Anda di halaman 1dari 5

Nama : Kurniati

Npm : 1940401083
Lokal : 2C Manajemen

Perkembangan Ekonomi Singapura

Singapura merupakan negara maju yang berada di Asia Tenggara. Letak


negara Singapura bisa dikatakan strategis karena berada dijalur transit
perdagangan, lalu lintas laut, dan lalu lintas udara dunia. Dengan begitu negara
ini bisa mendapatkan banyak keuntungan, yaitu teknologi informasi dan
komunikasi yang maju dari berbagai negara dan bisa dengan cepat
diadaptasikan. Dengan menjadi jalur transit perdagangan, maka pajak yang
diterima semakin banyak dan menjadi sumber pendapatan untuk Singapura.

Negara ini memiliki banyak keunggulan dari segi perekonomian, meliputi:


1. Ekonomi Singapura merupakan salah satu perekonomian paling terbuka di
dunia, sehingga memudahkan dalam berinvestasi.
2. Singapura tercatat sebagai negara dengan tingkat korupsi terendah nomor
7 di dunia.
3. Singapura merupakan negara yang paling pro terhadap bisnis, dengan
pajak rendah (14.2% dari Produk Domestik Bruto).
4. Singapura memiliki PDB per kapita paling tinggi nomor 3 di dunia.

Perekonomian negara Singapura adalah pasar ekonomi yang bebas dan


maju. Industri dan perdagangan menjadi tumpuan perekonomian negara ini.
Singapura sangat berperan sebagai negara industri dan menjadi pelopor industri
kawasan Asia Tenggara. Bahkan Singapura merupakan salah satu negara
dengan kekuatan industri terbesar di dunia. Beberapa industri yang
dikembangkan adalah bahan kimia, elektronika, perbankan, perdagangan, dan
pariwisata. Lalu berbagai sarana dan prasarana modern juga sudah menjadi
bagian kehidupan bagi penduduk negara ini.

Badan usaha milik negara memiliki peran penting bagi perekonomian


Singapura. Misalnya perusahaan Temasek Holdings, yang mana memegang
saham mayoritas dibeberapa perusahaan besar di negara tersebut. Misalnya di
Singapore Airlines, SingTel, ST Engineering, dan MediaCorp. Melalui industri
dan perdagangan, negara ini bisa menyediakan sumber pendapatan utama bagi
perekonomiannya. Lalu mereka bisa membeli sumber daya alam dan bahan
mentah yang kurang. Singapura bisa membeli barang mentah lalu diolah untuk
diekspor kembali.
Selain fakta di atas, berikut ini ada beberapa fakta lainnya mengenai sistem
perekonomian Singapura, diantaranya:
1. Singapura mengandalkan ekspor di bidang elektronik, kimia, dan jasa. Hal
ini menegaskan bahwa Singapura adalah penghubung regional utama
untuk manajemen kekayaan yang menyediakan sumber pendapatan
utama bagi ekonomi, sehingga negara ini bisa membeli bahan mentah
yang tidak mereka miliki.
2. Di Singapura, air juga tidak tersedia dalam jumlah yang banyak. Sehingga
air dianggap sebagai sumber daya khusus.
3. Tanah subur di Singapura sangat terbatas, sehingga mereka bergantung
pada taman agroteknologi untuk produksi dan konsumsi pertanian.
4. Perekonomian Singapura sangat mengandalkan Sumber Daya Manusia
lantaran Sumber Daya Alam yang terbatas.
5. Ekonomi Singapura berada di peringkat ke-5 menurut Scientific American
Biotechnology pada tahun 2013 -- selama 2 tahun berturut-turut.
6. Singapura bergantung pada konsep perdagangan intermediet sampai
reekspor, dengan cara membeli barang mentah kemudian diolah untuk
diekspor kembali.
7. Karena letaknya yang strategis, Singapura merupakan kota pelabuhan
yang menjadikan sektor ini sebagai andalan. Pelabuhan di Singapura juga
lebih kompetitif ketimbang pelabuhan di negara-negara sekitarnya.
8. Rasio perdagangan terhadap PDB di Singapura merupakan yang tertinggi
di dunia. Jumlah rata-ratanya sekitar 400% selama periode 2008 hingga
2011.
9. Singapura memiliki pelabuhan tersibuk nomor 2 di dunia berdasarkan
volume kargo. Selain itu, infrastruktur pelabuhan yang baik ditambah
pekerja berkeahlian, merupakan salah satu keunggulan Singapura. Hal
tersebbut merupakan kesuksesan pada sistem pendidikan di negara
tersebut.
10.Pemerintah Singapura mengkampanyekan program penabungan
penghasilan dan investasi melalui kebijakan seperti Central Provident
Fund. Dana tabungan digunakan untuk mendanai sektor kesehatan dan
kebutuhan lanjut usia. Sebagai tambahan, tingkat penduduk Singapura
yang menabung termasuk yang tertinggi di dunia sejak 1970-an.

Singapura merupakan salah satu simbol keberhasilan pembangunan negara


multi-kultural, yang mendasar diri pada kebanggaan identitas nasional, kemampuan
berpikir logis dan rasional, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Singapura hanya memiliki wilayah sekitar 685 km 2 ,sehingga dapat dikatakan tidak
memiliki kekayaan alam apapun. Meski demikian Singapura memiliki catatan
mengesankan di sektor perekonomian. Tercatat mencapai Gross Domestic Product
(GDP) Singapura pada 2015 sebesar US$ 471.9 miliar dengan pendapatan
perkapita sebesar US$ 85.3 ribu, meningkat dari tahun sebelumnya yang mencatat
angka US$ 462.6 miliar dan memiliki GDP perkapita sebesar US$ 84.6 ribu.
Dari sektor penerimaan negara, lebih dari 70% dihasilkan oleh sektor jasa
seperti perbankan, pasar keuangan, dan jasa finansial lainnya. Sementara sektor
industri terutama manufaktur (barang-barang elektronik seperti semikonduktor,
komputer, media penyimpanan data, serta barang elektronik rumah tangga),
menyumbang tak kuran dari 23% penerimaan negara. Kemajuan perekonomian
Singapura membawa dampak pada rendahnya tingkat pengangguran. Selama dua
tahun berturut-turut (2014-2015), angka pengangguran total di Singapura berada
dikisaran 2%.

Selain itu, Singapura juga menjadi rumah bagi lebih dari 3000 perusahaan
multinasional dari berbagai negara. Dalam hal kerjasama internasional, Singapura
terlibat aktif sebagai anggota ASEAN (Assosiation of South East Asian Nations),
forum kerjasama perdagangan TPP (Trans-Pasific Partnership), dan forum RCEP
(Regional Comprehensive Economi Partnership). Singapura juga dikenal dengan
performa ekonomi yang paling efisien di dunia. Perpaduan antara ilmu pengetahuan,
teknologi informasi, dan pengembangan inovasi membuat negara ini mampu
menerapkan konsep Knowledge-based economy (KBE) dengan tingkat keberhasilan
yang tergolong tinggi. Disamping itu, pasar keuangan Singapura juga memiliki
kinerja sistem yang paling canggih di dunia saat ini. Yang tak kalah menentang
adalah laporan Trasnparency International, dalam indeks persepsi korupsi 2015,
menempatkan Singapura pada tingkat ke-8 dari 168 di negara yang menjadi objek
penelitian, sekaligus yang terbaik se-Asia. Ini membuktikan rendahnya tindak
kejahatan korupsi di negara tersebut.

Sementara dari sisi daya saing ekonomi, Singapura menduduki peringkat ke-
2 tebaik dunia selama empat tahun berturut-turut dari periode 2012/2013, di bawah
Swiss (Switzerland), merujuk pada laporan World Economic Forum. Keunggulan
daya saing yang dimiliki Singapura meliputi efektivitas dan efisiensi institusi bisnis
dan pemerintah, efisiensi pasar barang dan jasa serta pasar tenaga kerja,
pemenuhan layanan pendidikan dasar dan kesehatan, serta tercapainya target
pendidikan di level perguruan tinggi.

Apabila ditelusuri kebelakang, maka rata-rata pertumbuhan GDP Singapura


dari tahun 1960an hingga 1990an mencapai 8%, bisa dikatakan bahwa selama lebih
dari 30 tahun Singapura berada pada tingkat stabilitas ekonomi yang tinggi. Angka
ini bahkan lebih jauh daripada capaian negara-negara yang tergabung dalam OECD
(Organisation for Economic Cooperation and Development), serta tiga kali lebih
tinggi dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Pada awal sejarahnya, Singapura merupakan basis pelabuhan (1825) yang


dikuasai oleh the British East India Company, dengan salah satu tokohnya yang
dikenal sebagai penemu cikal-bakal Sinagpura, Thomas Stamford Raffles. Tak lama
setelah itu, Singapura menjadi wilayah pelabuhan terkenal di dunia. Apalagi setelah
dibukanya Terusan Suez (Suez Canal) pada 1869, Singapura menjadi salah satu
pelabuhan utama bagi perdagangan antar negara.
Problem awal pembangunan setelah menjadi negara merdeka adalah
pengangguran. Saat itu pemerintah Singapura meyakini bahwa keberadaan
perusahaan manufaktur akan mampu menyerap banyak tenaga kerja, maka
dibukalah keran investasi asing untuk masuk ke negara tersebut, baik melalui
Foreign Direct Investment (FDI) maupun skema lain. Salah satu institusi yang
menjadi sorotan karena efektivitas kinerjanya kala itu adalah the Economic
Development Board (EBD). Institusi ini mempunyai tugas-tugas penting, terutama
dalam mempromosikan Singapura ke dunia internasional sebagai tempat investasi
yang menguntungkan. Selain itu, EBD juga memfasilitasi kesempatan usaha, baik
yang berbasis modal (capital-intensive), pengetahuan (knowlegde-intensive),
maupun inovasi (innovation-intensive).

Pemerintah Singapura melalui EBD menerapkan peraturan yang sederhana,


sehingga mempermudah investor asing yang ingin menanamkan modal tanpa
birokrasi yang berbelit-belit. Hasil yang diperoleh dari upaya tersebut sangat efektif,
salah satunya terlihat dari pertumbuhan ekonomi dekade tahun 1960an yang
mampu menembus 6%. Keuntungan lain yang didapatkan adalah knowledge-
spillover dan technological-spillover, atau melimpahnya transfer pengetahuan dan
teknologi yang diperoleh dari berbagai investasi yang masuk ke Singapura.

Pada perkembangan berikutnya di era 1970an, Singapura menggenjot


perekonomian dengan pemberian insentif perpajakan untuk menarik investor baru.
Disamping itu, pemerintah Singapura membuat kebijakan jaminan Sosial (sosial
security scheme), terutama untuk fasilitas kesehatan dan perumahan rakyat.
Hasilnya, angka pengguran turun secara signifikan dibawah 3.5%, dengan sektor
manufaktur bertumbuh hingga 25% pertahun. Di era ini pertumbuhan GDP bisa
mencapai 10%.

Pada periode 1980an dengan kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan


dan keterampilan, pemerintah Singapura menyediakan pelatihan dan peningkatan
pengetahuan serta kemampuan IT bagi sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kualitas dan kapasitas SDM. Hasilnya, Singapura memiliki daya saing
ekonomi yang semakin tinggi di era tersebut.

Pada masa 1990an dengan semakin meningkatnya kualitas SDM yang


dimiliki, pemerintah meluaskan pembangunan teknologi, membentuk kelompok-
kelompok industri berbasis teknologi, serta mengembangkan pendidikan di level
perguruan tinggi dengan mendirikan institusi pendidikan seperti the National
University of Singapore (NUS) dan the Nanyang Technological University (NTU),
sebagai pusat inovasi dan laboratorium penelitian bagi pengembangan teknologi dan
ilmu terapan lain. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi pada tahun 1990an stabil
diangka 8%, kecuali saat krisis ekonomi Asia pada 1997-1998, dimana ketika hampir
semua negara di Asia mengalami kemunduran ekonomi, Singapura masih tercatat
pertumbuhan ekonomi sebesar 1%.
Setelah berlalunya krisis ekonomi, Singapura mengembangkan
perekonomian dengan sektor jasa sebagai salah satu daya dorong, salah satunya
pariwisata dengan berbagai unsur pendukung seperti jasa perhotelan, restoran,
kasino, dan sebagainya. Saat krisis ekonomi tahun 2008-2009 Singapura masih
mencatatkan pertumbuhan positif diangka 0.6%. Sementara pada periode 2014-
2016, pertumbuhan ekonomi Singapura hanya berada dikisaran 3%, akibat
penurunan tajam pada ekspor barang-barang manufaktur.

Pada tahun 2018, dalam salah satu laporan keuangan Kementerian


Keuangan Singapura menyatakan bahwa saat itu Singapura mengalami setidaknya
tiga tantangan utama, yakni:
1. Pergeseran kekuatan perekonomian kawasan Asia.
2. Kemajuan teknologi yang mengubah metode kerja, gaya hidup, serta
aktivitas sehari-hari.
3. Masalah penuaan populasi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah Singapura menyiapkan


berbagai strategi yang tercermin dalam penentuan anggaran negara tahun 2018,
diantaranya:
1. Pengembangan ekonomi yang inovatif. Adapun langkah yang ditempu
antara lain dengan membuka keran investasi, mencuptakan ide-ide baru,
meningkatkan permodalan (domestik maupun internasional),
meningkatkan kapasitas tenaga kerja dan perusahaan, serta
meningkatkan kerjasama antar pelaku ekonomi.
2. Menciptakan kehidupan yang aman dan ramah lingkungan. Hal ini
dilakukan melalui peningkatan taraf hidup masyarakat perkotaan serta
efisiensi pemanfaatan sumber daya energi.
3. Peningkatan kehidupan sosial yang erat dan saling peduli. Antara lain
melalui implementasi program jaringan pengaman sosial.
4. Menciptakan ketahanan fiskal jangka panjang. Hal ini dilakukan melalui
pembangunan infrastruktur serta penerapan tarif pajak yang kompetitif.

Pada prinsipnya bisa dirangkum bahwa Singapura mendasar pembangunan


ekonomi pada dua pilar penting, yakni sektor manufaktur dan sektor jasa. Adapun
faktor utama yang diberdayakan dalam pembangunan tersebut adalah sumber daya
manusia. Pemanfaatan SDM secara optimal mampu menggerakkan perekonomian
sejak berdirinya negara Singapura. Intinya, meski praktis tidak didukung dengan
ketersediaan sumber daya alam, namun kekuatan sumber daya manusia dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu manjadi kunci utama dalam
keberhasilan pembangunan ekonomi Singapura.

Anda mungkin juga menyukai