Anda di halaman 1dari 13

MACROECONOM

Teori
konsumsi
Nama ANGGOTA :
Agnes Fiandini / 12020120140120
Almaida Maratul Lajuba /
12020120120022
Alya Dieva Rasyada / 12020120130129
Amelia Nurul Rahmah /
12020120140165
Anis Safitri / 12020120130114
a. CONSUMPTION AND
SAVING OPTIONS

Menurut Keynes, faktor utama yang menentukan prestasi ekonomi suatu negara adalah pengeluaran agregat yang
merupakan pembelanjaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Keputusan konsumsi rumah tangga mempengaruhi
keseluruhan perilaku perekonomian baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Konsumsi mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat tabungan dimana tabungan merupakan bagian dari
pendapatan yang tidak dikonsumsi atau dibelanjakan. Suku bunga juga mempengaruhi pengeluaran konsumsi
masyarakat melalui tabungan.

Perubahan tingkat bunga menciptakan efek terhadap konsumsi rumah tangga. Efek tersebut adalah efek subsitusi
(substitution effect) dan efek pendapatan (income effect). Efek subsitusi bagi kenaikan tingkat bunga adalah apabila
terjadi kenaikan suku bunga maka rumah tangga cenderung menurunkan pengeluaran konsumsi dan menambah
tabungan, sedangkan efek pendapatan bagi kenaikan tingkat bunga adalah apabila terjadi penurunan suku bunga maka
rumah tangga cenderung meningkatkan pengeluaran konsumsi dan mengurangi tabungan.
B. Keynes Consumption Function

Petama, Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal ( marginal


propensity to consume ) ialah jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan
yaitu antara nol dan satu.

Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut
kecenderungan mengkonsumsi rata-rata ( avarage prospensity to consume ), turun ketika
pendapatan naik.

Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting
dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting.

Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran
individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting.
Fungsi konsumsi Keynes ditulis sebagai
berikut:
C = C + cY, C > 0, 0<
c < 1,
Dimana C adalah konsumsi, Y adalah pendapatan disposibel (disposable income ), C adalah konstanta, dan c adalah pertambahan
konsumsi seseorang akibat pendapatan yang diterimanya (marginal propensity to consume ).

Fungsi konsumsi tersebut memenuhi alasan pertama karena kecenderungan mengkonsumsi marjinal c adalah antara nol dan satu,
sehingga pendapatan yang lebih tinggi akan menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi dan juga tabungan yang lebih tinggi.

Fungsi konsumsi tersebut juga memenuhi alasan kedua Keynes karena kecenderungan mengkonsumsi rata-rata APC, yaitu:

APC = C /Y = C /YKetika
+ c Y meningkat, C / turun, dan begitu pula kecenderungan mengkonsumsi rata-rata
C/Y turun. Dan akhirnya, fungsi konsumsi ini memenuhi alasan ketiga karena tingkat
bunga tidak dimasukkan dalam persamaan ini sebagai determinan konsumsi.
c. Kuznet consumption theory
Menurut Kuznet, tidak ada perubahan yang signifikan
terhadap proporsi tabungan terhadap pendapatan. Ketika
pendapatan semakin meningkat dalam jangka panjang,
fungsi konsumsi berbentuk stabil.

Teori Kuznet merupakan bentuk anomali dari teori fungsi


konsumsi Keynes. Anomaly tersebut berhubungan dengan
dugaan Keynes tentang kecenderungan mengkonsumsi rata-
rata turun bila pendapatan naik.

Anomaly pertama disebutkan secular stagnation yaitu


kondisi depresiasi yang berkepanjangan sampai ada
kebijakan fiskal yang menggeser atau menaikkan
permintaan agregat.

Anomali kedua dikemukakan oleh Simon Kuzents yang


meneliti data konsumsi dan pendapatan. Dalam
penelitiannya ditemukan rasio antara konsumsi dengan
pendapatan ternyata stabil dari dekade ke dekade, walaupun
telah terjadi kenaikan pendapatan.
d. consumption theory is based on the life cycle
hypothesis

Faktor sosial ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsi orang tersebut, hipotesis ini dikemukakan oleh Anso,
Brunberg, dan Modigliani pada abad ke-18. Teori ini menjelaskan bahwa besarnya konsumsi tidak hanya bergantung pada
pendapatan, namun juga berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki, dimana kekayaan tersebut dapat dihasilkan melalui
tabungan, investasi, warisan, dan lain sebagainya.

Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kenyataan bahwa pola
penerimaan dan pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dan siklus hidupnya. Karena orang
cenderung menerima pendapatan atau penghasilan yang rendah pada usia muda, tinggi pada usia menengah, dan rendah pada
usia tua. Maka dari itu, rasio tabungan akan berubah sejalan dengan perkembangan usia mereka.
Grafik Siklus Hidup

Pada tahap I, umur 0-t0 seseorang akan mengalami dissaving,


dikarenakan orang tersebut belum memiliki pendapatan tetapi
ia perlu konsumsi. Umur t 0-t1, orang masih melakukan
dissaving dikarenakan konsumsi yang lebih besar daripada
pendapatannya, dan masih bergantung pada orang lain.

Pada tahap II, umur t1-t2 seseorang mengalami saving karena


pendapatan mereka lebih banyak daripada konsumsi.

Pada tahap III, umur t2 dimana orang-orang kembali melakukan


dissaving pada masa tuanya, karena tidak mampu
menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada
pengeluaran untuk kebutuhan konsumsinya.
E. Consumption Theory with permanent income
hypothesis

Teori dengan hipotesis pendapatan dikemukakan oleh M Friedman. Teori ini dibagi menjadi
2 ,yaitu teori permanen ( permanen income) dan teori pendapatan sementara ( transitory
income).
konsumsi permanen dan konsumsi sementara dapat ditulis :

Y= Yp + Yt
C= Cp + Ct
ket : Y = Pendapatan Aktual
Yp = Pendapatan Sementara
Yt = Pendapatan Sementara
C = Konsumsi Aktual
Cp = Konsumsi Permanen
Ct = Konsumsi Sementara
Friedman menganggap bahwa konsumsi permanen (Cp) merupakan proporsi yang konstan dari
pendapatan permanen (Yp),persamaan nya dapat ditulis sebagai berikut :

Cp = c.Ypc = MPC
Asumsi :
- Tidak ada kolerasi antara pendapatan permanen dengan pendapatan transitory
- Pendapatan transitory tidak memperhitngkan pengeluaran konsumsi.

Friedman menganggap bahwa tidak ada hubungan antara pendapatan sementara dan
pendapatan permanen. MPC dari pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen
menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi. Demikian
pula yang negatif makan tidak akan mengurangi konsumsi.
F. Consumption theory with relative income
hypothesis

Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif


(Relative Income Hypothesis)

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran


konsumsi suatu masyarakat ditentukan oleh tingginya
pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Dalam
teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu:

Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi


adalah interdependen.
Artinya, pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi
oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang disekitarnya.

Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel.


Artinya, pola pengeluaran seseorang pada saat
penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada
saat penghasilan mengalami penurunan.
Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen
(Permanent Income Hypothessis)

Teori ini dikemukakan oleh M Friedman. Menurut teori ini


pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu pendapatanpermanen (permanent income) dan
pendapatan sementara (transitory income).

Pendapatan permanen.
Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu
dan dapat diperkirakan sebelumnya.

Pendapatan sementara.
Pendapatan sementara merupakan faktor kebetulan saja.
Pendapatan sementara tidak mempengaruhi pengeluaran
konsumsi.
G. Factors affecting consumption

pendapatan Harga barang dan jasa Barang pengganti Dugaan Masyarakat


Terhadap Perubahan Harga

Banyaknya barang Jumlah penduduk Adat istiadat dan selera


yang dikonsumsi kebiasaan konsumen
Thank you

Anda mungkin juga menyukai