Anda di halaman 1dari 14

 

Menururt Keynes, pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh sektor


rumah tangga dalam perekonomian tergantung dari besarnya pendapatan.
Perbandingan antara besarnya konsumsi dengan jumlah pendapatan disebut
kecondongan mengkonsumsi (MPC = Marginal Propensity to Consume).
Semakin besar MPC semakin besar pula pendapatan yang digunakan untuk
kegiatan konsumsi dan sebaliknya.
Pada kondisi negara yang MPC-nya rendah, maka akan menyebabkan
selisih antara produksi nasional (dengan asumsi full employment) dengan
tingkat konsumsi (penggunaan produk) menjadi semakin besar. Agar
mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, para pengusaha perlu melakukan
investasi sebesar selisih antara tingkat konsumsi dan produksi tersebut. Jika
besarnya investasi tidak mencapai jumlah tersebut, maka akan terjadi
pengangguran. Karena kondisi tersebut dalam kondisi nyata tidak selalu
tercapai, maka pengangguran akan selalu ada.
Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek.  
Keynes tidak mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena
menurut Keynes ” in the long run we’re all dead.” , bahwa di dalam jangka
panjang, kita semua akan mati, sehingga jangka panjang tidak perlu
diprediksi.
Fungsi konsumsi Keynes dapat dijelaskan sebagai berikut
1.    Fungsi Konsumsi Keynes :  C=Co +cYd
Dimana
  Co > 0.  Co adalah Konsumsi subsidi (The Otonom Consumption)   yaitu
sejumlah konsumsi yang diterima oleh konsumen apabila pendapatan mereka
tidak ada, atau  Y = 0.
  Yd = Pendapatan Disposable atau pendapatan yang siap dikonsumsi
Yd = Y – Tx + Tr
  Tx  adalah Pajak dan Tr  adalah  Subsidi atau transfer
2.    Rata-rata konsumsi ( APC = Average Propensity to Consume) adalah ratio
antara jumlah konsumsi terhadap pendapatan, APC=C/Y.
3.    Kecenderungan tambahan mengkonsumsi (MPC = c = C/Y =Marginal
Propensity to Consume) adalah sejumlah perubahan konsumsi sebagai akibat
dari berubahnya tingkat pendapatan.
4.    Rata-rata kecenderungan mengkonsumsi   adalah lebih besar dari pada
kecenderungan mengkonsumsi marjinal atau APC > MPC
5.    APC tidak boleh konstan jika C0  adalah tidak nol. Jika Co = 0 maka fungsi
konsumsi akan mengurangi  ”absolut income hypothesis ” dimana  konsumsi
sebanding dengan pendapatan. Dan hal ini tidak konsisten dengan Keynes.

Keynes melakukan penelitian hubungan fungsi konsumsi dengan


mengambil data dari tahun 1929 – 1941. Hasil penelitian di Amerika Serikat
tersebut menunjukkan adanya pengaruh pendapatan disposable dengan
konsumsi, seperti yang terlihat dari gambar berikut:

Gambar 1. Fungsi konsumsi Masyarakat  Amerika Serikat Tahun 1929-


1944

Sumber :  ocw.usu.ac.id

Dari hasil penelitian tersebut ditemukan fungsi konsumsi yaitu


Fungsi Konsumsi Keynes : C = 832 + 0.42 Yd
Dimana :
  Co =832  > 0
  APC  adalah lebih besar dari  MPC
  Peningkatan pada pengeluaran konsumen tampaknya lebih kecil dari
peningkatan pendapatan disposal.
  Hal ini mendukung bahwa  MPC <1.
Menurut Keynes, meningkatnya pendapatan menyebabkan
menurunnya APC dan MPC. Hal ini disebabkan oleh perbedaan waktu antara
”waktu untuk hidup” dan ”waktu untuk bekerja” dari perilaku konsumsi itu
sendiri. Karena masa hidup seseorang lebih lama dari masa kerja, maka
orang perlu menabung untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan sesudah
orang tidak lagi mampu bekerja.  Disamping itu semakin besar pendapatan
seseorang, semakin tinggi pula konsumsinya. Tetapi peningkatannya tidak
dalam proporsi yang  sama besar. Proporsi kenaikan pendapatan lebih besar
dari konsumsi ( MPC < 1)
Selanjutnya Keynes juga melakukan penelitian dengan menggunakan
data cross section yaitu data tahun 1935 dan tahun 1941. Pada tahun 1935
dissaving meningkat sebagai persentase dari pendapatan, bahkan
peningkatannya lebih tinggi dibandingkan pada kondisi perekonomian yang
relatif makmur di tahun 1941. Mengapa rumah tangga harus mengorbankan
manabung untuk ”membela” (mempertahankan ) gaya hidup mereka ? .
Kondisi ini kemudian  diteliti kembali  oleh Duesenberry melalui Relatif Income
Hypothesis dan Franco Modigliani melalui Life Cycle Hypothesis. Hasil
penelitian Keynes dengan menggunakan data cross section tersebut
ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Fungsi Konsumsi Berdasarkan Data Cross Section Tahun 1935
Sumber :  ocw.usu.ac.id

Dari hasil kedua penelitian tersebut, baik dengan menggunakan data


time series, dan data cross section dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.   Kurva fungsi konsumsi berada berdekatan dengan data konsumsi, kecuali
data tahun 1946 – 1949. Hal ini terjadi, karena pada waktu itu terjadi resesi
ekonomi.

2.   Kedua fungsi permintaan memiliki konstanta, dan besarnya  MPC < 1.

Teori Konsumsi Siklus Hidup Franco Modigliani


Pada tahun 1950-an, Franco Modigliani bersama temannya Albert Ando dan Richard Brumberg
menggunakan model perilaku konsumen Fisher untuk mempelajari fungsi konsumsi. Salah satu
tujuan mereka adalah untuk memecahkan teka-teki dalam fungsi konsumsi. Puzzle teori
konsumsi menampakkan potongan-potongan bukti yang tampaknya saling bertentangan yang
terungkap ketika fungsi konsumsi Keynes dihadapkan dengan data.

Menurut model Fisher, konsumsi tergantung pada pendapatan seumur hidup seseorang.
Modigliani menekankan bahwa pendapatan bervariasi secara sistematis sepanjang kehidupan
orang dan bahwa menabung memungkinkan konsumen untuk memindahkan pendapatan dari
masa-masa dalam kehidupan ketika pendapatan tinggi ke masa-masa ketika rendah. Interpretasi
perilaku konsumen ini menjadi dasar bagi hipotesis teori konsumsi siklus hidup Modigliani.

Hipotesis konsumsi Modigliani


Salah satu alasan penting pendapatan bervariasi sepanjang hidup seseorang adalah pensiun.
Kebanyakan orang berencana untuk berhenti bekerja pada usia 65 tahun. Penghasilan mereka
akan turun ketika mereka pensiun. Namun mereka tidak ingin penurunan besar dalam standar
hidup mereka, yang diukur dengan konsumsi mereka.
Untuk mempertahankan tingkat konsumsi mereka setelah pensiun, orang harus menabung
selama tahun-tahun mereka bekerja. Mari kita lihat apa maksud dari motif menabung ini
berdampak untuk fungsi konsumsi.

Bayangkan seorang konsumen yang mengharapkan untuk hidup T tahun lagi, memiliki kekayaan
W, dan berharap untuk mendapatkan penghasilan Y sampai dia pensiun R tahun dari sekarang.
Pada teori konsumsi Modigliani ini, tingkat konsumsi yang dipilih konsumen yaitu untuk
mempertahankan tingkat konsumsi yang lancar selama hidupnya.

Sumber daya seumur hidup konsumen terdiri dari kekayaan awal W dan pendapatan seumur
hidup R × Y. Untuk kesederhanaan, kita mengasumsikan tingkat bunga nol; jika tingkat bunga
lebih besar dari nol, kita perlu memperhitungkan bunga yang diperoleh dari tabungan juga.
Konsumen dapat membagi sumber daya seumur hidupnya di antara tahun-tahun sisa hidupnya.

Asumsi yang digunakan bahwa ia ingin mencapai jalur konsumsi semulus mungkin sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu, ia membagi total W + RY ini secara merata di antara tahun-tahun T
dan konsumsi setiap tahun

C = (W + RY) / T.

Fungsi konsumsi orang ini dapat ditulis sebagai berikut

C = (1 / T) W + (R / T) Y.

Misalnya, jika konsumen mengharapkan untuk hidup selama 50 tahun lebih dan bekerja untuk
30 tahun, maka T = 50 dan R = 30, sehingga fungsi konsumsinya adalah

C = 0,02W + 0,6Y.

Persamaan ini mengatakan bahwa konsumsi tergantung pada pendapatan dan kekayaan.
Penghasilan tambahan $ 1 per tahun meningkatkan konsumsi sebesar $ 0,60 per tahun, dan
kekayaan tambahan $ 1 meningkatkan konsumsi sebesar $ 0,02 per tahun.

Jika setiap individu dalam ekonomi merencanakan konsumsi seperti ini, maka fungsi konsumsi
agregat hampir sama dengan individu. Khususnya, konsumsi agregat tergantung pada kekayaan
dan pendapatan. Artinya, fungsi konsumsi ekonomi adalah

C = a W + BY,

di mana parameter a adalah kecenderungan marginal untuk mengkonsumsi di luar kekayaan,


dan parameter B adalah kecenderungan marginal untuk mengkonsumsi di luar pendapatan.
 

Implikasi teori konsumsi siklus hidup

Model konsumen siklus hidup ini dapat memecahkan teka-teki konsumsi yang ada sebelumnya.
Menurut fungsi konsumsi siklus hidup, kecenderungan mengkonsumsi rata-rata adalah

C / Y = a (W / Y) + b

Karena kekayaan tidak bervariasi secara proporsional dengan pendapatan dari orang ke orang
atau dari tahun ke tahun, kita harus menemukan bahwa pendapatan tinggi sesuai dengan
kecenderungan konsumsi rata-rata yang rendah ketika melihat data antar individu atau dalam
periode waktu yang singkat. Tetapi selama periode waktu yang lama, kekayaan dan pendapatan
tumbuh bersama, menghasilkan rasio W / Y yang konstan dan dengan demikian kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata yang konstan.

Untuk membuat poin yang sama agak berbeda, pertimbangkan bagaimana fungsi konsumsi
berubah seiring waktu. Untuk setiap tingkat kekayaan tertentu, fungsi konsumsi siklus hidup
tampak seperti yang disarankan Keynes. Tetapi fungsi ini hanya berlaku dalam jangka pendek
ketika kekayaan konstan. Dalam jangka panjang, dengan meningkatnya kekayaan, fungsi
konsumsi bergeser ke atas. Pergeseran ke atas ini mencegah kecenderungan mengkonsumsi
rata-rata dari penurunan ketika pendapatan meningkat. Dengan cara ini, Modigliani
memecahkan teka-teki konsumsi yang ditimbulkan oleh data Simon Kuznets.

Model teori konsumsi siklus hidup Franco Modigliani membuat banyak prediksi lain juga. Yang
paling penting, ini memprediksi bahwa menabung bervariasi selama masa hidup seseorang. Jika
seseorang mulai dewasa tanpa kekayaan, dia akan mengumpulkan kekayaan selama tahun-
tahun kerjanya dan kemudian menurunkan kekayaannya selama masa pensiunnya. Menurut
hipotesis siklus-hidup, karena orang ingin memperlancar konsumsi sepanjang hidup mereka,
kaum muda yang bekerja akan menabung, sedangkan yang tua yang sudah pensiun
menggunakan tabungan yang mereka miliki.

Penjelasan pertama adalah bahwa orang tua khawatir tentang biaya tak terduga. Penghematan
tambahan yang muncul dari ketidakpastian disebut tabungan pencegahan. Salah satu alasan
penyelamatan kehati-hatian oleh orang tua adalah kemungkinan hidup lebih lama dari yang
diharapkan dan karenanya harus menyediakan masa pensiun yang lebih lama dari rata-rata.
Alasan lain adalah kemungkinan penyakit dan tagihan medis yang besar. Lansia dapat
merespons ketidakpastian ini dengan menabung lebih banyak agar lebih siap menghadapi
kemungkinan-kemungkinan ini.

Penjelasan pencegahan kehati-hatian tidak sepenuhnya meyakinkan, karena orang tua sebagian
besar dapat mengasuransikan risiko ini. Untuk melindungi dari ketidakpastian mengenai masa
hidup, mereka dapat membeli anuitas dari perusahaan asuransi. Untuk biaya tetap, anuitas
menawarkan aliran pendapatan yang berlangsung selama penerima. Ketidakpastian tentang
biaya medis sebagian besar harus dihilangkan oleh Medicare, rencana asuransi kesehatan
pemerintah untuk orang tua, dan oleh rencana asuransi swasta.

Penjelasan kedua atas kegagalan lansia untuk menggunakan tabungan adalah mereka mungkin
ingin menyerahkan warisan kepada anak-anak mereka. Para ekonom telah mengajukan berbagai
teori tentang hubungan orangtua-anak dan motif warisan.

Secara keseluruhan, penelitian pada lansia menunjukkan bahwa model siklus hidup yang paling
sederhana tidak dapat sepenuhnya menjelaskan perilaku konsumen. Tidak ada keraguan bahwa
menyediakan masa pensiun adalah motif penting untuk menabung, tetapi motif lain, seperti
tabungan pencegahan dan warisan, juga tampak penting.

1. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman)


Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu
pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara
(transitory income). Pengertian dari pendapatan permanen adalah
pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat
diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah. Pengertian
pendapatan sementara adalah pendapat yang tidak bisa diperkirakan
sebelumnya.

Friedman menganggap pula bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan


sementara dengan pendapatan permanen, juga antara konsumsi sementara
dengan konsumsi permanen, maupun konsumsi sementara dengan
pendapatan sementara. Sehingga MPC dari pendapatan sementara sama
dengan nol yang berarti bila konsumen menerima pendapatan sementara
positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi dan sebaliknya bila
konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak akan
mengurangi konsumsi.

2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup


Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukakan oleh Franco Modigliani.
Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi
masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan
pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh
masa dalam siklus hidupnya.

Karena orang cenderung menerima penghasilan/pendapatan yang rendah


pada usia muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka
rasio tabungan akan berfluktasi sejalan dengan perkembangan umur mereka
yaitu orang muda akan mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang
berumur menengah menabung dan membayar kembali pinjaman pada masa
muda mereka, dan orang usia tua akan mengambil tabungan yang dibuatnya
di masa usia menengah.

Selanjutnya Modigliani menganggap penting peranan kekayaan (assets)


sebagai penentu tingkah laku konsumsi. Konsumsi akan meningkat apabila
terjadi kenaikan nilai kekayaan seperti karena adanya inflasi maka nilai rumah
dan tanah meningkat, karena adanya kenaikan harga surat-surat berharga,
atau karena peningkatan dalam jumlah uang beredar. Sesungguhnya dalam
kenyataan orang menumpuk kekayaan sepanjang hidup mereka, dan tidak
hanya orang yang sudah pensiun saja. Apabila terjadi kenaikan dalam nilai
kekayaan, maka konsumsi akan meningkat atau dapat dipertahankan lebih
lama. Akhirnya hipotesis siklus kehidupan ini akan berarti menekan hasrat
konsumsi, menekan koefisien pengganda, dan melindungi perekonomian dari
perubahan-perubahan yang tidak diharapkan, seperti perubahan dalam
investasi, ekspor maupun pengeluaran-pengeluaran lain.

3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif.


James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu
masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang
pernah dicapainya.Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak
mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat
konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila
pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan bertambah, tetapi
bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar
dengan pesatnya.

Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu :

1. Selera rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya


pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan
oleh orang sekitarnya.
2. Pengeluaran konsumsi adalah irrevesibel. Artinya pola pengeluaran seorang pada
saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan
mengalami penurunan.
Investasi sektor riil adalah jenis investasi yang asetnya riil atau nyata yang artinya aset
investasinya terlihat dan bisa dipegang secara langsung. Sedangkan investasi sektor
finansial atau aset finansial adalah investasi yang cuman bisa terlihat pada sebuah cek,
kontrak, atau dokumen lainnya.

Investasi pada property dan emas termasuk sebagai investasi sektor riil. Selain itu,
investasi ini juga meliputi penanaman modal pada usaha yang bergerak pada sektor riil.

Sama seperti investasi sektor/aset finansial, investasi sektor riil juga memiliki beberapa
keuntungan untuk para investor nya seperti:

 Sumber penghasilan tambahan


 Tabungan masa depan
 Dana pensiun
 Jaminan bisnis
 Modal tambahan untuk ekspansi bisnis
 Tabungan untuk kebutuhan lain (travelling, pesta pernikahan, pendidikan, dll)
Investor sektor riil juga cocok untuk dijadikan investasi untuk jangka pendek atau
panjang.

Sedangkan untuk risiko, seperti investasi pada umumnya investasi sektor riil juga
memiliki beberapa jenis risiko seperti, risiko ekonomi, kekurangan modal,
ketidakmampuan manajemen atau mengelola aset, risiko perubahan kebijakan dan lain
sebagainya.

Baca Juga: Proposal Investasi: Pengertian, Manfaat dan Tips Membuat Proposal


Investasi yang Tepat
Jenis-Jenis Investasi Sektor Riil yang
Populer di Indonesia
Untuk yang tertarik untuk berinvestasi di aset/sektor riil. Berikut jenis-jenis investasi
sektor riil yang popular di Indonesia dan tentunya dengan potensi profit yang lumayan
tinggi:

1. Investasi Emas sudah jadi investasi paling lama dan tentunya masih menjadi salah satu pilih
investasi favorit sampai saat ini. Sekarang kamu tidak harus membeli emasnya ter
Emas untuk bisa investasi emas.

Platform online seperti aplikasi pegadaian online dan aplikasi menabung emas onl
sudah bisa memberikan kamu pilihan dengan berinvestasi emas dengan cara menc
diinginkan dan jika sudah lunas, kamu bisa mendapatkan emas tersebut secara fisi
menjualnya lagi di platform yang sama.
Investasi properti adalah jenis investasi yang termasuk kedalam investasi sektor ri
2. Investasi memberikan keuntunga yang cukup tinggi. Ini karena kenaikan harga properti san
Bahkan tidak perlu hitungan tahun, dalam beberapa hari saja harga properti bisa n
Properti
Tertarik tapi modal belum cukup? Tenang, kamu bisa memulai dengan mencicil ta
yang diinginkan dengan sistem KPR (Kredit Perumahan Rakyat). Tapi jangan lup
apakah properti yang diinginkan sudah cocok dengan persyaratan bank untuk di K

Investasi modal bisnis pada investasi sektor riil artinya kamu menanamkan sejuml
3. Investasi dijadikan sebagai modal oleh pemilik bisnis yang kamu modalkan. Ketika bisnis t
menghasilkan keuntungan kamu bisa meminta bagian dari keuntungan tersebut se
Modal
Bisnis yang dimodalkan bisa bisnis apa saja. Baik itu bisnis pakaian, makanan, pe
Bisnis barang rumah tangga. Intinya, bisnis tersebut bisa kamu awasi dan dilihat berjalan

Selain emas, investasi sektor riil yang serupa dengan emas adalah investasi logam
4. Investasi perak dan platina. Meskipun tidak sepopuler emas, tapi investasi di logam mulia j
menguntungkan.
Logam Mulia

Tanah merupakan jenis investasi jangka panjang pada investasi sektor riil yang ha
5. Investasi selalu naik tahun ke tahun. Keuntungan yang bisa didapatkan dari investasi ini bah
berpuluh-puluh kali lipat dari modal awal asalkan kamu bisa bersabar untuk tidak
Tanah dalam beberapa tahun kedepan dan tidak menjualnya karena alasan membutuhkan

Jika modalnya belum ada untuk berinvestasi tanah, kamu bisa mengajukan KPT a
pemilikan tanah ke bank. KPT memiliki sistem yang sama dengan KPR bedanya,
berlaku untuk pembelian tanah kosong saja. Jika masih ada bangunan di atasnya, K
diajukan.

Baca Juga: Investasi: Pengertian dan Jenis-Jenis Investasi Populer yang Cocok


untuk Para Pemula
Tips Berinvestasi di Sektor Riil untuk Pemula
Tips Investasi Sektor Riil
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk para investor pemula yang tertarik
untuk berinvestasi di sektor riil:

1. Lihat Kebutuhan dan Tujuan Berinvestasi


Hal Utama dalam berinvestasi adalah menentukan kebutuhan dan tujuan kamu dalam
berinvestasi. Dengan tujuan dan kebutuhan yang jelas kamu jadi lebih mengetahui
investasi apa yang cocok untuk dilakukan, jangka waktunya dan berapa modal yang
harus dipersiapkan.

Misalnya ingin menabung untuk dana pensiun. Kamu bisa memilih investasi jangka
panjang seperti property atau tanah. Tapi jika untuk tambahan uang liburan bisa
berinvestasi emas atau logam mulia lainnya.

2. Jangan Gabungkan Dana Investasi dan Tabungan


Walaupun misalnya tujuannya sama-sama untuk menyimpan uang. Tapi tetap dana
yang didapatkan dari investasi dan dana untuk tabungan harus dipisahkan mengingat
tujua dari keduanya bisa saja berbeda. Ini agar manajemen keuangan tetap rapih, dan
penggunaan uang sesuai dengan kebutuhannya.
3. Pilih Investasi yang Sesuai Kemampuan Finansial
Jika gaji/penghasilan kamu masih berkisar antara Rp5-7 juta akan lebih baik berinvetasi
emas atau logam mulia lainnya jika masih ingin ada keleluasaan pada keuangan.
Namun, jika memang tidak masalah dengan sedikitnya uang untuk kebutuhan hiburan
atau hal lainnya. Bisa mencoba menyicil KPR atau KPT.

4. Kalau Bisa Investasi di Bidang yang Berbeda


Jika sekiranya keuangan menyanggupi bisa coba investasi lain selain di sektor riil
seperti saham, deposito atau reksa dana. Investasi reksa dana sendiri modalnya tidak
terlalu mahal dan cocok untuk investor pemula, banyak penyedia investasi reksa dana
memulai modal awal dari Rp100.000 bahkan ada yang dari Rp10.000 saja.

5. Pelajari Pasarnya, Maksimalkan Strateginya


Dengan mempelajari pasar dari investasi yang kamu lakukan dengan baik pasti akan
membuahkan hal manis kedepannya. Karena dengan memahami pasar dari investasi
yang dilakukan. Kamu bisa membeli dengan harga yang murah, untuk nantinya bisa
dijual dengan harga yang tinggi bahkan berkali-kali lipat dari modal awal.

Jangan Takut Berinvestasi


Takut berinvestasi artinya kamu takut untuk menjadi lebih baik dari sisi keuangan.
Karena dengan berinvestasi kamu jadi semakin memahami literasi keuangan dan cara
mengatur keuangan yang lebih baik lagi

Jadi, investasi bukan hanya sekedar menanam uang untuk kemudian menunggu
mendapatkan imbah hasilnya. Tapi juga mengenai cara mengelola aset keuangan,
meningkatkan penghasilan dan menyehatkan kondisi finansial yang sebelumnya tidak
baik.

Definisi Investasi Finansial, Jenis dan Perbedaan


Investasi Finansial adalah investasi dalam bentuk cair, biasanya diwakili oleh kehadiran
sekuritas. Investasi ini dapat dilakukan secara langsung (misalnya: saham) atau secara
tidak langsung, dalam bentuk lembaga atau lembaga investasi (misalnya, reksa dana).
Jadi, secara keseluruhan, investasi di sektor keuangan/Finansial dibagi menjadi 3 (tiga)
bagian utama, yaitu:
3 Sektor Investasi Finansial atau Keuangan

Investasi Pasar Uang


Investasi di pasar uang dan pasar modal masuk dalam kategori 1, yaitu investasi di
pasar keuangan. Penulis tidak membahas kategori pasar poin 2 (pasar barang dan
jasa) dan 3 (pasar tenaga kerja).

Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, Anda harus mengetahui lamanya investasi


Anda. Apakah Anda ingin berinvestasi dalam jangka pendek (kurang dari satu tahun)
atau jangka panjang (lebih dari satu tahun)? Di pasar keuangan, periode waktu
mempengaruhi pengembalian yang diterima.

Produk yang ditawarkan di pasar uang tentu berbeda dengan produk di pasar modal.
Produk pasar uang utama yang sering kita ketahui adalah tabungan, deposito, sertifikat
deposito, SBI (sertifikat Bank Indonesia) dan surat berharga.

Produk utama yang ditawarkan di pasar modal adalah ekuitas, obligasi dan reksadana.
Tidak dapat dipungkiri bahwa investasi di pasar modal menjanjikan pengembalian yang
lebih tinggi daripada investasi di pasar uang.

Tetapi, sebagai pengingat, dalam keuangan dan investasi, kita tahu ungkapan "risiko
tinggi, laba tinggi". Semakin tinggi pengembalian, semakin tinggi risikonya. Ini berarti
bahwa investasi di pasar modal juga berisiko lebih tinggi daripada pasar uang. Apakah
Anda setuju?

Investasi di Pasar Modal


Pasar modal adalah pasar yang berisi berbagai instrumen keuangan jangka panjang
yang dapat diperdagangkan. Dari sekuritas atau obligasi utang, saham, reksadana,
derivatif seperti opsi, futures, dll, serta berbagai instrumen lainnya.

Selain sebagai instrumen pasar saham, pasar modal juga menjadi sarana pembiayaan
bagi perusahaan atau lembaga lain seperti pemerintah. Dengan demikian, pasar modal
menjadi fasilitas dan infrastruktur untuk jual beli dan aktivitas lainnya.

Secara umum, definisi pasar keuangan mirip dengan pasar pada umumnya. Di sinilah
penjual dan pembeli bertemu.
Namun, barang yang diperdagangkan di pasar modal berbeda dengan yang ada di
pasar pada umumnya.

Namun, aset yang diperdagangkan secara publik adalah saham, obligasi, opsi, waran,
hak. Penjualan pasar modal dilakukan dengan menggunakan jasa perantara, komisaris
dan penjamin emisi.

Menimbang bahwa, sesuai dengan Undang-Undang Pasar Modal No 8 tahun 1995


tentang pasar modal, pasar modal adalah kegiatan yang terkait dengan penawaran
umum dan perdagangan surat berharga, perusahaan publik yang terkait dengan surat
berharga yang diterbitkan, dan lembaga dan profesi yang terkait dengan sekuritas.
Reksa Dana
Definisi reksadana adalah wadah yang digunakan oleh manajer investasi untuk
mengumpulkan dana dari komunitas investasi yang kemudian akan diinvestasikan
dalam portofolio sekuritas (Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, Bagian 1
paragraf 27).

Dengan kata lain, reksa dana diperlakukan sebagai wadah milik manajer investasi (IM)
di mana wadah berisi berbagai jenis saham.
Ekuitas dalam keranjang adalah reksa dana dengan reksa dana lainnya, berdasarkan
pendapatan dari masing-masing manajer investasi.

Perbedaan antara investasi properti dan investasi keuangan


Investasi properti berbeda dengan investasi keuangan seperti saham, obligasi,
deposito, sertifikat SBI, dll. Investasi dalam benda berwujud dalam properti (tanah dan
bangunan), sementara investasi keuangan dalam bentuk kertas sangat berharga.

Perbedaan yang paling penting adalah bahwa investasi keuangan seperti ekuitas
sangat tergantung pada kinerja perusahaan yang sahamnya dipegang oleh seorang
investor. Dengan kata lain, peningkatan nilai ekuitas tergantung pada peningkatan
kinerja perusahaan dalam hal pertumbuhan pendapatan.

Namun, sejarah membuktikan keberadaan perusahaan yang datang dan pergi. Contoh
terpanas adalah perusahaan sekuritas Lehman Brothers, yang runtuh pada 2008
setelah 158 tahun berdiri. Bisnis apa pun, apa pun ukurannya, tentu rentan terhadap
krisis, terutama krisis keuangan global 2008.

Ini berbeda dari properti yang memiliki umur lebih panjang, dan bahkan dapat dianggap
abadi. Sebagai contoh, tanah Jakarta telah dihuni secara bergantian oleh berbagai jenis
orang dan telah diturunkan dari generasi ke generasi, tetapi mereka masih utuh. Ini
membuat properti ini investasi yang sangat solid karena tanahnya tidak berubah dan
lokasinya tidak berubah.

Dalam jangka panjang, investasi properti tidak sebanding dengan investasi lain di
sektor keuangan. Singkatnya, tiga belas faktor membedakan investasi properti dari
investasi keuangan. Pendapatan potensial dari properti berasal dari penyewaan
properti; bisa berupa rumah, toko atau kios.

Anda mungkin juga menyukai