Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN 

IV

REGISTER DAN COUNTER


 

1.  Tujuan percobaan

1. Mengerti dan memahami sifat dan operasional counter

2. Mengerti dan memahami sifat dan operasional register

2.  Alat-alat Percobaan
1. Board Percobaan 4

2. Multimeter digital

3.  Dasar teori
 Alan

4. Langkah-langkah percobaan
4.1 Percobaan Register Paralel Input Paralel Output (PIPO)

Langkah-langkah percobaan ini adalah :

1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)


2. Mengatur DIP SWITCH sesuai dengan kondisi logika yang ada di modul
3. Mengatur push button CLOCK sesuai dengan modul
4. Pada baris ke-1 dari tabel, kondisi  D0 - D7 dan D0’ - D7’ dan seterusnya sampai baris ke
-6 setelah clock ditekan sekali dan dua kali, lalu catat hasilnya pada tabel percobaan 4.1. 
5. Foto hasil percobaan 4.1 minimal terdapat 2 foto
6. Catat tipe IC yang dipakai saat percobaan dimulai.
4.2 Percobaan Serial Input Paralel Output (SIPO)

Rangkaian tambahan berupa monostable multivibrator 555 yang berfungsi sebagai


pembangkit sinyal CLK dimana CLK bersifat PGT/rising edge. Semua indikator menggunakan
LED. Jika LED menyala berarti logika ‘1’ dan bila padam berarti logika ‘0’.

Langkah-langkah percobaan ini adalah :

1. Pastikan catu daya masih menyala (ON)


2. Mengatur posisi saklar enable, reset, dan input data sesuai tabel percobaan 4.2
3. Catat hasilnya dan isikan pada tabel 4.2.
4. Foto hasil percobaan 4.2 minimal terdapat 2 foto
5. Catat tipe IC yang dipakai saat percobaan dimulai.

4.3 Percobaan BCD/Decade Up/Down Counter

Langkah-langkah percobaan ini adalah :

Mode operasi parallel load:

1. Mengatur -PL = 0, -CE =  -U/D = -CP = X agar input sesuai dengan modul.
2. Ubah-ubah posisi saklar P dan kemudian tekan trigger secara perlahan 1x dan lakukan
secara berulang sampai 12x. 
3. Foto hasil percobaan PL minimal terdapat 2 foto
4. Catat hasilnya pada tabel 4.3.

Mode operasi count up:

1. Mengatur -PL = 1, CE = 0, -U/D = 0, Buat input 0000 sampai 20x pada kolom P4 P3 P2
P1, kemudian tekan trigger secara perlahan 1x.
2. Catat hasil output percobaan count up input 0000 pada tabel percobaan 4.4.
3. Foto hasil percobaan input 0000 pada percobaan 4.4.
4. Buat lagi input 0011 pada tabel percobaan 4.5, lakukan secara berulang sampai 20x
kemudian tekan trigger secara perlahan 1x.
5. Catat hasil output percobaan count up input 0011 pada tabel percobaan 4.5.
6. Foto hasil percobaan input 0011 pada percobaan 4.5.
7. Jangan Lupa lakukan PL sebelum mulai count up

Mode operasi count down

1. Mengatur -PL = 1, CE = 0, -U/D = 1, Buat input 1111 sampai 20x pada kolom P4 P3 P2
P1, kemudian tekan trigger secara perlahan 1x.
2. Catat hasil output percobaan count up input 1111 pada tabel percobaan 4.6.
3. Foto hasil percobaan input 1111 pada percobaan 4.6.
4. Buat lagi input 1000 pada tabel percobaan 4.7, lakukan secara berulang sampai 20x
kemudian tekan trigger secara perlahan 1x.
5. Catat hasil output percobaan count up input 1000 pada tabel percobaan 4.7.
6. Foto hasil percobaan input 1000 pada percobaan 4.7.
4.4 Percobaan Binary Up/Down Counter

Langkah-langkah percobaan ini adalah :

4.5 Percobaan Paralel To serial Shift Register

Langkah-langkah percobaan ini adalah :

1. Mengatur posisi CLK, PL dan lainnya sesuai dengan rangkaian yang ada di modul
percobaan PISO.
2. Buat pola input sesuai yang ada di modul atau pola lainnya sesuai keinginan kita.
3. Coba  2 kombinasi input data lainnya  (data2 dan data3) yaitu 11100000 dan
00001010
4. Catat hasilnya pada tabel 4.13
5. Foto hasil percobaan PISO minimal terdapat 2 foto
6. Catat tipe IC yang dipakai saat percobaan dimulai.

5.   Tugas Pendahuluan
VI.1 Percobaan  Register Paralel Input Paralel Output (PIPO)

Tabel 4.1   Percobaan PIPO


No I0 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 OE CLK D0-D7 D0’-D7’
1 X X X X X X X X 1 X 00000000 00000000
2 X X X X X X X X 0 X 00000000 00000000
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ON 00000000 00000000
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 ON 11111111 11111111
5 0 1 0 1 0 1 0 1 0 ON 01010101 01010101
6 1 0 1 0 1 0 1 0 0 ON 10101010 10101010
7 0 0 0 0 1 1 1 1 0 ON 00001111 00001111
Tabel 4.1   Lanjutan
No D0 D D2 D3 D4 D5 D6 D D0’ D1’ D2 D3’ D4 D5’ D6 D7’
1 7 ’ ’ ’
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
6 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
7 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1

Tipe IC apa yang anda pakai percobaan: 

VI.2 Percobaan Register Serial Input Paralel Output (SIPO) 

Tabel 4.2  Percobaan SIPO


ENABLE RST DATA CLK Q0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7

0 X X X 0 0 0 0 0 0 0 0

X 1 X X 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 0 ON 0 0 0 0 0 0 0 0

1 1 1 ON 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 ON 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 ON 1 0 1 0 0 0 0 0
1 1 0 ON 0 1 0 1 0 0 0 0
1 1 1 ON 1 0 1 0 1 0 0 0
1 1 0 ON 0 1 0 1 0 1 0 0
1 1 1 ON 1 0 1 0 1 0 1 0

Tipe IC apa yang anda pakai percobaan: 


VI.3 Percobaan BCD/Decade Up/Down Counter

Tabel 4.3  Percobaan mode PL


NO P P2 P P0 Q3 Q2 Q1 Q0 RC TC
3 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2 0 0 1 0 2 0 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 3 0 0 1 1 1 0
4 0 1 0 0 4 0 1 0 0 1 0
5 0 1 0 1 5 1 1 0 1 1 0
6 0 1 1 0 6 0 1 1 0 1 0
7 0 1 1 1 7 1 1 1 1 1 0
8 1 0 0 0 8 1 0 0 1 1 0
9 1 0 0 1 9 1 0 0 0 0 1
10  1 0 1 0 10 1 0 1 1 1 0
11 1 0 1 1 11 1 0 1 0 0 1
12 1 1 0 0 22 1 1 0 0 1 0

Tipe IC yang dipakai percobaan:74LS190

7. Tabel 4.4  Percobaan mode count up


NO P3 P2 P1 P Q3 Q2 Q1 Q RC TC
0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
5 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
6 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
8 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
10 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
11 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
12 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
13 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
14 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
15 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
16 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
17 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
18 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
19 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1
20 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

Tabel 4.5  Percobaan mode count up


NO P3 P2 P1 P Q3 Q2 Q1 Q RC TC
0 0
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
2 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
4 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
5 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
6 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
7 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
8 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
9 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
10 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
11 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
12 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0
13 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
14 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
15 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0
16 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
17 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
18 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
19 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1
20 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0

Tabel 4.6  Percobaan mode count down


NO P3 P2 P1 P Q3 Q2 Q1 Q RC TC
0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
4 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
5 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
6 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
8 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
9 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
10 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
11 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
12 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
13 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
14 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
15 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
16 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
17 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
18 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
20 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1

Tabel 4.7  Percobaan mode count down


NO P3 P2 P1 P Q3 Q2 Q1 Q RC TC
0 0
1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
2 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
3 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
4 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
5 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
6 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
7 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
8 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
9 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
10 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
12 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
13 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
14 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
15 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
16 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
17 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
18 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
19 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
VI.4 Percobaan Binary Up/Down Counter

Tabel 4.8  Percobaan mode PL (191)


NO P3 P2 P1 P Q3 Q2 Q1 Q RC TC
0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
2 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
3 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
4 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0
5 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
6 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
7 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
8 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0
10  1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
11 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0
12 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0
13 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0
14 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1

Tabel 4.9  Percobaan mode count up


NO P3 P2 P1 P Q3 Q2 Q1 Q RC TC
0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
2 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
3 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
4 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
5 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0
6 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
7 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
8 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0
10 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0
11 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0
12 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
13 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
14 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
15 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
17 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
18 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0
19 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
20 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0

Tabel 4.10  Percobaan mode count up


N P3 P2 P1 P0 Q3 Q2 Q Q0 RC TC
O 1

1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0

2 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0

3 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0

4 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
5 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0

6 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0

7 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0

8 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0

9 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0

10 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0

11 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0

12 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0

13 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0

14 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0

15 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1

16 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0

17 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0

18 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0

19 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0

20 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0
       

Tabel 4.11  Percobaan mode count down


NO P3 P2 P1 P Q3 Q2 Q1 Q RC TC
0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
4 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
5 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
6 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
7 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
8 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
10 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0
11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
12 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
13 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
14 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0
15 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0
16 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
19 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
20 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0

Tabel 4.12  Percobaan mode count down


NO P3 P2 P1 P Q3 Q2 Q1 Q RC TC
0 0
1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
3 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0
4 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
5 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0
6 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0
7 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0
8 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0
9 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
10 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0
11 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
12 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0
13 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
14 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0
15 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0
16 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
17 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0
18 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
19 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0
20 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0

VI.7 Percobaan  Paralel To serial Shift Register 

    Tabel 4.13  Percobaan PISO


clk Data1 Data2 Data3
(01010101) (11100000) (00001010)
1 01 10 01
2 10 10 01
3 01 10 01
4 10 01 01
5 01 01 10
6 10 01 01
7 01 01 10
8 10 10 01
  
Tipe IC yang dipakai percobaan:74LS165

7.   Pertanyaan
1. Berikan 2 perbedaan operasi sinkron dan asinkron pada counter
2. Bandingkan  percobaan IV.1 dengan IV.2 berikan dua perbedaan dan dua persamaannya
(counter biner 4 bit dan BCD)
3. Dari gambar packing di bawah,  berikan kepanjangan, fungsi dan sifat pin-pin –CTEN,
D/-U, CLK, -RCO, MAX/MIN dan -LOAD

4. Gambarkan counter asinkron 3 bit dengan JK FF dan jelaskan prinsip operasionalnya


5. Berikan fungsi pin –CLR pada percobaan IV.2
6. Gambarkan satu rangkaian counter sinkron 4 bit dengan JK FF
7. Apa yg dimaksud dg bilangan MOD pada counter
8. Gambarkan rangkaian counter asinkron MOD 10 dengan JK FF
9. Berikan penjelasan cara mengoperasikan register PISO pada IC 74165      
10. Berikan penjelasan cara mengoperasikan register SIPO pada IC 74164

Analisis Percobaan

VII.1 Percobaan Register Paralel Input Paralel Output (PIPO)


Pada percobaan Paralel Input Paralel Output ini, digunakan 8 input I dan
8 output D, dan 8 output D’. Ketika input OE berlogika 1 dan yang lainnya
don’t care, semua output D dan D’ selalu berlogika 0 apapun input I nya, hal
ini dikarenakan input OE = 1 berfungsi untuk mereset. Ketika input OE
berlogika 0 dan CLK berada dalam kondisi ON, maka akan menghasilkan
output D dan D’ yang sama seperti input I nya.
Contoh, saat diberi input I 01010101 maka outputnya akan 01010101.
Output D dan D’ tetap sama dengan input I karena pada rangkaian PIPO ini
input paralel akan dimuat bersamaan ke dalam register kemudian akan di
transfer bersama ke output masing masing dengan pulsa clock yang sama.

VII.2 Percobaan Register Serial Input Paralel Output (SIPO)


Percobaan Serial Input pararel output ini, memiliki output Q ( namun
diganti karena pada IC 74LS164 di simulasi proteus menggunakan
D) ketika enable 0, pin Input RST, Data dan clock akan berada pada kondisi
don’t care dan output 0. Ketika enable berada pada logika 1 dan pin RST dan
Data berlogika 1 serta clock ON, maka output D1 akan berlogika 1. Ketika
Enable dan RST berlogika 1 serta clock ON namun pinData 0, maka output
D1 yaitu 1, berpindah ke output D2, sehingga output D2 berlogika
1. Dapat disimpulkan, ketika enable berada pada logika 1 danpin RST dan
Data berlogika 1 serta clock ON, maka output D1 akan berlogika 1.
Sedangkan Ketika Enable dan RST berlogika 1 serta clock ONnamun pin
Data 0, maka output sebelumnya akan berpindah ke output setelahnya ( D1
ke D2, D2 ke D3).

VII.3 Percobaan BCD/Decade Up/Down Counter


Pada percobaan BCD/Decade Up/Down Counter ini, dilakukan dengan 4
mode yaitu Mode PL, Mode Count Up, Mode Count Down dan Mod Hold.
Mode PL dilakukan dengan pin -PL = 0, -CE = -U/D = X (1/0). Pada mode
ini, semua output Q (Q0,Q1,Q2,Q3,) akan sama hasilnya dengan semua input
P (P0,P1,P2,P3) dan output RC akan terus berlogika 1 kecuali saat input P
0000 dan 1001 dan pin CE=0, -U/D=1 maka RC akan berlogika 0. Ketika -
U/D berlogika 1 dan input P adalah 0000 atau 1001 maka output TC akan
berlogika 1, tetapi selain input tersebut output TC akan berlogika 0.
Pada mode count up dilakukan dengan pin -PL = 1, CE=-U/D = 0. Mode
ini akan menghasilkan output biner dari 0000 ( 0 decimal) sampai 1001 (9
decimal) dan akan terus mengulang selama clock hidup. Pada percobaan
pertama digunakan input P 0000, dan yang kedua digunakan input P 0011
tetapi hasil output Q kedua percobaan tersebut sama yang artinya input P
pada mode ini tidak mempengaruhi output Q.
Pada mode count down dilakukan dengan pin -PL = 1, CE = 0, - U/D
= 1. Mode ini akan menghasilkan output biner dari 0000 (0 decimal) ke 1001
( 9 decimal) dan terus mundur sampai 0000 lagi dan akan terus mengulang
selama clock hidup. Pada percobaan pertama digunakan input P 1111, dan
yang kedua digunakan input P 1100 tetapi hasil output Q kedua percobaan
tersebut sama yang artinya input P pada mode ini tidak mempengaruhi output
Q.
Pada mode hold dilakukan dengan pin PL = 1, CE = 1, dan pin lainnya don’t
care. Pada percobaan ini, apapun input P yang dimasukan output Q, RC, dan
TC selalu sama yaitu output Q selalu 0, RC selalu 1, dan TC selalu X (1 jika -
U/D =1 dan 0 jika -UD=0).

VII.4 Percobaan Binary Up/Down Counter


Percobaan binary up/down counter ini dibagi menjadi 4 mode yaitu Mode
PL, Mode Count Up, Mode Count Down dan Mode Hold. Mode PL ketika
pin –PL 0 dan output Q sama dengan input P, dan TC akan Ketika D/U¯
pada logika 1, TC akan berada pada keadaan 1 ketika semua input P
berlogika 0 dan TC akan berlogika 0 ketika semua input P adalah 1 .
Ketika D/U¯ pada logika 0, TC akan berada pada keadaan 1 ketika
semua input P berlogika 1 dan TC akan berlogika 0 ketika semua input P
adalah 0. Nilai D/U¯ tidak berpengaruh pada TC ketika salah satu input P
adalah 1.
Mode count up ketik pin –PL=1 dan CE = 0, -U/D = 0, output Q akan
membentuk bilangan biner dari 0000 ( 0 dalam decimal) sampai 1111(15
dalam decimal) dan akan terus berulang selama clock hidup , dan TC akan
bernilai 1 ketika semua output bernilai 1. Input pada mode ini tidak
mempengaruhi output.
Mode count down, ketika –PL=1 dan CE = 0, -U/D = 1 output Q akan
membentuk bilangan biner dari 1111 ( 1 dalam decimal) sampai 0000 (0
dalam decimal) dan akan terus berulang selama clock hidup , dan TC akan
bernilai 1 ketika semua output bernilai 0. Input pada mode ini tidak
mempengaruhi output.
Mode hold ketika Pin PL = 1dan CE = 1. Output Q dan TC pada mode ini
selalu 0 walaupun input sudah berganti. Namun output RC selalu 1.

VII.7 Percobaan Paralel To serial Shift Register


Pada percobaan Paralel Input Serial Output ini, digunakan 8 Paralel input
D dan 2 serial output Q. Ketika input PL=0, output Q akan terus sama seperti
input data paralel D pertama. Jika diberikan input data pararel D dan kondisi
logika PL=1, maka output serial Q akan menampilkan output yang sama
seperti input tetapi akan muncul satu persatu secara berurutan setiap clock
ditekan (-Q=logika 0, Q=logika 1).
Contohnya ketika diberikan input 11100000 maka pada pulsa ke 1-3 akan
ditampilkan output Q (1) dan pada pulsa 4-8 akan ditampilkan output -Q(0).
Akan tetapi, pada pemberian pulsa lebih dari ke-8 output Q akan terus sama
seperti output ke-8. Output tersebut baru akan kembali ke awal ketika PL
yang tadinya berlogika 1 dibuat ke 0 kemudian ke 1 lagi.

Jawaban

1. A. Waktu Eksekusi: Operasi sinkron (synchronous) akan menunggu hingga operasi selesai
sebelum melanjutkan ke operasi berikutnya, sedangkan operasi asinkron (asynchronous) akan
melanjutkan ke operasi berikutnya sebelum operasi selesai.

B. Blocking vs Non-blocking: Operasi sinkron akan "block" (menahan) proses yang sedang
berjalan sampai operasi selesai, sedangkan operasi asinkron tidak akan "block" proses yang
sedang berjalan dan akan melanjutkan ke operasi berikutnya.

Sebagai contoh, jika kita memiliki counter yang dioperasikan secara sinkron, maka proses yang
sedang berjalan akan menunggu hingga counter selesai diincrement sebelum melanjutkan ke
proses berikutnya. Sedangkan jika counter dioperasikan secara asinkron, maka proses yang
sedang berjalan tidak akan menunggu hingga counter selesai diincrement dan akan melanjutkan
ke proses berikutnya.

2. Perbedaan antara counter biner 4 bit dan BCD (Binary Coded Decimal) adalah:

A. Jumlah digit: Counter biner 4 bit hanya memiliki 4 digit biner, sedangkan counter BCD
memiliki 4 digit desimal yang dikodekan menjadi biner.

B. Cara penghitungan: Counter biner 4 bit hanya bisa menghitung dari 0 sampai 15 dalam sistem
biner, sedangkan counter BCD bisa menghitung dari 0 sampai 9 dalam sistem desimal.

Persamaan antara counter biner 4 bit dan BCD adalah:

A. Keduanya merupakan jenis counter yang digunakan untuk menghitung suatu siklus atau
proses.
B. Keduanya memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah maksimal yang bisa dihitung dan
akan "reset" ke nol setelah mencapai jumlah maksimal tersebut.

C. Keduanya bisa digunakan untuk menghitung siklus yang berbeda, seperti menghitung detik,
menit, jam, dan sebagainya.

3. CTEN (Carry Enable): Pin ini biasanya digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan
fungsi carry pada counter. Carry adalah mekanisme yang digunakan untuk menambahkan satu ke
digit terakhir saat jumlah maksimal tercapai, sehingga counter bisa terus menghitung.

D/-U (Data/Up): Pin ini digunakan untuk menentukan arah penghitungan counter. Jika diatur ke
"Up", maka counter akan terus bertambah saat sinyal clock diberikan. Jika diatur ke "Down",
maka counter akan terus berkurang saat sinyal clock diberikan.

CLK (Clock): Pin ini digunakan untuk memberikan sinyal clock kepada counter. Sinyal clock
digunakan untuk mengatur kecepatan penghitungan counter.

-RCO (Reset/Clear Output): Pin ini biasanya digunakan untuk mereset atau membersihkan nilai
counter ke nol.…

4. .

Gambar Timing Diagram Counter Asinkron 3-bit


Berdasarkan bentuk timing diagram di atas, output dari flip-flop C menjadi clock dari flip-flop B,
sedangkan output dari flip-flop B menjadi clock dari flip-flop A.Perubahan pada negatif edge di
masing-masing clock flip-flop sebelumnya menyebabkan flip-flop sesudahnya berganti kondisi
(toggle), sehingga input-input J dan K di masing-masing flip-flop diberi nilai ”1” (sifat toggle
dari JK flip-flop).Bentuk dasar dai counter Asinkron 3-bit dapa dilihat pada gambar di bawah
5. Pin -CLR (Clear) pada percobaan SIPO (Serial In, Parallel Out) biasanya digunakan untuk
mereset atau membersihkan nilai dari register yang digunakan dalam percobaan tersebut. Saat
pin ini diatur ke level logika "0", maka nilai dari register akan direset ke nol. Saat pin ini diatur
ke level logika "1", maka register akan bekerja sesuai dengan sinyal yang diberikan melalui pin
data dan sinyal clock.

6.
Rankaian counter sinkron 4 bit

7. Bilangan MOD pada counter adalah jumlah maksimal yang bisa dihitung oleh counter
tersebut. Saat counter mencapai bilangan MOD, maka counter akan "reset" ke nol dan mulai
menghitung kembali dari nol.

Contoh, jika counter memiliki bilangan MOD 8, maka counter bisa menghitung dari nol hingga
7. Saat counter mencapai angka 8, maka counter akan "reset" ke nol dan mulai menghitung
kembali dari nol.

Bilangan MOD biasanya diset sesuai dengan kebutuhan penghitungan yang diinginkan.
Misalnya, jika kita ingin menghitung detik, maka bilangan MOD bisa diatur ke 60 karena ada 60
detik dalam 1 menit. Atau jika kita ingin menghitung menit, maka bilangan MOD bisa diatur ke
60 karena ada 60 menit dalam 1 jam.

8.
Gambaran Rangkaian Pencacah Counter Decade MOD-10
9.Berikut adalah cara mengoperasikan register PISO (Parallel In, Serial Out) pada IC 74165:

Hubungkan pin-pin IC 74165 sesuai dengan skema yang diinginkan. Pin-pin yang perlu
dihubungkan antara lain: VCC untuk sumber tegangan, GND untuk ground, A sampai D sebagai
pin data masukan, CLK untuk sinyal clock, -CLR untuk mereset register, dan QA sampai QD
sebagai pin output data.

Masukkan data yang akan disimpan ke dalam register dengan menggunakan pin A sampai D.
Pastikan sinyal clock dan -CLR diatur ke level logika yang sesuai.

Berikan sinyal clock pada pin CLK untuk memicu penyimpanan data di dalam register. Saat
sinyal clock diberikan, maka data yang tersimpan di dalam register akan dioutput melalui pin QA
sampai QD secara bersamaan.

10. Berikut adalah cara mengoperasikan register SIPO (Serial In, Parallel Out) pada IC 74164:

1. Hubungkan pin-pin IC 74164 sesuai dengan skema yang diinginkan. Pin-pin yang perlu
dihubungkan antara lain: VCC untuk sumber tegangan, GND untuk ground, DATA untuk pin
masukan data, CLK untuk sinyal clock, -CLR untuk mereset register, dan QA sampai QD
sebagai pin output data.

2.Masukkan data yang akan disimpan ke dalam register dengan menggunakan pin DATA.
Pastikan sinyal clock dan -CLR diatur ke level logika yang sesuai.

3.Berikan sinyal clock pada pin CLK untuk memicu penyimpanan data di dalam register. Saat
sinyal clock diberikan, maka data yang tersimpan di dalam register akan dioutput melalui pin QA
sampai QD secara bersamaan.

8. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai