a. Mekanisme Sirkulasi Darah Janin Dalam sistem peredaran darah janin tidak
hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh
janin di antaranya sebagai berikut :
1) Plasenta Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2) Umbilikalis Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke
plasenta.
3) Hati Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus
arantii.
4) Jantung Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari
atrium dekstra ke atrium sinistra.
5) Paru-paru Terdapatnya duktus arteriosus bothalli. Mekanisme sirkulasi darah
janin/ Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut : Mula-
mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta
masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki
dinding perut yaitu :
a) Cabang yang kecil bersatu dengan vena aorta, darahnya beredar
dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena
cava inferior.
b) Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke
dalam vena cava inferior. Darah dari vena cava inferior masuk ke
atrium kanan dan sebagian besar darah dari atrium kanan akan
dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah
dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan
darah yang berasal dari vena cava superior.
c) Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum
mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis
sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli
dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium
sinistra melaui vena pulmonalis. Sementara itu darah yang terdapat
pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri dan diteruskan
ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi
bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua)
arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa
metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis
ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.
b. Mekanisme Sirkulasi Darah Pada Bayi Baru Lahir. Setelah janin dilahirkan,
bayi menghisap udara dan menangis kuat, hal ini menyebabkan paru-parunya
berkembang, tekanan dalam paru-paru mengecil dan darah akan terisap ke
dalam paru-paru, dengan demikian duktus arteosus botali tidak berfungsi dan
karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat maka foramen ovale akan
tertutup dan menjadi tidak berfungsi lagi. Ketika tali pusat dipotong dan diikat,
arteri umbilikalis dan duktus venosus arantii akan mengalami obiliterasi,
dengan demikian setelah bayi lahir maka kebutuhan oksigen dipenuhi oleh
udara yang dihisap ke paru-paru dan kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan
yang dicerna dengan sistem pencernaan sendiri. Perubahan sirkulasi pasca
lahir :
a) Tahanan vascular paru menurun dan tahanan sistemik meningkat
sehingga aliran darah ke paru meningkat. Ketika bayi menangis untuk
pertama kalinya akan mengakibatkan paru-paru berkembang, hal itu
akan mengakibatkan tahanan vaskular paru berkurang dengan cepat
tapi tidak segera diikuti penurunan tekanan arteri pulmonalis.
Penurunan tekanan arteri pulmonalis disebabkan perubahan pada
dinding arteiol paru.
b) Tahanan sistemik meningkat Tekanan darah sistemik tdk segera
meningkat tapi berangsur-angsur bahkan bisa terjadi penurunan
tekanan darah dulu dalam 24 jam pertama. Pengaruh hipoksi di sini
tidak bermakna.
c) Penutupan Duktus arteosus Penutupan anatomis dimulai segera
setelah lahir tapi penutupan sempurna . sebagian besar bayi baru
terjadi setelah beberapa bulan, .pada sebagian kecil sampai umur satu
tahun. Secara fungsional DA kiri dan kanan masih dilewati darah
sampai beberapa jam bahkan beberapa hari. Pada hipoksia, pirau
kanan ke kiri bertambah. DA persisten sering terjadi pada keadaan
yang menyebabkan hipoksia seperti sindrom gangguan pernafasan,
prematuritas dan bayi lahir di dataran tinggi.
d) Penutupan Foramen ovale Tidak menutup secara fungsinal pada jam-
jam pertama setelah lahir. Pirau kanan ke kiri masih dapat terjadi pada
50% bayi yang menangis sampai usia 8 hari paska lahir. Meski
foramen ovale masih paten sampai usia sampai usia 5 tahun (50%)
dan masih tetap terbuka pada umur lebih dari 25 tahun (25%) tetapi
FO tidak berfungsi lagi setelah satu minggu. Bila FO menutup
sebelum janin lahir akan menyebabkan kardiomegali in utero yang
bisa menyebabkan gagal jantung kanan.
e) Penutupan Duktus venosus Bila semua perubahan fisiologis
berlangsung normal maka sirkulasi ekstra uterin yang terjadi akan
berlangsung normal yaitu darah dari paru menuju ke atrium kiri lalu
ke ventrikel kiri selanjutnya menuju aorta ke seluruh tubuh kemudian
darah dari perifer melalui vena kava superior dan inferior menuju
atrium kanan, ventrikel kanan dan melalui arteri pulmonalis masuk
lagi ke dalam paru.
f) Pada sirkulasi fetal (paru belum berfungsi) aliran darah dari vena
umbilikalis menuju ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis
kemudian melalui duktus ke aorta. Bila pada sat lahir masih terbuka,
terjadi aliran darah yang terbalik dengan sirkulasi fetal, yaitu dari
ventrikel kiri ke aorta melalui duktus ke arteri pulmonalis (shunt dari
kiri ke kanan melalui duktus). Aliran dalam duktus terjadi pada saat
sistole dan diastol maka terdengar bising kontinyu. Adanya aliran
darah dari aorta ke duktus mempunyai sifat seperti insufisiensi katup
aorta yaitu menyebabkan ventrikel kiri harus bekerja lebih kuat dan
tekanan diastolik rendah dan terjadi nadi dengan amplitudo besar,
pada kapiler tampak denyutan (Waterhammer pulse).
4. Pathway Patent Ductus Arteriosus
Ibu terinfeksi rubella, alkoholism, usia saat hamil > Penyakit jantung bawaan dr ortu, kelainan
40 th, DM, mengkonsumsi obat2 penenang/ jamu kromosom (sindrom down)
Percampuran darah yg
Kelainan ductus arteriosus Merangsang pelepasan
teroksigenasi dg darah yg
hormon erythropoetin
blm teroksigenasi (Sindrome
Eisenmenger)
Aliran darah ke Darah dr Aorta melalui PDA
sirkulasi sistemik (bertekanan )
Eritrosit (polisitemia)
O2 dlm darah
Stimulasi s.s simpatis Shunting / pirau kanan ke
Shunting / pirau kiri ke ke sirkulasi
HR kiri (dr a.pulmonalis ke Distensi kapiler perifer
kanan (dr aorta ke sistemik
aorta)
a.pulmonalis)
Kompensasi O2
Kerja ventrikel kiri dg napas cepat Clubbing finger
Perfusi O2 ke sel
Murmur sistolik
Aliran darah arteri
pulmonalis (bertekanan)
Thromboplebitis
Tekanan paru > Aorta Sianosis sentral Takipnea
Hipertropi ventrikel
kiri
Aliran darah ke paru
(hipertensi pulmonal) Beban ventrikel kanan Perfusi
Perifer Sesak napas
Tidak Efektif Pola Nafas
(0009) Tidak Efektif
Aliran darah ke atrium kiri
Hipertropi ventrikel kanan (0005)
melalui katup mitral Sulit minum dan makan
Respirasi anaerob
Gang.
Seolah2 stenosis Kelelahan Pmbentukan energi Tumbuh BB dan TB
Kembang
(0106)
Murmur mid diastolik
Intoleransi Defisit Nutrisi
Aktivitas ( (0019)
A. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Pasien :
a. Nama : By. J
b. Anak yang ke : Kedua
a. Tanggal lahir/usia : Selat, 30-06- 2020/ 3 bulan 2 hari
c. Jenis kelamin : Laki - laki
d. Agama : Hindu
2. Orang Tua:
a. Ayah
1) Nama : Tn. C (ayah kandung)
2) Usia : 40 tahun
3) Pekerjaan : Pegawai swasta
4) Pendidikan : Diploma III
5) Agama : Hindu
6) Alamat : Selat, Klungkung
b. Ibu
1) Nama : Ny. D (Ibu kandung)
2) Usia : 39 tahun
3) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
4) Pendidikan : Sarjana
5) Agama : Hindu
6) Alamat : Selat, Klungkung
B. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Kawin
= Hubungan dengan keluarga
= Tinggal satu rumah
= Pasien yang diidentifikasi
= Perempuan meninggal
Deskripsi genogram :
An. J usia 3 bulan 2 hari merupakan anak ketiga dari
pasangan Tn. C yang usianya 40 tahun anak ketiga dari empat
bersaudara dan Ny. D berusia 39 tahun anak kedua dari tiga
bersaudara. By. J tinggal bersama kedua orang tuanya dan
saudaranya. Keluarga By. J tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan mereka tinggal bersama di Jl. Raya Besakih, No 9x
Klungkung
C. Alasan Dirawat
1. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya sesak nafas batuk – batuk dan rewel
sejak tiga hari yang lalu
2. Riwayat Penyakit
Ibu pasien mengatakan anaknya kurang lebih tiga hari sebelum
masuk rumah sakit pasien batuk – batuk, sesak nafas, nafsu makan
yaitu minum ASI dan susu formula berkurang dan mempunyai
riwayat penyakit jantung bawaan sejak lahir, pasien sebelumnya
dibawa ke puskesmas oleh keluarganya dan sempat dirawat inap
selama satu hari, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit karena
Puskesmas tidak lengkap untuk pengobatan jantung.
D. Riwayat Anak (0-6 Tahun)
1. Perawatan dalam masa kandungan
a. Dilakukan pemeriksaan kehamilan/tidak : Ya
b. Berapa kali : Satu kali
c. Kapan : Setiap bulan
d. Tempat di : Bidan
e. Kesan pemeriksaan tentang kehamilan : Normal
f. Obat-obat yang telah diminum : Vitamin (As. Folat, Kalsium)
g. Imunisasi : Lengkap
h. Pemeriksaan lain : Tidak ada
i. Penyakit yang diderita ibu : Tidak ada
j. Penyakit dalam keluarga : Tidak ada
2. Perawatan pada waktu kelahiran
Umur kehamilan 37 minggu dilahirkan di klinik bidan
a. Ditolong oleh: Bidan
b. Berlangsungnya kelahiran (biasa/susah/dengan tindakan): caesar
c. Lamanya proses persalinan: 3 jam
d. Keadaan bayi setelah lahir:
BB lahir : 2,4 kg
PBL : 44 cm
LK/LD : 35,1 cm/32 cm
E. Kebutuhan Bio-Psiko, Sosial, Spiritual dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Bernapas
Pasien mengalami sesak nafas dengan suara napas ronkhi
2. Makan dan Minum
Keadaan sebelum sakit:
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya minum ASI setiap
dua jam sekali dan bila mengatuk serta diselingi minum susu
formal jika ditinggal pergi.
Keadaan saat sakit:
Ibu pasien mengatakan pasien nafsu makan menurun, minum ASI
setiap dua jam sekali hanya sebentar dan tidak mau diberikan susu
formula
3. Eleminasi BAB/BAK
Ibu pasien mengatakan, pasien BAB satu kali sehari.
4. Aktivitas
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anaknya tidak rewel dan
lebih banyak tidur ketika habis minum ASI. Setelah sakit ibu
pasien mengatakan anaknya rewel dan sudah ditidurkan.
5. Rekreasi
Ibu pasien mengatakan, tidak pernah mengajak anaknya keluar
rumah karena masih kecil.
6. Istirahat tidur
Ibu pasien mengatakan pasien akan tertidur sehabis minum ASI
pada siang maupun malam hari, pasien tidur malam pukul 08.00
WITA dan terbangun sebentar untuk minum ASI kemudian tertidur
lagi dan bangun pagi pukul 07.00 WITA. Tetapi semenjak sakit ibu
pasien mengatakan pasien sering terbangun dimalam hari dan
susah untuk tidur kembali.
7. Kebersihan diri
Ibu pasien mengatakan pasien mandi dua kali sehari pagi dan sore
hari.
8. Pengaturan Suhu tubuh
Suhu tubuh pasien normal S : 37,4 0C
9. Rasa nyaman
Ibu pasien mengatakan pasien rewel karena sesak nafas
10. Rasa aman
Pasien menangis ketika dilakukan pemeriksaan oleh tenaga
kesehatan.
11. Belajar
Ibu pasien mengatakan, belum bisa belajar secara efektif karena
masih bayi.
12. Prestasi
Ibu pasien mengatakan pasien terkadang menoleh ketika diberikan
rangsangan
13. Hubungan Interaksi sosial
Hubungan sosial pasien dengan orang tuanya sangat baik, dan
pasien paling sering dengan ibunya.
14. Melaksanakan Ibadah
Pasien belum mampu melakukan ibadah karena masih bayi.
A. Pengawasan Kesehatan
Bila sehat diawasi di tidak/ya : Ya di puskemas/dokter
Bila sakit minta pertolongan kepada : Puskesmas
Kunjungan ke posyandu : Ibu megatakan anaknya rajin ia ajak ke
posyandu
Pengawasan anak dirumah : Ibu mengatakan anaknya selalu diawasi
C. Kesehatan Lingkungan
Ibu mengatakan lingkungan disekitar rumahnya sehat dan nampak bersih
serta jauh dari polusi karena rumah pasien jauh dari jalan raya.
D. Perkembangan Anak (0-6 Tahun)
(Motorik kasar, motorik halus, bahasa, personal sosial)
Pada saat ini An. D berusia 3 bulan 2 hari sehingga KPSP yang digunakan
yaitu KPSP pada anak usia 3 bulan.
Kesimpulan hasil KPSP By. J yaitu terdapat 5 jawaban ”Ya” sehingga
perkembangan anak sesuai dengan tahap kemungkinan ada
penyimpangan (P) maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit dengan
menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasa,
gerak halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan kemandirian)
E. Pemeriksaan Fisik
1. Kesan umum
Kebersihan : Anak tampak bersih
Pergerakan : Lemah
Penampilan/postur/bentuk tubuh : Tegak
Status gizi: Baik
2. Warna kulit : Sawo matang
3. Suara waktu menangis : Keras dan pendek
4. Tonus otot : 5/5/4/4
5. Turgor kulit : Menurun
6. Udema : Ada pada tungkai
7. Kepala : Bentuk mesochepal, penyebaran rambut
tidak merata, wajar afek datar
8. Mata : bentuk mata normal, pergerakan mata
normal, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak iketrik.
9. Hidung : Bentuk normal, secret tidak ada, gerakan
cuping hidung ada, kelainan tidak ada.
10. Telinga : Bentuk normal, keadaan bersih,
pendengaran normal, serumen tidak ada, kelainan tidak ada.
11. Mulut : Mulut bersih, mukosa bibir pucat
12. Leher : Bentuk normal, pembesaran kelenjar
tyroid tidak ada.
13. Paru - Paru :
Inspeksi : Pengembangan dada kanan dan kiri simetris, terdapat
retraksi, betuk pigeon chest, otot bantu napas saat inspirasi
Perkusi : Sonor
Palpasi : Fremitus vocal raba kanan dan kiri sulit dievaluasi
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan ronkhi
14. Jantung :
Inspeksi : Icterus Cordis tidak Nampak, hipertropi ventrikel kiri,
sianosis
Palpasi : Icterus Cordis tidak teraba, thrill di apex
Perkusi : Batas jantung sulit dievaluasi
Auskultasi : Bunyi jantung I – II intensitas normal, regular, terdapat
bising sistolik di grade III/VI para mediana II linea para steralis
sinistra
15. Persyarafan : Otot muka tegang dan menagis
16. Abdomen : Bentuk simetris
17. Ekstremitas :
Atas : terpasang infus pada ekstremitas kanan, ADL terbatas, tidak
edema, tidak ada laserasi.
Bawah : ada edema, tidak ada varises
18. Genetalia : Kebersihan cukup, bentuk normal, kelainan
tidak ada.
19. Anus : Bentuk normal, kebersihan cukup,
haemoroid tidak ada.
20. Antropometri (ukuran pertumbuhan)
1. BB = 5,5 kg
2. TB = 57 cm
3. Lingkar kepala = 43cm
4. Lingkar dada = 50cm
5. Lingkar lengan = 13 cm
3. Therapy :
1. Nasal Kanul + O2 2 L/menit
2. Pemasangan NGT
3. Injeksi Ampicilin (IV)
4. Injeksi chloramfenikol (IV)
5. Furosemide
6. Asam folat
7. Vitamin A kapsul merah
8. Digoxin
9. Aldactone
10. Nebulizer NaCl 0.9% 5 cc + atrovent 1 tetes/8 jam
G. Hasil Observasi
1. Interaksi anak dengan orang tua : Sangat baik
2. Bentuk/arah komunikasi : Terjadi 1 arah
3. Ambivalensi/kontradiksi perilaku : Tidak terdapat kontraindikasi pada
perilaku anak
4. Rasa aman anak : Anak terlihat aman digendong
ibunya
I. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA FOKUS INTERPRETASI/PENYEBA MASALAH
B
Penyakit jantung bawaan dari
orang tua, kelainan kromosom
2 Oktober 2020 Ds : - Ibu pasien mengatakan Pola Napas
(sindrom down)
anaknya sesak nafas batuk – batuk Tidak Efektif
Jam 15:00
dan rewel sejak tiga hari yang lalu.
Faktor genetik
- Dispnea
Takipnea
Pola Napas
Tidak Efktif
Takipnea
Sesak napas
BB dan TB menurun
Gangguan
Tumbuh
Kembang
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Membantu
dalam
membuat
rencana diet
untuk
memenuhi
kebutuhan
individual.
Manajemen
energy
2 1/10/20 Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen
aktivitas intervensi keperawatan energi Observasi
berhubungan selama 3 x 24 jam maka
dengan Observasi 1. Mengetahui
kelemahan toleransi aktivitas
fungsi tubuh
dibuktikan meningkat dengan 1. Identifikasi
yang
dengan kriteria hasil : gangguan
pasien mengakibatk
fungsi tubuh
mengeluh 1. Frekuensi nadi an kelelahan
yang
lelah, pasien meningkat 2. Efek
merasa mengakibatka
lemah, pasien leukemia,
2. Keluhan lelah menurun n kelelahan
hanya anemia, dan
berbaring 2. Monitor kemoterapi
ditempat lokasi dan mungkin
tidur
ketidaknyama komulatif
nan selama ( khususnya
melakukan pada fase
aktivitas pengobatan
3. Berikan 1. Mening
aktivitas katkan
distraksi yang istirahat dan
menenangkan meningkatka
n
Edukasi
kemampuan
1. Anjurkan koping
tirah baring 2. Untuk
2. Anjurkan mempertaha
aktivitas memelihara
secara kekuatan
bertahap otot.
3. Untuk
Kolaborasi
mengalihan
1. Kolaborasi atau
dengan ahli
menjauhi
gizi tentang
cara perahatian
meningkatkan terhadap
asupan sesuatu yang
makanan
sedang
dihadapi,
misalnya
rasa sakit
(nyeri).
Edukasi :
1. Untuk
meminimalk
an fungsi
semua
system
organ tubuh
2. Untuk
meningkatka
n daya tahan
tubuh
Kolaborasi
1. Untuk
mengidentifika
si asupan serta
gizi yang
seimbang.
1.
2.
IV. IMPLEMENTASI
2 15.30
DS : Ibu pasien
Mengidentifikasi gangguan mengatakan tidak ada
fungsi tubuh yang gangguan seperti itu
mengakibatkan kelelahan
DO : Pasien tampak tidur
15.40
DS : Ibu pasien
Memonitor lokasi dan mengatakan setiap
ketidaknyamanan selama melakukan gerakan
melakukan aktivitas pasien mengeluh lelah
DO : Pasien tampak tidur
2 15.50
DS : Ibu pasien
mengatakan sejak masuk
Menganjurkan tirah baring
rumah sakit anaknya lebih
banyak tidur
DO : Pasien tampak tidur
1 16.10
DS : -
1 16.30
DS : Ibu Klien
Menyajikan makanan secara mengatakan masih tidak
menarik dan suhu sesuai ingin makan
DO : Klien tampak lemas
2 17.00
DS : Ibu pasien
mengatakan anaknya
Menyediakan lingkungan
tetap saja lemas dan tidak
nyaman dan rendah stimulus
mau berbicara
DO : Pasien tampak
berbaring lemah
1 18.00
Berkolaborasi dengan gizi DS : Klien mengatakan
untuk menentukan jumlah masih tidak ingin makan
kalori yang dibutuhkan klien
DO :Ibu Klien
memberikan makanan
kesukaan pisang dan
Mendelegasikan kepada
ayam goreng dengan diet
perawat jaga malam
TKTP
2 19.30
DS : Ibu pasien
Melakukan latihan rentang mengatakan pasien tidak
gerak pasif dan/atau aktif mau melakukan latihan
tersebut karena mengeluh
lelah
DO : Pasien tampak
menolak dengan melepas
tangan perawat
2 1 08.00
DS : Ibu Klien
2 mengatakan klien sudah
/10/ Menyajikan makanan secara bisa makan sedikit demi
2020 menarik dan suhu sesuai sedikit
DO : Klien makan 2
sendok makan dan buah
pisang habis
1 12.00
DS : Ibu Klien
mengatakan ingin makan
Menyajikan makanan secara
tetapi hanya sedikit
menarik dan suhu sesuai
karena mual
DO : Klien mampu
menghabiskan makanan 4
sendok makan, air
setengah gelas
1 17.00
DS : Ibu Klien
Menyajikan makanan secara mengatakan makan hanya
menarik dan suhu sesuai sedikit
DO : Klien mengalami
muntah setelah makan
1 18.00
DS : Ibu Klien
mengatakan makan hanya
Memonitor asupan makanan sedikit
DO : Klien mengalami
muntah setelah makan
2 20.00
DS : Ibu pasien
mengatakan pasien
Memberikan aktivitas
menolak aktivitas tersebut
distraksi yang menenangkan
DO : Pasien tampak
lemas
2 21.00
DS : Ibu pasien
Menganjurkan melakukan mengatakan masih
aktivitas secara bertahap mencoba untuk
membantu anaknya
melakukan aktivitas
DO : Anak tampak tidur
3 2 06.00
DS : Ibu pasien
3
Memonitor lokasi dan mengatakan setiap
/10/ ketidaknyamanan selama melakukan gerakan
2020 melakukan aktivitas pasien mengeluh lelah
DO : Pasien tampak
lemas dengan wajah yang
lesu, nadi pasien 85
x/menit
1 07.00
Mengkolaborasikan dengan DS : -
ahli gizi tentang cara
DO : Pasien tampak
meningkatkan asupan
lemah
makanan
Mendelegasikan kepada
perawat jaga pagi
1 08.00
Menyajikan makanan secara DS : Ibu Klien
mengatakan klien sudah
menarik dan suhu sesuai
bisa makan sedikit demi
sedikit
DO : Klien makan 2
sendok makan dan buah
pisang habis
1 09.30
DS : Ibu klien
Memonitor asupan makanan mengatakan nasi habis 2
sendok makan, minum
setengah gelas dan pisang
habis
DO : Klien tampak lemas
dan berbaring di tempat
tidur, klien tidak muntah
2 10.00 setelah makan
DS : Ibu pasien
Melakukan latihan rentang
mengatakan pasien belum
gerak pasif dan/atau aktif mau diajak latihan
DO : Pasien tampak
berbaring lemah
1 12.00
DS : Ibu Klien
mengatakan ingin makan
Menyajikan makanan secara tetapi hanya sedikit
menarik dan suhu sesuai karena mual
DO : Klien mampu
menghabiskan makanan 4
sendok makan, air
setengah gelas
13.00
Memberikan aktivitas DS : -
distraksi yang menenangkan
DO : Pasien tampak
menatap perawat
Mendelegasikan dengan
perawat jaga siang
15.00
DS : Ibu pasien
Menganjurkan melakukan mengatakan sudah
melatih anaknya untuk
aktivitas secara bertahap
melakukan aktivitas
sendiri tanpa mengeluh
lelah
DO : Posisi
pasiensemifowler
18.00
Mendelegasikan dengan
perawat jaga malam
DS : Ibu pasien
Memberikan aktivitas mengatakan pasien mau
distraksi yang menenangkan memperhatikan aktivitas
yang diberikan oleh
perawat
DO : Pasien tampak
menatap perawat
21.30
DS : Ibu pasien
mengatakan pasien sudah
melakukan aktivitas
Menganjurkan melakukan
sendiri seperti bermain
aktivitas secara bertahap
tetapi mengeluh sedikit
lelah
DO : Pasien tampak tidur
4 4 1 07.00
/10/
2020
DS : Ibu pasien
Mengkolaborasikan dengan mengatakan nafsu makan
ahli gizi tentang cara pasien sudah meningkat
meningkatkan asupan
makanan DO : Pasien tampak
menghabiskan setengah
piring
DS : Ibu pasien
Memonitor lokasi dan mengatakan saat pasien
ketidaknyamanan selama bergerak sakitnya mulai
melakukan aktivitas berkurang dan tidak
mengeluh lelah
DO : Pasien tampak
sedikit tersenyum kepada
1 10.00 perawat, nadi pasien
90x/menit
DS : Ibu klien
mengatakan sudah ada
Memonitor asupan makanan peningkatan nafsu makan
sedikit karena masih
merasa mual
DO :Pasien mengabiskan
2 12.00 1/4 porsi makan
DS : Ibu pasien
mengatakan pasien sudah
mampu melakukan
Melakukan latihan rentang aktivitas tanpa mengeluh
gerak pasif dan/atau aktif lelah
DO : Pasien tampak
mengikuti instruksi
perawat
2 13.00
DS : Ibu pasien
mengatakan saat pasien
Memberikan aktivitas bergerak sakitnya mulai
berkurang dan tidak
distraksi yang menenangkan mengeluh lelah
DO : Pasien tampak
bersemangat tidak terlihat
kelelahan, nadi pasien 95
x/menit
2 13.30
DS : Ibu pasien
mengatakan anaknya
Memonitor lokasi dan
sudah mampu melakukan
ketidaknyamanan selama
aktivitas bermain tetapi
melakukan aktivitas
perlu dijaga
DO : Pasien tampak
bersemangat
2 14.30
DS : Ibu pasien
mengatakan pada saat
Melakukan latihan rentang anak bergerak atau
gerak pasif dan/atau aktif dan melakukan aktivitasanak
Memberikan aktivitas tidak mengeluh lelah
distraksi yang menenangkan
DO : Wajah pasien
tampak tidak lesu, nadi
pasien 100 x/menit
1 14.45
DS : Ibu klien
mengatakan An. Dmasih
terlihat lemas, belum ada
Memonitor asupan makanan peningkatan berat badan,
pasien masih dikeluhkan
Memonitor berat badan
lemas dan mual
Berkolaborasi dengan gizi
DO : Klien tampak
untuk menentukan jumlah
terbaring lemah, masih
kalori yang dibutuhkan klien
terdapat sariawan, BB :
15 kg, klien diberikan diet
TKTP dengan
penambahan makanan
kesukaan.
V. EVALUASI
Tgl/Jam No Evaluasi Hasil TTD
Dx
4 Oktober 2020 1 S : Ibu klien mengatakan An. D belum ada peningkatan nafsu
15.00 WITA makan dan masih merasa mual.
O : Pasien tampak lemas dan berbaring di tempat tidur. Klien
tampak masih sariawan dan BB = 15 kg
A : Tujuan pemenuhan nutrisi tercapai
Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
Berikan KIE kepada ibu klien untuk selalu menjaga klien dan
mengontrol nutrisi pada klien