Konsumsi secara ekonomi diartikan sebagai pendapatan rumah tangga yang digunakan untuk membeli
kebutuhan barang dan jasa. Besarnya konsumsi selalu berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya
pendapatan. Perilaku masyarakat dalam membelanjakan sebagian dari pendapatan untuk membeli
suatu barang/jasa disebut pengeluaran konsumsi. Hubungan antara konsumsi dengan pendapatan
tersebut dikenal dengan fungsi konsumsi dengan persamaan sebagai berikut (Nanga, 2001).
C = a + b Yd
Keterangan:
C = konsumsi
Yd = pendapatan riil
a = besarnya pengeluaran konsumsi otonom yaitu pengeluaran yang bergantung pada tingkat
pendapatan, tetapi dipengaruhi oleh faktor diluar pendapatan, seperti ekspektasi ekonomi dari
konsumen, ketersediaan dan syarat-syarat kredit dan standar hidup yang diharapkan.
Persamaan tersebut menyiratkan bahwa tingkat pendapatan yang rendah maka konsumsi akan
melebihi pendapatan, sedangkan tingkat pendapatan yang tinggi, konsumsi lebih kecil dari pada
pendapatan. Sama halnya dengan hukum psikologis tentang konsumsi dari Keynes yang mengatakan
jika pendapatan naik, maka konsumsi juga akan naik meskipn dengan jumlah yang kecil.
Fungsi Tabungan
Tabungan dalam ilmu Ekonomi Makro didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan disposabel yang
disimpan karena tidak habis digunakan untuk konsumsi. Tabungan dalam lingkup luas merupakan
bagian dari pada pendapatan nasional per tahun yang tidak digunakan untuk konsumsi. Fungsi
tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga
dengan pendapatan nasional dalam perekonomian.
Y=C+S
Y = (a + b Yd) + S
S = Y - (a + b Yd)
S = -a + (1 – b) Yd
Keterangan:
S = Tabungan
a = Tabungan negatif bila pendapatan sama dengan nol
(1 – b) = Kecenderungan menabung marginal (MPS)
Yd = Pendapatan nasional
Dapat dikatakan pada persamaan tabungan MPS = (1 – b) dan persamaan konsumsi MPC = b
Maka,
MPS = 1 – MPC
MPS + MPC = 1
a. Ketika kurva tabungan berpotongan dengan sumbu horizontal dan sejajar dengan perpotongan
C dan Y, maka artinya pada titik tersebut tercapai keseimbangan tabungan.
b. Titik permulaan kurva tabungan di bawah 0,0. Alasannya karena Konsumsi tidak akan
bernilai 0 walaupun pendapatan berada pada nilai 0. Sehingga Ketika kondisi tersebut terjadi
maka uang yang digunakan untuk konsumsi berasal dari tabungan. Oleh karena itu nilai
tabungan -C0
c. Kurva Tabungan Memiliki slope/kemiringan positif. Alasan kurva tabungan memiliki slope
positif adalah hubungan antara Y dan S yang searah, Ketika pendapatan meningkat, maka
konsumsi akan meningkat pula.
PENJELASAN KURVA
Teori yang dikemukakan oleh Keynes mengenai konsumsi dengan pendapatan dikembangkan oleh
para ahli ekonomi, yaitu (Suparmoko,1991)
1. Hipotesis pendapatan absolut
Menentukan konsumsi dengan tingkat pendapatan absolut mengakibatkan hubungan antara
pendapatan dan konsumsi merupakan fungsi konsumsi jangka pendek sehingga kurva selalu
memotong sumbu vertikal. Berdasarkan pengalaman fungsi konsumsi jangka pendek bergeser
ke atas sepanjang waktu sehingga menghasilkan fungsi konsumsi jangka panjang.
Pergeseran fungsi konsumsi dari jangka pendek ke jangka panjang banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Adanya migrasi penduduk dari desa ke kota, dan penduduk mengetahui bahwa
penduduk kota konsumsinya lebih tinggi dari pada konsumsi desa. Jadi migrasi
cenderung untuk meningkatkan konsumsi walaupun tidak ada peningkatan
pendapatan.
b. Adanya barang produksi baru dalam perekonomian. Pendapatan konsumen tetap,
namun bila ada barang baru maka konsumen akan terangsang untuk meningkatkan
konsumsinya.
c. Adanya peningkatan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Kesejahteraan ini dapat
dilihat dari tersedianya aktiva lancar terutama dalam bentuk uang tunai, deposito di
bank serta tabungan.
Pendapatan mula-mula dalam adalah Y0, sehingga konsumsi setinggi C0. Pendapatan turun
dari Y0 menjadi Y1, namun konsumsi tidak langsung turun dari C0 menjadi C1 tetapi turun
dalam perbandingan yang lebih lebih kecil yaitu menjadi C 1’. Hal ini terjadi karena orang
biasanya ingin mempertahankan tingkat konsumsi semula. Jadi apabila pendapatan seseorang
turun maka orang itu tidak akan menurunkan konsumsinya secara drastis tetapi selalu
berusaha mempertahankan tingkat konsumsi yang lama sehingga turunnya tidak langsung dari
C0 ke C1, tetapi C0 ke C1’ yang ditunjukkan oleh kurva konsumsi jangka pendek.
Pada jangka panjang, akhirnya tingkat konsumsi kembali ke C1, jadi mula-mula pindah dari
C0 C1’ baru kemudian C1. Apabila pendapatannya turun lagi dari Y 1 ke Y2 akan ada kurva
jangka pendek lagi dan konsumsi turun dari C 1 ke C2’ mengikuti kurva konsumsi jangka
pendek itu, baru kemudian ke C2 yang terletak pada fungsi konsumsi jangka panjang.
Y = Yp + Yt
Keterangan :
Y = Pendapatan aktual
Yp = Pendapatan Permanen
Yt = Pendapatan Sementara
C = Cp + Ct
Keterangan :
C = Konsumsi aktual
Cp = Konsumsi Permanen
Ct = Konsumsi Sementara
Puncak gelombang konjungtur pendapatan aktual (Y) lebih tinggi dari pada pendapatan
permanen (Yp). Konsumsi ditentukan oleh pendapatan permanen, maka konsumsi aktual C
akan sama dengan konsumsi permanen Cp karena pada saat itu pendapatan permanen sebesar
Yp. Sepanjang fungsi konsumsi jangka pendek didasarkan pada pendapatan aktual dan
konsumsi aktual, maka (Y, P) merupakan titik dalam fungsi konsumsi jangka pendek.
Pada saat di lembah konjungtur, maka konsumsi C sama dengan konsumsi permanen Cp yaitu
konsumsi pada saat pendapatan permanen sama dengan Yp, dan (Y, C) merupakan titik lain
dalam fungsi konsumsi jangka pendek.
Keterangan :
r = Tingkat suku bunga
S = Jumlah tabungan
Jika tingkat suku bunga meningkat dari r1 menjadi r2, maka akan menyebabkan pergeseran
jumlah tabungan dari S0 menjadi S0. Seperti yang ditunjukkan pada kurva semakin tinggi
tingkat suku bunga, maka semakin banyak tabungan yang akan dilakukan oleh masyarakat.
2. Teori Keynes
Menurut Keynes dalam Sukirno (2000) tidak sependapat dengan teori klasik. Hal ini
dikarenakan yang menentukan tabungan bukanlah tingkat suku bunga, melainkan besar
kecilnya pendapatan yang diperoleh suatu rumah tangga. Keynes merumuskan bahwa
tabungan merupakan pendapatan yang tidak dikonsumsikan, dari sisa pendapatan tersebut
digunakan untuk menabung, hal ini dapat dijelaskan dalam persamaan berikut :
S = - Ĉ + (1-c) Y (3)
Didapatkan dari mensubtitusikan persamaan
S≡Y–C (1)
C = Ĉ + cY (2) Budget constraint
Dari persamaan (3) dapat dilihat bahwa tabungan memiliki hubungan posiif dengan
pendapatan karena MPS, S = 1 – C adalah positif, maka tabungan akan meningkat ketika
pendapatan meningkat.
Kurva S adalah fungsi tabungan yang menjelaskan hubungan jumlah tabungan dan
pendapatan. Bentuk kurva S menggambarkan sifat tabungan masyarakat. Pada kurva diatas
menjelaskan bahwa ketika pendapatan meningkat atau menggeser ke kanan yaitu dari Y 1
menjadi Yf, maka jumlah tabungan akan mengalami peningkatan dari S 1 menjadi S2. Dan
sebaliknya, apabila tingkat pendapatan rendah, tabungan dapat mencapai angka negatif. Hal
tersebut berdasarkan pandangan Keynes mengenai tabungan, bahwa tingkat bunga merupakan
fenomena moneter sehingga tabungan tidaklah ditentukan oleh tingkat bunga melainkan lebih
disebabkan oleh tingkat pendapatan. Semakin tinggi pendapatan akan semakin tinggi pula
tabungan yang dilakukan oleh Sektor Rumah Tangga.
3.
DAFTAR PUSTAKA