Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MIRANDA SEKAR LESTARI

NIM : 205020407111050
A. Fungsi Konsumsi dengan Hipotesa Siklus Hidup

Satu hal yang penting adalah perbedaan pendapatan atas orang yang sudah
pension. Kebanyakan orang berencana untuk berhenti bekerja di umur 65, dan mereka
berekspektasi ketika pendapatan mereka turun ketika mereka pensium. Namun
mereka tidak ingin mengalami penurun standard hidup mereka secara signifikan, yang
diukur dari konsumsi mereka. Untuk mempertahankan konsumsi mereka setelah
pension, individu harus menabung saat mereka mereka.

Misalnya suatu konsumen berekspektasi untuk hidup untuk hidup T tahun,


mereka punya kekayaan sebesar W, dan berekspektasi mempunya pendapata Y per
tahun sampai ketika pensiun R tahun dari sekarang apa level konsumsi yang akan
konsumen pilih jika mereka ingin konsumsi yang stabil selama hidupnya?

Harta konsumen selama hidupnya diinisialkan dengan kekayaan W dan


pendapatan seluruh hidupnya R x Y (untuk lebih simpelnya, kita berasumsi interest
rate of zero ; ketika interest rate lebih besar dari nol, kita memerlukan mengambil
account of interest yang diperoleh dari tabungan juga) Konsumen bisa membagi harta
mereka semua dari T (ekspektasi hidup) sisa hidup mereka. Untuk mendapatkan
kemungkinan yang paling benar dari konsumsi atas keseluruhan hidupnya, dia
membagi total dari W+RY = seluruh T tahun dan tiap tahun komsumsinya.

C=(W+RY)/T

Contohnya, jika konsumen berekspektasi hidup lebih dari 50 tahun and


bekerja selama 30 dari masa hidupnya. T = 50 dan R = 30, jadi fungsi komsumnya
adalah

C = 0.02W + 0.6Y

Persamaan ini menunjukkan bahwa konsumsi bergantung pada kedua hal ini
yaitu, pendapatan dan kekayaan. Untuk penambahan $1 tiap tahun meningkatkan
komsumsi $0.60 per tahun, dan penambahan $1 dari kekayaan meningkatkan
konsumsi sebesar $0.2 per tahun.
Jika semua rencana konsumsi seperti ini, rata-rata fungsi konsumsi sama
seperti fungsi konsumsi inidividu : rata-rata konsumsi bergantung pada kekayaan dan
pendapatan. Artinya, fungsi konsumsi ekonomi adalah

C=αW+βY,

Dimana parameter α adalah marginal propensity to consume (MPC) untuk


menghabiskan kekayaan and parameter β adalah marginal propensity to consume
(MPC) untuk menghabiskan pendapatan

Implikasi

Pada grafik Gambari dibawah ini menunjukkan hubungan antara konsumsi


dan pendapatan yang diprediksikan oleh life-cycle model. Untuk model dari W, sama
seperti fungsi konsumsi konvensional. Coba perhatikan, namun, intersep dari fungsi
konsumsi yang ditunjukkan menunjukkan apa yang akan terjadi pada konsumsi jika
pendapatan pernah tunun k enol, bukan fixed value yang ada pada fungsi konsumsi
konvensional Keynes. Sebaliknya, intersep disini adalah αW dan, jadi, bergantung
pada kekayaan.

Model life-cycle dari kelakuan konsumen bisa memecahkan consumption


puzzle. Menurut life-cycle consumption function, AVC adalah

C/Y=α(W/Y)+β

Karena variasi kekayaan individu tidak proporsional dengan pendapatan orang


ke orang lain atau dari tahun ke tahun, kita harus mencari high income berhubungan
denga AVC ketika kita melihat data di seluruh infividu atau keseluruhan periode
jangka pendek. Tapi dari seluruuh periode jangka panjang, kekayaan dan pendapatan
tumbuh bersamaan, hasil dari constant ratio W/Y dan dengan demikian AVC konstan.

Anggap saja kita membuat poin yang sama tapi sedikit berbeda, asumsikan
bagaiama fungsi konsumsi berubah setiap waktu. Pada gambar di atas life-cycle fungsi
konsumsi terlihat seperti yang Keynes sugeskan. Tapi fungsi ini hanya menahan
dalam jangka pendek ketika kekayaan konstan. Dalam jangka panjang, seperti
kekayaan meingkat, fungus konsumsi bergeser ke atas. Dalam hal ini, Modigliana
menyelesaikan consumption puzzle dengan data yang diajukan oleh Simon Kuznets

Prediksi dari life-cycle model benar. Yang paling penting, adalah


mempredisksi variasi saving dari seluruh orang dari umurnya. Jika individu mulai
dewasa dengan tidak ada kekayaan, dia akan mengumpulkan kekayaan saat dia
bekerja dan menghabiskan kekayaannya saat usia senja mereka pada gambar di bawah
ini menunjukkan pendapatan, konsumsi, dan kekayaan konsumen dari seluruh
kehidupan dewasanya. Menurut saja life-cycle hyporhesis, karena seseorang ingin
konsumsi yang aman dari seluruh hidupnya, yang muda akan mengalami saving,
ketika yang tua dissaving.

Dari model ini, banyak ekonom mempelajari konsumsi dan saving dari orang
tua. Mereka sering menemukan bahwa orang tua tidak menyimpan sebanyak dari
yang prediksi oleh model ini. Dengan kata lain, orang tua tidak menghabiskan
kekayaannya secepat yang diharapkan jika mereka mengkonsumsi dengan aman
selama masa hidupnya. Satu alasan yang mungkin jarang orang tua hadapi dari sisa
hidupnya dan beban medis kedepannya. Alasan lain mungkin mereka ingin
mewariskan kepada keturunannya. Mempersiapkan untuk hari tua adalah motif untuk
saving, tapi ada motif lain yang juga penting.

B. Konsumsi dengan Hipotesa Pendapatan Permanen (Permanent-Income Hypothesis)

Milton Friedman mengajukan hipotesis pendapatan permanen untuk


menjelaskan perilaku konsumen. Tidak seperti hipotesis siklus hidup, yang
menekankan bahwa pendapatan mengikuti pola yang teratur sepanjang hidup
seseorang. Hipotesis pendapatan permanen menekankan bahwa orang mengalami
perubahan pendapatan yang acak dan sementara dari tahun ke tahun.

Friedman menyarankan agar kita melihat pendapatan saat ini Y sebagai jumlah
dari dua komponen, pendapatan permanen Yᴾ dan pendapatan sementara Yᵀ . Yang
berarti Y = Yᴾ + Yᵀ. Friedman beralasan bahwa konsumsi harus bergantung terutama
pada pendapatan permanen karena konsumen menggunakan tabungan dan pinjaman
untuk memperlancar konsumsi dalam menanggapi perubahan pendapatan sementara.
Friedman menyimpulkan bahwa kita harus melihat fungsi konsumsi kira-kira C=
⍺+Yᴾ di mana ⍺ adalah konstanta yang mengukur bagian dari pendapatan permanen
yang dikonsumsi. Hipotesis pendapatan permanen, seperti yang diungkapkan oleh
persamaan ini, menyatakan bahwa konsumsi sebanding dengan pendapatan permanen.

Menurut hipotesis pendapatan permanen, kecenderungan mengkonsumsi rata-


rata (APC) tergantung pada rasio pendapatan permanen terhadap pendapatan saat ini.
Ketika pendapatan saat ini sementara naik di atas pendapatan permanen,
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (APC) untuk sementara turun; ketika
pendapatan saat ini sementara turun di bawah pendapatan permanen, kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata (APC) untuk sementara naik. Rumah tangga dengan
pendapatan tetap tinggi memiliki konsumsi yang lebih tinggi secara proporsional. Jika
semua variasi pendapatan saat ini berasal dari komponen permanen, kecenderungan
mengkonsumsi rata-rata (APC) akan sama di semua rumah tangga. Tetapi beberapa
variasi pendapatan berasal dari komponen transitori, dan rumah tangga dengan
pendapatan transitori tinggi tidak memiliki konsumsi yang lebih tinggi. Oleh karena
itu, peneliti menemukan bahwa rumah tangga berpenghasilan tinggi rata-rata memiliki
kecenderungan untuk mengkonsumsi rata-rata yang lebih rendah.

Anda mungkin juga menyukai