NIM : 11190840000033
Kelas 2A EP
Dimana:
Y= penghasilan tahun tertentu
Y*= penghasilan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lalu
Masalah yang berkaitan dengan kurva pengeluaran konsumsi dengan hiotesis pendapatan
relatif dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
CL dalam gambar diatas menunjukkan fungsi konsumsi jangka panjang. Apabila pendapatan
sebesar Oy0 maka besarnya pengeluaran konsumsi yang terjadi sebesar By 0 . Apabila
pendapatan rumah tangga tersebut mengalami penurunan dari Oy0 menjadi Oy2, maka
besarnya pengeluaran konsumsi tidak akan turun ke titik E sepanjang kurva konsumsi jangka
panjang CL, namun akan turun ke titik A pada kurva pengeluaran konsumsi jangka pendek
C1. Hal ini karena pada saat terjadinya penurunan pendapatan, pola konsumsi rumah tangga
tidak mudah turun drastis. Penurunan pendapatan akan menyebabkan pengeluaran konsumsi
turun secara perlahan dan rumah tangga cenderung akan mengurangi tabungan untuk
menunjang pola konsumsi yang lama. Apabila pendapatan kemudian naik kembali dari Oy2
ke Oy0 pengeluaran konsumsi rumah tangga juga tidak akan naik secara dratis, akan tetapi
kenaikannya secara perlahan. Ini disebabkan karena rumah tangga tersebut berusaha untuk
mengembalikan tabungannya yang berkurang pada saat penghasilan turun. Setelah
pendapatan OY0 tercapai dan tabungan sudah mencapai tingkat semula, sehingga apabila
terjadi kenaikan pendapatan dari Oy0 menjadi Oy1 , maka pengeluaran konsumsi rumah
tangga akan meningkat secara drastis dari titik B ke titik D. Seterusnya, apabila pendapatan
turun kembali menjadi OY0 maka pengeluaran konsumsi tidak turun di titik B namun turun
ke titik F yaitu pada fungsi konsumsi yang berada pada kurva pengeluaran konsumsi jangka
pendek C2 yang lebih tinggi kurva konsumsi jangka pendek C1. Ini adalah yang di sebut
Ratchet effect oleh karena itu penurunan ekonomi akan menyebabkan pengeluaran konsumsi
turun sepanjang kurva konsumsi jangka pendek, dan tidak pada kurva fungsi konsumsi
jangka panjang.
Teori ini sangat tidak relevan dan tidak dianjurkan untuk diterapkan pada masyarakat
Indonesia. Mengapa demikian?
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang akan mengikuti konsumsi dengan pengaruh
lingkungan sekitarnya. Misal sesorang cenderung berkonsumsi tinggi apabila masyarakat
disekitarnya juga melakukan konsumsi yang tinggi. Sebaliknya, apabila seseorang berada
pada lingkungan yang berkonsumsi rendah maka orang tersebut juga melakukan konsumsi
yang rendah.
Teori ini tidak relevan dengan masyarakat Indonesia karena di Indonesia kesenjangan
ekonomi antar masyarakat nya masih sangat jauh. Misal seseorang dengan berpenghasilan
rendah tidak mungkin mengikuti tingkat konsumsi dengan seseorang yang berpenghasilan
tinggi. Sebaliknya, apabila seseorang yang memiliki tingkat konsumsi tinggi dan sewaktu-
waktu memiliki pendapatan rendah maka konsumsi nya menurun, namun turunnya konsumsi
tidak sebanding dengan turunnya pendapatan.
Misal seseorang yang biasanya berpenghasilan 10 jt rupiah dengan pengeluaran 8 jt
rupiah sewaktu-waktu pendapatannya turun dengan penghasilan 5 jt rupiah. Hal ini jelas
akan menurunkan tingkat konsumsi nya juga, namun penurunan konsumsi tidak sebanding
dengan penurunan pendapatan, misal konsumsi nya yang semulanya 8jt menjadi 6-7jt saja.
Apabila hal ini terjadi, maka sangat mungkin terjadi meningkatnya tindakan kriminal
seperti korupsi,kolusi dan nepotisme(KKN) demi meningkatkan taraf hidup & konsumsinya
masing-masing yang tentunya merugikan orang lain sehinga apabila diterapkan di masyarakat
Indonesia maka teori ini sangat tidak relevan dipakai di indo