Pendahuluan
M ateri yang akan Anda pelajari pertama kali pada mata kuliah pemecahan
masalah matematika adalah konsep dasar aritmetika. Kompetensi dasar yang
harus dikuasai setelah mempelajari unit ini adalah Anda mampu menggunakan
konsep dasar aritmetika khususnya konsep dalam perpangkatan dan akar bilangan
serta barisan dan deret dalam menyelesaikan masalah matematika atau masalah
lainnya. Oleh karena itu dalam unit ini akan dipelajari konsep perpangkatan dan akar
bilangan serta barisan dan deret aritmetika dan geometri. Unit ini terbagi menjadi dua
subunit yaitu subunit pertama berisi perpangkatan dan akar bilangan sedangkan
subunit kedua berisi barisan dan deret. Bahan ajar mengenai materi ini, selain
disediakan dalam bentuk bahan ajar cetak juga disediakan dalam bentuk bahan ajar
berbasis web.
Materi yang dibahas pada unit ini merupakan materi prasyarat yang harus
dikuasai untuk mempelajari materi pemecahan masalah matematika. Oleh karena itu,
pelajari unit ini sampai Anda menguasai dengan baik dan benar. Kerjakan semua
latihan yang diberikan dan lihat kembali hasil pekerjaan Anda tersebut, kemudian
bandingkan dengan pembahasan yang tersedia. Jika mengalami kesulitan, jangan
segan untuk bertanya kepada rekan yang Anda anggap mampu atau dosen pengampu
mata kuliah ini. Setelah Anda selesai mengkaji materi dan berlatih mengerjakan soal-
soal, kerjakan tes formatif yang ada dalam setiap subunit untuk mengukur tingkat
penguasaan Anda terhadap materi. Cobalah Anda kerjakan sendiri, kemudian
bandingkan jawaban Anda tersebut dengan kunci jawaban tes formatif yang ada pada
bagian akhir unit. Jika tingkat penguasaan Anda masih dibawah standar yang
disyaratkan, pelajari kembali materi terutama di bagian yang Anda kurang mengerti.
Selamat belajar dan tetap bersemangat, semoga Anda sukses.
Perpangkatan
a a ..... a = an
n faktor
n
Bentuk umumnya adalah a , di mana a disebut bilangan pokok atau bilangan dasar,
sedangkan n disebut pangkat atau eksponen.
Contoh :
23 (dibaca dua pangkat tiga) = 2 2 2 = 8
52 (dibaca lima pangkat dua) = 5 5 = 25
Selanjutnya kita akan mempelajari beberapa sifat yang berlaku dalam perpangkatan.
Terdapat 6 sifat operasi perpangkatan yaitu:
1. (a b )n = an bn
2. a m a n = a m + n
3. a m : a n = a m n
4. (a : b )n = an : bn
5. (a )
m n
= a mn
1
6. a n = dengan a 0
an
Bukti kebenaran dari sifat-sifat di atas dapat Anda lakukan setelah Anda mempelajari
unit 7 mengenai penalaran induktif dan deduktif. Sementara ini Anda dapat
1-2 Unit 1
menggunakan sifat-sifat tersebut untuk menyelesaikan soal-soal mengenai
perpangkatan.
Pada perpangkatan, bilangan pokok dapat berupa bilangan bulat maupun
pecahan, demikian juga untuk pangkat atau eksponen. Pangkat juga dapat berupa
bilangan nol. Dalam perpangkatan, kedua komponen (bilangan pokok dan pangkat)
sama pentingnya. Namun demikian, perubahan hasil perpangkatan terutama
ditentukan oleh nilai pangkatnya. Oleh karena itu pembedaan nilai pangkat akan
dibahas secara khusus.
Pangkat dapat berupa bilangan nol, bilangan bulat (positif dan negatif),
bilangan pecahan (rasional) dan bilangan irrasional. Bilangan irrasional tidak dibahas
pada bahan ajar ini. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema berikut ini.
Bagaimana jika suatu bilangan dipangkatkan dengan nol? Sembarang bilangan bila
dipangkatkan nol akan menghasilkan nilai 1, tidak perduli apakah bilangan pokoknya
merupakan bilangan positif atau negatif.
Contoh :
50 = 1
0
1
=1
7
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya perpangkatan bilangan adalah bentuk
perkalian berulang atau berganda. Berdasarkan Skema Pangkat Bilangan, pangkat
1
an =
an
di mana n adalah bilangan bulat positif.
Sembarang bilangan bila dipangkatkan -1 akan menghasilkan kebalikan bilangan itu
sendiri. Contoh :
1 1
31 = 1 =
3 3
1-4 Unit 1
1
1 1
= =8
8 1
8
1
3 8
=
8 3
Terlihat bahwa bila bilangan pokoknya adalah bilangan bulat, maka pangkat -1 nya
adalah pecahan / kebalikannya. Secara umum berlaku
1
a 1 b
= =
b a a
b
Sembarang bilangan bila dipangkatkan -2 akan menghasilkan kuadrat kebalikan
bilangan itu sendiri.
Contoh :
1 1
2 2 = 2 =
2 4
2
1 1 1
= = =9
3
2
1 1
9
3
2
2 1 1 25 1
= = = =6
5
2
2 4 4 4
25
5
Bila bilangan pokok berbentuk pecahan dipangkatkan -2, maka hasilnya dapat
berupa bilangan bulat ataupun bilangan pecahan.
n
Definisi : a (dibaca : akar n dari bilangan a) adalah bilangan yang apabila
dipangkatkan dengan n hasilnya sama dengan a.
1
n
a dapat juga ditulis a n
1
Contoh : Akar bilangan 2 atau sama dengan pangkat pecahan
2
1 1
2
2
4 = 4 = 42 = 2 2
=2
( )
1 1 1
2
4 4 4 42 22 2 2 2
2
2 = = = 1 = = =
( )
1 1
9 9 9 2 3
92 32 2
3 2
1
Akar bilangan 3 atau sama dengan pangkat pecahan
3
1 1
3
3
8 = 83 = 2 3
=2
( )
1 1 1
3
8 3
8 83 23 3 2 3
2
3 = = 1 = = =
( )
3 1 1
27 27 3 3
27 3 33 3
3 3
Latihan
Selanjutnya kerjakan latihan berikut untuk memantapkan pemahaman Anda
terhadap materi.
(
b. 5 5 m n 6 ) : (5
2 7
m8 n9 )
2. Nyatakan perpangkatan berikut dalam pangkat positif.
(
a. c 7 m 5 n 9 ) (c2 10
m 8 n 9 )
b. (c ) : (c m 8 n 9 )
7 2 2
m 5 n 9 10
1-6 Unit 1
3. Hitunglah perpangkatan berikut ini.
a. 2 3
1
b. 8 3
Bagaimana Saudara, apakah Anda mengalami kesulitan? Tentu saja tidak, namun
demikian Anda dapat membandingkan jawaban yang Anda temukan dengan
pembahasan berikut ini.
sehingga diperoleh (5 ) : (5 5 ) = 5 3 2 5 4 6
: 59 = 56 9 , kemudian menggunakan
sebagai berikut.
(c 14
m 10 n18 )(c 10 m 8 n 9 ) menggunakan sifat 5
c 4 m 2 n 9 menggunakan sifat 2
c n 4 9
menggunakan sifat 6
m2
b. Analog dengan pengerjaan a, perpangkatan
(c 7
m 5 n 9 ) : (c
2 10
m 8 n 9 )
2
akan dinyatakan dalam pangkat
positif berikut ini.
(c14
m 10 n18 ) : (c 20 m16 n 18 ) menggunakan sifat 5
c 34 m 26 n36 menggunakan sifat 3
b. 8 3 = 3 8 = 2
1-8 Unit 1
Rangkuman
n faktor
di mana a disebut bilangan pokok atau bilangan dasar, sedangkan n disebut pangkat
atau eksponen. Berikut beberapa sifat operasi perpangkatan yaitu:
1. (a b )n = an bn
2. a m a n = a m + n
3. a m : a n = a m n
4. (a : b )n = an : bn
5. (a )
m n
= a mn
1
6. a n = dengan a 0
an
Setiap bilangan yang dipangkatkan dengan bilangan nol, hasilnya merupakan
bilangan 1, sedangkan setiap bilangan yang dipangkatkan dengan 1, hasilnya
merupakan bilangan itu sendiri.
Akar suatu bilangan merupakan perpangkatan dengan pangkat bilangan pecahan.
n
Bentuk umum akar bilangan adalah a (dibaca : akar n dari bilangan a) yaitu
bilangan yang apabila dipangkatkan dengan n hasilnya sama dengan a.
1
n
a dapat juga ditulis a n
adalah .
x5
A. xy 6 C. x 5 y 5
B. x 5 y 5 D. x 9 y 6
3
5 3 1
3. Bentuk perpangkatan 2 3 jika dinyatakan dalam pangkat positif
x x
adalah
1 x3
A. 4 C.
x 59
1 x18
B. D.
59 x 59
4. Nilai dari
(
5 2 5 3 )
3
1
adalah .
53 5 3
A. 5 7 C. 5 3
B. 0 D. 512
5. Bilangan 32 merupakan penyederhanaan dari perpangkatan
A. (2 2 2 1 ) C. 2 0 2 4
3
B. 4 4 2 3 D. (4 2 2 1 )
2
n
6. Arti dari a adalah
n 1
A. a n
C. a
1 - 10 Unit 1
1
n
D. a n
B. a
16 27
7. Nilai dari 2 3
adalah
9 8
A. 1 C. 6
B. 2 D. 8
B. ( 5 )( 3 )
3 3
D. ( 125 )( 81 )
3 4
4
2 2
9. Nilai dari : 2 adalah
3
3
4 20
A. C.
9 85
12 64
B. D.
72 729
3 1
10. Bilangan yang merupakan nilai dari 2 2 adalah
4 27
1 1
A. C.
6 18
1 1
B. D.
12 24
B arisan dan deret yang akan dibahas di sini khususnya barisan dan deret
aritmetika serta geometri. Dalam subunit ini juga akan dibahas mengenai notasi
sigma yang menjadi dasar untuk penulisan deret.
Barisan
Sebelum kita mempelajari barisan, coba Anda amati pola bilangan pada
himpunan berikut ini.
1. Himpunan bilangan asli : {1, 2, 3, 4, 5, }
2. Himpunan bilangan bulat : {, -2, -1, 0, 1, 2, }
3. Himpunan bilangan asli ganjil : {1, 3, 5, 7, 9, }
4. Himpunan bilangan asli genap : {2, 4, 6, 8, 10, }
Setiap anggota himpunan di atas dapat diurutkan sehingga mempunyai keteraturan
atau pola. Penulisan beberapa anggota himpunan secara terurut seperti di atas akan
dapat menyatakan anggota himpunan yang lain yang mempunyai pola sama.
Urutan bilangan yang mempunyai pola atau keteraturan tertentu disebut
barisan. Pada contoh himpunan di atas, diperoleh barisan bilangan seperti berikut ini.
1. Barisan bilangan asli 1, 2, 3, 4, 5,
2. Barisan bilangan bulat , -2, -1, 0, 1, 2,
3. Barisan bilangan (asli) ganjil 1, 3, 5, 7, 9,
4. Barisan bilangan (asli) genap 2, 4, 6, 8, 10,
Nama barisan dicirikan oleh bilangan-bilangan yang membentuk barisan tersebut.
Adapula barisan yang diberi nama sesuai dengan penemunya.
Contoh : Barisan bilangan Fibonacci 1, 1, 2, 3, 5, 8, yang ditemukan pada tahun
1200 oleh Leonardo Fibonacci.
Masing-masing bilangan pada suatu barisan disebut suku barisan dan
dipisahkan dengan tanda koma. Suku pertama dilambangkan dengan u1 , suku kedua
dilambangkan dengan u 2 dan seterusnya. Jadi secara umum suatu barisan yang
terdiri dari n suku ditulis dalam bentuk sebagai berikut.
u1 , u 2 , u 3 ,..., u n
Indeks pada barisan di atas menyatakan banyaknya suku dan disebut panjang barisan.
Untuk n bilangan asli berhingga, barisan itu disebut barisan berhingga.
1 - 12 Unit 1
Pada contoh barisan bilangan yang telah disebutkan di atas, dua barisan
bilangan pertama mempunyai pola yang sama yaitu suku barisan diperoleh dari suku
sebelumnya ditambah 1. Perbedaan kedua barisan tersebut terletak pada suku
awalnya saja. Suku barisan bilangan pada contoh keempat dan kelima diperoleh
dengan menambah suku sebelumnya dengan bilangan 2. Perbedaan pada suku awal
akan memberikan perbedaan pada suku-suku berikutnya.
Selanjutnya kita akan mempelajari barisan aritmetika dan geometri. Untuk
memahami pengertian barisan aritmetika, coba Anda perhatikan contoh-contoh
barisan berikut ini.
Contoh :
1. Barisan 2, 4, 6, 8,
2. Barisan 4, 1, -2, -5,
1 1
3. Barisan 3, 2 , 2, 1 ,
2 2
Pada setiap barisan di atas, apakah Anda bisa melihat bahwa selisih dua suku yang
berurutan selalu tetap (konstan)? Barisan dengan ciri seperti itu disebut barisan
aritmetika dan selisih dua suku yang berurutan disebut beda dan dilambangkan
dengan b. Coba Anda tentukan beda masing-masing barisan pada contoh di atas
kemudian cocokkan jawaban Anda dengan pembahasan berikut ini.
1. Beda barisan 2, 4, 6, 8, dapat diketahui dengan cara mengurangkan suku
barisan (kecuali suku awal) dengan suku sebelumnya. Jadi beda barisan
tersebut adalah b = 4 2 = 6 4 = 8 6 = 2 .
2. Beda barisan 4, 1, -2, -5, adalah b = 1 4 = (2) 1 = (5) (2) = 3 .
1 1 1 1 1 1
3. Beda barisan 3, 2 , 2, 1 , adalah b = 2 3 = 2 2 = 1 2 = .
2 2 2 2 2 2
Jika kita ingin menentukan suku ke sekian dari suatu barisan aritmetika,
berarti kita harus mempunyai rumus untuk suku ke-n dari barisan aritmaetika.
Misalkan suku awal dan beda dari barisan aritmetika dilambangkan dengan a dan b .
Untuk menentukan rumus suku ke-n suatu barisan aritmetika, perhatikan bagan
berikut ini.
Gambar 1.2
1 - 14 Unit 1
2. Diketahui suku ke-10 dari suatu barisan aritmetika adalah 41 dan suku ke-5
sama dengan adalah 21 maka u10 = a + (10 1)b = a + 9b = 41 dan
u 5 = a + (5 1)b = a + 4b = 21 . Dari sini diperoleh
a + 9b = 41
a + 4b = 21
5b = 20
b = 4 sehingga a + 4(4) = 21
a=5
Jadi rumus ke-n barisan tersebut adalah u n = 5 + (n 1)4 = 4n + 1 sehingga
suku ke-125 adalah u125 = 4(125) + 1 = 500 + 1 = 501 .
Kita kembali ke kasus sang raja dan juara catur. Berapa kg beras yang diminta juara
catur? Banyak kotak pada papan catur adalah 64. Jadi kita akan menentukan suku ke-
64 dari barisan 1, 2, 4, 8, 16, sebagai berikut.
u 64 = u1 r 641
= 1.2 63
= 2 63
Ternyata banyak sekali beras yang diminta juara catur yaitu sebanyak 2 63 kg.
Latihan 2
Saudara, Anda telah belajar mengenai barisan geometri. Pemahaman Anda
terhadap konsep ini akan lebih meningkat jika Anda berlatih menyelesaikan soal-soal
berkaitan dengan barisan geometri. Berikut ini soal tentang barisan geometri,
silahkan Anda menyelesaikan soal-soal tersebut.
1. Tentukan rasio, rumus ke-n dan suku ke-10 dari tiap barisan geometri berikut
ini.
a. 2, 6, 18, 54,
b. 32, 16, 8, 4,
c. 4, -8, 16, -32,
d. 3 , 6, 12 3 , 72,
2. Suku pertama dari suatu barisan geometri sama dengan 4 dan suku ke-4 sama
dengan 12. Tentukan rasio dan suku ke-8.
1 - 16 Unit 1
Pedoman Jawaban Latihan
Bagaimana Saudara, apakah Anda menemui kesulitan? Untuk melihat seberapa jauh
pemahaman Anda mengenai barisan geometri, silahkan cocokkan penyelesaian yang
Anda buat dengan pembahasan penyelesaian soal berikut ini.
6
1. a. Rasio pada barisan geometri pada 1a adalah r = = 3 . Suku pertama dari
2
barisan geometri itu adalah u1 = 2 maka rumus suku ke-n u n = 2.3 n 1 .
Dari rumus tersebut dapat ditentukan suku ke-10 sebagai berikut.
u10 = 2.310 1 = 2.39 = 2.19683 = 39366
Jadi suku ke-10 barisan geometri 2, 6, 18, 54, ...... adalah 39366.
16 1
b. Rasio barisan geometri pada 1b adalah r = = . Suku pertama dari
32 2
barisan tersebut adalah u1 = 32 maka rumus suku ke-n barisan tersebut
n 1
1
u n = 32 . Dari rumus tersebut ditentukan suku ke-10 sebagai
2
berikut.
10 1 9
11 1 1
= 32 = 32
u10 = 32 =
22 512 16
1
Jadi suku ke-10 barisan geometri 32, 16, 8, 4, ..... adalah .
16
8
c. Rasio barisan geometri pada 1c adalah r = = 2 . Suku pertama dari
4
barisan tersebut adalah u1 = 4 maka rumus suku ke-n u n = 4( 2 )
n 1
. Dari
rumus tersebut dapat ditentukan suku ke-10 dari barisan sebagai berikut.
u10 = 4( 2 ) = 4( 2 ) = 4( 512 ) = 2048
10 1 9
Jadi suku ke-10 dari barisan 4, -8, 16, -3, dan seterusnya sama dengan -
2048.
6 6 3
d. Rasio barisan geometri pada 1d adalah r = = = 2 3 . Suku
3 3
pertama barisan adalah u1 = 3 maka rumus rumus suku ke-n
( )
un = 3 2 3
n 1
. Dari rumus ini dapat ditentukan suku ke-10 dari barisan
sebagai berikut.
( )
u10 = 3 2 3
10 1
( ) ( )( 3 )
9
= 3 2 3 = 29
10
( )
= 512 35 = 512(243) = 124416
( 3)
7 1
7
u 8 = u1 r 81 = 4 3
= 4 3 3 = 4 3 2 3 3 = 363 3 .
Bagaimana Saudara, apakah penyelesaian Anda benar semua? Sejauh mana
pemahaman Anda mengenai barisan geometri? Jika menurut Anda, pemahaman
mengenai konsep ini kurang, jangan segan untuk mepelajari kembali konsep ini
sebelum kita mempelajari konsep berikutnya. Konsep yang akan kita pelajari
selanjutnya adalah mengenai konsep notasi sigma yang menjadi landasan dalam
penulisan deret bilangan. Jika Anda sudah siap, kita akan lanjutkan dengan
mempelajari konsep notasi sigma berikut ini.
Notasi Sigma
Notasi sigma banyak digunakan dalam matematika khususnya bidang
statistika. Penggunaan notasi sigma di dalam statistika antara lain digunakan dalam
menentukan mean, simpangan baku, dan ragam. Sebelum membahas notasi sigma,
perhatikan jumlah lima bilangan ganjil berikut ini.
1+3+5+7+9
Menurut Anda bagaimanakah pola lima bilangan tersebut? Pola barisan tersebut
adalah sebagai berikut.
Suku ke-1 = 1= 2(1) 1
Suku ke-2 = 3 = 2(2) 1
Suku ke-3 = 5 = 2(3) 1
Suku ke-4 = 7 = 2(4) 1
Suku ke-5 = 9 = 2(5) 1
Jadi secara umum pola barisan bilangan di atas adalah 2k 1 dengan k = 1, 2, 3, 4, 5.
Penjumlahan lima bilangan asli yang ganjil di atas dapat disingkat dengan
menggunakan notasi sigma. Lambang notasi sigma adalah yang merupakan huruf
1 - 18 Unit 1
kapital Yunani yang berarti penjumlahan. Notasi ini pertama kali diperkenalkan oleh
Leonhard Euler pada tahun 1755. Jadi penulisan 1 + 3 + 5 + 7 + 9 dengan
menggunakan notasi sigma adalah sebagai berikut.
5
(2k 1)
k =1
Lambang k = 1 disebut batas bawah dan k = 5 disebut batas atas. Secara umum
bentuk notasi sigma didefinisikan sebagai berikut.
n
a
k =1
k = a1 + a 2 + a3 + ... + a n
Latihan 3
Selanjutnya silahkan Anda berlatih menyelesaikan soal-soal berikut ini.
1. Tuliskan tiap penjumlahan berikut ini dengan menggunakan notasi sigma.
a. 3 + 5 + 7 + 9 + 11
b. 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36
2 3 4 5 6
c. 1 + + + + +
3 5 7 9 11
2. Setiap notasi sigma berikut ini, tuliskan dalam suku-suku penjumlahan
kemudian hitunglah jumlahnya.
6
a. (3i + 1)
i =1
5
b. (1 4k )
k =1
4
c. 2
i =1
i
k
k =1
2
.
a. = 4 + 7 + 10 + 13 + 16 + 19
= 69
1 - 20 Unit 1
5
b. = ( 3) + ( 7 ) + ( 11) + ( 15) + ( 19 )
= 55
4
2
i =1
i
= 21 + 2 2 + 2 3 + 2 4
c. = 2 + 4 + 8 + 16
= 30
Pada notasi sigma, terdapat beberapa sifat yang sangat berguna dalam melakukan
penghitungan atau manipulasi aljabar. Sifat-sifat tersebut sebagai berikut.
Sifat 1.
n
Contoh :
5
2 = 21+424+22 +424+32
i =1 5 suku
= 5(2)
= 10
Sifat 2.
n n
Aui = A ui
i =1 i =1
Contoh :
4
2u
i =1
i = 2u1 + 2u 2 + 2u 3 + 2u 4
= 2(u1 + u 2 + u 3 + u 4 )
4
= 2 u i
i =1
Sifat 3.
n n n
(ui vi ) = ui vi
i =1 i =1 i =1
Sifat 4.
m n n
ui +
i =1
ui = ui
i = m +1 i =1
ui = ui+1 = ui1
i =1 i =0 i=2
Deret
Jika suku-suku dalam suatu barisan dijumlahkan maka penjumlahan berurut
dari suku-suku barisan tersebut disebut deret. Apakah Anda telah mendengar
mengenai cerita tentang matematikawan yang bernama Carl Friederich Gauss?
Ketika Gauss masih di sekolah dasar, dia diminta oleh gurunya untuk menjumlahkan
100 bilangan asli pertama. Gauss menggunakan teknik menghitung sederhana tetapi
keefektifan cara menghitung yang dilakukan Gauss tidak diragukan lagi. Ia
memisalkan S adalah jumlah 100 bilangan asli yang pertama seperti berikut ini.
S = 1 + 2 + 3 + ... + 100
S = 100 + 99 + 98 + ... + 1
2 S = 101 + 101 + 101 + ... + 101
2 S = 100(101) = 10100
S = 5050
Teknik menghitung Gauss ini, selanjutnya digunakan untuk mendapatkan rumus
jumlah n suku pertama deret aritmetika berikut ini.
1 1
S n = n(a + U n ) atau S n = n[2a + (n 1)b]
2 2
Salah satu sifat penting dari S n adalah S n S n 1 = u n .
Latihan 4
Anda telah mendapatkan rumus jumlah n suku pertama deret aritmetika, maka
sekarang selesaikan soal berikut.
1 1
1. Tentukan jumlah 10 suku pertama pada deret aritmetika 1 + 2 + 2 + ...
2 2
2. Jika pada suatu deret aritmetika, diketahui suku ke-5 sama dengan 40 dan
suku ke-8 sama dengan 25, maka tentukan jumlah 12 suku pertama dari deret
aritmetika tersebut.
1 - 22 Unit 1
Pedoman Jawaban Latihan
Cocokkan jawaban Anda dengan pembahasan berikut.
1 1 1
1. Dari deret aritmetika 1 + 2 + 2 + ... diketahui suku pertama a = 1 dan
2 2 2
1
beda b = . Nilai suku pertama dan beda tersebut kita masukkan ke dalam
2
rumus jumlah n suku pertama dari barisan aritmetika, sehingga diperoleh:
1
S n = n[2a + (n 1)b]
2
1 1
= (10) 2.1 + (10 1)
1
2 2 2
3 1
= 52 + 9
2 2
9
= 5 3 +
2
15
= 5
2
75
=
2
Anda telah berlatih menyelesaikan soal berkaitan dengan deret aritmetika. Sekarang
Anda akan mempelajari deret geometri. Secara umum, jumlah n suku pertama dari
suatu deret geometri adalah
Sn =
(
a r n 1 )
dengan r > 1 atau S n =
a 1 rn ( )
dengan r < 1 .
(r 1) (1 r )
Seperti pada deret aritmetika, deret geometri berlaku juga S n S n 1 = u n .
Latihan 5
Selanjutnya selesaikan soal berikut.
1. Tentukan jumlah 6 suku pertama deret geometri 1 + 2 + 4 + ...
2. Jika jumlah deret geometri 2 + 2 2 + 2 3 + ... + 2 n = 254 maka tentukan nilai n.
Sn =
(
a r n 1)
(r 1)
S6 =
(
1. 2 6 1 64 1
=
)= 63
2 1 1
Jadi jumlah 6 suku pertama deret 1 + 2 + 4 + ... adalah 63.
2. Deret geometri 2 + 2 2 + 2 3 + ... + 2 n = 254 mempunyai a=2 dan
2
2
r= = 2 > 1 . Menentukan nilai n dari deret geometri tersebut sebagai
2
berikut.
1 - 24 Unit 1
Sn =
(
a r n 1)
(r 1)
254 =
(
2 2n 1 )
2 1
254
= 2n 1
2
127 + 1 = 2 n
128 = 2 n
n=7
Jadi nilai n yang memenuhi deret geometri 2 + 2 2 + 2 3 + ... + 2 n = 254 adalah
7.
a
k =1
k = a1 + a 2 + a3 + ... + a n
Sn =
(
a r n 1 )
dengan r > 1 atau S n =
a 1 rn (
dengan r < 1 .
)
(r 1) (1 r )
1 - 26 Unit 1
Tes Formatif 2
k 2
+1
k =1
B.
5
k 2
+1
D. 2 + 5 + 10 + 17 + 26
k =1
3
7. k
k =1
2
+ k = .......
A. 12 C. 20
B. 14 D. 28
1 - 28 Unit 1
Kunci Tes Formatif
2. D.
(x 2
y 3 )
2
= x 4 . y 6 .x 5 = x 9 . y 6
x5
3
5 3 1 5 9 5 9 x 3
3. C. 2 3 = 6 3 = 3 = 9
x x x .x x 5
4. C.
(
5 2.5 3 )
3
1 5 1 3
=
( )
= 53
53 5 3 5 0
5. B. 4 4 23 = (22 ) 2 3 = 28 2 3 = 25 = 32
4
6. C.
16 27 4 3
7. B. 2 3
8 = 3 2 = 2
9
8. D. ( 125 )( 81) = 5.3 = 15
3 4
4
2 2 4
4
1
4 2 2
2 2 2 2 2 2 4
9. A. : 2 = : = . = =
3 3 3 3 3 3
3
9
1
1
1
3 1 3 2 32 1 1
10. A. 2 2 = 1 1
= = =
( )
33 2 2.3 2 2.3 6
3
4 27 4 2
18. D. Deret tersebut merupakan deret aritmetika dengan suku awal a = 2 dan
beda b = 3, sehingga jumlah suku ke-n adalah
1 1
S n = n[2a + (n 1)b] = n[2.2 + (n 1).3]
2 2
1 1 3n 2 + n
= n[4 + 3n 3] = n[3n + 1] =
2 2 2
n 1
1 1
19. C. u n = 30 diketahui u1 = 30 dan r = < 0 maka jumlah 6 suku
2 2
pertama dari deret tersebut adalah
1 6
301 301 1
2
S6 = = 64 = 60 63 = 945
1 1 64 16
1
2 2
20. B. Diketahui u 3 = a + 2b = 11 dan u10 = a + 9b = 39 . Dari kedua persamaan
tersebut diperoleh suku pertama a = 3 dan beda b = 4 sehingga rumus
umum suku ke-n barisan aritmetika tersebut adalah
u n = 3 + (n 1)4 = 4n 1 .
1 - 30 Unit 1
Daftar Pustaka
Wirodikromo, S. 1996. Matematika. Jakarta : Erlangga
1 - 32 Unit 1