Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

KELAS: B-13B KELOMPOK 3

NI KETUT SRI ASTUTI (203221170)


NI KETUT TRISNA ANDYANI (203221171)
RISCHA AVIVAH ZUHROH (203221172)
NI MADE DWI ARTINI (203221173)
NI LUH YOSIN SUPIAWATI (203221174)
I GUSTI AYU PUTU ANGGRENI FEBRIANTI (203221175)
SANG AYU RISKA DWI CAHYADI (203221176)
NI PUTU YENI ARMAYANTI (203221177)
KADEK RISWAN SANGGRA WIGUNA (203221178)
NI PUTU YESIKA ELVIANASARI (203221179)
I NYOMAN JANUARIANA (203221180)
I DEWA GEDE FATHU RAMA (203221181)
AYU LAKSMI AGUSTINI (203221182)
NI MADE ERA MAHAYANI (203221183)
I GEDE WAHYU PUTRA DINATA (203221184)
PUTU ADHELINA ISWARA DEVI (203221185)
NI PUTU INDRI SISMAYANTI (203221186)
NI MADE WINDA NURSANTI (203221187)
NI PUTU NOVELIA TREANA (203221188)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Tanaman obat keluarga untuk penyakit hipertensi

Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

2. Manfaat adanya TOGA di rumah

3. Jenis-jenis TOGA, khasiat dan cara pengolahannya untuk


penyakit hipertensi

Sasaran : Masyarakat Br. Puseh, Desa Ketewel


Hari/ Tanggal : 1 Januari 2021
Waktu : 45 menit (09.00 – 09.45 wita)
Tempat : Balai Banjar Puseh, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati

I. LATAR BELAKANG
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus
meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas
fisik dan stres psikososial. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
Menurut survey yang dilakukan oleh Word Health Organization (WHO) pada
tahun 2000, jumlah penduduk dunia yang menderita hipertensi untuk pria sekitar 26,6%
dan wanita sekitar 26,1% dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlahnya akan meningkat
menjadi 29,2% (Apriany, 2012). Prevalensi penderita hipertensi di Indonesia terus
terjadi peningkatan. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2000
sebesar 21% menjadi 26,4% dan 27,5% pada tahun 2001 dan 2004. Selanjutnya,
diperkirakan meningkat lagi menjadi 37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada
tahun 2025. Menurut data Kementrian Kesehatan RI tahun 2009 menunjukkan bahwa
prevalensi hipertensi sebesar 29,6% dan meningkat menjadi 34,1% tahun 2010.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2014 menunjukkan, penyakit tidak
menular penyebab kematian terbesar di Bali disebabkan oleh penyakit Hipertensi.
Jumlah penderita hipertensi di tahun 2014 mencapai 8.886 kasus. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Puskesmas Sukawati I, jumlah penderita Hipertensi di Kabupaten
Gianyar ± 408 orang dan jumlah penderita di Desa Ketewel ± 76 orang. Untuk
mengatasi hipertensi dirumah, keluarga dapat memanfaatkan terapi komplemeneter
seperti penggunaan tanaman obat keluarga (TOGA).
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Obat adalah suatu bahan atau panduan bahan- bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka
atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok
tubuh atau bagian tubuh manusia. Obat dapat bersifat sebagai obat jika sesuai dengan
dosis dan waktu yang tepat. Obat juga bersifat racun bagi tubuh jika dikonsumsi dengan
dosis yang berlebihan. Hal ini menyebabkan pemberian obat kurang dapat
menyembuhkan karena salah penggunaan dan dosis yang tidak tepat. Banyak
masyarakat yang masih belum paham akan pemanfaatan tanaman obat keluarga.
Masyarakat sering salah dalam menentukan bahan baku dalam pembuatan obat
tradisional dan tidak mengerti cara untuk mengolah bahan tersebut. Ini dapat
menyebabkan efek samping yang berbeda bagi tiap orang jika dosis obat diberikan
secara berlebihan. Semakin banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap
penggunaan obat yang rasional demi kepentingan keluarga. Menurut (WHO, 1992),
penggunaan obat rasional mensyaratkan pasien menerima pengobatan yang sesuai
dengan kebutuhan klinisnya, dengan dosis yang tepat, jangka waktu pemberian obat
yang benar, dan mendapatkan harga obat yang paling murah. Untuk bayi terutama bayi
usia balita, dianjurkan untuk tidak memberikan obat bebas tanpa berkonsultasi dengan
dokter.
II. TUJUAN
A. Tujuan Instruksional Umum/ TIU
Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan
pengetahuan masyarakat dapat meningkat mengenai penggunaan
tanaman obat keluarga untuk penyakit hipertensi
B. Tujuan Instruksional Khusus/ TIK
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, sasaran mampu:
1. Menyebutkan kembali pengertian tanaman obat keluarga (TOGA) dengan benar.
2. Menyebutkan kembali manfaat adanya TOGA di rumah dengan benar.
3. Menyebutkan kembali jenis-jenis TOGA, khasiat serta cara pengolahannya
untuk penyakit hipertensi dengan benar.
III. METODE
Adapun metode yang digunakan dalam penyuluhan ini antara lain:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
4. Demonstrasi
IV. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
V. PROSES PELAKSANAAN

Tahap / Kegiatan penyaji Kegiatan Peserta Metode dan Media


Waktu
Orientasi 1. Salam pembuka 1. Menjawab Metode
(5 menit) 2. Perkenalan salam 1. Ceramah
3. Menyampaikan 2. Menyimak 2. Tanya jawab
tujuan penyuluhan 3. Mendengarkan Media
4. Kontrak waktu dan menjawab 1. Leaflet
penyuluhan pertanyaan
Kerja 1. Penyampaian garis 1. Mendengarkan Metode
(30 menit) besar materi: dengan penuh 1. Ceramah
a) Pengertian perhatian 2. Tanya jawab
tanaman obat 2. Menanyakan 3. Demonstrasi
keluarga (TOGA) hal-hal yang Media
b) Manfaat adanya belum jelas 1. Leaflet
tanaman toga 3. Memperhatikan
dirumah jawaban dari
c) Jenis-jenis penceramah
tanaman obat
keluarga (TOGA),
khasiat serta cara
pengolahannya
untuk penyakit
hipertensi
2. Demonstrasi cara
pengolahan tanaman
obat keluarga untuk
mengatasi hipertensi
3. Memberi kesempatan
pasien dan keluarga
untuk bertanya
Terminasi 1. Melakukan Evaluasi 1. Sasaran dapat Metode
(15 menit) materi: menjawab 1. Evaluasi
a) Memberikan 5 tentang 2. Demonstrasi
pertanyaan yang pertanyaan Media
berkaitan dengan yang diajukan 1. Lembar balik
materi 2. Mendengar
b) Demonstrasi 3. Memperhatikan
2. Mengakhiri 4. Menjawab
pertemuan dan salam
penyampaian terima
Kasih
3. Salam penutup

VI. ALAT DAN BAHAN


1. Parutan/Blender
2. Kompor beserta gas lpg
3. Panci
4. 1 buah sendok makan
5. 1 buah gelas
6. 1 buah saringan
7. Tanaman obat yang akan digunakan untuk demonstasi seperti daun seledri,
timun, dan belimbing
VII. SETTING TEMPAT

A
Penyuluh Peserta
A

VIII. RENCANA EVALUASI


1. Evaluasi struktur :
a. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah leaflet dan lembar balik. Kurun
waktu dalam persiapan media 2 hari
b. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan
disebarluaskan dalam bentuk leaflet dan lembar balik yang berisi gambar dan
tulisan. Kurun waktu dalam persiapan materi 2 hari.
2. Evaluasi proses:
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan
sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan
mampu mengerti dan memahami penyuluhan dan 50% bisa menjawab
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
sasaran yang akan diharapkan penyuluhan
c. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
3. Evaluasi hasil:
a. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan
b. Sasaran paham dan bisa mempraktekkannya di rumah mengenai cara
mencegah meningkatnya penyakit hipertensi.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I. Jakarta: EGC

Effensy, Nasrul. 2012. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC.

Handayani, Tuty. 2013. Apotik Hidup. CV Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur. Jakarta

Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Muhlisah, Ir. Fauziah, 2007, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Jakarta, PT. Seri Agri
Sehat

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid I. Jakarta: EGC

Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Sujana, Wayan. 2011. Hipertensi Untuk Dicegah Dan Dihindari. (online). Avaible:
http://idijembrana.or.id/index.php?module=artikel&kode=13 (30-12-2020)

Utami, dr.Prapti, 2008, Buku Pintar Tanaman Obat 431 jenis tanaman penggempur
aneka penyakit, Jakarta Selatan, PT. Agromedia Pustaka

Zein, U. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat dalam Upaya Meningkatkan


Pemeliharaan Kesehatan. USU Repository. Medan.
http://perpustakaan.pertanian.go.id/repository_litbang/uploaded_files/BPTP_J
abar/Isi_BukuSaku_Toga.pdf (30-12-2020)
Lampiran 1

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN


TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

A. Pengertian Tanaman Obat Keluarga (TOGA)


Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya yang berkhasiat
sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan khusus untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat (apotek hidup) (Handayani,
Tuti. 2013).
Toga adalah singkatan dari Tanaman Obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada
hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang
digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun Tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang
berasal dari tumbuh- tumbuhan (Utami. 2008). Suatu tanaman bisa disebut sebagai
tanaman obat apabila sebagian tanaman, seluruh tanaman atau eksudat tanaman
tersebut dapat digunakan sebagai obat, bahan, atau ramuan obat-obatan (Muhlisah,
2007).
B. Jenis Tanaman Obat Keluarga untuk Hipertensi (TOGA)
1. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
2. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
3. Daun Sirsak (Annona muricata)
4. Daun Seledri (Apium graveolens)
5. Daun Salam (Syzygium polyanthum )
6. Mentimun (Cucumis sativus )
7. Jahe (Zingiber officinale )
8. Kunyit (Curcuma longa )
9. Jeruk Nipis (Citrus × aurantiifolia )
10. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus )
C. Manfaat Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan mengatasi
masalah kesehatan secara tradisional (Obat). Pada dasarnya bahwa obat yang berasal
dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. Salah satu fungsi Toga adalah
sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) ( Handayani, Tuti. 2013)
D. Cara Pengolahan Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
1. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
Banyak obat tradisional yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi, salah
satunya adalah belimbing wuluh. Klaim ini sudah pernah dibuktikan dalam sebuah
penelitian dan hasilnya belimbing wuluh memang dapat menurunkan tekanan darah
dengan cukup signifikan
Cara mengolah :
a. Cuci ketiga belimbing wuluh hingga bersih
b. Potong kecil-kecil.
c. Rebus potongan belimbing wuluh tersebut dengan tiga gelas air.
d. Biarkan hingga hanya tersisa segelas saja.
e. Angkat ramuan dan diamkan hingga dingin.
f. Setelah dingin, saring ampasnya, dan minum air rebusan belimbing wuluh ini
setelah sarapan.
2. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
Kandungan Kalium tinggi pada sambiloto berguna untuk mengeluarkan air dan garam
untuk mengatasi hipertensi.
Cara mengolah :
a. Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar
b. Rebus dengan 1/2 cangkir air panas.
c. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk.
d. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.
3. Daun Sirsak (Annona muricata)
Beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa ekstrak air daun sirsak dapat
menurunkan secara signifikan tekanan darah tanpa mempengaruhi denyut jantung.
Efek hipotensif dari ekstrak air daun sirsak melalui mekanisme perifer yang
melibatkan antagonis ion kalsium dengan blokade kanal ion kalsium. Efek hipotensif
daun sirsak disebabkan oleh kandungan alkaloid seperti coreximine, anomurine, dan
reticulin, serta beberapa komponen minyak esensial seperti b-caryophyllene.
Cara mengolah :
a. Ambil daun sirsak sebanyak 7 lembar
b. Rebus dengan 2-3 gelas air putih sampai mendidih, lalu dinginkan
c. Setelah didinginkan saring air rebusan daun sirsak
d. Minum 2-3 kali sehari
4. Daun Seledri (Apium graveolens)
Seledri mengandung vitamin A pada daunnya, sedangkan pada batang seledri
mengandung vitamin B kompleks, vitamin C, fosfor, folat, potassium, magnesium,
zat besi, dan masih banyak lagi. Ini semua akan bermanfaat untuk membuat tekanan
darah menjadi normal.
Cara mengolah :
a. Potong kecil-kecil seledri
b. Lalu masukkan ke dalam blender.
c. Tambahkan air perasan lemon dan es batu.
d. Kemudian saring jus yang sudah diblender, sebelum diminum.
5. Daun Salam (Syzygium polyanthum )
Mekanisme kerja daun salam sebagai antihipertensi melalui pelibatan reseptor beta
adrenergik dan kolinergik dengan produksi nitrit oksida, dan melalui penghambatan
ACE.
a. Ambil daun salam sebanyak 7- 10 lembar
b. Cuci daun salam sampai bersih. Lalu, rebus daun salam dengan 3 gelas air sampai
menyisakan air 1 gelas.
c. Setelah dingin, saring air rebusan daun salam
d. Minum air rebusan daun salam tersebut 2 kali sehari.
6. Mentimun (Cucumis sativus )
Di dalam mentimun banyak terkandung kalium. Zat ini merupakan elektrolit yang
membantu mengatur jumlah natrium (kandungan dalam garam) yang ditahan oleh
ginjal. Dengan kata lain, kalium bertanggung jawab atas terkontrolnya tekanan darah
seseorang. Tak hanya itu saja, mentimun juga kaya vitamin C, kalium, dan
antioksidan, seperti karotenoid dan tokoferol. Nutrisi-nutrisi ini dibutuhkan tubuh
untuk mengontrol atau menurunkan tekanan darah.
Cara mengolah :
a. Bersihkan buah mentimun lalu potong kecil-kecil sesuai selera.
b. Masukkan ke dalam blender
c. Tambahkan 1/2 gelas air putih dan blender buah mentimun hingga hancur.
d. Tambahkan gula, air jeruk lemon dan sedikit es serut lalu blender lagi hingga
mentimun halus.
e. Saring jus mentimun ke dalam gelas dan tambahkan es serut ke dalam gelas.
f. Jus buah mentimun telah siap untuk disajikan dan menjadi minuman penurun
darah yang menyehatkan.
7. Jahe (Zingiber officinale )
Bumbu dapur yang juga dipercaya sebagai obat herbal tanaman penurun darah tinggi
adalah Zingiber officinale alias jahe. Kandungannya meliputi karbohidrat, serat,
fosfor, aneka vitamin, enzim proteolik, senyawa fenolik, dan lainnya yang baik untuk
menurunkan darah tinggi. Jahe membantu mengontrol tekanan darah karena terbukti
meningkatkan sirkulasi darah dan mengendurkan otot-otot di sekitar pembuluh darah.
Cara mengolah :
a. Potong dan iris jahe sebanyak 2-4 iris
b. Tambahkan 2 gelas air putih, lalu rebus
c. Minum air rebusan jahe setiap pagi
8. Kunyit (Curcuma longa )
Tanaman penurun darah tinggi yang pertama adalah kunyit Kunyit mengandung zat
kurkuminoid, minyak atsiri, protein, zat besi, dan lain-lain yang sangat bermanfaat
untuk menunjang kesehatan tubuh. Tak terkecuali dengan menurunkan tekanan darah
tinggi. Akar kunyit mengandung minyak atsiri, kurkumin, kalsium, fosfor, vitamin A,
vitamin B, vitamin C dan besi. Hal inilah yang membuat kunyit berkhasiat
menurunkan tekanan darah tinggi.
Cara mengolah :
a. Ambil kunyit 1/2 jari
b. Gula aren 1 sendok makan
c. Cuci lalu parut kunyit. Setelah itu, Anda tambahkan gula aren yang sudah
dicairkan.
d. Setelah tercampur rata, saring kunyit dan gula aren tersebut.
e. Minum ramuan herbal kunyit tersebut dua sampai tiga kali sehari.
9. Jeruk Nipis (Citrus × aurantiifolia )
Vitamin C yang tinggi pada jeruk nipis dipercaya mampu meningkatkan daya tahan
tubuh, dan menurunkan darah tinggi. Selain itu, jeruk nipis juga mengandung kalium
yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi.
Cara mengolah :
a. Ambil 2 buah jeruk nipis lalu peras
b. Rebus 1-2 gelas air putih
c. Campurkan air perasan jeruk nipis ke 1 gelas air hangat
d. Tambahkan madu secukupnya
e. Minum 1-2 kali sehari
10. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)
Bagian dari kumis kucing sebagai tanaman penurun darah tinggi yang dimanfaatkan
adalah daunnya. Rebusan daun tanaman kumis kucing akan membantu tekanan darah
menjadi normal. hal ini terjadi berkat kandungan minyak atsiri, sineol, borneol,
protein, dan kandungan lain di dalamnya. Kandungan antioksidan yang ada dan zat
anti peradangan dalam kumis kucing sangat baik untuk penderita darah tinggi. Zat
kimia yang disebut methylripariochromene dapat mengurangi tekanan darah sistolik.
Cara mengolah :
a. Daun kumis kucing 20 lembar
b. Daun pait (sambiloto) 20 lembar
c. Air 100-200 ml
d. Cuci daun kumis kucing dan sambiloto sampai bersih.
e. Lalu, rebus semua bahan tersebut.
f. Minum air rebusan daun kumis kucing dan sambiloto tersebut sekali sehari.
E. Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) oleh Masyarakat
Pemanfaatan TOGA adalah untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan,
termasuk keperluan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara tradisional
(obat). Kenyataan menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami
khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan
upaya-upaya kesehatan masyarakat. Keuntungan obat tradisional yang langsung
dirasakan oleh masyarakat adalah kemudahan untuk memperolehnya dan bahan
bakunya dapat ditanam di pekarangan sendiri. Obat tradisional murah dan dapat
diramu sendiri di rumah, sehingga hampir setiap orang Indonesia pernah
menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit. Penggunaan tumbuhan obat
tetap besar di masyarakat karena manfaatnya secara langsung dapat dirasakan secara
turun-temurun, walaupun mekanisme kerjanya secara ilmiah masih belum banyak
diketahui. (Zein 2005).
Lampiran 2

EVALUASI TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


SATUAN ACARA PENYULUHAN TANAMAN OBAT
KELUARGA (TOGA) UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI

A. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan tanaman obat keluarga?
2. Apa saja jenis tanaman obat keluarga yang dapat diberikan pada penderita hipertensi?
Sebutkan minimal 5!
3. Apa saja manfaat tanaman obat keluarga?
4. Jelaskan salah satu pengolahan tanaman toga untuk hipertensi!
5. Apa keuntungan dari pemanfaatan tanaman toga?
B. Jawaban
1. Taman obat keluarga adalah tamanan yang ada disekitar rumah, baik di halaman
rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan khusus untuk membudidayakan
tanaman yang berkhasiat sebagai obat (apotek hidup)
2. 5 jenis tanaman obat keluarga untuk penderita hipertensi adalah
a. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
b. Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness)
c. Daun Sirsak (Annona muricata)
d. Daun Seledri (Apium graveolens)
e. Daun Salam (Syzygium polyanthum )
3. Manfaatnya antara lain sebagai pencegahan penyakit, meningkatkan/menjaga
kesehatan, penyembuhan penyakit
4. Cara mengolah mentimun salah satu tanaman obat keluarga untuk hipertensi
a. Bersihkan buah mentimun lalu potong kecil-kecil sesuai selera.
b. Masukkan ke dalam blender
c. Tambahkan 1/2 gelas air putih dan blender buah mentimun hingga hancur.
d. Tambahkan gula, air jeruk lemon dan sedikit es serut lalu blender lagi hingga
mentimun halus.
e. Saring jus mentimun ke dalam gelas dan tambahkan es serut ke dalam gelas.
f. Jus buah mentimun telah siap untuk disajikan dan menjadi minuman penurun
darah yang menyehatkan.
5. Keuntungan penggunaan tanaman obat keluarga adalah masyarakat mudah untuk
memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam di pekarangan sendiri. Obat
tradisional murah dan dapat diramu sendiri di rumah, sehingga hampir setiap orang
Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk mengobati penyakit.
Penggunaan tumbuhan obat tetap besar di masyarakat karena manfaatnya secara
langsung dapat dirasakan secara turun-temurun, walaupun mekanisme kerjanya
secara ilmiah masih belum banyak diketahui.
Daun Seledri
Cara mengolah :
 Potong kecil-kecil seledri
 Lalu masukkan ke dalam blender.
 Tambahkan air perasan lemon dan TOGA
es batu.
 Kemudian saring jus yang sudah (TANAMAn OBAT KELUARGA)
diblender, sebelum diminum. Untuk PenyAKIT Hipertensi

Mentimun
Daun Salam Cara mengolah :
 Bersihkan buah mentimun lalu
Cara mengolah : potong kecil-kecil sesuai selera.
 Ambil daun salam sebanyak 7-  Masukkan ke dalam blender
10 lembar  Tambahkan 1/2 gelas air putih
 Cuci daun salam sampai bersih. dan blender buah mentimun
Lalu, rebus daun salam dengan hingga hancur.
3 gelas air sampai menyisakan  Tambahkan gula, air jeruk lemon
air 1 gelas. dan sedikit es serut lalu blender
 Setelah dingin, saring air lagi hingga mentimun halus.
rebusan daun salam  Saring jus mentimun ke dalam
 Minum air rebusan daun salam gelas dan tambahkan es serut ke Kelompok 3 Kelas B13-B
tersebut 2 kali sehari. dalam gelas. Jus buah mentimun STIKes Wira Medika Bali
Prodi S1 Keperawatan
telah siap untuk disajikan.
Belimbing Wuluh Daun Sambiloto
Hipertensi merupakan
peningkatan tekanan Cara mengolah:
darah sistolik secara  Cuci ketiga buah belimbing Cara mengolah :
persisten diatas 140 wuluh hingga bersih  Daun sambiloto segar sebanyak
mmHg sebagai akibat dari  Potong kecil-kecil. 5-7 lembar
kondisi lain yang kompleks  Rebus potongan belimbing  Rebus dengan 1/2 cangkir air
dan saling berhubungan. wuluh tersebut dengan tiga panas.
gelas air.  Tambahkan madu secukupnya
 Biarkan hingga hanya tersisa sambil diaduk.
segelas saja.  Setelah dingin minum sekaligus.
 Angkat ramuan dan diamkan Lakukan sehari 3 kali.
hingga dingin.
 Setelah dingin, saring
Tanaman Obat ampasnya, dan minum air Daun Sirsak
Keluarga (TOGA) rebusan belimbing wuluh ini
adalah tanaman hasil setelah sarapan. Cara mengolah :
budidaya keluarga  Ambil daun sirsak sebanyak 7
yang berkhasiat lembar
sebagai obat.  Rebus dengan 2-3 gelas air
Keuntungan menggunakan TOGA putih sampai mendidih, lalu
yaitu murah dan dapat diramu dinginkan
sendiri di rumah, sehingga hampir  Setelah didinginkan saring air
setiap orang Indonesia pernah rebusan daun sirsak
menggunakan tumbuhan obat  Minum 2-3 kali sehari
untuk mengobati penyakit.

Anda mungkin juga menyukai