dukung harapan yang realistis
peran 4. Tingkatkan hubungan saling percaya dengan
- Mampu menghadapi masalah keluarga
keluarga 5. Jawab semua pertanyaan dari keluarga atau
- Mampu mengelola masalah bantu untuk mendapatkan jawaban
keluarga 6. Orientasikan keluarga terkait tatanan
- Melibatkan anggota keluarga pelayanan kesehatan seperti rumah sakit
lain dalam pengambilan 7. Dukung pengambilan keputusan
keputusan 8. Sediakan kesempatan untuk kunjungan
- Mengungkapkan perasaan dan keluarga
emosi secara terbuka diantara
anggota keluarga
- Memperoleh bantuan untuk
keluarga

5. Implementasi Keperawatan
NO. HARI/TANGGAL IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1. Rabu, 01 Mei 1. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga
2019 meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, hari, maka didapatkan hasil progress kesehatan
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri pasien sebagai berikut :
dan faktor pencetus S:
2. Mengajarkan tindakan kenyamanan dasar dan - P : pasien mengatakam nyeri akibat
aktivitas hiburan kankernya
3. Mendorong penggunaan keterampilan - Q : nyeri terasa ditusuk
manajemen nyeri (tehnik relaksasi) - R : nyeri pada perut
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian - S : skala nyeri 4
analgesik - T : nyeri hilang timbul

12
5. Mendapatkan terapi Inj. Metronidazole O:
- pasien tidak tampak meringis lagi
- tekanan darah 100/70 mmHg
- RR 22 kali/menit
- Nadi 82 kali/menit
- Suhu 36,6 0C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi semuanya
2. Rabu, 01 Mei 1. Mencatat palpitasi, peningkatan denyut/frekuensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga
2019 pernafasan hari, maka didapatkan hasil
2. Memahami rasa takut S:
3. Mengkaji tingkatan/realita bahaya bagi pasien - Pasien mengatakan sudah memahami
dan tingkat ansietas penyakitnya
4. Menyatakan realita dari situasi seperti apa yang - Pasien mengatakan sudah menerima
dilihat pasien penyakitnya
5. Mengevaluasi mekanisme koping - Pasien mengatakan akan lebih bersemangat
6. Mengidentifikasi cara-cara dimana klien lagi dalam pengobatan penyakitnya
mendapat bantuan jika dibutuhkan - Pasien mengatakan anak-anak dan suaminya
mendukung dalam proses pengobatan
penyakitnya
O:
- Suami pasien tampak selalu berada di
samping pasien untuk menolong aktivitas
pasien
- RR 22 kali/menit
- TD 100/70 mmHg
A : Masalah teratasi
P : Pantau selalu kondisi psikologi pasien
3. Rabu, 01 Mei 1. Merundingkan dengan ahli gizi asupan pasien Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga
2019 2. Menimbang berat badan pasien hari, maka didapatkan hasil progress kesehatan
3. Memonitor pasien selama sebelum dan sesudah pasien sebagai berikut

13
makan S:
4. Memonitor intake asupan makan dan cairan - Pasien mengatakan nafsu makan tidak ada
pasien O:
5. Memberi dukungan misalkan terapi relaksasi - Pasien mendapatkan diet makanan lunak
6. Membatasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan yaitu nasi bubur putih + buah apel
7. Mendapatkan terapi tranfusi albumin 20 %. - Mukosa bibir lembab
- Pasien minum kira-kira 500 ml
- Protein 6 g/dl
- Albumin 3,8 g/dl
- Pasien tampak tidak banyak aktivitas
- Pasien bedrest
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
4. Rabu, 01 Mei 1. Mengangkat balutan dan plester perekat Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
2019 2. Mengukur luas luka hari, didapatkan hasil progress kesehatan pasien
3. Memberikan rawatan insisi pada luka sebagai berikut:
4. Memberikan balutan yang sesuai jenis luka S:
5. Mengganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat - Pasien mengatakan diperut terpasang
6. Memeriksa luka setiap kali perubahan balutan colostomy dan bekas operasi ovarium yang
7. Membandingkan dan catat setiap perubahan luka infeksi
8. Menganjurkan pasien dan anggota keluarga O:
untuk mengenal tanda dan gejala infeksi, - Tampak terpasang colostomy sebelah kanan
9. Mengdokumentasikan lokasi luka, ukuran, dan abdomen
tampilan - Tampak perbaikan luka pada post operasi
10. Mendapatkan terapi Inj. Ceftriaxone 2 x 1 g, Inj. ovarium
Gentamicin, dan IVFD RL drip ketorolax 16 - Keluarga pasien mengerti tanda dan gejala
tetes kali/menit infeksi
- Lokasi luka pada abdomen, panjang 3 cm
- Kondisi luka sudah mulai mengalami
perbaikan, tidak ada pus lagi
- Leukosit 18.030/mm3

14
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
5. Rabu, 01 Mei 1. Memonitor kemampuan diri secara mandiri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga
2019 2. Memonitor kebutuhan pasien terkait dengan alat- hari, maka didapatkan hasil
alat kebersihan S:
3. Memberikan bantuan pasien sampai pasien - Pasien dibantu aktivitas oleh suami pasien
mampu melakukan perawatan diri mandiri, O:
memberikan tranfusi PRC 4 kolf - Pasien mendapatkan perawatan vulva
4. Menciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri. hygiene
- Hb 13,1 gr/dl
- Hematokrit 40%
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
6. Rabu, 01 Mei 1. Meyakinkan keluarga bahwa pasien sedang Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama lima
2019 diberikan perawatan terbaik hari, maka didapatkan hasil:
2. Menilai reaksi emosi keluarga terhadap kondisi S:
pasien - Keluarga pasien sudah yakin perawatan
3. Meningkatkan hubungan saling percaya dengan yang sudah diberikan kepada pasien
keluarga O:
4. Menjawab semua pertanyaan dari keluarga atau - Suami pasien sudah menerima penyakit
bantu untuk mendapatkan jawaban yang diderita pasien
5. Mengorientasikan keluarga terkait tatanan - Suami pasien sering memberikan dukungan
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit ke pasien
6. Mengidentifikasi sifat dukungan spritual bagi A : masalah teratasi
keluarga P : intervensi dihentikan
7. Mendukung pengambilan keputusan
8. Menyediakan kesempatan untuk kunjungan
keluarga.

15

Anda mungkin juga menyukai