Anda di halaman 1dari 40

TEORI KONSUMSI

ISLAMI
Muhammad Anwar Fathoni, Lc., MA.
Definisi Konsumsi
Konsumsi secara umum di definisikan dengan penggunaan barang/jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Konsumsi dalam ekonomi Islam adalah upaya memenuhi kebutuhan


baik jasmani maupun rohani, sehingga mampu memaksimalkan fungsi
kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT untuk mendapatkan
kesejahteraan/kebahagiaan di dunia & akhirat (falah).
Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
Teori Konsumsi merupakan suatu bentuk refleksi dari perilaku konsumen untuk memenuhi kebutuhannya akan barang
dan jasa. Ada beberapa faktor yang menentukan tingkat konsumsi untuk barang normal :
• Pendapatan Konsumen
• Tingkat Harga
• Tingkat Bunga
• Sosial Ekonomi
• Selera

• Faktor utama yang menentukan konsumsi seorang konsumen akan barang dan jasa adalah
faktor tingkat pendapatan
Teori Konsumsi Konvensional

4 (empat) Teori Konsumsi, yaitu :


1. Teori Konsumsi Keynes
2. Teori Hipotesis Pendapatan Permanen
3. Teori Hipotesis Pendapatan Relatif
4. Teori Konsumsi Daur Hidup
1. Teori Konsumsi Keynes

C
Y=Y
Menurut Keynes terdapat dua hubungan
C antara Konsumsi dan Pendapatan.Hal
ini dinamakan kondisi Tingkat Harga
Konstan. Pendapatan Nasional yang
berlaku adalah kondisi saat ini.

Kurva konsumsi berbentuk lengkung dan


memotong sumbu vertikal. Berpotongan
Co dengan sumbu vertikal berarti bahwa
nilainya pasti positif dan dalam bentuk
t persamaan disimbolkan dengan Co
Kurva Teori Konsumsi Keynes
2. Teori Hipotesis Pendapatan Permanen
• Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Permanen ( Permanent Income Hypothesis) dikemukakan pertama kali oleh Milton
Friedman dalam bukunya A Theory of Consumption Function. Menurut Friedman pendapatan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
• Pendapatan Permanen merupakan bentuk pendapatan yang diterima secara periodik dan jumlahnya dapat diperkirakan
sebelumnya, misal : gaji.
• Pendapatan Sementara merupakan bentuk pendapatan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, misal : bonus, komisi .
• Konsumsi Permanen seorang konsumen mempunyai hubungan yang positif dan proporsional dengan pendapatan

Cp = Konsumsi permanen
Yp = Pendapatan permanen
Cp = k Yp
k =f(r,u,w) k = angka konstan
r = suku bunga , u = selera konsumen
w = rasio kekayaan
3. Teori Hipotesis Pendapatan Relatif
Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Relatif dikemukakan oleh James Duesenberry dalam bukunya
Income, Saving, ang Theory of Consumer Behavior. Menurut teori ini, pola konsumsi seseorang
ditentukan oleh pendaptan tertingi yang pernah dicapainya. Apabila pendapatan berkurang pada
periode tertentu, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran konsumsi untuk menutupnya,
mereka mengurangi tabungannya.
C Kurva Teori Konsumsi Hipotesis Dalam jangka panjang konsumsi berubah secara
Pendapatan Relatif C = f(Y) proporsional dengan Pendapatan, Akan tetapi dalam
Jangka panjang Jangka pendek konsumsi berubah dalam proporsi yang
C lebih kecil dari perubahan pendapatan..
Jangka pendek
B Dalam teori ini dikenal juga ratchet effect (efek gergaji),
Ini terjadi bila pola konsumsi dari para konsumen dalam
jangka pendek akan menunjukkan hubungan tingkat
A
konsumsi dan pendapatan, tetapi dalam jangka panjang
konsumsi akan berubah secara proporsional dengan
perubahan pendapatan. Bila kurva konsumsi jangka pendek
digambarkan bersamaan dengan kurva jangka panjang,
bentuknya akan menyerupai gergaji.
Tingkat pendapatan awal adalah OYa, kemudian naik
Ya Yb Yc Y sehingga konsumsi akan naik pada proporsi yang sama
dari A ke B di sepanjang kurva konsumsi jangka panjang.

Apabila Pendapatan turun , konsumen tidak akan menurunkan kebutuhan konsumsinya, melalui fungsi konsumsi jangka
panjang ke A, tetapi penurunannya ke B, Bila pendapatan naik, konsumsi akan proporsional ( C ke B )
4. Teori Hipotesis Siklus Hidup
C,Y
Usia 0 – 15 Tahun : Usia Belum Produktif
Usia 16- 60 Tahun :Usia Produktif
Usia 60 Tahun keatas : Usia tidak Produktif Teori Konsumsi siklus hidup atau life cycle
t dikemukakan oleh A.Ando , R.Brumberg dan
F.Modligani. Teori ini mencoba menjelaskan
II P C tentang perilaku konsumsi seseorang
berdasarkan pada umur dalam dalam siklus
III
hidupnya.

b Y Sumbu vertikal menunjukkan pengeluaran


konsumsi (C ), dan besarnya pendapatan (Y),
sedangkan sumbu horizontal menunjukkan
I fungsi dari waktu (time). Dalam hal ini Y
merupakan kurva pendapatan dan C
B T P M t merupakan kurva konsumsi.
Kurva Teori Konsumsi Hipotesis Daur Hidup
Bagaimana dengan
Teori Konsumsi Islami?
Teori Utilitas
• Teori kepuasan dalam ekonomi dalam mengkonsumsi
suatu barang dinamakan utility / nilai guna. Teorinya,
semakin tinggi kepuasan pada suatu barang/jasa, maka
semakin tinggi pula nilai utilitas/nilai gunanya.
• Nilai guna dibagi menjadi dua: nilai guna total (Total
utility) dan nilai guna tambahan (Marginal Utility)
• Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang
diperoleh dalam mengkonsumsi sejumlah barang
tertentu.
• Nilai guna marginal adalah pertambahan atau
pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan
atau pengurangan penggunaan suatu unit barang
Utility dan Marginal Utility Jumlah kurma Total Utility Marginal Utility
yang dimakan
Titik 0 0 -
Kurva Total Utility dan Marginal Utility Optimal
100 1 15 25
2 40 20
80
3 55 15
60 4 70 15
40 5 75 5
6 78 3
20
7 79 1
0
8 78 -3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-20 9 75 -5
TU MU 10 70 -15
 Saat kurva marginal utility turun menunjukkan “Hukum nilai
guna marginal yang semakin menurun” (The law diminishing
marginal utility)
 Jika konsumsi dilanjutkan akan timbul “disutility”
(Mafsadah/kerusakan).
 Contoh Rasulullah : “Makan pada saat lapar berhenti
sebelum kenyang”
 Saat dahaga :

OK OK NO
Teori Utilitas vs Teori Maslahat
• Kepuasan dalam mengkonsumsi barang/jasa
dalam ekonomi Islam dikenal dengan istilah
MASLAHAT.
• Jika dalam teori utilitas kepuasan diukur dengan
banyaknya barang yang dikonsumsi, maka yang
menjadi ukuran dalam teori maslahat adalah:
1. Halal dan baik bagi diri sendiri dan lingkungan
(QS. Al-Maidah [5]: 88)
2. Terhindar dari israf (berlebih-lebihan) (QS. Al-
A’raf [7]: 31)
3. Terhindar dari tabdzir (kesia-siaan) (QS. Al-Isra
[17]: 27)
Kemaslahatan Manusia
Imam Shatibi menggunakan istilah maslahah, yg maknanya lebih luas dari
sekedar utility (kepuasan) dalam terminologi ekonomi konvensional.
Maslahah merupakan tujuan hukum syara yg paling utama.
Menurut Imam As-Syathibi, kemaslahatan manusia dapat tercapai apabila
mewujudkan dan memelihara 5 unsur berikut:
1. Agama (hifdz ad-din)
2. Jiwa (hifdz an-nafs)
3. Akal (hifdz al-’aql)
4. Harta (hifdz al-mal)
5. Keturunan (hifdz an-nasl)
Tujuan Konsumsi
Tujuan konsumsi dalam islam adalah
untuk mewujudkan maslahah
duniawi dan ukhrawi.

Maslahah duniawi Kemaslahatan akhirat


ialah Kebutuhan dasar ialah terlaksananya
manusia kewajiban agama
Kerangka Konsumsi Islami

MASLAHAT KONSUMSI
(Agama, Jiwa, Akal, Harta,
keturunan)

TERHINDAR
TERHINDAR
HALAL DAN DARI
DARI ISRAF
BAIK TABDZIR
(BERLEBIH-
DZATNYA (KESIA-
LEBIHAN)
SIAAN)

KEBUTUHAN DHARURIYAT
KEBUTUHAN HAJIYAT
KEBUTUHAN TAHSINIYAT
Teori Utility
 Dalam teori ekonomi, orang akan memaksimumkan kepuasan dari barang yang
dikonsumsi.
 Dalam Teori nilai guna (utility) mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan
konsumen yang mempunyai pendapatan terbatas, dilakukan dengan pendekatan
melalui kurva kepuasan sama (indifference curve/IC) dan garis anggaran pengeluaran
(budget line).
 Related dengan Aksioma : “Completeness, Transitivity, dan Continuity”.
Indefference Curve dan Marginal Rate of Substitution (MRS) dengan Budget Line
Indifference Curve (IC) adalah kurva yang menggambarkan 2
barang yang akan memberikan kepuasan yang sama (dengan Makanan
asumsi pendapatan terbatas/tertentu/Budget Line). 14
Marginal rate of subtitution (MRS) adalah tingkat kesediaan untuk
12 A
menukar komoditas X dengan Y (dengan asumsi pendapatan
terbatas/tertentu/Budget Line). 10

Gabungan Barang Makanan Pakaian 8 B


A 12 2 MRSxy = ∆y/ ∆x 6 C
B 8 3 4 D
C 6 4 E
2 F
D 4 6
E 3 8 2 4 6 8 10 12 14
F 2 12
Pakaian
Sifat-sifat Indifference Curve
Sifat-sifat Indifference Curve
Barang Halal, Haram dan Indifference Curve
Budget Constrain (Kendala Anggaran)
Budget Line adalah garis yang menunjukkan berbagai kombinasi 2 macam
barang yang dapat dibeli konsumen dengan pendaapatan tertentu pada
harga tertentu.
Budget Constrain (Kendala Anggaran)
Budget Line adalah garis yang menunjukkan berbagai kombinasi 2 macam
barang yang dapat dibeli konsumen dengan pendaapatan tertentu pada
harga tertentu.
Budget Constrain (Kendala Anggaran)
Budget Constrain (Kendala Anggaran)
Ahmad adalah seorang pegawai bank Syariah di Indonesia. Pada bulan ini, Ahmad
memiliki anggaran sebesar Rp 1.000.000,- untuk membeli pakaian dan makanan.
Jika harga 1 unit pakaian Rp 100.000,- dan harga 1 unit makanan Rp 10.000,-,
buatlah kemungkinan kombinasi pembelian pakaian dan makanan yang dapat
dikonsumsi oleh Ahmad beserta Kurva Budget Line-nya!
Budget Line
Makanan
KOMBINASI PAKAIAN MAKANAN

A 10 0

B 8 20 10

8
C 6 40
6
D 4 60
4
E 2 80
2

F 0 100
20 40 60 80 100 Pakaian
Optimal Solution
 Keputusan konsumen didasarkan pada Utilitas marginal x = Utilitas marginal y
perbandingan prefernsi, peluang, manfaat dan Harga x Harga y
mudharat. Utilitas marginal x Harga x
 Konsumen rasional berusaha menggapai prefernsi =
Utilitas marginal y Harga y
tinggi dari segenap peluang dan manfaat tersedia.
 Konsumen rasional akan memilih kombinasi MU x = Px
komoditas dengan tingkat utilitas paling besar. MUy py
 Utilitas meliputi maslahat dan mudharat yang
timbul dari mengkonsumsi komiditas yang dipilih
(dalam perspektif Muslim).
Cara mencapai Kepuasan Maksimum
1. Maksimalkan Utility Function
pada Budget Line tertentu
Kombinasi Brg X BrgY Pengeluaran
brg dikonsumsi dikonsumsi Total
B 20 30 $80
R 20 20 $60
S 10 30 $70

Di pilih
Cara mencapai Kepuasan Maksimum
2. Minimalkan Budget Line pada Utility
Function tertentu

Kombinasi Brg X BrgY Pengeluaran


brg dikonsumsi dikonsumsi Total
B 20 30 $80
T 20 30 $90

Di pilih
Optimal Solution
Optimal Solution
Corner Solution
 Corner solution adalah upaya konsumen untuk meningkatkan utilitynya dengan
terus mengurangi konsumsi barang haram untuk mendapatkan lebih banyak
barang halal, sampai pada titik di mana ia tidak dapat lagi melakukannya yaitu
pada saat seluruh incomenya habis digunakan untuk membeli barang halal.
 Barang halal banyak = utility meningkat ; barang haram sedikit = disutility
berkurang
Corner Solution
 Corner solution Pilihan Barag Halal –Haram dengan Maksimisasi Utility Function
Corner Solution
 Corner solution Pilihan Barang Halal –Haram dengan Minimalisasi Budget Line
Corner Solution
 Corner solution, Kemiringan Fungsi Utility Curam dibanding dengan Budget Line
Corner Solution
 Corner solution, Kemiringan Fungsi Utility lebih landai dibanding dengan Budget Line
Need vs Want

Need Want
• Berasal dari fitrah manusia • Berasal dari hasrat
• Bersifat objektif manusia
• Mendatangkan maslahat • Bersifat subjektif
(manfaat fisik, spiritual, • Mendatangkan kepuasan
intelektual dan material) psikis
Need dan Want dalam Islam

Islam tidak melarang manusia untuk memenuhi


kebutuhan (need) dan keinginan (want) selama hal
tersebut mendatangkan maslahat dan tidak
mendatangkan mafsadah.
Hierarki Kebutuhan
1. Dharuriyat:
Kebutuhan Primer
(Wajib terpenuhi)

Kebutuhan

3. Tahsiniyat: 2. Hajiyat:
Kebutuhan Tersier Kebutuhan Sekunder
(Penghias/tidak harus) (Seyogyanya terpenuhi)
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai