SIKLUS KEHIDUPAN
OLEH: KELOMPOK 3
KELAS: B13 B
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Aplikasi
Komplementer Dalam Semua Siklus Kehidupan” tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun berdasarkan ruang lingkupnya sehingga dapat menjadi pedoman
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Namun terlepas dari itu, penulis sadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi
dipenulisan berikutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDUHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi masing-masing saling mempengaruhi keadaan sehat seseorang.
Selain badan, pikiran, dan jiwa seorang manusia, kesehatannya juga
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti : keluarga, lingkungan fisik, budaya,
pekerjaan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan juga gaya hidup. Sehat yang
diharapkan bukan hanya sekedar sehat tetapi juga bugar sehingga selain sehat,
individu juga sejahtera karena dapat menjalankan semua fungsinya dalam
kehidupan. Dalam individu manusia yang dimaksud kesehatan adalah
mencakup kesehatan biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spriritual. Inilah
yang dimaksud bahwa manusia adalah sebuah paket yang holistik/menyeluruh
dimana masing-masing aspeknya tidak dapat dipisahkan.. Konsep keholistikan
manusia inilah yang menjadi dasar dan tujuan dari pengobatan alternatif
komplementer (Kemenkes RI, 2018).
Pengobatan komplementer adalah pengobatan non konvensional yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik akan tetapi belum diterima dalam
kedokteran konvensional (Nur Yusrin Husnatil, Anita Kustanti, & Heny
Suseani Pangastuti, 2017).
Selain itu, pengobatan komplementer dapat diaplikasikan kepada semua
orang. Pengobatan ini merupakan cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.
Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer bersifat umum
dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan konsentrasi, sentuhan
ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk membantu individu merasa lebih baik
dan beradaptasi dengan kondisi akut (Zulfa Rufaida, Sri Wardini Puji Lestari,
& Dyah Permata Sari, 2018).
1
Disamping hal tersebut, kebutuhan masyarakat yang meningkat dan
berkembangnya penelitian terhadap terapi komplementer menjadi peluang
perawat untuk berpartisipasi sesuai kebutuhan masyarakat. Perawat dapat
berperan sebagai konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai
ataupun membantu memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu
dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian (evidence-based practice) agar
dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan yang lebih baik (Widyatuti,
2008).
Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan membahas lebih lanjut
mengenai aplikasi keperawatan komplementer dalam semua siklus kehidupan
(pada PUS, ibu hamil, anak sekolah, kelompok remaja, orang dewasa, dan
lansia).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana aplikasi komplementer dalam siklus kehidupan Pasangan Usia
Subur (PUS)?
2. Bagaimana aplikasi komplementer pada ibu hamil?
3. Bagaimana aplikasi komplementer pada anak sekolah?
4. Bagaimana aplikasi komplementer pada kelompok remaja?
5. Bagaimana aplikasi komplementer pada orang dewasa?
6. Bagaimana aplikasi komplementer pada lansia?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai aplikasi komplementer dalam semua
siklus kehidupan.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi komplementer pada Pasangan
Usia Subur (PUS).
2
b. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi komplementer pada ibu hamil.
c. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi komplementer pada anak
sekolah.
d. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi komplementer pada kelompok
remaja.
e. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi komplementer pada orang
dewasa.
f. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi komplementer pada lansia.
D. Manfaat
Selain tujuan, adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut.
1. Hasil makalah ini secara teoretis diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
keperawatan khususnya aplikasi komplementer dalam semua siklus
kehidupan dan penerapannya.
2. Makalah ini secara praktis diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan komplementer, dimana perawat dapat berperan sebagai
konsultan untuk pasien dalam memilih alternatif yang sesuai ataupun
membantu memberikan terapi langsung.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Berikut penjelasan mengenai titik akupuntur untuk pasien
dengan infertilisasi :
1) CV 4 Guanyuan
Letak : tiga cun (4 jari tanpa jempol) di bawah pusar
Istimewa : titik Mu usus kecil (titik depan usus kecil)
Khasiat : impotensi, mengompol, badan lemah, sakit perut
bawah, sakit pada saat menstruasi,
keputihan, hernia, perempuan yang
mengalami frigit.
2) CV 3 Zhongji
Letak : 4 cun (5 jari termasuk jempol) di bawah pusar.
Istimewa : titik kandung kemih
(titik depan kandung kemih).
Sifat : menyembuhkan
penyakit kelamin.
Khasiat : haid tidak teratur, sakit
perut bagian bawah, keputihan.
3) SP 6 Sanyinjiao
5
Letak : 3 cun di atas mata kaki sebelah dalam, rapat
dengan tulang kering atau sisi dalam tulang kering (3cun diatas
titik SP 5).
Sifat : menggiatkan aktivitas limpa, melancarkan
sumbatan- sumbatan, mengatur hormone wanita.
Khasiat : nyeri haid, haid tidak teratur, kesulitan melahirkan,
keputihan, perdarahan, pembengkakan, rahim, gangguan BAK.
Catatan : titik ini penting karena
merupakan pertemuan tiga Meridian Yin
Kaki yaitu Meridian Hati, Meridian Ginjal
dan Meridian Limpa sehingga jika ditekan
atau ditusuk berarti ada tiga organ yang
akan dipengaruhi (bermanfaat untuk tiga
organ sekaligus) yaitu hati, limpa dan
ginjal.
6
b. Akupunktur dapat mempengaruhi aliran darah ke uterus dengan
menghambat aktivitas saraf simpatis uterus (Eric M..et al, 2008).
Sae Uchida dan Harumi Hotta meneliti mekanisme perbaikan
arus darah pada uterus setelah terapi akupunktur. Mereka
membuktikan bahwa sensoris kutaneus dapat meregulasi arus darah
ke uterus melalui mekanisme refleks spinal tingkat segmental.
Refleks ini akan merangsang vasodilator kolinergik parasimpatis di
daerah pelvis. Rangsang perineal yang dilakukan melalui
penjaruman diperkirakan menyebabkan terjadinya eksitasi somatik
grup II, III dan IV saraf aferen yang sesuai dengan lokasi uterus
(Uchida, et.al, 2008).) Akupunktur dapat meningkatkan aliran darah
ovarium terkait dengan efek simpato-inhibitorik. Setelah akupunktur,
aktivitas saraf simpatis, yang diukur dari kadar norepinefrin,
temperatur kulit, tekanan darah, dan ambang toleransi nyeri,
menurun.
Pada studi eksperimental dengan tikus, elektroakupunktur
(EA) frekuensi rendah meningkatkan aliran darah ovarium. Respon
ini dimediasi melalui saraf simpatis ovarium sebagai respon refleks
dan dikontrol oleh jalur supraspinal. EA memodulasi aktivitas saraf
simpatik pada ovarium dengan menurunkan konsentrasi endotelin
ovarium, corticotrophin-releasing factor dan nerve growth factor.
Akupunktur dan EA frekuensi rendah dapat memperbaiki ovulasi
melalui modulasi sistem regulasi endogen termasuk sistem saraf
pusat dan perifer, system neuroendokrin dan endokrin, aliran darah
ovarium, dan metabolisme (Huang, et.al,2011).
c. Akupunktur dapat merangsang produksi opioid endogen yang
mungkin dapat menghambat keluaran sistem saraf pusat dan respon
terhadap stres biologis (Eric M..et al, 2008).
Pemilihan titik akupunktur telinga dilakukan berdasarkan
prinsip pemilihan titik refleksional (sesuai kelainan organ) dan titik
7
fungsional. Titik MA-TF Uterus dipilih sesuai dengan gangguan
organ reproduksi pada infertilitas primer. Titik MA-IC 3
Endokrin merupakan titik fungsional yang memiliki efek
homeostasis terhadap kadar hormon, termasuk hormon reproduksi.
Titik MA-TF 1 Shenmen adalah titik fungsional yang bermanfaat
untuk mengatasi stres dan ketegangan (Landgren, 2008). Titik
MA-AT 1 Subkorteks merupakan titik yang membantu
meregulasi korteks serebri, mengurangi gangguan tidur, secara
evidence based dapat berperan pada proses implantasi embrio
(Loonasulanta,2009).
Menurut Alamsyah (2010) menambahkan terdapat acupoint
yang diindikasikan untuk pasien yang mengalami kemandulan,
diantaranya yaitu :
a. BL 32 Ciliao
Letak : 1 jari di sisi kelangkang ke-1
Khasiat : impoten, pria mandung, menstruasi yang tidak
teratur, nyeri haid, susah kencing.
b. BL 33 Zhongliao
Letak : 0,8 cun sisi kelangkang ke-3
Khasiat : impoten, lumbag (sakit pinggang), pria mandul.
8
c. BL 62 Shenmai
Letak : lekukan bawah mata kaki luar
Khasiat : pria mandul, sakit pinggang, rematik
d. Kl 4 Dazhong
Letak : 1 cun di belakang urat, dibawah taixi (Kl 3)
Khasiat : impotensi, menstruasi tidak teratur, sakit pinggang,
hiperseks, sakit kencing.
e. DU/GV 6 Jizhong
Letak : dibawah tulang pinggang ke-11
Khasiat : kemandulan, perut kembung.
9
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Firmanila dkk
(2016) mengenai “Pengaruh Penggunaan Air Rebusan Daun Sirih Merah
Terhadap Keputihan pada WUS di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Tenayan Raya” menyatakan bahwa air rebusan daun sirih merah
berpengaruh dalam menurunkan keputihan pada wanita. Sirih merah
(Piper crocatum) merupakan tanaman yang multifungsi. Sirih merah ini
berbeda dengan sirih hijau terutama dalam warnanya, sirih merah
berwarna merah keperak-perakan dan apabila daunnya disobek maka
akan berlendir serta aromanya lebih wangi (Hidayat & Sri, 2009).
Air rebusan daun sirih merah juga memiliki beberapa keunggulan
yaitu memiliki kandungan alkaloid yang tidak dimiliki sirih hijau sebagai
antimikroba dan daun sirih merah mempunyai daya antiseptik dua kali
lebih tinggi dari daun sirih hijau (Manoi, 2007). Sirih merah juga
mengandung karvakrol yang bersifat desinfektan dan anti jamur,
terkandung juga flavonoid yang bersifat antioksidan, antifungi,
antiseptik, dan antiinflamasi. Selain itu, sirih merah juga terdapat
kandungan minyak atsiri berperan sebagai anti bakteri dan tanin yang
juga mempunyai daya anti bakteri. Hal inilah yang membuat air rebusan
sirih merah bisa digunakan sebagai obat antiseptik untuk menjaga
kesehatan rongga mulut, menyembuhkan penyakit keputihan,
mengurangi gatal – gatal dan bau tak sedap di area kewanitaan
(Werdhany, Anthoni, & Setyorini, 2008), (Sudewo, 2005).
b. Terapi akupuntur
Selain menggunakan pengobatan nonfarmakologis berupa
pemberian terapi herbal, menurut Alamsyah (2010) keputihan juga dapat
diobati dengan menggunakan terapi akupuntur pada beberapa acupoint
diantaranya :
1. ST 25 Tianshu
Letak : dari pusar samping geser ke luar kiri / kanan 2 cun
(ingat: di ukur dari tengah pusar bukan dari pinggirnya)
Istimewa : dikenal sebagai titik usus besar
10
Khasiat : sakit di sekitar pusar, keputihan, kembung, alergi,
disentri, susah BAB
2. SP 6 Sanyinjiao
Letak : 3 cun diatas mata kaki sebelah dalam, rapat dengan
tulang kering (3 cun diatas SP 5).
Khasiat : nyeri haid, haid tidak teratur, keputihan,
perdarahan.
3. BL 23 Shenshu
Letak : 2 jari (1/2 cun) dari tulang pinggang, terletak
diantara tulang pinggang ke-2 dan 3
Istimewa : titik ginjal
Khasiat : keputihan, impoten, kencing darah, sering kencing,
hiperseks.
4. GB 26 Daimai
11
Letak : setinggi pusar pada lipat paha atas di sebelah
atasnya
Khasiat : keputihan, nyeri haid, menstruasi tidak teratur,
ammenorea
5. RN/CV 3 Zhongji
Letak : 4 cun (5jari termasuk jempol) di bawah pusar
Istimewa : titik kandung kemih (titik depan kandung kemih)
Khasiat : keputihan, nyeri pada alat l=kelamin, haid tidak
teratur, nyeri peru bagian bawah
6. RN/CV 4 Guanyuan
Letak : 3 cun (4jari tanpa jempol) dibawah pusar
Istimewa :titik depat usus kecil (titik Mu usus kecil)
Khasiat : keputihan, impotensi, kelelahan
7. RN/CV 6 Qihai
Letak : 1,5 cun (2 jari telunjuk dan tengah) di bawah pusar
12
Khasiat : gangguan haid, nyeri haid, keputihan, hernia,
susah BAB
13
Telur angsa rebus memiliki 20 gr protein, zat besi, kalium, vit. A.
kandungan vit A dan zat besi yang cukup tinggi memberikan
manfaat bagi penderita anemia defisiensi zat besi
1) Siapkan hati ayam secukupnya dan 1 butir telur angsa.
2) Rebus hati ayam bersama ttelur angsa, bahan-bahan tersebut
juga dapat dijadikan bubur tim
3) Setelah masak makanlah secara teratur 2x sehari.
c. Ramuan jahe merah
Jahe merah menggandung 1-4% minyak atsiri dan oleoresin. Minyak
atsiri dalam rimpang jahe merah juga memiliki komponen senyawa
lainnya yang terdiri dari zingerbenin, kamfena, lemonin, zingiberen,
zingiberal, gingeral dan shogaol serta kandungan lainnya seperti
minyak dammar, pati, asam organic, asam folat, dan gingerin. Jahe
merah kering mampu menghasilkan zat besi sehingga mampu
memproduksi sel darah merah.
1) Sediakan 5 gram jahe merah kering
2) Cuci jahe merah, lalu iris, kemudian rebus dengan 5 gelas air
matanng hingga yang tersisa 3 gelas saja
3) Minum 3x sehari, masing-masing 3 gelas.
14
perikardium 6. Indikasi ibu hamil yang mengalami mual muntah dan
kontraindikasi pasien dalam keadaan terlalu lapar, terlalu kenyang dan
terlalu emosional (marah, sedih, khawatir) (Mariza & Ayuningtias, 2019).
Berikut ini adapun titik terapi akupresure dalam menangani mual
muntah pada ibu hamil :
a. Lemaskan dan posisikan lengan Anda. Letakkan lengan tepat di depan
tubuh dengan jari mengarah ke atas dan telapak tangan mengarah ke
tubuh Anda. Lemaskan bahu dan tarik beberapa napas panjang.
c. Gunakan jari untuk menekan titik tekan. Saat mual, gunakan ibu jari
atau jari telunjuk untuk menekan kuat titik tekan di kedua sisi
pergelangan tangan. Kemudian, usap melingkar titik tekan dengan kuat
namun lembut. Mual yang Anda rasakan mungkin akan segera reda,
namun terkadang dibutuhkan waktu hingga 3-5 menit.
15
d. Ketukkan kedua pergelangan tangan di titik tekannya dengan
lembut. Anda hanya perlu mengetukkan pergelangan tangan beberapa
kali dengan cepat sambil menarik napas panjang. Lengan mana pun
yang berada di atas bukan masalah. Jika suka, Anda pun bisa mengganti
posisinya. Lakukan gerakan ini selama beberapa menit, hingga Anda
mulai merasa lebih baik.
16
g. Temukan titik tekan di lengan Anda. Letakkan 3 jari tangan yang lain di
bawah lekukan pergelangan tangan. Letakkan ibu jari tepat di
bawahnya, di tengah-tengah antara dua otot tendon besar. Inilah titik
tekannya.
17
banyak berkurang.
Jahe sangat efektif pada penggunaan antiemetik untuk mencegah
mual dan muntah pada kehamilan, keracunan makanan, kemoterapi,
pembedahan pada saluran reproduksi (ginekologi), dan pada keadaan
motion sickness. Hasil uji farmakologi menunjukkan bahwa jahe memiliki
aktivitas sebagai anti inflamasi. Hasil dalam uji ini memperlihatkan bahwa
jahe dalam air panas dapat menghambat aktivitas sinklooksigenase dan
lipoksigenase sehingga menurunkan kadar prostaglandindan leukotriene
(mediator inflamasi) (Alyamaniyah, 2014).
18
Titik Refleksi Demam di Kaki
Keterangan gambar
1) Adalah titik refleksi kelenjar getah bening bagian dada
2) Merupakan titik refleksi kelenjar getah bening bagian perut
3) Titik refleksi kelenjar getah bening yang berada di bagian atas
tubuh
Lakukan pemijatan pada setiap titik refleksi tersebut secara perlahan
minimal 1 menit, anda bisa mengulangi pemijatan pada titik yang sama
setelah 2 menit kemudian.
b. Titik Akupresur Sakit Demam
Setelah melakukan pemijatan pada titik refleksi demam di telapak dan
punggung kaki, sekarang teruskan dengan melakukan pemijatan pada
titik-titik akupresur untuk demam
19
Keterangan Gambar
1) 1A dan 16 adalah titik akupresur yang berada di otot pundak
sebelah kiri dan kanan
2) Titik 1A dan 16 berada di sebelah tulang belikat atas kiri dan kanan
Jangan lupa untuk melakukan pemijatan pada semua titik-titik yang
sudah saya sediakan diatas dan setelah selesai melakukan terapi re&leksi
dan akupresur dianjurkan agar pasienminum air putih minimal 500 mili
liter.
20
diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh mencapai keadaan normal
kembali (Potter dan Perry, 2009)
21
relaksasi pikiran itu. Mendengarkan lagu-lagu klasik juga dapat
membantu dalam balajar, untuk merelakskan otak anak.Hipnotherapy
bisa dilakukan pada anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua.Yang
membedakan hanya tekniknya saja.Pada anak yang sudah mampu
berkomunikasi, tahapan pertama terapi adalah
a. Relaksasi
Setelah masuk relaksasi, relaksasinya diperdalam, hingga seolah-
olah seperti tidur. Setelah itu deprogram dengan kata-kata.
b. Sugesti
Berbagai sugesti positif yang bertujuan meningkatkan rasa percaya
diri, motivasi, perasaan diri mampu dan berharga, dan citra diri
positif.Terus diulang-ulang, diberi emosi yang dalam, sehingga
tertancap pada si anak.Induksi untuk merelaksasi anak juga harus
dengan bahasa mereka.Misalnya dengan kata-kata “Ayo Dik, tutup
mata, bayangkan kamu memakai baju superman, dan tiba-tiba
seperti terbang”.Dan anak sudah bisa masuk dalam keadaan
hypnosis.Tingkat keberhasilan metode hipnoterapi sangat
tergantung kenyakinan si anak dan kondisi lingkungan anak.Waktu
yang diperlukan pun sangat relatif.Agar si anak yang malas
berubah menjadi rajin belajar.Rata-rata diperlukan terapi 5 sampai
10 kali sesi.“ Hipnoterapylebih bagus bila orang tuanya bisa
melakukan terapi sendiri,supaya setiap hari bisa dilakukan. Karena
semakin banyak semakin bagus sesi semakin bagus.Ini untuk
menanggulanggi pengaruh kata-kata yang negatif.
2. Akupresur
Akupresur merupakan suatu cara pengobatan dengan memberikan
rangsangan penekanan (pemijatan) pada titik tertentu pada tubuh (Fengge,
2012). Stimulasi yang diberikan dengan pemijatan menghasilkan efek
terapeutik.
a. Teknik Pijat Refleksi Untuk meningkatkan nafsu makan anak
Titik refleksi untuk meningkatkan nafsu makan dibawah ini terfokus
pada titik pijat untuk menormalkan sistem pencernaan dan
22
metabolisme tubuh yang berada di telapak kaki, kedua telapak tangan,
dan 3 titik akupresur yang berada di perut.
Gambar 1
Titik Refleksi Nafsu Makan
Keterangan gambar :
1) 1 adalah titik refleksi kelenjar tiroid
2) 2 dan 3 merupakan titik refleksi serabut syaraf lambung dan organ
lambung di kedua telapak kaki
3) Nomor 4 dan 5 adalah titik refleksi lambung dan usus
4) Nomor 6 adalah titik akupresur yang terletak 4 jari diatas pusar
5) Nomor 7 letaknya 2 jari disamping pusar kanan dan kiri
23
perut.Meridian itu juga melintasi lambung dan usus besar.Titik St36
adalah titik akupresur yang berada di kaki dan di alur meridian
lambung.Meridian lambung dimulai dari ujung meridian usus besar
yang memiliki beberapa cabang, salah cabangnya memasuki limpa
dan lambung (Fengge, 2012).
Gambar 2
Lokasi Titik Akupresur P6
Gambar 3
Lokasi Titik Akupresur St36
24
perkembangan yang ditandai dengan kematangan organ seksual dan
tercapainya kemampuan untuk reproduksi, dimana salah satu ciri dari tanda
pubertas seorang perempuan yaitu dengan terjadinya menstruasi pertama
(menarche). Menstruasi adalah peluruhan lapisan jaringan endometrium
bersama dengan darah, tejadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon
reproduksi. Lamanya perdarahan menstruasi rata-rata berlangsung selama 5-7
hari dengan siklus rata –rata 28 hari. Menstruasi dapat menimbulkan gangguan
yang cukup berarti bagi perempuan. Gangguan menstruasi yang sering terjadi
pada kebanyakan perempuan adalah dismenore.
1. Pengertian Dismenorrhoe
Disminore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan pekerjaan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi
mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan
aktivitas sehari-hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat untuk
menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat melakukan pekerjaannya),
berat(rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan
pengobatan untuk menghilangkan rasa nyerinya) (Manuaba, 2008).
Disminore adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi sehingga dapat
menimbulkan gangguan sehari-hari. Derajat nyerinya bervariasi mencakup
ringan, sedang dan berat (Werdiningsih, 2010).
Disminore (nyeri perut) yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi. Disminore primer terjadi jika tidak ditemukan penyebab yang
mendasarinya (Maulana, 2009). Sementara menurut Maryanti Disminore
primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa ada kelainan, terapi yang
diberikan dapat berupa konseling, pereda rasa nyeri dan terapi hormonal
(Maryanti 2009).
Dismenorea merupakan menstruasi yang nyeri dan telah menyerang 30 %
perempuan yang tidak ada dasar patologik di usia 20-25 tahun pada dismenorea
primer dan ada penyakit patologik di usia 30-40 tahun pada dismenorea
sekunder (Naylor, 2004).
Dismenore merupakan menstruasi yang menyakitkan khususnya sering
terjadi di awal-awal masa dewasa (Maulana, 2009). Disminore rasa sakit ketika
25
haid yang biasanya baru timbul 2 atau 3 tahun sesudah menarche dan
umumnya hanya terjadi pada siklus haid yang disertai pelepasan sel telur dan
kadang juga pada siklus haid yang tidak disertai pengualaran sel telur
(anovulatory) terutama bila darah haid membeku didalam rahim (Jones, 2009).
2. Gejala dan Tanda Disminore
Nyeri pada perut bagian bawah, yang biasanya menjalar kepunggung
bagian-bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul
atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerur ada (Blogdokter, 2007). Gejala
dan tanda disminore ini adalah nyeri pada perut bagian bawah dan tungkai.
Nyeri dirasakan sebagai kramyang hilang dan timbul atau sebagai nyeri tumpul
yang terus menerus ada (Manuaba, 2009).
3. Klasifikasi Dismenorrhoe
Terdapat 2 jenis dari Dismenorrhoe, yaitu:
a. Dismenorrhoe Primer
Disminore primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 15%
diantaranya mengalami nyeri yang hebat (Wednesday, 2009). Bentuk
ini biasanya mulai 2-3 tahun setelah menarche dan mencapai
maksimal antara usia 15 dan 25. Frekuensi menurun sesuai dengan
pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan.
Disminore spasmodik atau primer dialami oleh 60-75 % wanita
muda. Pada tiga perempat wanita yang mengalaminya, intensitas
kram ringan atau sedang, tetapi pada 25 % nyeri berat dan membuat
penderitanya tidak berdaya (Jones, 2001). Sekitar lebih dari 50 %
wanita yang mengalami menstruasi mengalami dismenorea.
Tingginya angka prevalensi dan morbiditas dismenorea primer
kurang mendapat perhatian dari dunia medis, dikarenakan banyak
wanita yang dianggap mengalami rasa sakit itu sebagai sesuatu yang
normal dan bersifat psikis walaupun hal tersebut menghambat
aktivitas mereka sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup mereka.
Salah satu faktor resiko terjadinya dismenorea primer adalah stress
(SOFI, 2009) Dismenorrhoe primer terjadi jika tidak ditemukan
penyebab yang mendasarinya (Maulana, 2009). Biasanya dismenore
26
primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah
menstruasi pertama (Maulana, 2009). Rasa nyeri timbul bersama-
sama pada permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam atau
beberapa hari (Sarwono, 2005).
b. Dismenorrhoe Sekunder
Disminorea sekunder didapat jarang sekali terjadi sebelum usia 30
tahun. Pada kebanyakan kasus penyebabnya adalaha endometriosis
atau penyakit peradangan pelviks. Nyeri kram yang khas mulai
mulai 2 hari atau lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya semakin
hebat pada akhir menstruasi (Jones, 2001). Dismenorea sekunder
pada pemeriksaan terdapat kelainan ginekologi, misalnya radang
kronik saluran sel telur, stenosis/penyempitan leher rahim,
endometriosis dan sebagainya.Dismenore sekunder lebih jarang
ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore.
Penyebab dari dismenore sekunder adalah endometriosis, fibroid,
adenomiosis, peradangan tuba falopi, perlengketan abnormal antara
organ di dalam perut, dan pemakaian IUD (dr. Fadlina, 2008).
4. Faktor Resiko
Beberapa faktor di bawah ini dianggap sebagai faktor resiko timbulnya
nyeri haid, yaitu :
a. Haid pertama (menarche) di usia dini (kurang dari 12 tahun)
b. Wanita yang belum pernah melahirkan anak hidup (nullipara)
c. Darah haid berjumlah banyak atau masa menstruasi yang
panjang.
d. Smoking.
e. Adanya riwayat nyeri haid pada keluarga.
f. Obesitas (Pradita, 2010).
5. Terapi Akupressur Untuk Dismenore
Ada beberapa cara untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul akibat
dismenore yaitu dengan terapi medis dan non medis. Obat medis yang sering
digunakan berupa analgesik dan anti inflamasi seperti asam mefenamat,
ibuprofen dan antagonis kalsium, seperti verapamil dan nifedipin yang dapat
27
menurunkan aktivitas dan kontraktilitas uterus (Morgan & Hamilton, 2003).
Selain itu nyeri dapat ditangani dengan terapi non medis yang aman dilakukan
dengan exercise, mandi air hangat atau sauna, memakai buli-buli panas,
meditasi, serta dapat juga dengan pemberian suplemen, pengobatan herbal ala
jepang, terapi horizon, terapi bedah, Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation (TRANS) akupuntur, dan akupresur (Morgan & Hamilton, 2003;
Potter & Perry, 2005).
Akupresur adalah pengobatan China yang sudah dikenal sejak ribuan
tahun lalu dan dengan memberikan tekanan atau pemijatan dan menstimulasi
titik-titik tertentu dalam tubuh. Pada dasarnya terapi akupresur merupakan
pengembangan dari teknik akupuntur, tetapimedia yang digunakan bukan
jarum, tetapi jari tangan atau benda tumpul (Ali, 2005). Tujuannya untuk
merangsang kemampuan alami menyembuhkan diri sendiri dengan cara
mengembalikan keseimbangan energi positif tubuh (Fengge, 2012).
Salah satu efek penekanan titik akupresure dapat meningkatkan kadar
endorfin yang berguna sebagai pereda nyeri yang diproduksi tubuh dalam
darah dan opioid peptida endogeneus di dalam susunan syaraf pusat. Jaringan
syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan
endorfin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri
saat menstruasi (Widyaningrum, 2013).
Akupresur dapat dilakukan dengan penekanan pada satu titik (tunggal)
maupun gabungan atau kombinasi yang terbukti dapat digunakan untuk
menangani dismenore. penelitian terkait penekanan titik tunggal yaitu
penelitian yang telah dilakukan Hasanah (2010) dengan menggunakan titik
Taichong (LR3), dari hasil penelitian ini didapat bahwa terjadi penurunan
intensitas nyeri sebesar 1,03 poin setelah diberi terapi akupresur. Selain itu
beberapa titik yang dapat digunakan untuk mengatasi dismenore antara lain
Titik SP6 (Chen & Chen, 2004), titik Hoku/He-qu (LI4) (Mahoney, 1993), titik
gabungan antara Taichong (LR3) dan Neiguan (PC6) terkait penelitian yang
dilakukan oleh (Julianti, 2011) dimana pada kedua titik secara signifikan dapat
menurunkan rata-rata intensitas nyeri sebesar 1,76 poin.Titik-titik akupresure
yang dapat mengurangi dismenore adalah:
28
a. Titik Sanyinjiao (SP 6)
Tiga cun atau sekitar empat jari di atas malleolus internus, tepat di ujung
tulang kering
Organ: Limpa
Fungsi: Menurunkan Dismenore
Cara : Dikuatkan (Searah jarum jam) sebanyak 30 putaran.
Waktu: 3-5 menit
29
Organ : Hati
Fungsi: meredakan spasme, ketegangan dan kekakuan
Cara : Dikuatkan (Searah jarum jam) sebanyak 30 putaran.
Waktu : 3-5 menit
6. Analisa
Penekanan pada titik-titik akupresur SP 6, B27-B34, LR3/LV3 dapat
mengurangi nyeri haid (dismenore) karena adanya peningkatan endorphin,
yaitu hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami,
memblok reseptor nyeri ke otak. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Hartono,
bahwa terapi akupresur secara empiris terbukti dapat membantu produksi
hormon endorphin pada otak yang secara alami dapat membantu menawarkan
rasa sakit saat menstruasi. Penekanan titik akupresur dapat berpengaruh
terhadap produksi endorphin dalam tubuh. Endorphin adalah pembunuh rasa
nyeri yang dihasilkan sendiri oleh tubuh. Endorphin merupakan molekul-
molekul peptid atau protein yang dibuat dari zat yang disebut beta-lipoptropin
yang ditemukan pada kelenjar pituitary. Endorphin mengontrol aktivitas
kelenjar-kelenjar endokrin tempat molekul tersebut tersimpan.
Selain itu endorphin dapat mempengaruhi daerah-daerah pengindra nyeri
di otak dengan cara yang serupa dengan obat opiat seperti morfin. Pelepasan
endorphin dikontrol oleh sistem saraf. Jaringan saraf sensitif terhadap nyeri dan
rangsangan dari luar, dan jika dipicu dengan menggunakan teknik akupresur,
akan menginstrusikan sistem endokrin untuk melepaskan sejumlah endorphin
sesuai kebutuhan tubuh.Terkait dengan produksi prostaglandin pada fase
lutheal, terapi akupresur dapat melancarkan peredaran darah, prostaglandin ikut
30
mengalir dalam peredaran darah dan tidak menumpuk pada uterus dan akhirnya
diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri pada saat menstruasi.
Pemberian terapi pada titik LR3 pada fase lutheal siklus menstruasi
melancarkan aliran darah dan menghilangkan sumbatan pada pembuluh darah.
Dengan demikian prostaglandin yang diproduksi oleh endometrium pada fase
lutheal siklus menstruasi dapat mengalir dengan lancar pada pembuluh darah
dan tidak menumpuk pada area tertentu di dalam tubuh. Sehingga intensitas
nyeri saat menstruasi pada periode menstruasi berikutnya dapat berkurang.
Titik LR3 (Taichong) terletak pada meridian liver. Penekanan pada titik
akupresur LR3 dapat memperbaiki aliran energi di pada organ yang dilalui oleh
meridian hati dan sekaligus juga dapat memperbaiki aliran energi pada seluruh
tubuh karena titik ini merupakan titik penting yang juga berfungsi untuk
meredakan nyeri (analgesik) dan relaksasi di seluruh tubuh. Dengan
berkurangnya gejala tambahan lain pada saat menstruasi di seluruh tubuh,
maka kualitas nyeri yang dirasakan setelah dilakukan terapi pada titik ini juga
berkurang.
31
yang menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-
invasif seperti terapi energy (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara),
terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urin,
hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi,
refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya (Widyatuti, 2008).
National Center for Complementary/ Alternative Medicine
(NCCAM) membuat klasifikasi dari berbagai terapi dan system pelayanan
dalam lima kategori, yaitu :
a. Mind-body therapy yaitu memberikan intervensi dengan berbagai
teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi
gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga,
terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan terapi
seni.
b. Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat
misalnya pengobatan tradisional Cina, Ayur vedia, pengobatan asli
Amerika, cundarismo, homeopathy, naturopathy.
c. Kategori ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah terapi biologis, yaitu
natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal,
makanan.
d. Kategori keempat adalah terapi manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini
didasari oleh manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan
kiropraksi, macam-macam pijat, rolfing, terapi cahaya dan warna, serta
hidroterapi.
e. Terapi energi yaitu terapi yang fokusnya berasal dari energi dalam
tubuh (biofields) atau mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya
terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong,
magnet (Widyatuti, 2008).
32
Hipertensi merupakan penyebab kematian ketiga didunia. Penyakit
hipertensi tidak hanya menyerang orang-orang yang lanjut usia, melainkan
siapa saja bias menderita hipertensi. Prevalensi hipertensi pada kelompok
umur 25-34 tahun mencapai angka 16%, pada kelompok umur 35-44 tahun
dan kelompok umur 65 atau lebih mencapai angka 29% (Survey Kesehatan
Nasional, 2007). Darmojo dan Martono (2004) menjelaskan penatalaksanaan
hipertensi secara non farmakologi salah satunya yaitu dengan latihan fisik
aerobic. Tertawa 20 menit setara dengan berolahraga ringan selama 2 jam
karena dengan tertawa peredaran darah dalam tubuh menjadi lancer, kadar
oksigen dalam darah meningkat sehingga tekanan darah akan normal.
Tertawa sama dengan efek latihan fisik yang membantu meningkatkan
suasana hati, menurunkan hormone stress, meningkatkan aktivitas kekebalan
tubuh dan menurunkan kolesterol jahat.
2. Penurunan Kadar Glukosa Darah Sewaktu Melalui Terapi Reiki Pada
Pasien Diabtetes Melitus
Reiki merupakan terapi komplementer untuk menurunkan kadar
glukosa darah. Terapi ini menggunakan energy alami yang disalurkan pada
tubuh pasien dengan tujuan menyelaraskan energy yang tidak seimbang
dalam tubuhnya. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Sylvia pada tahun
2011 terhadap pasien diabetes mellitus tipe 2 dimana pelaksanaan terapi reiki
tersebut dilakukan 20-30 menit setiap hari selama 30 hari. Penyembuhan
secara langsung dilakukan setelah pasien melaksanakan senam di klub
diabetes instalasi rehabilitasi medis di RS lokasi penelitian di wilayah Jakarta.
Perhiasan pasien dari bahan logam dan kulit sementara dilepas, duduk rileks,
tangan diletakkan dipangkuan dan mata dipejamkan. Saat responden masuk
tahap meditasi, peneliti melakukan penyelarasan energy tubuh menggunakan
tangan yang diletakkan 5 cm diatas tiga cakra utama. Terapi reiki yang
dilakukan selama 30 hari pada penelitian ini terbukti dapat menurunkan kadar
gula darah pasien diabetes mellitus tipe 2 secara bermakna, diaman setelah
dilakukan terapi tersebut pasien mengalami penurunan kadar gula darah rata-
rata 5-121 mg/ Dl (Sylvia, 2011).
33
3. Pengaruh Masase Jahe Merah Terhadap Nyeri Pada Penderita
Osteoasrthritis
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Aryanti, 2019 terjadi
penurunan skala nyeri pada penderita osteoarthritis yang diberikan masase
jahe merah selama 8 minggu. Berdasarkan bukti klinis, pendapat ahli dan
penggunaan secara tradisional dikatakan bahwa minyak atsiri jahe mampu
memperbaiki sirkulasi darah, mengtasi nyeri otot dan nyeri haid (Ding et al,
2013).
H. Terapi Komplementer Pada Lansia
Pada lansia terjadi proses menua yaitu penurunan daya tahan tubuh
terhadap rangsangan dari dalam atau luar tubuh. Selain itu, proses menua juga
dapat meningkatkan resiko terkena suatu penyakit bahkan kematian pada
lansia dimana terdapat akumulasi secara progresif dari perubahan fisiologis
pada organ tubuh seiring berjalannya waktu (Alikin dkk, 2014). Masalah
kesehatan yang sering ditemukan pada lansia adalah hipertensi, nyeri sendi,
kurang nafsu makan, gangguan tidur, serta depresi. Berikut adalah terapi
komplementer yang dapat dianjurkan untuk lansia, antar lain :
34
ke sel-sel tubuh, sehingga organ tubuh yang terdiri dari sejumlah sel akan
kembali pada keadaan dan fungsi yang normal (Jones, 2012).
2. Terapi akupresur
Akupresur merupakan terapi tusuk jari dengan memberikan penekanan
dan pemijatan pada titik tertentu pada tubuh yang didasarkan pada prinsip
ilmu akupunktur (Fengge, 2012). Penekanan ujung-ujung jari tangan pada
daerah tertentu dipermukaan kulit yang berdampak positif terhadap kondisi
fisik, mental dan sosial (Hartono, 2012). Terapi akupresur dapat diterapkan
pada lansia yang memiliki masalah hipertensi, nyeri sendi, dan gangguan
tidur.
Adam (2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa rangsangan
akupresur dapat menstimulasi sel mast untuk melepaskan histamine sebagai
mediator vasodilatasi pembuluh darah, sehingga terjadinya peningkatan
sirkulasi darah yang menjadikan tubuh lebih relaksasi dan pada akhirnya
dapat menurunkan tekanan darah.
Jika dilihat dari aspek psikologis, akupresur juga dapat membantu
perbaikan kualitas tidur pada lansia. Adanya stimulasi sel saraf sensorik di
sekitar titik akupresur akan diteruskan ke medula spinalis, kemudian ke
mesenfalon dan komplek pituitari hipotalamus. Dari ketiga hal tersebut
diaktifkan untuk melepaskan hormon endorfin yang dapat memberikan rasa
tenang (Saputra dan Sudirman, 2009). Kondisi nyaman, tenang dan rileks
tersebut akan membuat lansia memiliki keinginan untuk tidur. Kondisi seperti
inilah yang menjadi kebutuhan tidur bagi lanjut usia, sehingga lanjut usia
tidak mengalami kesulitan untuk tidur dan dapat mencapai tidur yang dalam
(tidur tahap 4 NREM) serta terjadi peningkatan durasi dan efisiensi tidur pada
lanjut usia.
3. Terapi Akupunktur
Akupunktur adalah cara pengobatan dengan cara menusuk jarum.
Penusukan jarum akupunktur dilakukan pada lokasi khusus (titik-titik
akupunktur) di permukaan tubuh, dengan tujuan utama menjaga
keseimbangan bioenergi dalam tubuh manusia. Keseimbangan bioenergi (Yin
35
Yang) sangat mempengaruhi kesehatan tubuh (Rajin, 2020). Ada beberapa
manfaat utama akupunktur antara lain dapat mengurangi nyeri seperti sakit
kepala dan nyeri sendi, dapat memelihara kesimbangan tubuh dengan
mengurangi ketegangan dan stres pada lansia, meningkatkan kekebalan tubuh
terhadap perubahan lingkungan atau penyakit, serta dapat meningkatkan
nafsu makan pada lansia.
4. Terapi Yoga
Terapi yoga merupakan olahraga yang berfungsi untuk penyelarasan
pikiran, jiwa dan fisik seseorang. Yoga adalah sebuah aktivitas dimana
seseorang memusatkan seluruh pikiran untuk mengontrol panca indra dan
tubuhnya secara keseluruhan. Terapi yoga untuk lansia dapat menjaga
keseimbangan tubuh serta membangun kekuatan otot lansia agar lebih lentur
dan memperlancar peredaran darah. Jenis yoga yang sesuai untuk lansia
bergantung pada beberapa hal, yaitu usia, tingkat kebugaran, serta
kemampuan fisik.
Terapi yoga memiliki manfaat yang besar untuk membantu menjaga
kesehatan lansia. Manfaat terapi yoga bagi lansia yaitu : peningkatan fungsi
otak dan ketahanan emosional, menurunkan risiko jatuh pada lansia,
peningkatan fungsi pernafasan, mengurangi kecemasan dan stress, dan
meningkatkan kualitas tidur. Terapi yoga dapat memperbaiki postur tubuh,
serta membantu lansia penderita artritis untuk memperluas jangkauan gerak
tubuh. Selain itu, gerakan yoga yang bervariasi juga mampu meningkatkan
rasa percaya diri sehingga lansia akan terbebas dari gangguan cemas serta
depresi. (Dian dkk, 2015)
5. Terapi Herbal
Tanaman herbal dapat memaksimalkan fungsi tubuh dengan risiko yang
lebih sedikit karena sebagian besar pengguna tanaman herbal oleh manula,
hanya bersifat mencegah datangnya penyakit atau menjaga daya tahan tubuh
dari penyakit.
Beberapa tanaman herbal yang baik dikonsumsi oleh lansia yaitu :
seledri, daun alpukat, daun belimbing, manggis, dan mentimun bisa
digunakan sebagai obat hipertensi, kemudian tanaman kencur, jahe, lengkuas
36
dan temulawak yang berkhasiat mengatasi rematik, daun salam untuk
mencegah penyakit asam urat, daun sambiloto untuk mengobati flu pada
lansia. (Kartasubrata, 2015)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengobatan komplementer adalah pengobatan konvensional yang
ditunjukkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif,kuratif dan rehabilitataif yang diperoleh melalui
pendidikan yang terstruktur dengan kualitas ,keamanan, dan efektifitas yang
tinggi, yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik akan tetapi belum
diterima dalam kedokteran konvensional ( Nur Yusrin Husnatil ,Anita
Kustanti, dan Heru suseni Pangastuti, 2017).Terapi komplementer (
complementary therapis ) adalah semua terapi yang digunakan sebagai
pelengkap terapi konvensional yang digunakan oleh penyelenggaraan
kesehatan individu ( Perry ,potter 2009)
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun
bagi pembaca pada umumnya. Penulis juga menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, dan penulis mengharapkan kritik
yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
37
DAFTAR PUSTAKA
Adam, N. 2011. Gangguan Tidur pada Lanjut Usia Diagnosis dan
Penatalaksanaan dalam Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: PT Kalbe
Farma.
Dian, dkk. 2015. Pengaruh Terapi Yoga Terhadap Lansia dengan Hipertensi
di Posyandu Melati RW 03 Kelurahan Bangsal Kota Kediri. Kediri :
Jurnal Stikes RS Baptis Kediri
File:///C:/Users/ASUS/Appdata/Local/Temp/56593-172123-1-PB.Pdf.
Diakses Pada 22 February 2021.
Kartasubtrata, Junus. 2015. Sehat Herbal Untuk Lansia. Bogor : IPB Press.
38
Rajin, Mukhamad. 2020. Buku Bahan Ajar Keperawatan Komplementer
Terapi Akupunktur. Kediri : Chakra Brahmanda Lentera.
Zulfa Rufaida, Sri Wardini Puji Lestari, & Dyah Permata Sari. 2018. Terapi
Komlementer. Mojokerto: STIKes Majapahit Mojokerto.
39