Anda di halaman 1dari 11

EKSPONEN DAN LOGARITMA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Matematika Kejuruan

Dosen Pengampu:
Dr. Siti Faizah, M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Ummatul Arifah (NIM: 2297214006)
2. Indana Ilma Hidayati (NIM: 2297214012)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
TAHUN AJARAN 2023/2024
BAB I
PEMBAHASAN

 EKSPONEN
A. Pangkat
1. Sejarah Perpangkatan
Bilangan berpangkat sangatlah membantu kita dalam mempersingkat
bilangan yang relatif besar atau kecil sekali semisal 0,00000099 ditulis dalam
bilangan berpangkat menjadi 9,9 x 10-7 .
Adapun orang yang pertama kali menemukan bilangan berpangkat atau
eksponen adalah John Napier ( 1550-1617). John Napier merupakan seorang
bangsawan dari Merchiston, Skotlandia.Dia juga merupakan penemu bilangan
logaritma, yang memang ada hubungannya dengan bilangan eksponen. Napier
menyadari bahwa setiap bilangan biasa diubah dalam bentuk eksponen maupun
logaritma, agar bilangan tersebut biasa dirubah dalam bentuk yang lebih sederhana.
2. Fungsi Perpangkatan Dalam Kehidupan Sehari-hari
Bilangan berpangkat (eksponen) tentu sangatlah membantu dalam beberapa
askpek kehidupan seperti dalam bidang pendidikan misalnya dalam Perhitungan
sebuah rumus atau perbandingan. Contoh dalam pelajaran ekonomi (perhitungan
bunga majemuk) apabila suku bunga yang dibayarkan sebanyak 1 kali dalam dalam
setahun, maka dapat dihitung dengan rumus: : M 𝑛=M (1+i )n .
Kemudian dalam pelajaran biologi, fungsi perpangkatan digunakan untuk
mengukur pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan perusahaan yang dimulai dari
awal waktu hingga batas waktu tertentu. Dalam menghitung pertumbuhan biologis
dapat dirumuskan: N=N 𝑜(R)t . Masih banyak tentunya penerapan konsep
perpangkatan pada cabang ilmu pengetahuan lainnya.
3. Sifat-Sifat Bilangan Berpangkat
a. Arti Bilangan Berpangkat
Arti bilangan berpangkat adalah perkalian berulang dari suatu bilangan dengan
bilangan itu sendiri.
Contoh :
 52 dibaca “lima pangkat dua”yang mempunyai arti = 5 x 5
 53 dibaca “lima pangkat tiga” yang mempunyai arti= 5 x 5 x 5
 54 dibaca “lima pangkatempat” yang mempunyai arti=5 x 5 x 5 x 5

Perlu diketahui bahwa pada perpangkatan terdapat bilangan pokok dan


pangkat (eksponen). Misalnya 54 , sehingga pokok suatu bilangan terletak
pada angka 5 dan untuk eksponen atau pangkat terletak diangka 4

b. Pangkat bilangan bulat positif


 Bilangan – bilangan asli : 1,2,3,4,… disebut juga bilangan bulat positif
 Bilangan – bilangan seperti 51,5²,53 , 54dan seterusnya merupakan bentuk
perpangkatan dengan pangkat bilangan positif.
Secara umum: a n=axaxaxa … , asebanyak n factor,
a∈ R=bilangan Real
n ∈ bilangan bulat positif
INGAT
 51=5
 5²=5 x 5 =25

1
o 53=5 x 5 x 5=123
o 54 =5 x 5 x 5 x 5 =625
Contoh :
Tentukan nilai dari 12² ! Alternatif penyelesaian :
12²=12 x 12 = 144.
Banyak sifat yang dimiliki oleh suatu bilangan pangkat bulat dengan nilai
positif. Sehingga, a serta b adalah sebuah bilangan bulat danm serta n adalah
bilangan bulat positif, sehingga berlakulah sebuah sifat, antara lain:
1) Perkalian Bilangan Berpangkat dengan Bilangan Pokok Sama
m n m +n
a x a =a
Contoh:4 2 x 4 2=4 x 4 x 4 x 4 x 4
2+3
¿4
5
¿4
Sifat ini memiliki kemudahan seseorang dalam mengoperasikan sebuah
perkalian di dalam bilangan yang memiliki pangkat dengan perbedaan
eksponennya melalui penambahan eksponen.

2) Pembagian Bilangan Berpangkat dengan Bilangan Pokok Sama


m
m n a m−n
a ÷a = n
=a
a

Contoh :
6
5 5 x5 x5 x5 x5 x5
4=¿ 4
= ¿
6÷ 5 5 x5 x5 x5
5 5
6−4
¿5
2
¿5

Sifat ini memiliki kaitannya dengan pembagian. Sehingga jika pengoprasian


pembagian ini dilakukan dengan perbedaan yang terletak di eksponennya maka
pengurangan dapat dilakukan secara langsung pada eksponen tersebut.
3) Perkalian Bilangan dengan Pangkat yang Sama
(a❑ x b ¿ ¿m=am x b m
Contoh :
(3 × 9 ¿ ¿ 4 = (3 x 9 ¿ x ( 3 x 9 ) x ( 3 x 9 ) x (3 x 9)
= 3 x3 x3 x 3x 9 x 9x 9 x9
= 3 4x9 4
Sifat ini memiliki kaitannya dengan pengoprasian perkalian pada sebuah
pengelompkan bilangan. Kemudian untuk mempermudah pengoprasiannya maka
kelompok bilangan tersebut dipecahkan dan dimasukan di dalam kurung sehingga
membentuk suatu pola dan kemudian dioprasikan hingga memperoleh basis
dengan kesamaan terhadap eksponennya.
3) Pangkat Bilangan Berpangkat

(am)n¿ a mxn=a nxm

Contoh:
(73 )5=(73 ) x (73 ) x (7 3) x (73 ) x (7 3)
¿ ( 7 x 7 x 7 ) x ( 7 x 7 x 7 ) x ( 7 x 7 x 7 ) x ( 7 x 7 x 7 ) x (7 x 7 x 7 )

2
¿ ( 7 x 7 x 7 ) x ( 7 x 7 x 7 ) x ( 7 x 7 x 7 ) x ( 7 x 7 x 7 ) x (7 x 7 x 7 )
=73x5
¿ 715
Sifat ini melakukan pengoperasiannya dengan cara mengalikan kedua eksponen.

5)Pembagian dengan Pangkat yang Sama


m
a a
( )m ¿ m ,b ≠ 0
b b
3 3 3 3 3
=¿ x x x
8 8 8 8 8
3 x3 x3 x 3
=
8 x8 x 8x 8
4
3
¿ 4
8
Sebuah pecahan memiliki pemangkatan yang jika dikerjakan tidak terlalu sulit.
Pemberian kesamaan eksponen mempermudahkan dalam mengoperasikansebuah
pangkat sesuai dengan 5 sifat dari pemangkatan tersebut.
6) Bilangan Berpangkat Nol
m
0 m−m a
a =a = m =1
b
Keterangan :
- a = bilangan pokok atau basis, dalam hal ini tidak sama dengan nol
- m = pangkat atau eksponen, dalam hal ini berupa bilangan positif
Dengan demikian perpangkatan dalam berapapun bilangannya jika pangkat 0 yang
dimiliki sehingga satu merupakan hasilnya.
7) Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Berpangkat Contoh :
- Sederhanakan:311 +3 12
Alternatif penyelesaian:
311 +3 12=( 3 x 311 ) + 311
11
¿ ( 3+1 ) x 3
2−16
11 9x
¿4 x3 -bentuk sederhana dari 2 adalah4
3 x + x−4
Alternatif penyelesaian :
9x
2−16
(3 x +4 )(3 x −4)
=
2
3 x + x−4 ( 3 x +4 ) ( x−1 )
(3 x−4)
¿
( x−1 )
- Kurangkanlah 25 n − 215dari 32n–213
Alternatif penyelesaian :
= 32n– 213 − (25n– 215)
= (25) – 213– 25n + 215
= 25 n− 2 5n + 215 − 2 13
= 2 15 − 2 13
= (22 × 213) – 213
= (4 × 213) – 213
= (4 − 1)213 = 3 × 213
3
c. Pangkat Bilangan Bulat Negatif dan Nol
Perhatikan urutan bilangan berikut!
1 1 1
,…. ,…. , 1 ,10 , 100 , 1000 , ….
1000 100 10
Bila disajikan dalam bentuk bilangan berpangkat,
maka hasilnya adalah sebagai berikut.
1 1 1
… 3 , 2 , 1 ,100, 101 ,102, 103,….
10 10 10
Atau
10-3, 10-2,10-1, 100, 101 ,102, 103,…….
Tampakbahwa:
100=1
1
10-1= 1
10
1
10-2= 2
10
1
10-3= 3
10
Hal iniberlaku juga untukbilanganlain, misalnya;
70=1
1
7-1= 1
7
1
7-2= 2
7
1
7-3= 3
7
Secara umum untuk setiap bilangan 𝑎∈ , dan 𝑎 ≠ 0 berlaku :
0
a =1
m 1
a = m
a
Contoh soal:
1.Hitunglah:
a. 6-1
b. 9−2
c. 3−5
d.1000
Alternatifpenyelesaian:
1 1
a.6-1= 1 =
6 6
1 1 1
b. 9−2= 2 = =
9 9 x 9 81
1 1 1
c. 3−5 = 5 = =
3 3 x 3 x 3 x 3 x 3 243
0
d.100 =1
bilangan pangkat meliputi bilangan dengan pangkat nol, negatif, dan positif.
1) Nilai dari (−6)3 adalah

4
Alternatif penyelesaian :
Bilangan pokok nya adalah (−6) dan memiliki nilai eksponen 3.
Sehingga berdasarkan hal tersebut maka proses perkalian (−6) dengan total 3 kali
perkalian dilakukan, yaitu:
(−6)3 = (-6) × (-6) × (-6)
= 36 × (-6)
= - 216
Maka jawabannya ialah −216
2) Nilai dari 9−2 adalah
Alternatif penyelesaian :
−m 1
Kita telah mengetahui sifat bilangan berpangkat bulat negatif yaitu,a = m
a
Kita dapatmenerapkannya pada soalnomor 2 ini ,sehingga:
−2 1
9 = 2
9
1
¿
9 x9
1
¿
81
3) Nilai dari 4𝑎5 × 24𝑎2+ 6𝑎7 adalah
Alternatif penyelesaian : Untuk mengerjakannya, Langkah awal yang harus kalian
tempyh adalah dengan mengalikan terlebih dahulu yang berada didalam dengan
melihat dari sifat-sifat suatu bilangan pangkat. Setelah dilakukan perkalian maka
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu dengan melakukan operasi
penjumlahan. Berikut ini adalah penjabarannya, yaitu:

4𝑎5 × 24𝑎2 + 6𝑎7 = 4 × 24 × 𝑎5 × 𝑎2 + 6𝑎7


= 4 × 2 × 2 × 2 × 2 × 𝑎5+2+ 6𝑎7
= 64𝑎7 + 6𝑎7
= 70𝑎7
Berdasarkan dari penjabaran tersebut maka hasilnya adalah 70𝑎7
4) Berapakah nilai dari ¿ ¿
Alternatif penyelesaian :
Cara mengerjakan soal satu ini adalah dengan cara melakukan penggabungan sebuah
operasi pembagian dengan perkaliannya. Sifat dari bilangan pangkat mampu dilakukan
penerapan secara langsung karena semuanya termasuk dari bilangan pokok.
Berikut ini adalah penyelesaiannya:
¿¿
¿¿¿
= (−¿2)11-9
= (−¿2)2
¿ (−2 ) x (−2 )
¿4
Berdasarkan penjabaran, maka hasilnya yaitu 4.
−4 −3
5) Bentuk sederhana dari 25❑ x 625 ❑
¿¿
Alternatif penyelesaian :
Berdasarkan soal diatas terdapat pangkat negatif. Karena pangkatnya negatif, jangan
membuat dirimu sulit dalam mengerjakan soal tersebut dengan mengubahnya pangkat
negatif dengan pecahan terlebih dahulu akan tetapi terapkanlah salah satu dari sifat

5
dari akar yang terdapat dalam soal tersebut. Perhitungan akan lebih mudah jika semua
bilangan bulat dijadikan dalam bentuk pemangkatan jika hal tersebut mampu
dilakukan. Berikut ini adalah penjabaran dari soalnya, yaitu:
−4 −3
25❑ x 625 ❑
¿¿
2 x(−4 ) 4 x(−3)
5❑ x 5❑
¿ 3 x(−1) −3
5 x5
¿ 5❑−8 x 5❑−12¿ −3 ¿ −3
5 x5
(− 8 ) + ( −12 )
5❑
¿ (−3 )+(−3)
5
−20
5❑
¿ −6
5
( −20 ) − ( −6)
¿5
−14
¿5
1
¿ 14
5
1
Dengan demikian, jawaban yang tepat ialah¿ 14 .
5

Contoh Penerapan Bentuk Pangkat di SMK:


Rio adalah seorang siswa SMK jurusan pertukangan, ia sedang membuat bak kamar
mandi yang berbentuk kubus dengan panjang rusuk 1,2 meter. Jika ia ingin mengisinya
dengan air, maka berapa liter-kah yang dibutuhkan?
Jawab : Volume kubus = r 3
Liter = dm3
1,2 meter = 12 dm
3 3
r =12
¿ 1728
Jadi jumlah air yang dibutuhkan untuk mengisi bak tersebut sampai penuh adalah
1.728 liter.

c. Akar
1. Bentuk Akar
√n a
a disebut ‘radikan’
n disebut ‘indeks’
Bentuk tersebut disebut operasi penarikan akar, dan dibaca “akar pangkat n dari a.”

Arti akar bilangan:


Jika x 2 = 25, maka x = √ 25 = 5
Jika x 3 = 64, maka x = √3 64 = 4

Contoh soal:
- √ 49 = 7, sebab 72 = 49
- √3 125 = 5, sebab 53 = 125

2. Sifat-Sifat Operasi Bentuk Akar

6
a. √ a × √a=a
Contoh: √ 3 × √ 3=3
b. √ a × √b=√ a . b
Contoh: √ 2× √ 5=√ 2.5= √ 10
c. a √ c +b √ c=(a+b) √ c
Contoh: 3 √ 2+ 2 √ 2=(3+2) √ 2=5 √ 2
d. a √ c−b √ c =(a−b) √ c
Contoh: 7 √ 2−4 √ 2=(7−4) √ 2=3 √ 2
e. a √ c ×b √ d=ab √ cd
Contoh: 2 √ 3 × 4 √ 2=2.4 √ 3.2=8 √ 6
f. √n a × √n b=√n a . b
Contoh: √4 3 × √4 7= 4√ 3.7=√4 21

g.

√n a = n a
√n b b
Contoh: 3 =
n
√5 5 √
√3 4 3 4

h. ( √a ) =a
n

3
Contoh: ( √3 5 ) =5

3. Merasionalkan Penyebut
a
a. Bentuk
√b
a √b a
× = √b
√b √ b b
= × √ = √5
4 4 5 4
Contoh:
√5 √ 5 √ 5 5
a
b. Bentuk
b ± √c
a a b−√ c a ( b−√ c )
 = ×
b+ √ c b+ √ c b−√ c
= 2
b −c
b+ c a ( b+ √ c )
× √ = 2
a a
 =
b− √ c b−√ c b+ √ c b −c

5
Contoh:
3+ √ 2
5 3− √ 2
¿ ×
3+ √ 2 3− √ 2

5 ( 3−√ 2 )
¿
32−2

5.3−5 √ 2
¿
9−2

7
15−5 √ 2
¿
7

4. Penerapan Pada Sekolah Kejuruan


Contoh: Adi adalah seorang siswa SMK jurusan Pertukangan. Ia ingin mengukur
diagonal ruang dari kamar yang berukuran: panjang = 5 meter, lebar = 4 meter, dan
tinggi = 3 meter. Maka berapa meter-kah panjang diagonal dari ruangan tersebut?
Penyelesaian:
Panjang diagonal = √ 52 +4 2+ 32
= √ 125+64+ 9
= √ 198
= 3√ 29
Jadi panjang diagonal dari kamar tersebut adalah 3√ 29 meter

 LOGARITMA
A. Definisi Logaritma
Logaritma adalah inversi atau kebalikan dari eksponen.

Misalkana adalah bilangan positif dengan 0< a<1 atau a> 1, b> 0 ,
a c
log b jika dan hanya jika b=a

Di mana,
a adalah bilangan pokok atau basis logaritma
b adalah numerus
c adalah hasil logaritma

Definisi Logaritma Umum:


Logaritma yang memiliki basis 10 disebut dengan logaritma umum dan dituliskan
sebagai berikut: 10 log a=log a

B. Sifat-Sifat Logaritma
Misalkan a> 0 dan a ≠ 1 , b>0 , c >0 , m> 0 , m≠ 1, di mana a , b , c , m adalah bilangan
Real, maka berlaku:
1. a log a=1
Contoh Soal: 3 log 3=1
2. a log 1=0
Contoh Soal: 3 log 1=0
3. a log an =n
Contoh Soal: 2 log 23=3
4. a log ( b× c )=a log b+ a log c
Contoh Soal: 2 log ( 4 × 8 )=2 log 4 + 2 log 8
2
log 32=2+3
5=5
a
5. log ()b a
c
= log b−a log c

2
Contoh Soal: log ( )
16 2
4
= log 16−2 log 4
2
log 4=4−2

8
2=2
a n a
6. log b =n log b
Contoh Soal: 3 log 4 2=23 log 4
m
a log b 1
7. log b= m =b
log a log a
2
4 log 4 1
Contoh Soal: log 8= 2 =8
log 8 log 4
8. a log b × b log c= a log c
Contoh Soal: 2 log 4 × 4 log 16=2 log 16

C. Contoh Penerapan di Sekolah Kejuruan


 Bidang Teknik Elektro
Soal: Sebuah amplifier memiliki gain sebesar 1000 kali. Hitunglah gain dalam
decibel (dB)!

Jawaban:
Gain dalam decibel (dB) dihitung menggunakan rumus
G ( dB ) =10× log 10(Gain),
di mana Gain adalah faktor gain.
Dalam kasus ini, Gain = 1000, sehingga
G ( dB ) ¿ 10 × log10 ( 1000 )
¿ 10 × log 1000
¿ 10 × 4
¿ 40 dB
 Bidang Teknik Sipil
Soal: Sebuah jembatan mengalami getaran yang disebabkan oleh gempa bumi
dengan magnitudo 4.5 dan periode getaran 10 sekon. Hitunglah intensitas
gempa tersebut dalam skala logaritma Richter!

Jawaban:
Intensitas gempa dalam skala logaritma Richter dihitung menggunakan rumus
A
I =log 10 2
T ( )
di mana A adalah amplitudo maksimum dan T adalah periode getaran. Dalam hal ini,
jika kita tahu magnitudo (M) adalah 7.5, kita dapat menghitung A menggunakan
rumus A = 10^(1.5M). Setelah itu, kita dapat menghitung intensitas gempa dengan
substitusi nilai A dan T.
1 ,5∗4 ,5
A ¿ 10
6 , 75
¿ 10

( )
6 , 75
10
I ¿ log 10 2
10
¿ log 10 ( 104 ,75 )
5 , 75
¿ log 10
¿ 5 , 75 skala richte

9
DAFTAR PUSTAKA

Risdaniati, Evi. Dkk (2021). Perpangkatan dan Bentuk Akar: Soal dan Pembahasan. Bandar
Lampung: CV Arjasa Pratama
Susanto, Dicky. dkk. (2021). Matematika. Jakarta Pusat: Pusat Kurikulum dan Perbukuan

10

Anda mungkin juga menyukai