Anda di halaman 1dari 25

SIAPA TAU LOLOS KE TAHAP SKB

Selamat membaca dan silahkan ditambahkan sendiri untuk tambahan referensi 


MATERI PENYULUH KB AHLI PERTAMA DAN PELAKSANA/TERAMPIL

1. Visi dan Misi BKKBN


Visi
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas.

Misi
1) Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan.
2) Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
3) Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.
4) Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga.
5) Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.

Lima Nilai BKKBN Singkatannya CETAK TEGAS


1) Cerdas
adalah perilaku untuk mampu bertindak optimal secara efektif dan efisien dalam
menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi.
2) Tangguh
adalah perilaku memiliki semangat pantang menyerah untuk mencapai tujuan.
3) Kerjasama
adalah perilaku untuk membangun jejaring dengan prinsip kesetaraan dan saling
menguntungkan, percaya, sinergis, serta menghargai melalui komunikasi yang
kondusif untuk mencapai tujuan bersama.
4) Integritas
adalah perilaku untuk berbuat jujur, terbuka, dan konsisten antara pikiran, perkataan
dan perbuatan.
5) Ikhlas
adalah perilaku dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan tulus dan
sungguh-sungguh.
2. Tujuan Program KB Nasional
1) Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk
2) Tujuan Khusus
a) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
b) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

3. Strategi Nasional Program KB


a) Menguatkan akses pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas
b) Peningkatan pembinaan peserta KB, baik menggunakan MKJP maupun non-MKJP
c) Meningkatkan pemahaman remaja mengenai Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi
d) Penguatan tata kelola, peneltian dan pengembangan bidan keluarga berencana

4. Jenis-Jenis Akseptor KB
Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan
melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Akseptor KB menurut sasarannya dibagi menjadi
tiga fase yaitu fase menunda atau mencegah kehamilan, fase penjarangan kehamilan dan fase
mengakhiri atau menghentikan kehamilan.
Jenis-Jenis Akseptor KB :
a) Akseptor Baru
Pasangan subur yang baru pertama kali menggunakan alat kontrasepsi setelah berakhir
masa kehamilannya (baik kelahiran yang berakhir dengan keguguran, lahir mati, ataupun
lahir yang hidup).
b) Akseptor Lama
Pasangan usia subur yang melakukan kunjungan ulang termasuk pasangan usia subur yang
menggunakan alat kontrasepsi kemudia pindah atau ganti ke cara yang lain ataupun mereka
pindah klinik baik denganmenggunakan cara yang sama atau dengan cara yang berbeda.
c) Akseptor Aktif
Pasangan usia subur yang pada saat ini masih menggunakan salah satu alat kontrasepsi.
d) Akseptor Aktif Kembali
Pasangan usia subur yang telah berhenti menggunakan alat kontrasepsi setelah berhenti
atau istirahat paling kurang tiga bulan berturut-turut.

5. Pasangan Usia Subur (PUS) pengertian dan kategorinya


Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15
sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun
dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan)
(Kurniawati, 2014). PUS yang menjadi peserta KB adalah pasangan usia subur yang
suami/istrinya sedang memakai atau menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi
modern pada tahun pelaksanaan pendataan keluarga. (BKKBN, 2011).

6. Bonus Demografi
Bonus demografi merupakan kondisi di mana populasi usia produktif lebih banyak dari
usia non-produktif. Indonesia sendiri diprediksi akan mengalami puncak bonus demografi
pada 2030 mendatang.
“Jika program Keluarga Berencana tetap menjadi prioritas pemerintah dan pemerintah
daerah, maka periode bonus demografi akan lebih panjang dan akan memberi dampak bagi
pembangunan kesejahteraan,” terang Dwi dalam sambutannya.
Menurutnya, peluang bonus demografi itu bisa terjadi karena adanya penurunan angka
kelahiran total. Sebab, bonus demografi ini ditandai dengan rasio ketergantungan di bawah 50
per 100 penduduk usia produktif.  “Diproyeksikan bonus demografi ini akan membuka
jendela peluang pada tahun 2020 sampai 2030 mendatang,” tambahnya.  Sebagai bentuk
komitmen pemerintah pusat, lanjutnya, sejak tahun 2008 telah disalurkan Dana Transfer ke
daerah dalam bentuk DAK Fisik Sub Bidang KB yang disesuaikan dengan kemampuan
keuangan negara. Sumber web bkkbn.go.id

7. Peraturan dan Defisini tentang Keluarga, yang dimaksud keluarga dalam UU itu apa
Peraturan tentang keluarga diatur dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Pengertian keluarga menurut UU
Nomor 52 Tahun 20019 Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
8. Ilmu Komunikasi Informasi dan Edukasi Piramida Penduduk pengertian dan penjelasan
tiap bentuknya
a) Pengertian Ilmu Komunikasi Informasi
Berger & Chafee (1987) mengatakan bahwa Ilmu komunikasi merupakan pengamatan
terhadap produksi, proses dan juga pengaruh terhadap sistem tanda dan lambang dan
pengembangan teori-teori yang bisa diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan
menjelasakan fenomena yang berkaitan terhadap produksi, pengaruh dan proses dari
sistem tanda dan lambang.

b) Bentuk Komunikasi
1. Sumber
Shannon mengatakan unsur ini sebagai “sumber informasi”, yang “menghasilkan
urutan pesan yang akan dikomunikasikan ke terminal penerima.”
2. Pengirim
Shannon menyebut unsur ini sebagai “pemancar/penyebar”, yang “beroperasi pada
pesan dalam beberapa cara untuk menghasilkan sinyal yang cocok untuk
meneruskannya melalui saluran tersebut.” Oleh Aristoteles, unsur ini disebut
“speaker” (orator).
3. Channel
Bagi Shannon, saluran tersebut ialah “hanya media yang digunakan untuk
mengirimkan sinyal dari pemancar ke penerima.”
4. Penerima
Untuk Shannon, penerima ialah “melakukan operasi kebalikan dari yang dilakukan
oleh pemancar, dengan merekonstruksi pesan dari sinyal.”
5. Tujuan
Untuk Shannon, tujuan ialah “orang (atau suatu hal) kepada siapa pesan ini
ditujukan”.
6. Pesan
Pesan yang dikirim bisa berupa sebuah konsep, informasi, komunikasi, atau
pernyataan yang dikirim dalam bentuk, ditulis, direkam, atau bentuk visual verbal
kepada penerima.
7. Tanggapan
Elemen entropik, positif dan negatif
c) Pengertian Edukasi Piramida Penduduk
Pengertian piramida penduduk adalah grafik yang menampilkan suatu data penduduk
sebuah daerah berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud adalah umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial, hingga tempat tinggal penduduk tersebut.

d) Bentuk Edukasi Piramida Penduduk


1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Piramida penduduk Expansive digambarkan dengan bentuk seperti limas.
Piramida ini digunakan untuk suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang
tinggi dan angka kematian yang rendah. Oleh karena itu, pertumbuhan penduduk
sangat cepat. Maka dari itu, penduduk di wilayah tersebut akan digambarkan
sebagai kelompok muda. Piramida penduduk Expansive mudah ditemukan di
negara berkembang, seperti India, Indonesia, Malaysia atau Filipina. Ciri dari
piramida penduduk Expansive sendiri adalah data penduduk yang berusia muda
lebih sedikit dibandingkan dengan usia tua. Kemudian, angka kelahiran lebih
tinggi dibandingkan dengan angka kematian. Dengan begitu, pertumbuhan
penduduk juga relatif tinggi. Sebagian besar data penduduk berada di kelompok
muda dan kelompok tua relatif sedikit.

2. Piramida Penduduk Granat (stasioner)


Piramida penduduk yang satu ini menggambarkan tingkat penduduk dengan
angka kelahiran dan angka kematian yang sama atau bersifat stasioner. Sedangkan
pertumbuhan penduduk juga cenderung tetap. Jadi, piramida penduduk granat
menunjukan bahwa usia muda dan tua memiliki jumlah yang sama, merata dan
seimbang. Kebanyakan piramida penduduk ini ditemukan pada negara – negara
maju, seperti Singapura, Inggris, Amerika, Belanda atau Jepang. Ciri dari
piramida penduduk stasioner memiliki jumlah penduduk dari tiap kelompok umur
yang hampir seimbang. Artinya, tingkat kelahiran dan kematian cukup rendah.
Dengan begitu, pertumbuhan penduduk juga relatif rendah atau mendekati nol.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)


Kebalikan dari piramida penduduk muda, piramida penduduk yang satu ini
menggambarkan bahwa angka kematian yang tinggi, sedangkan angka kelahiran
rendah. Kebanyakan kelompok penduduk piramida ini memiliki umur menengah
hingga tua. Dengan begitu, bentuknya pun kebalikan dengan piramida penduduk
muda, yakni mirip dengan nisan. Ciri dari piramida penduduk tua sendiri memiliki
jumlah penduduk usia muda yang sedikit dan angka kelahiran juga rendah. Hal ini
yang menyebabkan pertumbuhan penduduk sangat lambat, bahkan mendekati nol
hingga negatif. Lebih parahnya lagi, jumlah penduduk terus berkurang dari tahun
ke tahun. Ada beberapa negara yang memiliki piramida penduduk tua, yakni
Jerman, Belgia dan Swiss.

4. Piramida Penduduk mirip Lonceng Bell


Piramida penduduk yang satu ini memiliki bentuk yang mirip dengan lonceng
bell. Kebanyakan digunakan untuk angka kelahiran dan kematian yang mengalami
penurunan dalam 100 tahun terakhir. Selain itu, untuk umur menengahnya
cenderung menurun dan angka beban tanggungan juga meningkat. Kebanyakan
negara – negara di Amerika dan Kanada yang menggunakan piramida penduduk
ini.

5. Piramida Penduduk Bentuk Sarang Tawon


Bentuk piramida penduduk yang satu ini lebih dikenal dengan old fashioned
beehive. Di mana, penggunaanya menggambarkan tingkat kelahiran dan kematian
yang sangat rendah. Namun begitu, angka kelompok tua juga rendah. Sedangkan
untuk umur menengah cukup tinggi. Bahkan angka kelahiran juga cukup rendah.
Kebanyakan bentuk ini terdapat pada negara – negara di Eropa Barat.

9. Pelayanan KB di meja berapa di Posyandu


Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa :
 Imunisasi
 Pemberian vitamin A dosis tinggi.
 Pembagian pil KB atau kondom.
 Pengobatan ringan.
 Konsultasi KB.

10. Pelayanan KB di Pusat Kesehatan Masyarakat


a) Pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan klien.
b) Klien dilayani secara profesional dan memenuhi standar pelayanan.
c) Menjaga kerahasiaan dan privasi.
d) Waktu tunggu yang singkat.
e) Petugas memberikan informasi tentang berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.
f) Petugas menjelaskan kemampuan fasilitas kesehatan kepada klien dalam melayani
berbagai pilihan kontrasepsi.
g) Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.
h) Pelayanan tersedia pada waktu yang telah ditentukan dan nyaman bagi klien.
i) Bahan dan alat kontrasepsi tersedia dalam jumlah yang cukup.
j) Memiliki sistem supervisi yang dinamis dalam rangka membantu menyelesaikan
masalah yang mungkin timbul dalam pelayanan.
k) Ada mekanisme umpan balik yang efektif dari klien.

11. Delapan Fungsi Keluarga


1) Fungsi Agama
Keluarga menjadi tempat dimana nilai agama diberikan, diajarkan, dan dipraktikkan.
Disini, orangtua berperan menanamkan nilai agama sekaligus memberi identitas
agama kepada anak. Keluarga yang berhasil menerapkan nilai-nilai agama melalui
contoh dalam kehidupan sehari-hari mampu memberikan fondasi yang kuat bagi setiap
anggota keluarganya.
2) Fungsi Kasih Sayang
Sejak bayi dilahirkan, sejak itu pula ia mengenal kasih sayang. Perasaan disayangi
sangat penting bagi seorang anak, karena kelak ia akan tumbuh menjadi seseorang
yang mampu menyayangi pula. Hal ini akan menjadi modal bagi semua anggota
keluarga untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dalam konteks yang lebih luas dan
mampu mengurangi munculnya bibit permusuhan dan anarkisme dalam masyarakat.
3) Fungsi Perlindungan
Idealnya, keluarga mampu menjadi tempat yang membuat anggotanya merasa aman
dan tentram. Karena itu, seburuk apapun konflik yang terjadi di dalam keluarga,
hindari terjadinya tindak kekerasan verbal maupun fisik, diskriminasi, dan pemaksaan
kehendak.
4) Fungsi Sosial Budaya
Keluarga juga punya peran penting dalam memperkenalkan anak kepada nilai-nilai
sosial budaya yang ada di masyarakat. Terlebih lagi di Indonesia, sopan santun sangat
dijunjung tinggi, dengan berbagai macam norma, adat istiadat, dan budi pekerti yang
berlaku di masyarakat. Dari anggota keluarga yang lebih tua lah anak bisa belajar
bagaimana harus bersikap terhadap orang yang lebih tua dan mempelajari hal-hal yang
pantas dan tidak pantas dalam budayanya.
5) Fungsi Reproduksi
Salah satu tujuan sebagian besar umat manusia untuk berkeluarga adalah untuk
mendapatkan keturunan. Melalui pernikahan yang sah, keluarga menjadi entitas yang
mampu menghasilkan generasi penerus bangsa. Pendidikan seks sejak dini dan sikap
menghargai lawan jenis perlu ditanamkan dalam keluarga.
6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga menjadi tempat pertama seorang anak belajar bersosialisasi dengan orang
lain, yaitu orangtua dan saudara-saudaranya. Di dalam keluarga pula proses
pendidikan untuk pertama kalinya diterima oleh anak. Semua ini disebabkan oleh
interaksi intensif yang terjadi sehingga proses pendidikan terjadi secara natural dan
efektif.
7) Fungsi Ekonomi
Kondisi ekonomi sebuah keluarga biasanya mempengaruhi keharmonisan keluarga.
Karena itu, mengajarkan anak untuk berhemat dan menumbuhkan jiwa wirausaha akan
membuat mereka kelak dapat cerdas secara finansial.
8) Fungsi Pembinaan Lingkungan
Gaya hidup ramah lingkungan dapat terwujud jika ditanamkan sejak dini dalam
keluarga. Begitu juga dengan kebiasaan peduli dengan lingkungan sekitar seperti
tetangga dan masyarakat secara umum. Tanamkan sifat cinta lingkungan, tidak
memboroskan listrik, air bersih, makanan, juga membiasakan untuk membuang
sampah pada tempatnya sedari dini, karena hanya dari alam lah kita dapat hidup.

12. Lembaga Di Perpres No. 3 tahun 2013


Berikut Lembaga Pemerintah Non Kementerian menurut Perpres No 3 Tahun 2004 :
a. Lembaga Administrasi Negara disingkat LAN
b. Arsip Nasional Republik Indonesia disingkat ANRI
c. Badan Kepegawaian Negara disingkat BKN
d. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia disingkat PERPUSNAS
e. Badan Standardisasi Nasional disingkat BSN
f. Badan Pengawas Tenaga Nuklir disingkat BAPETEN
g. Badan Tenaga Nuklir Nasional disingkat BATAN
h. Lembaga Sandi Negara disingkat LEMSANEG
i. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional disingkat BKKBN
j. Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional disingkat LAPAN
k. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan disingkat BPKP
l. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia disingkat LIPI
m. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi disingkat BPPT
n. Badan Pengawasan Obat dan Makanan disingkat BPOM

13. Pendataan Keluarga


Berdasarkan informasi dari web bkkbn, Mendagri Mendukung Terlaksananya Pendataan
Keluarga Tahun 2020, berikut informasi pendataan kelurga.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menyampaikan, ”Pendataan Keluarga (PK) menjadi
sesuatu yang penting bagi pemerintah dalam membuat basis data keluarga Indonesia bagi
Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di
Indonesia. PK menghasilkan data keluarga dan individu by name by address yang menjadi
sasaran intervensi program yang dapat ditelusuri dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota,
kecamatan, desa, sampai dengan tingkat RW/RT bahkan keluarga sebagai unit analisis
terkecil,” jelas Hasto.
Pendataan Keluarga  (PK) dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah bersama masyarakat secara serentak sesuai dengan amanat Undang-
Undang Nomor 52 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No 87 tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem
Informasi Keluarga. Hasil Pendataan Keluarga tahun 2015 tersimpan dalam Basis data
Keluarga Indonesia (BDKI) dan dimutakhirkan setiap tahunnya, hingga bulan Desember 2019
terkumpul 64.046.907 kepala keluarga.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyampaikan, “Indonesia saat ini telah
mengalami Bonus Demografi, di mana penduduk dengan umur produktif  jumlahnya sangat
besar, sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak, hal ini merupakan
tantangan pembangunan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana dalam
memacu pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi sehingga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan perlu didukung dengan Perencanaan Pembangunan Daerah
yang berkualitas. Oleh karena itu GDPK harus sinergi antara sektor Kesehatan, Sosial, Tenaga
Kerja, Dukcapil, dan Pembangunan Keluarga,” ungkap Mendagri.
“Selain dimulai dari satu data kependudukan, beberapa aspek yang perlu menjadi
perhatian dalam pendataan keluarga Tahun 2020 adalah diperlukannya sinkronisasi dan
harmonisasi data yang berasal dari BPS, dan Kemensos (Basis Data Terpadu), agar tidak
terjadi tumpang tindih data keluarga dan data kependudukan yang akan berakibat melesetnya
perencanaan pengendalian penduduk dan pencapaian keluarga sejahtera,” tegas Mendagri.
Metode yang digunakan adalah sensus dan sampling, metode sensus dengan lokus di 6
(enam) Provinsi (DKI Jakarta, Sumatera Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat
dan Maluku) yang merupakan wilayah dengan unmet need tinggi dan prevalensi perkawinan
anak yang tinggi, sedangkan metode sampling dilaksanakan di 28 provinsi lainnya, BKKBN
bekerjasama dengan BPS dalam penentuan sampel wilayah. Pengumpulan data berbasis
Smartphone dan berbasis formulir (paperbased) dengan petugas pengumpul data dari
Penyuluh Keluarga Berencaba (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)
bersama Kader KB setempat di wilayah pendataan.

14. Urusan Pemerintah Absolut


Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan pemerintahan terdiri dari 3
urusan yakni urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan
pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang
sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah
Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.
Berikut menggambarkan pembagian urusan pemerintahan :
15. Tugas BKKBN
BKKBN mempunyai tugas :
“Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana”
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BKKBN menyelenggarakan fungsi :
 Perumusan kebijakan nasional, pemaduan dan sinkronisasi kebijakan di bidang
KKB
 Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KKB
 Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan KB
 Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang KKB
 Penetapan perkiraaan pengendalian penduduk secara nasional
 Penyusunan desain Program KKBPK
 Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB)
 Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhan Pasangan
Usia Subur (PUS) nasional
 Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga
 Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan
tingkatnasional dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB
dan Kesehatan Reproduksi (KR)
 Pengembangan desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga
 Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat
nasional dalam pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan
keluarga
 Standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/petugas lapangan
KB (PKB/PLKB)
 Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk
dankeluarga berencana
 Pembinaan, pembimbingan dan fasilitas di bidang KKB.

Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi :


 Penyelenggaraan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang KKB
 Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkunganBKKBN
 Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
BKKBN
 Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN
 Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang KKB.

16. Kegiatan Manajerial BKKBN


PEKANBARU - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provinsi Riau memberikan pelatihan kompetensi manajerial dan sosiokultural kepada puluhan
Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Petugas Keluarga Berencana (PKB)
yang ada di Riau, Selasa (23/10/2018). Kegiatan digelar di Aula Gedung BKKBN Riau, Jalan
Terubuk.
Pelatihan manajerial dan sosiokultural ini adalah untuk meningkatkan kompetensi dan
kemampuan agar pelayanan keluarga berencana dan pembangunan keluarga semakin baik dan
berkualitas. Oleh karena itulah PLKB/PKB ini diberikan pengetahuan, wawasan tentang
manajerial, bersosialisasi dan memahami budaya yang ada di masyarakat. Jika tenaga
PLKB/PKB sudah memahami dan memiliki kemampauan manajerial dan sosiokultural maka
akan mudah melakukan advokasi dan juga pembinaan terhadap para akseptor.
17. Budaya Kerja BKKBN
Untuk mencapai sasaran kinerja , maka perlu adanya upaya untuk terus-menerus
membangun komitmen yang kokoh untuk menerapkan budaya kerja yang diterapkan dengan
baik di BKKBN. Dengan adanya budaya kerja, maka akan dapat meningkatkan produktivitas
kerja dan membangun komunikasi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan di masa
depan. Budaya kerja merupakan perilaku kerja yang menjadi kunci keberhasilan organisasi
untuk lebih sukses.
Budaya kerja dapat menjadi dasar dan pendorong guna mencapai tujuan organisasi,
sekaligus dapat digunakan sebagai katalisator dalam membentuk komitmen untuk
melaksanakan ide dan rencana strategis organisasi. Setiap organisasi memiliki budaya kerja
yang berbeda dan unik, serta bersifat dinamis. Salah satunya budaya kerja CETAK TEGAS
(Cerdas-Tangguh-Kerja sama-Integritas-Ikhlas) yang ada di BKKBN.

18. Tugas dan Peran PKB


Tugas PKB :
1) Perencanaan
PKB/PLKB dalam bidang perencanaan bertugas meliputi penguasaan potensi wilayah
kerja sejak pengumpulan data, analisa penentuan masalah prioritas, penyusunan
rencana kerja dan memfasilitasi penyusunan jadwal kegiatan tingkat RT, RW dan
Desa/Kelurahan
2) Pengorganisasian
Tugas PKB/PLKB dibidang pengorganisasian meliputi memperluas pengetahuan dan
wawasan program, rekruitmen kader, mengembangkan kemampuan dan memerankan
kader/IMP dan mitra kerja lainnya dalam program KB Nasional. Bila di wilayah
kerjanya tidak ada kader, PLKB/PKB diharapkan dapat membentuk kader,
memberikan pelatihan/orientasi untuk meningkatkan pengetahuna dan ketrampilan
kader, memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada kader
untuk berperan sampai dengan pengembangan kemitraan dan jaringan kerja dengan
berbagai instansi yang ada.
3) Pelaksana dan Pengelola Program
Tugas PLKB/PKB sebagai pelaksana dan pengelola melakukan berbagai kegiatan
mulai penyiapan IMP dan mitra kerja lainnya dalam melaksanakan program,
memfasilitasi peran IMP dan mitra lainnya penyiapan dukungan untuk
terselenggaranya program KB Nasional di desa/kelurahan serta Advokasi,
KIE/Konseling maupun pemberian pelayanan program KB (KB-KR) dan program
KS-PK.
4) Pengembangan Program
Tugas PLKB/PKB melaksanakan pengembangan kemampuan teknis IMP dan mitra
lainnya dalam penyelenggaraan program KB Nasional di desa/kelurahan
5) Evaluasi dan Pelaporan
Tugas PLKB/PKB dalam evaluasi dan pelaporan progam KB Nasional sesuai dengan
sistem pelaporan yang telah ditentukan secara berkala.
Peran PKB :
1) Pengelola pelaksanaan kegiatan Program KB Nasional di desa/kelurahan.
2) Penggerak partisipasi masyarakat dalam program KB Nasional di desa/kelurahan.
3) Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan program KB  Nasional di
desa/kelurahan.
4) Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam
pelaksanaan program KB Nasional di desa/kelurahan.

19. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi pada pria dengan cara memutus penyaluran
sperma pada air mani. Dengan demikian, kehamilan dapat dicegah karena sperma  tidak dapat
membuahi sel telur wanita. Dalam prosedur ini, saluran yang membawa sperma dari testis
dipotong dan diikat guna mencegah sperma menjangkau air mani yang dikeluarkan saat
ejakulasi dalam hubungan seksual. Vasektomi bisa disebut juga sebagai sterilisasi atau
kontrasepsi permanen pada pria. Operasi membuka kembali saluran sperma mungkin untuk
dilakukan, namun tidak selalu berhasil.
Peringatan Vasektomi :
Vasektomi dapat dilakukan pada usia berapa pun. Meski demikian, dokter biasanya tidak
menganjurkan metode ini untuk pria dengan usia di bawah 30 tahun dan belum memiliki
anak. Pertimbangan khusus juga perlu diberikan pada pria dengan kondisi medis tertentu,
seperti :
 Sedang mengonsumsi obat antikoagulan dan antiplatelet.
 Menderita infeksi kulit akut pasca trauma atau memiliki luka parut pada skrotum.
 Memiliki kelainan anatomi, seperti varikokel atau hidrokel yang besar.
 Memiliki riwayat gangguan darah atau perdarahan yang berlebihan.
 Memiliki alergi atau sensitif terhadap anastesi lokal atau antibiotik.
 Memiliki riwayat operasi pada alat kelamin sebelumnya.
 Mengalami infeksi saluran kemih atau infeksi kelamin yang berulang.

20. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi dengan
tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta komplikasi
dan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. MKJP
merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun
sampai seumur hidup.
21. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi
1) Pil (biasa dan menyusui)
Memiliki manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap
saat. Alat kontrasepsi satu ini masih tergolong murah, namun cukup merepotkan
karena harus rutin dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk beberapa jenis pil KB, kamu
harus meminumnya di jam yang sama tidak boleh berbeda untuk memaksimalkan
tingkat keberhasilannya Meskipun begitu, tingkat keberhasilan dalam penggunaan alat
kontrasepsi ini terbilang cukup baik, tingkat kegagalan hanya 8% jika penggunanya
menggunakan secara teratur.
Efek samping Pil KB :
a) Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit kardiovaskular
b) Peningkatan berat badan
c) Dapat mengganggu produksi ASI
d) Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi
e) Rasa mual
f) Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara
g) Gairah seks menurun
2) Suntik KB (1 dan 3 bulan)
Jenis alat kontrasepsi yang satu ii bisa dibilang sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per
100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan suntik KB. Alat kontrasepsi
suntikan juga mempunyai keuntungan seperti tidak perlu menyimpan obat suntiknya
dan jangka pemakaiannya biasa dalam jangka panjang.
Efek samping Suntik KB :
a) Rasa mual
b) Peningkatan berat badan
c) Gairah seks menurun
d) Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan tidak menstruasi samasekali
e) Sakit kepala
f) Jerawatan
3) Implan Susuk
Ini merupakan alat kontrasepsi yang digunakan di lengan atas bawah kulit dan sering
digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu
produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
Efek samping Implan Susuk :
a) Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan ditanam
b) Menstruasi tidak teratur
c) Peningkatan berat badan
d) Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas
4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Seperti namanya, AKDR adalah alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim. Efek
sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi
jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.
IUD (Intra Uterine Device) atau spiral biasa diletakkan di dalam rahim untuk
menghadang sel sperma menembus sel telur. Terdapat 2 jenis IUD yaitu yang terbuat
dari tembaga dan dapat bertahan selama 10 tahun, atau yang mengandung hormon dan
bertahan selama 5 tahun
Efek samping :
a) Keram perut atau rasa sakit pada bagian bawah perut
b) Pendarahan yang cukup banyak saat menstruasi atau bahkan menstruasi tidak
teratur
c) Dapat lepas atau bergeser (jika lepas biasanya akan keluar bersama darah haid)
d) Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak keberadaan IUD
5) Kondom
Anda mungkin sudah tak asing dengan alat kontrasepsi yang terbuat dari berbagai
bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani)
yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat
efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli dengan mudah.
Kondom tidak memiliki efek samping, jika seseorang mengalami reaksi apapunn
terhadap penggunaan kondom itu lebih terkait dengan alergi dan tidak dapat
dikualifikasikan sebagai efek samping kondom.
6) Vasektomi
Vasektomi adalah tindakan KB yang dilakukan untuk menghentikan aliran sperma
dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini memerlukan tindakan
medis atau operasi dan bersifat permanen. Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki
keturunan lagi biasanya akan menggunakan cara ini sebagai salah satu option
mencegah kehamilan. Namun, karena hal ini bersifat permanen, akan lebih baik pria
yang akan melakukan sterilisasi ini benar-benar mantap dan yakin sebelum menjalani
tindakan. Dan pria yang melakukan tindakan ini tidak perlu takut karena tidak
menyebabkan ejakulasi, tidak menurunkan gairah seks, atau kemampuan ereksi.
Efek samping vasektomi :
a) Bisa terdapat darah di dalam air mani
b) Memar pada testis beberapa bulan pasca operasi
c) Pendarahan atau pembekuan darah pada area testis
d) Infeksi pasca operasi
e) Perasaan tidak nyaman pasca operasi
7) Tubektomi
Tubektomi merupakan tindakan KB permanent atau sterilisasi pada perempuan, yang
dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba falopi sehingga sel telur tidak
masuk ke dalam rahim, sekaligus menghalangi sperma untuk masuk ke dalam tuba
falopi.
Sama seperti vasektomi, tindakan ini juga memerlukan operasi, tidak mempengaruhi
gairah seks ataupun menopause
Efek samping :
a) Nyeri pada panggul atau perut
b) Infeksi pasca operasi
c) Pendarahan
d) Komplikasi
e) Beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik
8) KB Alami
Program KB ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak ingin tubuhnya disisipi
benda asing, tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi, atau takut pada efek
sampingnya. KB alami ini dapat dilakukan dengan tiga cara, di antaranya: tidak
berhubungan intim saat masa subur, mennarik penis sebelum mengeluarkan sperma
atau ejakulasi saat penetrasi, dan memberikan ASI eksklusif pada bayi.

22. Sasaran Pembinaan Peserta KB


Sebagai gambaran saja tentang sasaran pembinaan peserta KB berdasarkan informasi
Solok, (InfoPublikSolok) – Menurunnya laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran
total menjadi bagian dari program strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019. Untuk mendukung program strategis tersebut, Dispenduk-KB menyelenggarakan
Pembinaan Kesertaan ber-KB Bagi 50 orang Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Solok,
Senin (16/4/2019). Dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan PUS
tentang pentingnya mengetahui kontrasepsi yang tepat untuk sasaran dan pentingnya
mempromosikan serta mengkonseling sasaran akseptor KB. Sasaran yang ingin dicapai dari
Kegiatan ini adalah meningkatnya pemakaian kontrasepsi, menurunkan kebutuhan ber-KB
yang tidak terpenuhi, menurunkan angka kelahiran di kelompok umur remaja usia 15-19
tahun, serta menurunkan tingkat kehamilan yang tidak diinginkan di kalangan perempuan usia
subur (15-49 tahun).

23. Bentuk Dukungan Pemerintah Desa untuk Program KB


Bentuk dukungan pemerintah desa untuk Program KB yaitu adanya fasilitas kampong
KB di setiap kecamatan. Kampung KB adalah pelayanan KB berbasis kampung tujuannya
adalah untuk lebih mengoptimalkan pelayanan KB masyarakat khususnya di pedesaan dengan
sasaran masyarakat menengah ke bawah. Harapannya adalah dengan membatasi jumlah
kelahiran anak dapat merubah taraf kehidupan serta perencanaan terhadap masa depan putra
putrinya lebih terjamin dan sejahtera, maka Pemerintah membentuk pelayanan KB berbasis
kampung di tiap desa dan kelurahan serta memberikan informasi dan merubah pola pikir
masyarakat tentang arti pentingnya Program KB. Melalui Kampung KB ini diharapkan akan
mampu memunculkan berbagai inovasi strategis yang dapat dijadikan sebagai sebuah ikon
untuk dapat mengimplementasikan berbagai program prioritas di lapangan terutama yang
terkait dengan program KKBPK dan program lintas sektoral lainnya secara utuh dan terpadu

24. Tahapan Mekanisme Keluarga Berencana Keluarga Sejahtera


Untuk mewujudkan pelayanan KB dapat terlaksana secara optimal dan berkualitas, harus
didukung oleh manajemen yang baik. Manajemen adalah serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan keluaran yang efektif dan efisien.
Manajemen terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi. Seluruh
kegiatan merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan yang harus dilakukan untuk mengatasi
permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna. Perencanaan pelayanan KB
sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan perlu diupayakan mulai dari tingkat fasilitas
pelayanan tingkat pertama sampai dengan tingkat lanjutan yang difokuskan pada analisis
situasi dengan memanfaatkan data/ informasi KB yang ada, baik data rutin maupun survei.
Salah satu upaya dalam mencapai hasil perencanaan yang optimal perlu dilakukan advokasi
kepada para pemangku kebijakan untuk mendapatkan dukungan terutama dalam kebijakan
dan pembiayaan.
Proses perencanaan program pelayanan KB mengikuti siklus perencanaan program
kesehatan secara umum, termasuk untuk perencanaan kebutuhan alokon di Puskemas dan RS
mengikuti pola prencanaan obat lainnya. Siklus proses perencanaan tersebut dimulai dari
tingkat pelayanan maupun manajemen pelayanan KB mulai dari tingkat desa sampai tingkat
pusat, sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

25. Empat Aspek Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga


Aspek Pencatatan :
a. Aspek domografi
b. Aspek KB
c. Aspek tahapan KS Agama, pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, KB,
tabungan, interaksi dalam keluarga, interaksi dalam lingkungan, informasi dan
peran dalam masyarakat.
d. Aspek anggota keluarga

Alur Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga :


1) Pelaporan dilaksanakan segera setelah selesai pendataan  dengan Register  
2) Rekap pendataan  keluarga
3) Dari pendata/kader/sub PPKBD membuat rekapitulasi hasil pendataan menurut
wilayah pendataan RT/RW/Dusun dalam format laporan rekapitulasi  tingkat
RT/RW/Dusun
4) Sub PPKBD mengambil data untuk di masukan dalam rekap pendataan
5) Rekap hasil pemutahiran data
6) PPKBD bersama PLKB/PKB membuat rekapitulasi hasil rekapan dari SUB
PPKBD/RT/dusun sebagai rekapitulasi tingkat Desa dengan formulir
7) Rekap hasil pemutahiran data keluarga Pra Sejahtera
8) Pengumpulan data demografi dan KB serta tahapan KS Keluarga miskin
menggunakan register pendataan kel ( R/I/KS/07)
9) Register pandataan R/i/KS/07 yang telah di isi di kirim secara berjenjang  ke unit
penggelola data di Kecamatan, Kabupaten,  Provinsi  melalaui PKB
10) PKB melakukan rekapitulasi hasil pendataan dalam REK CAM/KS 1/07 dan
REK CAM /ks 1/07
11) PKB Mengisi formulir posko pendataan kemudian  melaporkan
12) PKB membuat berita acara pendataan untuk surat penghantar pelaporan.
26. Manfaat Pembuatan Data Keluarga
Pendataan Keluarga (PK) menjadi sesuatu yang penting bagi pemerintah dalam membuat
basis data keluarga Indonesia bagi Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Indonesia. PK menghasilkan data keluarga dan
individu by name by address yang menjadi sasaran intervensi program yang dapat ditelusuri
dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa, sampai dengan tingkat RW/RT
bahkan keluarga sebagai unit analisis terkecil.  Basis data ini menghasilkan profil Pasangan
Usia ubur (PUS), keluarga dengan balita, keluarga dengan remaja, keluarga dengan lansia
yang tidak tersedia secara lengkap pada sumber data manapun kecuali melalui pelaksanaan
PK.
Prioritas program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) ini salah satunya adalah untuk mengadakan pendataan keluarga dengan tujuan
untuk menghasilkan data dan informasi tentang data demografi, keluarga berencana, tahapan
keluarga sejahtera, dan anggota keluarga. Data yang dihasilkan dapat dijadikan pembanding
sehingga akan tampak perubahan data dari tahun ke tahun.
Data yang banyak mengalami perubahan adalah data yang terkait dengan Pasangan Usia
Subur (PUS), Wanita Usia Subur (WUS) dan KB. Data KB terdiri dari usia kawin pertama,
jumlah anak yang dilahirkan hidup, kepesertaan KB, metode kontrasepsi yang sedang
digunakan dan yang pernah digunakan sudah berapa lama menggunakannya, keinginan punya
anak lagi, alasan tidak ber-KB, serta tempat ber-KB. Atau bisa juga baca di website ini
https://www.bkkbn.go.id/detailpost/tahun-2020-bkkbn-bersama-k-l-terkait-serentak-
mengadakan-pendataan-keluarga-di-indonesia

27. Peran Tokoh Masyarakat dan Tujuan Tokoh Masyarakat


Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan mitra kerja berperan penting dalam
kelancaran program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pengembangan Keluarga
(KKBPK). Hal itu dikarenakan elemen tersebut bisa bertindak sebagai motivator dan
katalisator penyampaian informasi KB kepada masyarakat. Pernyataan itu disampaikan
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Temazaro Zega saat 'Pelatihan Teknis Program KKBPK'
bagi tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan mitra kerja kabupaten/kota Provinsi
Sumut angkatan I dan II 2017.
Dengan peranan mereka, program kita berjalan di lapangan. Tokoh masyarakat, adat,
agama dan mitra kerja turun ke masyarakat memberi informasi bahwa KB bukan membatasi
kelahiran, tetapi mengendalikan agar kesejahteraan keluarga bisa diwujudkan. Peranan
keempat elemen diharapkan bisa dilakukan seperti dulu. Misalnya, tokoh agama saat
berdakwah dapat menginformasikan KKBPK penting meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) agar berkualitas. Tokoh adat juga berbicara jika memiliki dua anak merupakan pilihan
tepat demi kesejahteraan bangsa dan negara.

28. Pedoman Penyelenggaraan Perkembangann Kependudukan dan Pembangunan Keluarga


Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi keluarga selain itu juga
terdapat pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

29. Peran Kader dan Penyuluh KB


Peran kader KB sebagai perpanjangan tangan pemerintah sangatlah penting dalam
menyukseskan program KB. Mereka mempunyai tugas memberikan penyuluhan, pembinaan
pelayanan KB dan bina keluarga serta membantu melakukan penyuluhan akseptor KB. Selain
itu kader penyuluh KB ini juga mempunyai tugas membantu mengumpulkan basis KB dan
pembangunan keluarga sejahtera dalam program kependudukan, KB dan pembangunan
keluarga.
JEPARA (15/02/2019) - Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN, Nofrijal menegaskan,
kader KB adalah pilar utama untuk suksesnya program Keluarga Berencana (KB). “Program
KB merupakan upaya kita membangun perencanaan hidup yang sehat dan mewujudkan
keluarga berkualitas," jelas Nofrijal pada acara Temu Kader & PLKB Se-Kabupaten Jepara
bersama Sestama BKKBN di Pendopo Jepara, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah,
Jumat (15/02/2019)
Menurutnya, fungsi BKKBN tidak hanya mengkampanyekan soal KB saja. Sesuai UU
No. 52 Tahun 2009 mengamanatkan, BKKBN memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
mengendalikan penduduk yang diimplementasikan dalam bentuk program kependudukan
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). “Tugas dan fungsi BKKBN
tidak hanya menyelenggarakan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
(KB/KR), namun juga melaksanakan kewenangan terkait dengan Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, serta Pembangunan Keluarga”, jelas Nofrijal.
(Informasi dari website bkkbn).

30. Undang-Undang Perkawinan dan Pernikahan


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan disahkan Presiden Joko Widodo
pada tanggal 14 Oktober 2019 di Jakarta. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan mulai berlaku
setelah diundangkan Plt. Menkumham Tjahjo Kumolo pada tanggal 15 Oktober 2019 di
Jakarta.

31. Undang-Undang Perlindungan Anak


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam perjalanannya
mengalami perubahan. Perubahan tentang UU Perlindungan Anak di tetapkan dengan
Undang-Undang. Undang-Undang tersebut adalah UU Nomor 35 tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Perubahan UU Perlindungan Anak disebabkan karena alasannya untuk meningkatkan
perlindungan terhadap anak perlu dilakukan penyesuaian terhadap beberapa ketentuan
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang
Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak disahkan pada tanggal 17 Oktober 2014 oleh Presiden Dr. Susilo
Bambang Yudhoyono dan diundangkan pada hari itu juga oleh Menkumham Amir
Syamsudin.

32. Budaya Adat Istiadat yang Menghambat Program KB


Contoh kasus faktor budaya merupakan tantangan tersendiri bagi perkembangan program
Keluarga Berencana (KB) karena sulit dihapus di tengah-tengah masyarakat. Kepala Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Sumut, Indra Wardhana, di Medan, Sabtu, mengatakan,
biasanya kalau belum ada anak laki-laki, pasangan rumah tangga tidak akan berhenti memiliki
anak. Di Padang, kalau belum punya anak perempuan juga belum akan berhenti, padahal anak
laki-laki dan perempuan itu sama saja. Ia mengatakan, saat ini tingkat kelahiran setiap
keluarga di Sumut masih rata-rata lebih dari tiga anak dan ini jauh di atas skala nasional yang
hanya 2,6.
KBRN, Jakarta : Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera (PUSNA) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) Kasmiyati mengatakan ada dua tantangan terberat dalam melancarkan program
Keluarga Berencana (KB). Tantangan pertama kata Kasmiyati adalah dari faktor budaya dan
tantangan terberat kedua adalah dari faktor agama. "Kita ini tantangannya berat, dari faktor
budaya saja misalnya, bagaimana kita mau melakukan keluarga berencana yang berhasil, jika
penduduknya masih mengatakan daripada dibawa orang laki-laki keluar rumah mending
kawinkan saja sekalian, dan itu terjadi di Lombok Barat, budaya yang mendukung
menikahkan anak secara dini dan akhirnya usia 30 tahun sudah ada yang punya cucu. "Kedua
faktor agama juga masih menjadi tantangan terberat kami dan kami akui kami harus terus
menggalakkan program KB ini untuk kesejahteraan penduduk Indonesia," terang Kasmiyati
kepada RRI di Jakarta, Kamis (22/12/2016).

33. Budaya Daerah yang Membantu Program KB


Informasi berita tentang budaya daerah yang membantu program KB contohnya seperti
berikut ini Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Suripto mengatakan, keberhasilan program KB di Yogyakarta disebabkan
kentalnya budaya patuh pada anjuran tokoh panutan di daerah tersebut. “Kultur di sana
gampang menerima tokoh panutan”, kata Suripto di sela-sela acara Konferensi Internasional
Pemimpin Muslim Untuk Mendukung Program Kependudukan dan Pembangunan, Kamis
(15/2). Rata-rata pertumbuhan penduduk di Yogyakarta setiap tahun sebesar 1,85 persen
dengan jumlah penduduk saat ini sebanyak 3,23 juta orang. Jumlah pasangan usia subur di
Yogyakarta ada 400 ribu pasangan dan 80 persennya adalah peserta KB aktif. “Di lima
kabupaten/kota di Yogyakarta, petugas KB disisipkan dalam badan dan dinas di daerah,”
katanya. Anggaran yang dialokasikan untuk BKKBN sendiri, kata dia, hanya berasal dari
pusat yaitu Rp 7,1 miliar. Dana itu digunakan untuk menggratiskan alat kontrasepsi untuk
masyarakat. Sedangkan Kepala BKKBN Bali Gusti Ayu Sri Astuti mengatakan, program
KB di daerahnya sukses karena perempuan Bali adalah pekerja keras. ”Karena mereka
bekerja, maka pikir-pikir dulu kalau ingin memiliki banyak anak,” katanya

34. Tanaman Herbal Berkhasiat untuk Kontrasepsi KB


Ini kurang tau juga, karena belum menemukan penelitian yang valid. Coba bisa di
search sendiri untuk menambahkan referensi.
a. Pepaya, Buah berwarna orange ini memiliki kandungan enzim papain yang dapat
menekan produksi hormon progesteron. Selain itu, mengosumsi pepaya dipercaya
dapat menimbulkan kontraksi pada serabut otot rahim sehingga memicu menstruasi.
Mengkonsumsi pepaya selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seks akan
membantu mencegah terjadinya kehamilan.
b. Jahe, Rempah yang dapat menghangatkan tubuh ini ternyata dapat meningkatkan
aliran menstruasi. Meminum 2 cangkir teh jahe setiap hari dipercaya dapat menjadi
obat kontrasepsi alami. Caranya mudah, cukup rebus secangkir air dan tambahkan
dengan bubuk teh serta parutan jahe.
c. Aprikot, Buah aprikot juga dipercaya sebagai salah satu bahan yang dapat mencegah
implantasi janin. Buat ramuan dari 100 gram aprikot kering, 2 sendok makan madu,
dan secangkir air lalu rebus selama beberapa menit hingga tercampur rata. Kita juga
dapat mengonsumsi 5-10 buah aprikot untuk mencegah kehamilan.
d. Kayu manis, Kayu manis dapat merangsang rahim sehingga berakibat pada
keguguran. Mengonsumi secara teratur dalam jangka waktu yang lama membuat kayu
manis dapat menjadi obat kontrasepsi alami. Namun, karena memiliki kandungan
yang cukup keras, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter apabila
ingin menggunakan kayu manis sebagai alat kontrasepsi.
e. Vitamin C, Vitamin yang dikenal dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh ini
ternyata dapat menjadi alat kontrasepsi alami karena mengandung asam askorbat yang
dapat mengganggu kerja hormon progesteron. Meminum 2 kapsul vitamin C dengan
dosis 1500mg selama 3 hari dapat menjadi salah satu alternatif mencegah kehamilan.
Namun jangan mengonsumsi vitamin C dosis tinggi dalam jangka panjang karena
dapat menyebabkan efek samping kesehatan.
f. Peterseli, Daun peterseli adalah salah satu rempah yang memberikan aroma pada
hidangan. Namun, rempah yang satu ini ternyata bermanfaat mencegah kehamilan.
Caranya mudah, cukup konsumsi teh daun peterseli rutin setiap hari.
Meski memiliki khasiat mencegah kehamilan namun penggunaan alat kontrasepsi baik
secara alami maupun medis harus tetap dikonsultasikan kepada bidan dan dokter spesialis
kandungan.

35. Kandungan Zat Aktif dalam Suntik, Pil KB, Susuk KB manfaat dan efek samping
Seperti pada nomor 21. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

Anda mungkin juga menyukai