Disusun Oleh :
Fanny Novita
Nim: 201901081
strata pendidikan keperawatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di
seluruh dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan
(Jasun, 2006). Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang perawat harus
mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengkajian
yang didasarkan pada kaedah-kaedah suatu profesi termasuk adanya bukti pertanggung
jawaban melalui sistem informasi yang tepat yang ditunjukkan oleh sistem pendokumentasian
asuhan keperawatan yang baik. Namun pada realitanya dilapangan pendokumentasian asuhan
keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum disertai dengan
sistem /perangkat teknolgi yang memadai, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar
terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Selain itu dalam pelaksanaan
(http://www.fik.ui.ac.id/).
Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, maka perlu
dibuat suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan dengan
pendokumentasian asuhan keperawatan, namun juga dapat menjadi pendukung pedoman bagi
Executive Information System (Eko,I. 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem
pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan
dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada keperawatan maka data ini juga dapat
digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan
keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara
khususnya dan riset kesehatan pada umumnya (Udin,and Martin, 1997). Oleh karena itu
system sistem informasi manajemen berbasis komputer ini sangat penting dan sangat
dibutuhkan oleh manajemen rumah sakit, dimana aktifitas perawatan dapat termonitor dalam
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari sistem informasi yang berbasis komputer ini
ialah system ini sangat praktis karena mampu menyimpan data yang sangat banyak penuh
dalam sebuah kotak kecil/hard disk yang berukuran hanya 15x10x 5 cm. Sistem informasi
berbasis komputer juga dirancang untuk mengikuti era globalisasi sehingga perawat di
area khusus yang mengintegrasikan ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi
untuk mengatur dan mengkomunikasikan data, informasi, dan pengetahuan dalam praktik
keperawatan (Potter & Perry, 2010). Penggunaan sistem informasi keperawatan sebagai
teknologi baru tentunya menuntut peran perawat aktif sebagai instrumen utama dari
Ragneskog dan Gerdnert (2006) menjelaskan bahwa penting bagi perawat untuk
percaya diri dalam menggunakan teknologi informasi. Beberapa perawat tidak memiliki
kurikulum keperawatan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Zeigler (2011) yang
menyatakan bahwa sebagian besar self efficacy perawat mendukung perawat menggunakan
Teori kognitif sosial (Social cognitive theory) oleh Bandura menyatakan bahwa self
efficacy adalah keyakinan dan kepercayaan diri individu untuk mampu mengkoordinasi dan
melakukan sesuatu yang dibutuhkan dalam suatu tindakan atau pekerjaan terhadap peristiwa
dan lingkungan mereka sendiri (Feist & Feist, 2008; Pajares & Urdan, 2006). Self efficacy
menentukan seberapa besar usaha yang akan dicurahkan dan seberapa lama individu akan
tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
Individu dengan self efficacy yang rendah, akan diliputi oleh perasaan keragu-raguan
terhadap kemampuannya. Jika individu tersebut dihadapkan pada kesulitan, maka akan
RSIA Bunda Jakarta baru adalah rumah sakit yang baru mengembangkan sistem
informasi keperawatan yaitu sejak Februari 2011. Sistem informasi keperawatan ini
dinamakan dengan SIMPRO. Hasil wawancara dilakukan kepada beberapa pengguna
SIMPRO menyatakan bahwa mereka sudah bisa dan percaya diri menggunakan SIMPRO,
namun adanya gangguan-gangguan teknis pada sistem menimbulkan rasa kecewa dan malas
untuk menggunakan SIMPRO. Hal hal yang dialami perawat tersebut tentunya dapat
berdampak pada keberhasilan penggunaan, kepuasan dan kinerja perawat, serta kualitas
kepercayaan diri dalam menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan
dalam menggunakan SIMPRO, dengan kata lain perawat penting untuk memiliki self efficacy
yang tinggi dalam menggunakan SIMPRO. Di Indonesia belum banyak informasi yang
fenomenologi dalam riset digunakan untuk mendapatkan pengalaman self efficacy perawat
dalam dalam penggunaan SIMPRO di RSIA Bunda Jakarta (Sartika, Hariyati, & Novieastari,
2014)
1.3 PEMBAHASAN
Pertama Lebih banyak waktu yang dihabiskan bersama pasien dan lebih sedikit
waktu di ruang perawat, Mengurangi kertas kerja / kehilangan kertas kemudian Alat
keperawatan) dapat mengurangi biaya dan Kualitas dapat diukur (Syam & Sukihananto,
2019).
Manfaat yang diperoleh bila rumah sakit menggunakan sistem informasi keperawatan,
yaitu manajemen lebih efisien, penggunaan sumber biaya lebih efektif, meningkatkan
sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009), lebih banyak waktu dengan
pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station, mengurangi penggunaan kertas dokumentasi
keperawatan secara automatis standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
sistem perawatan, memungkinkan pertukaran informasi yang lebih dapat diandalkan antara
praktisi dan klien dan peningkatan yang signifikan dalam cara perawatan yang akan
keperawatan yang telah dilaksanakan lebih cepat, dan menciptakan pelayanan yang berpusat
Memiliki standarisasi outcome berdasarkan lamanya hari rawat, maka akan teraih
effective cost dalam perawatan pasien (Lia Dwi Jayanti & Rr. Tutik Sri Hariyati, 2020)
(Timur, Arso, & Ardani, 2020) Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang
digunakan untuk mengelola informasi sedangkan sistem informasi adalah kombinasi dari
teknologi informasi dan penggunanya (Standing & Standing, 2009; Sutabri & Napitupulu,
terjadinya kesalahan dan penurunan biaya perawatan dapat dilakukan dengan memanfaatkan
Meningkatkan komunikasi antar perawat dan antara perawat dengan anggota tim
dengan sistem komputerisasi ini, mereka lebih banyak berhadapan dengan komputer
terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan, efisiensi dan keamanan data pasien.
keadaan stabil melalui upaya prevensi primer, sekunder dan tersier.(Febrianti et al., 2020)
Dampak lain yaitu dari rekan kerja dalam menggunakan SIMPRO, yaitu rekan kerja
Sebagian besar pengguna sistem TI ini mengeluh karena tidak memiliki cukup
terminal komputer dan waktu respons yang lambat. Akses ke komputer, printer, dan jaringan
yang dapat diandalkan merupakan persyaratan dasar bagi pengguna Axford dan Carter (1996)
memperingatkan bahwa waktu respons komputer yang lambat dapat memiliki dampak negatif
dalam kajian literatur ditemukan beberapa kendala, yakni sistem perangkat yang
dimana tidak semua perawat mampu mengoperasikan sistem yang ada, kemudian dengan
sistem sendiri yang tak kala menemui malah seperti proses yang lambat
sehinggamembutuhkan lebih banyak waktu, kerahasian data pasien yang dirasakan kurang
terjaga dengan adanya sistem ini, dan dengan adanya sistem ini perawat terkadang merasa
kehilangan kemampuan untuk berpikir kritis, sebab kemampuan menyimpulkan diagnosa dan
(Tarigan & Handiyani, 2019) butuh anggaran yang besar pada permulaan, akan sangat
bergantung pada teknologi, membutuhkan tempat penyimpanan data yang sangat besar, risiko
Format dokumentasi hanya digunakan untuk per masalah spesifik tidak untuk
keseluruhan penyakit sehingga tidak efisien dari segi alat (Lia Dwi Jayanti & Rr. Tutik Sri
Hariyati, 2020)
Selama menggunakan SIMPRO, ada beberapa kendala yang dihadapi perawat. Bentuk
kendala yang dihadapi oleh perawat terdiri atas kendala terkait perangkat SIMPRO yang
terdiri atas loading lama, loading error, dan tidak ada sinyal. dan kendala dari rekan kerja
kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya. Kondisi pelaksanaan suhan
dokumentasi yang memakan waktu, terlalu banyak memerlukan tulisan dan banyaj perawat
belum sepenuhnya faham menuliskannya. Sistem informasi yang berbasis computer sangat
praktis karena mampu menyimpan data yang sangat banyak dalam sebuah kotak kecil/hard
disk yang berukurab 15x10x5 cm. sistem informasi juga dirancang untuk mengikuti era
globalisasi sehingga perawat di Indonesia tidak tertinggal dengan perawat yang di luar negeri.
Sistem informasi manajemen berbasis computer sangat banyak keuntungannya tapi perlu
dipersiapkan dengan matang sehingga diperoleh sistem informasi yang efektif, handal, akurat
Jaringan sistem informasi kesehatan berbasis elektronik dan internet ini sangat
MDG’s tercapai dengan indikator menurunkan angka kematian ibu dan bayi.(Tonsuk, 2011)
Penggunaan teknologi PDA ini sebaiknya secara bertahap sudah mulai diterapkan di
Indonesia supaya pelayanan keperawatan yang diberikan semakin lebih baik dan bermutu.
Akan tetapi tentu harus diimbangi dengan kemampuan perawat itu sendiri dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga penggunaan teknologi PDA tersebut betul-betul
Di Indonesia belum banyak informasi yang diperoleh tentang self efficacy perawat
dalam menggunakan SIMPRO. Pendekatan fenomenologi dalam riset digunakan untuk
mendapatkan pengalaman self efficacy perawat dalam dalam penggunaan SIMPRO di RSIA
Bunda Jakarta.(Sartika et al., 2014)
1.4 KESIMPULAN
perawat dan juga pasien, namun manfaat tersebut belum sempurna karena adanya hambatan
dan kendala dalam pengaplikasian sistem tersebut yang menjadikan manfaat yang dirasakan
teknis yang lebih besar. Setiap sistem harus cukup fleksibel untuk disesuaikan agar sesuai
dengan budaya pemberi perawatan dan organisasi di area mana pun daripada memaksakan
Pelatihan lebih lanjut dibutuhkan untuk lebih mengefektifkan sistem ini, agar perawat
tidak merasa lebih banyak meluangkan waktu didepan komputer dibandingkan bersama
dengan pasien. Selain dari sumber daya pengguna, sistem ini juga sebaiknya diberikan
dukungan oleh manajemen tingkat atas, agar pemeliharaan sistem juga dapat dilakukan guna
Daftar pustaka
Febrianti, T., Ode, L., Rahman, A., Indonesia, U., Depok, B. K., Barat, J., … Melitus, D.
Hariyati, R. . (2009). Sistem Infomasi Keperawatan Berbasis Komputer Sebagai Salah Satu
https://doi.org/10.7454/jki.v6i1.118
Lia Dwi Jayanti & Rr. Tutik Sri Hariyati. (2020). 21(1), 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.solener.2019.02.027
Melianti. (2019). Penerapan Ilmu Pengetahuan Teknologi Dan Informasi Yang Mendukung
Oberty Elvi. (2016). Efektifitas dalam penerapan teknologi pda (. Efektifitas Dalam
https://doi.org/10.7454/jki.v17i2.443
Syam, ahmad dahlan, & Sukihananto. (2019). Manfaat dan hambatan dalam pelaksanaan
https://doi.org/10.30651/jkm.v4i2.2203
Timur, C. N., Arso, S. P., & Ardani, M. H. (2020). Inovasi Pengembangan Sistem Infomasi
https://doi.org/10.32584/jkmk.v3i1.545
KESEHATAN. https://doi.org/10.16194/j.cnki.31-1059/g4.2011.07.016