Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5 Nawa
Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program ini didukung oleh
program sektoral lainnya yaitu Program Indonesia Pintar, Program Indonesia Kerja, dan
Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
ini sesuai dengan sasaran pokok RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) meningkatnya status
kesehatan dan gizi ibu dan anak, (2) meningkatnya pengendalian penyakit, (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah
universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, (5)
terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta (6) meningkatnya
(1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan
jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi
dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan
sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya. Kesemuanya itu ditujukan
B. Rumusan Masalah
1. Konsep Keluarga
C. Tujuan Penulisan
TINJAUAN TEORI
I. Konsep Keluarga
pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi
program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga,
yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya.
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada
keluarga.
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan
anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga
terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap
terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak
digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program
Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:
1. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang
merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu
anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan
air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau
2. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku
saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan
yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga
yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang
mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi,
dan lain-lain.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum
berikut.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa,
Target Program PIS PK pada tahun 2019 adalah pelaksaan di seluruh puskesmas di Indonesia
a) Peran Puskesmas
2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
Keluarga.
5. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga
teknis/profesional Puskesmas.
6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
(Pengawasan-Pengendalian-Penilaian).
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya.
Kabupaten/Kota memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 terpenuhi di semua Puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan
pendekatan keluarga, Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran utama, yakni:
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan pengendalian.
berwenang untuk: (a) menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.
dengan Indeks Keluarga Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak
indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan
mengarah kepada Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluarga yang mencapai
status Keluarga Sehat, maka akan semakin dekat tercapainya Indonesia Sehat.
Sehubungan dengan hal tersebut, disadari bahwa keberhasilan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga juga sangat ditentukan oleh peran dan tanggung jawab sektor-
sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas sektor). Kementerian dan lembaga yang dapat ikut
PEMBAHASAN
Beberapa negara di dunia menerapkan konsep pelayanan kesehatan dasar atau dikenal
dengan istilah primary health care. Implementasi dari primary health care ini umumnya
kesehatan milik publik yang didirikan khusus untuk itu, baik pemerintah ataupun swasta.
yang lebih baik dibandingkan seorang dokter umum biasa. Ada pendidikan tambahan yang
harus dijalani oleh dokter umum untuk menjadi dokter keluarga. Kompetensi khusus ini
individu ataupun kumpulan individu seperti keluarga. Pendekatan dokter keluarga sebagai
primary health care merupakan suatu solusi dalam mewujudkan kualitas kesehatan
dan pelayanan kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang dikenal sebagai pusat
tersebut tidak perlu datang ke puskesmas jika tidak sakit. Disisi lain, petugas puskesmas
secara bersamaan.
dan masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas berupa tindakan kuratif (pengobatan)
III. Masyarakat menganggap bahwa menganggap bahwa kalau tidak ada yang datang
ke puskesmas, maka masyarakat sudah sehat. Sehingga ada anggapan bahwa
puskesmas identik dengan tempat berkumpulnya orang-orang sakit. Anggapan
seperti ini harus dapat diubah dengan program pendekatan keluarga. Program
Kesehatan Dengan Pendekatan Keluarga
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat.
Karena merupakan unit dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup signifikan
terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan
kesehatan seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti
keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan
yang sehat. Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga yang salah satunya
adalah fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function).
Fungsi ini adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
Keluarga", pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari program ini adalah pusat
keberhasilan program ini. Adapun area prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh
pemerintah melalui program ini adalah penurunan angka kematian ibu/angka kematian
bayi (AKI dan AKB), penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
(UKM) tingkat pertama secara berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan
kesehatan individu secara siklus hidup (life cycle). Ini artinya penanganan masalah
kesehatan dilakukan sejak fase dalam kandungan, proses kelahiran, tumbuh kembang
masa bayi-balita, usia sekolah dasar, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Fokusnya adalah
pada kesehatan individu-individu dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan Rencana
Salah satu bentuk dari pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh puskesmas adalah
melalui kegiatan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal. Dengan kunjungan rumah,
puskesmas dapat memperoleh data profil kesehatan keluarga (prokesga) yang berguna untuk
itu, kegiatan promotif dan preventif terhadap keluarga juga dapat terlaksana dengan
kunjungan rumah. Kombinasi dari profil kesehatan keluarga dan upaya promotif-preventif
tentu akan lebih efektif dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan di keluarga. Program
pendekatan keluarga yang dilaksanakan puskesmas juga secara langsung akan menguatkan
manajemen puskesmas secara internal, yang mencakup sumber daya manusia, pendanaan,
sarana prasarana, program kesehatan, sistem informasi dan jejaring dengan pihak terkait di
lingkup wilayah kerjanya seperti puskesmas pembantu (pustu), puskesmas keliling (pusling),
pemahaman dan komitmen yang kuat akan menghasilkan tercapainya target area
prioritas/sasaran dari program ini. Komitmen untuk bekerja di dalam dan di luar gedung
puskesmas tentu juga perlu didukung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota
satu bentuk dukungan dari Dinkes adalah melalui alokasi anggaran berupa dana
operasional puskesmas. Walaupun puskesmas sudah memiliki dana kapitasi dari BPJS
Kesehatan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program ini, dukungan alokasi
anggaran dari Dinkes tentu juga diharapkan tetap didapatkan. Terlebih kegiatan
jumlah keluarga di wilayah kerja puskesmas, kondisi geografis dan juga pendanaan.
kesehatan di wilayah kerjanya. Rekrutmen ini tentu merupakan hasil analisis kebutuhan
penyakit menular, pencegahan penyakit tidak menular, bahaya merokok, cara mencuci
Profil kesehatan keluarga (prokesga) yang dibawa pada saat kunjungan rumah
mengacu pada indikator keluarga sehat yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI.
Hal ini untuk menyeragamkan pendataan agar efektif dan tepat sasaran. Data prokesga
didapat dari kunjungan rumah merupakan data yang sangat berharga bagi puskesmas.
Analisis yang akurat terhadap prokesga akan berguna untuk mengidentifikasi dan
menetapkan intervensi kesehatan apa saja yang dibutuhkan terhadap suatu keluarga.
Setiap keluarga tentu akan menghasilkan intervensi kesehatan yang berbeda dengan
keluarga lain. Perbedaan ini akan dapat dibaca sebagai hasil yang akurat dengan adanya
keseragaman indikator. Sehingga hasil akhir yang diharapkan adalah tercapainya area
KESIMPULAN
Terobosan baru dalam pembangunan kesehatan berupa pendekatan keluarga ini memerlukan
dukungan dari berbagai pihak. Sampai kapan Indonesia harus terus menerus berkutat dengan
kematian bayi (AKI-AKB), gizi buruk, penyebaran penyakit menular dan tidak menular?
Maka pertanyaan tersebut mungkin mampu dijawab dengan keberhasilan "Program Indonesia
TINJAUAN TEORI
pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi
program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998), terdapat Lima fungsi keluarga,
yaitu:
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya.
Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada
keluarga.
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga
adalah:
Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan
anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah tangga
terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga tersebut dianggap
terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak
digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam rangka pelaksanaaan Program
Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama untuk penanda status
kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu:
3. Profil Kesehatan Keluarga (selanjutnya disebut Prokesga), berupa family folder, yang
merupakan sarana untuk merekam (menyimpan) data keluarga dan data individu
anggota keluarga. Data keluarga meliputi komponen rumah sehat (akses/ ketersediaan
air bersih dan akses/penggunaan jamban sehat). Data individu anggota keluarga
tuberkulosis, dan gangguan jiwa) serta perilakunya (merokok, ikut KB, memantau
4. Paket Informasi Keluarga (selanjutnya disebut Pinkesga), berupa flyer, leaflet, buku
saku, atau bentuk lainnya, yang diberikan kepada keluarga sesuai masalah kesehatan
yang dihadapinya. Misalnya: Flyer tentang Kehamilan dan Persalinan untuk keluarga
yang ibunya sedang hamil, Flyer tentang Pertumbuhan Balita untuk keluarga yang
mempunyai balita, Flyer tentang Hipertensi untuk mereka yang menderita hipertensi,
dan lain-lain.
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-forum
berikut.
6. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion
8. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa,
Target Program PIS PK pada tahun 2019 adalah pelaksaan di seluruh puskesmas di Indonesia
c) Peran Puskesmas
8. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
Keluarga.
11. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh tenaga
teknis/profesional Puskesmas.
12. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
(Pengawasan-Pengendalian-Penilaian).
Tahun 2014 terpenuhi untuk semua Puskesmas di wilayah kerjanya. Dalam rangka
memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan,
Peran Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan Puskesmas secara umum adalah
Tahun 2014 terpenuhi di semua Puskesmas. Dalam rangka pelaksanaan pendekatan keluarga,
Dinas Kesehatan Provinsi juga memiliki tiga peran utama, yakni: pengembangan sumber
untuk: (a) menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam rangka penyelenggaraan
pengembangan sumber daya, koordinasi dan bimbingan, serta pemantauan dan evaluasi.
Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga diukur dengan Indeks
Keluarga Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak indikator yang
dapat dipenuhi oleh suatu keluarga, maka status keluarga tersebut akan mengarah kepada
Keluarga Sehat. Sementara itu, semakin banyak keluarga yang mencapai status Keluarga
Sehubungan dengan hal tersebut, disadari bahwa keberhasilan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga juga sangat ditentukan oleh peran dan tanggung jawab sektor-
sektor lain di luar sektor kesehatan (lintas sektor). Kementerian dan lembaga yang dapat ikut
PEMBAHASAN
Beberapa negara di dunia menerapkan konsep pelayanan kesehatan dasar atau dikenal
dengan istilah primary health care. Implementasi dari primary health care ini umumnya
masyarakat.
milik publik yang didirikan khusus untuk itu, baik pemerintah ataupun swasta. Sedangkan
yang lebih baik dibandingkan seorang dokter umum biasa. Ada pendidikan tambahan yang
harus dijalani oleh dokter umum untuk menjadi dokter keluarga. Kompetensi khusus ini
dan pelayanan kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang dikenal sebagai pusat
tersebut tidak perlu datang ke puskesmas jika tidak sakit. Disisi lain, petugas puskesmas
secara bersamaan.
dan masyarakat yang dilakukan oleh puskesmas berupa tindakan kuratif (pengobatan)
Masyarakat menganggap bahwa menganggap bahwa kalau tidak ada yang datang ke
puskesmas, maka masyarakat sudah sehat. Sehingga ada anggapan bahwa puskesmas
identik dengan tempat berkumpulnya orang-orang sakit. Anggapan seperti ini harus dapat
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat. Karena
merupakan unit dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup signifikan dalam
terkecil masyarakat dinilai akan lebih efektif dalam mengatasi berbagai persoalan
kesehatan seperti gizi buruk, sanitasi buruk, penyebaran penyakit menular seperti
obesitas, darah tinggi, diabetes dan lain-lain. Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2014
keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Menurut Friedman
(1998), terdapat lima fungsi keluarga yang salah satunya adalah fungsi perawatan atau
pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function).
Fungsi ini adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing
Keluarga", pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari program ini adalah pusat
keberhasilan program ini. Adapun area prioritas/sasaran yang telah ditetapkan oleh
pemerintah melalui program ini adalah penurunan angka kematian ibu/angka kematian
bayi (AKI dan AKB), penurunan prevalensi balita pendek (stunting), penanggulangan
pendekatan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif.
(UKM) tingkat pertama secara berkesinambungan dengan didasarkan kepada data dan
kesehatan individu secara siklus hidup (life cycle). Ini artinya penanganan masalah
kesehatan dilakukan sejak fase dalam kandungan, proses kelahiran, tumbuh kembang
masa bayi-balita, usia sekolah dasar, remaja, dewasa sampai usia lanjut. Fokusnya adalah
pada kesehatan individu-individu dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan Rencana
Salah satu bentuk dari pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh puskesmas adalah
melalui kegiatan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal. Dengan kunjungan rumah,
puskesmas dapat memperoleh data profil kesehatan keluarga (prokesga) yang berguna untuk
itu, kegiatan promotif dan preventif terhadap keluarga juga dapat terlaksana dengan
kunjungan rumah.
Kombinasi dari profil kesehatan keluarga dan upaya promotif-preventif tentu akan lebih
keluarga yang dilaksanakan puskesmas juga secara langsung akan menguatkan manajemen
puskesmas secara internal, yang mencakup sumber daya manusia, pendanaan, sarana
prasarana, program kesehatan, sistem informasi dan jejaring dengan pihak terkait di lingkup
wilayah kerjanya seperti puskesmas pembantu (pustu), puskesmas keliling (pusling), pos
pemahaman dan komitmen yang kuat akan menghasilkan tercapainya target area
prioritas/sasaran dari program ini. Komitmen untuk bekerja di dalam dan di luar gedung
puskesmas tentu juga perlu didukung oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota
satu bentuk dukungan dari Dinkes adalah melalui alokasi anggaran berupa dana
operasional puskesmas. Walaupun puskesmas sudah memiliki dana kapitasi dari BPJS
Kesehatan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program ini, dukungan alokasi
anggaran dari Dinkes tentu juga diharapkan tetap didapatkan. Terlebih kegiatan
jumlah keluarga di wilayah kerja puskesmas, kondisi geografis dan juga pendanaan.
kesehatan di wilayah kerjanya. Rekrutmen ini tentu merupakan hasil analisis kebutuhan
penyakit menular, pencegahan penyakit tidak menular, bahaya merokok, cara mencuci
Profil kesehatan keluarga (prokesga) yang dibawa pada saat kunjungan rumah
mengacu pada indikator keluarga sehat yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI.
Hal ini untuk menyeragamkan pendataan agar efektif dan tepat sasaran. Data prokesga
didapat dari kunjungan rumah merupakan data yang sangat berharga bagi puskesmas.
Analisis yang akurat terhadap prokesga akan berguna untuk mengidentifikasi dan
menetapkan intervensi kesehatan apa saja yang dibutuhkan terhadap suatu keluarga.
Setiap keluarga tentu akan menghasilkan intervensi kesehatan yang berbeda dengan
keluarga lain. Perbedaan ini akan dapat dibaca sebagai hasil yang akurat dengan adanya
keseragaman indikator. Sehingga hasil akhir yang diharapkan adalah tercapainya area
1. http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Monitoring%20dan
%20Evaluasi%20PIS-PK.pdf
2. http://dinkes.dharmasrayakab.go.id/artikel/9/pprogram-indonesia-sehat-pendekatan-
keluarga-pis-pk-dalam-pembangunan-kesehatan-di-indonesia.html
3. https://www.scribd.com/document/365248303/SPM-PIS-PK-GERMAS-pdf