Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain,
sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,
pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran darah,
dan konsentrasi osmotik darah.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya
dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan
yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan
rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.

B. Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, masalah dapat kami kaji dalam makalah ini diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
2. Apa fungsi dari sistem saraf ?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf tepi ?

C. Tujuan
Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian sistem saraf
2. Untuk mengetahui bagian dari sel saraf
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf tepi

1|Page
BAB 2
SISTEM SARAF

A. Pengertian
Sistem saraf adalah sistem yang dibangun oleh jaringan saraf yang terdiri dari neuron
atau sel saraf dan neuroglia/sel glia. Sistem saraf bersama dengan sistem endokrin,
mengurus sebagian besar pengaturan fungsi tubuh. Umumnya sistem saraf mengatur
aktivitas tubuh yang cepat , misalnya kontraksi otot, perubahan visceral yang berlangsung
dengan cepat dan juga bahkan kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin. Sistem
endokrin sebaliknya sebaliknya mengatur terutama fungsi metabolic tubuh.
Sebagian besar aktivitas sistem saraf diawali oleh pengalaman-pengalaman sensorik
yang berasal dari reseptor sensorik yaitu; reseptor visual, reseptor auditorik, resptor taktil
dipermukaan tubuh atau macam-macam reseptor lainnya. Peran yang paling penting dari
sistem saraf adalah mengatur berbagai aktivitas tubuh. Hal tersebut dapat dicapai melalui
pengaturan kontraksi otot rangka seluruh tubuh, kontraksi otot polos organ dalam dan
sekresi kelenjar eksokrin dan endokrin disebagian besar tubuh. Seluruh aktivitas ini
disebut fungsi motorik sistem saraf, sedangkan otot dan kelenjar disebut efektor, karena
otot dan kelenjar melaksanakan fungsinya sesuai dengan yang diperintahkan oleh sinyal
sarafnya.

B. Fungsi Sistem Saraf


Fungsi utama sistem saraf adalah mengolah informasi yang masuk melalui beberapa
jalan sehingga timbul respons motorik yang sesuai. Lebih dari 99 persen seluruh informasi
sensorik dibuang, karena tidak berhubungan dan tidak penting. Setelah informasi sensorik
yang penting diseleksi, selanjutnya akan disalurkan ke bagian motorik otak yang sesuai
sehingga menimbulkan respon sesuai yang diinginkan. Penyaluran informasi ini disebut
fungsi integrative dari system saraf.

2|Page
C. Pengertian Sistem Saraf Tepi

Sistem Saraf Tepi (SST)


Sistem saraf tepi dibagi atas dua bagian yaitu;
(a) Sistem saraf cranial;
(b) sistem saraf spinal

A. SISTEM SARAF CRANIAL/ SARAF OTAK


Inti saraf otak terletak dibatang otak, letaknya saling berdekatan dengan struktur lain,
sehingga jarang dijumpai lesi pada satu inti saja tanpa melibatkan bangunan lainya. saraf otak
ada 12 pasang dan biasanya dinyatakan dengan angka Romawi I–XII. Adapun nama –nama
dari 12 pasang saraf otak tersebut yaitu :
1) Nervus Olfaktorius (N.I)
Serabut saraf olfaktorius berasal dari neuron bipolar yang terdapat dalam mukosa dinding
hidung. Alat penangkap rangsang (reseptor) ialah serabut saraf yang terdapat dimukosa hidung.
Nervus olfaktorius, merupakan saraf sensorik yang fungsinya hanya satu yaitu mencium bau,
menghidu (penciuman, pembauan). Kerusakan N.I, menyebabkan hilangnya penciuman
(anosmia) atau berkurangnya penciuman (hiposmia).
2) Nervus Optikus (N. II)
Alat penangkap rangsang cahaya adalah sel batang dan kerucut yan terletak di dalam
retina. Impuls selanjutnya dihantarkan melalui serabut saraf yang membentuk nervus optikus.
sebagian dari serabut tersebut yaitu serabut yang menghantarkan rangsang yang dating dari
bagian medial retina, menyimpang ke sisi lainnya di khiasma optik. Dari khiasma serabut
melanjutkan diri dengan membentuk traktus optic ke korpus genikulatum lateral, setelah
bersinap di sini rangsang diteruskan melalui traktus genikulokalkarina ke korteks optic. Daerah
berakhirnya serabut ini di korteks disebut korteks striatum (area 17), sebagai pusat persepsi
cahaya.
Disekitar daerah ini terdapat daerah yang berfungsi untuk asosiasi rangsang visual, yaitu
area 18 dan area 19. Area 18 disebut juga area parastriatum atau parareseptif, menerima dan
menginterpretasikan impuls dari area 17. Area 19 yaitu korteks peristriatum atau perireseptif,
mempunyai hubungan dengan area 17 , area 18 serta bagian - bagian lain dari korteks. Area
19 berfungsi untuk pengenalan dan persepsi visual yang kompleks, asosiasi visual,
revisualisasi, diskriminasi ukuran serta bentuk, orientasi ruangan serta penglihatan warna.

3|Page
3) Nervus Occulomotorius (N. III)
Menginervasi muskulus (m.) rektus internus (medialis), m. rektus superior, m. rektus
inferior, m. levator palpebrae. Serabut motorik dari saraf ini mengurus m.sfingter pupile, yang
mengurus kontraksi pupil dan m. siliare yang mengatur lensa mata.
4) Nervus Trochlearis (N. IV)
Nucleus saraf Troklearis terletak setinggi kolikuli inferior di depan substansia grisea
periakuaduktal dan berada di bawah Nukleus okulomotorius. Saraf ini merupakan satu-satunya
saraf kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak. Saraf Troklearis mempersarafi otot
oblikus superior untuk menggerakkan mata bawah, ke dalam dan abduksi dalam derajat kecil.
5) Nervus Trigeminus (N.V)
N.trigeminus terdiri dari dua bagian yaitu; bagian sensorik (yang besar porsi mayor) dan
bagian motorik (yang kecil, porsi minor). Bagian motorik mengurus otot-otot untuk
mengunyah , yaitu m. masseter, m. temporalis, m. pterigoid medialis yang berfungsi menutup
mulut dan m. pterigoideus lateralis yang berfungsi menggerakkan rahang bawah ke samping
dan membuka mulut. Rahang dapat ditarik ke belakang oleh m. temporalis. Gerakan rahang
bawah ke depan terjadi oleh kontraksi m. pterigoideus lateralis, m. pterigoideus lateralis dan
m. pterigoideus medialis.
Inti motorik saraf V mendapat persarafan dari kedua hemisfer. Lesi pada satu hemisfer
tidak akan melumpuhkan otot- otot mengunyah karena persarafan dapat dilakukan oleh
hemisfer lainnya. Bagian sensorik N. V mengurus sensibilitas dari muka melalui ketiga
cabangnya yaitu :
 Cabang (ramus) oftalmik, mengurus sensibilitas dahi, mata, hidung, kening, selaput otak,
sinus paranasal dan sebagian mukosa hidung.
 Cabang (ramus) maksilaris, mengurus sensibilitas rahang atas, gigi atas, bibir atas, pipi,
palatum durum, sinus maksilaris dan mukosa hidung.
 Cabang (ramus) mandibularis, mengurus sensibilitas rahang bawah, gigi bawah, bibir
bawah, mukosa pipi, duapertiga bagian depan lidah dan sebagian dari telinga (eksternal),
meatus dan selaput otak.
6) Nervus Abducens (N. VI)
Nervus abducens menginervasi m. rektus eksternus (lateralis). Kerja otot ini menyebabkan
lirik mata ke arah temporal
Gerak bola yang normal ialah gerak terkonjugasi, yaitu gerak bola mata kiri dan kanan selalu
bersama-sama dengan sumbu mata yang kira-kira sejajar. Dikatakan kira-kira sejajar karena,

4|Page
mata juga melakukan konvergensi, yaitu sumbu mata saling berdekatan dan menyilang di objek
fiksasi. Lirikan yang terkonjugasi dapat berlangsung cepat, misalnya bila mata secara reflex
ditujukan ke suatu objek misalnya suatu stimulus visual di perifer, seperti lampu yang
mendadak menyala. Gerak lirik yang cepat ini disebut sakade. Gerak terkonjugasi juga terjadi
jika mengikuti objek yang bergerak dengan mata kita, maka gerak lirikan tersebut berlangsung
mulus dan disebut lirik mengikuti (pursuit).
7) Nervus Fascialis (N. VII)
Saraf otak ke VII mengandung empat macam serabut yaitu :
 Serabut somato motorik, mempersarafi otot – otot wajah (kecuali m. levator palpebrae
(N.III), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga
tengah.
 Serabut visero - motorik (parasimpatis), berasal dari nucleus salivatorius superior. Serabut
saraf ini mengurus glandula dan mukosa farings, palatum, rongga hidung, sinus paranasal
dan glandula submaksilaris serta sublingual dan lakrimalis.
 Serabut visero – sensorik, yang menghantarkan impuls dari alat pengecap di duapertiga
bagian depan lidah.
 Serabut somato – sensorik rasa nyeri (mungkin juga rasa suhu dan rasa raba), dari sebagian
daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh nervus trigeminus. Daerah overlapping, disarafi
oleh lebih dari satu saraf terdapat di lidah, palatum, meatus akustikus eksterna dan bagian
luar gendang telinga.
N.VII, merupakan saraf motorik yang menginervasi otot – otot eksperi wajah. Selain itu
saraf fasialis juga membawa serabut parasimpatis ke kelenjar ludah dan air mata dan ke selaput
mukosa rongga mulut dan hidung, serta menghantarkan berbagai jenis sensasi, termasuk
sensasi eksteroseptif dari daerah gendang telinga, sensasi pengecapan dari 2/3 bagian depan
lidah dan sensasi visceral umum dari kelenjar ludah, mukosa hidung dan faring serta sensasi
proprioseptif dari otot – otot yang disarafinya. Sensasi pengecapan 2/3 depan lidah dihantar
melalui saraf lingual ke korda timpani dan kemudian ke ganglion genikulatum. Serabut yang
menghantar sensasi eksteroseptif mempunyai badan sel di ganglion genikulatum dan berakhir
pada akar desendens dan inti akar desendens dari saraf trigeminus.
Inti motorik nervus VII terletak di pons. Serabutnya mengitari init nervus ke VI dan ke luar
di bagian lateral pons. Nervus intermedius ke luar di permukaan lateral pons, diantara nervus
VII dan nervus VIII. N. VII bersama bersama N. intermedius dan N. VIII selanjutnya
memasuki meatus akustikus internus dan pada tempat ini nervus fasialis bersatu dengan nervus
intermedius dan menjadi satu berkas saraf yang berjalan dalam kanalis fasialis untuk
5|Page
selanjutnya masuk ke dalam os mastoid. Saraf fasialis ke luar dari tulang tengkorak melalui
foramen stilomastoid dan bercabang untuk mensarafi otot – otot wajah.
8) Nervus Stato–Akustikus, Oktavus, N. Vestibule–Kokhlearis (N. VIII)
Saraf otak ke VIII terdiri atas dua bagian yaitu saraf kokhlearis dan saraf vestibularis. Saraf
kokhlearis mengurus pendengaran dan saraf vestibularis mengurus keseimbangan.

a) Saraf Kokhlearis
Reseptor pendengaran adalah sel – sel rambut di organ Corti. Dari tempat ini impuls saraf
dihantar melalui serabut–serabut bipolar ganglion spiral/kokhlearis yang membentuk saraf
kokhlearis. Saraf kokhlearis berjalan di lantai meatus akustikus internus, bersama–sama nervus
vestibularis dan nervus fasialis lalu ke luar melalui pons akustikus internus, selanjutnya
memasuki batang otak dibagian atas dari medulla oblongata pada perbatasannya dengan pons.
Serabut kokhlearis berakhir (bersinaps) di inti kokhlearis bagian dorsal dan ventral.
Inti – inti yang terdapat sepanjang perjalanan serabut pendengaran di batang otak ( inti
korpus trapezoid, inti olivarius superior, inti olivarius superior aksesorius, inti lemnikus
lateralis dan inti kulikulus inferior). Selain menjadi inti perantara, juga merupakan pusat
reflex.dari inti – inti tersebut didapatkan hubungan dengan inti reticular, inti – inti motorik
berbagai saraf cranial dan sel moto neuron medulla spinalis. Hubungan reflex ini mengatur
gerakan mata, kepala, leher dan badan terhadap rangsang suara (bunyi).
b) Saraf Vestibularis
Reseptro saraf vestibularis adalah sel – sel rambut (sel neuroepitelial) yang terdapat di
Krista ampularis pada kanal semisirkularis, di makula pada utrikulus dan makula di telinga
dalam. Impuls dari sel – sel rambut dihantar melalui serabut sel bipolar dari ganglion vestibular
yang terletak di lantai meatus akustikus internus. Serabut –serabut sel bipolar inilah yang
membentuk saraf vestibularis. Serabut saraf vestibularis bersinaps di inti – inti vestibularis,
yang terdiri dari inti vestibularis medialis (Schwalbe), inti vestibularis superior (Bechterew),
inti vestibularis lateralis (Deiter) dan inti vestibularis inferior (Spinal).
Hubungan batang otak dengan N. vestibularis, dimana serabut dari inti vestibularis
mengadakan hubungan dengan inti saraf otak III, IV dan VI ( yang mengurus otot
ekstraokuler). System vestibularis memainkan peranan dalam mengurus gerak terkonjugasi
bola mata yang reflektoris terhadap gerakan serta posisi kepala. System Vestibularis juga ikut
berperan dalam membuat bola mata dapat memfiksasi pada benda yang diam pada saat kepala
dan badan berada dalam keadaan bergerak.

6|Page
Hubungan dengan medulla spinalis, terjadi melalui traktus vestibule spinal lateral dan
medialis. Impuls yang melalui serabut pada traktus ini ikut membantu reflex miotatik lokal,
ikut mengatur tonus otot ekstensor badan dan anggota gerak terhadap gravitasi dan
mempertahankan sikap tegak.
Hubungan dengan serebelum, bagian vestibular dari serebelum (archicerebellum), berperan
dalam mempertahankan keseimbangan. Hal ini dilakukan melalui serabut dari inti vestibular
ke motor neuron medulla spinalis dan melalui hubungan serebro-retikuler dan retikulospinal.
Paleocerebellum mempengaruhi tonus otot dalam hubungannya dengan sikap dan gerakan,
melalui inti – inti vestibular dan nucleus ruber.
Sistem vestiblaris mempunyai fungsi majemuk dan kompleks. Impuls kinetik yang berasal
dari kanalis semisirkularis menstimulasi gerak informasi mengenai letak ruangan dan
mencetuskan reflex yang diperlukan dalam mempertahankan keseimbangan pada tiap macam
sikap. Dengan demikian system vestibularis erat hubungannya dengan serebelum. Sistem
vestibular ikut berperan dalam koordinasi, terutama koordinasi gerakan badan dan anggota
gerak, sebagai jawaban terhadap rangsangan dari kanalis semisirkularis. Mekanisme otolit
melalui serabut vestibulospinalis, penting dalam mengatur tonus otot serta reflex sikap dan
reflex tegak. Sistem vestibular juga penting dalam reflex okuler, fiksasi dan gerak terkonjugasi
dari kepala dan mata, yang memungkinkan seseorang memfiksasi pandangannya pada benda
yang diam jika kepala dan badannya bergerak.
9) Nervus Glosofaringeus (N.IX)
Saraf Glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu
meninggalkan kranium melalui foramen tersebut ,saraf glosofaringeus mempunyai dua
ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati
foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularisinterna ke otot
stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan
mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.
10) Nervus Vagus (N.X)
Nervus otak ke IX dan ke X, mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lainnya,
sehingga gangguan fungsinya jarang tersendiri, kecuali pada bagian yang perifer sekali. Pada
bagian latero formasio retikularis medulla oblongata terdapat nucleus ambigus. Bagian atas
nucleus ini memberikan serabut pada n. glosofaringeus dan bagian tengahnya pada n.vagus.
serabut motorik ini menginervasi farings, laring dan bagian atas esophagus.
N. Vagus mengandung lebih banyak unsure motorik. Otot faring sebagian besar
mendapat persarafan dari nucleus ambigus melalui n. vagus, sementara itu palatum molle yang
7|Page
diurus oleh N.X bergerak ke atas dan belakang, dengan demikian memisahkan rongga
orofaring dari nasofaring. Pembentukan suara (fonasi) dilakukan oleh pita suara, yang
dipersarafi oleh N. laringeus rekurens, yang merupakan cabang dari N.X. pengucapan
(artikulasi) kata – kata diurus oleh otot – otot mulut (maseter, pterigoideus lateralis, orbikularis
oris), otot lidah, otot laring dan faring. Dengan demikian artikulasi merupakan kerjasama antara
saraf otak V, VII, IX, X dan XII. Kelumpuhan dari saraf –saraf ini dapat mengakibatkan
ketidakmampuan untuk mengucapkan kata –kata dengan baik, dan keadaan ini disebut
disartria. N.IX meninggalkan tengkorak bersama N X dan XI melalui foramen jugulare.
11) Nervus Aksesorius (N.XI)
Hanya teridiri dari serabut motorik (somatomotorik). Intinya hanya mempunyai
hubungan dengan satu sisi korteks, yaitu sisi kontralateral. Saraf ini sering terlibat pada strok,
karena persarafannya yang unilateral. Dalam foramen jugulare, serabut yang berasal dari inti
medulla oblongata dan inti spinal servikal bergabung menjadi satu lalu keluar dari foramen
jugulare sebagaisatu berkas saraf.
Saraf ke XI menginervasi otot sternokleidomastoideus dan otot trapezius. Otot
sternokleidomastoideus menyebabkan gerakan menoleh (rotasi) kepala dan apabila m.
sternokleidomastoideus pada satu sisi berkontraksi akan menarik kea rah otot tersebut,
sedangkan wajah menoleh kesisi yang berlawanan. Apabila kedua otot sternokleidomastoideus
sama – sama berkontraksi, maka akan terjadi fleksi kolumna vertebra servikalis dan fleksi dari
kepala ke depan. Jika kepala difiksasi, gerakan kedua otot ini membantu mengangkat toraks,
hal ini didapatkan pada inspirasi kuat misalnya pada dispnoe.
Otot trapezius menarik kepala ke sisi yang sama, di samping itu juga mengangkat dan
menarik serta memutar scapula. Fungsi lainnya mengangkat lengan sementara bahu difiksasi,
sehingga kepala akan tertarik kearahnya. Jika kedua otot ini sama-sama berkontraksi, maka
kepala akan tertarik ke belakang dan muka terangkat ke atas. Apabila kepala difiksasi, maka
kontraksi otot trapezius akan mengangkat, memutar dan menarik scapula. Pada kelumpuhan
total N.XI akan dijumpai paralise total dari pergerakan kepala, karena otot – otot leher yang
lain, seperti skalenus, splenius, oblik kapitis, rektus kapitis, long kapitis dan kolli juga ikut
memainkan peranan pada gerakan kepala dan leher.
12) Nervus Hipoglossus (N. XII)
Saraf ini mengandung serabut somatomotorik yang menginervasi otot esktrinsik dan otot
instrinsik lidah.fungsi otot ekstrinsik lidah adalah menggerakkan lidah sementara otot
instrinsik mengubah – ubah bentuk lidah. Inti saraf ini menerima serabut dari korteks traktus

8|Page
piramidalis dari satu sisi, yaitu sisi kontralateral. Dengan demikian akan sering terkena pada
gangguan peredaran darah di otak (strok), misalnya dikorteks dan kapsula interna.

B. SARAF SPINALIS
Saraf spinalis dibentuk oleh perpaduan dari akar saraf/nerve roots bagian anterior dan
bagian posterior. Keduanya keluar dari vertebral canal. Saraf spinalis panjangnya hanya 1 cm
dan terdapat di dalam foramen intervertebralis. Setelah ke luar dari foramen intervertebralis
terbagi menjadi dua bagian yaitu rami superior dan rami anterior. Rami superior mensuplay
otot – otot erector spine dan kulit dari trunk sedangkan rami anterior mensupply otot dan kulit
pada samping dan depan trunk, termasuk otot dan kulit pada extremitas superior. Disamping
itu rami anterior juga mensupply serabut sensoris untuk pleura parietal peritonium parietal.
Distribusi Saraf Spinal

NO SARAF SARAF SPINAL DISTRIBUSI


1 Trunk C3 – C5 Diapragma
2 Radial C5-C8, Th I Kulit dan otot-otot posterior lengan,
lengan bawah dan tangan, ibu jari dan
jari ke dua
3 Medianus C5-C8, Th I Kulit dan otot-otot bagian depan lengan,
lengan bawah dan tangan
4 Ulnaris C8, Th I Kulit dan otot bagian medial lengan,
lengan bawah dan tangan, jari manis dan
jari kelingking
5 Intercostals Th1 – Th 12 Otot –otot Intercostals, otot –otot
abdominal, dan kulit dari trunk
6 Femoral L2 – L4 Kulit dan otot-otot bagian depan paha,
bagian medial tungkai dan kaki
7 Sciatic L4 – S3 Kulit dan otot-otot bagian posterior
paha, tungkai dan kaki

Gambar 5.11 :
Distribusi nervus medianus dan otot-otot yang dipersarafi

9|Page
Gambar
5.12 :

Distribusi N. Ulnaris & Otot-otot yang dipersarafi

10 | P a g e
11 | P a g e
Gambar 5.13 : Distribusi N. Radial & Otot-otot yang dipersarafi

12 | P a g e
Gambar 5.14 : N. Sciatic dan N. Cutaneus Posterior Paha

13 | P a g e
Gambar
5.15
Distribusi
N.
Fibularis
serta otot-
otot yang
dipersarafi

Gambar
5.16 :

Distribusi N. Tibialis dan otot-otot yang dipersarafi

14 | P a g e
15 | P a g e
Gambar 5. 17 : Area dermatom pada tubuh

16 | P a g e
BAB III
PENUTUP

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari
jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem
saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf
perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar. Saraf sebagai system
koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai tiga fungsi utama,
yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja, dan pusat pengendali
tanggapan.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun
dari badan sel, dendrit, dan akson.Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel
saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf
tersebut disebut sinapsis. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui
sel saraf dan sinapsis.
Kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf antara lain
Alzheimer, ataksia, dan amnesia.

Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi
dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan
materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan
akan selalu diingat.

17 | P a g e
DAFTAR PUSAKA

Bauman, R. and Steve, D. 1991. Human dan Anatomy and Physiology,


Laboratory Textbook. Whittier Publications Inc, United States of America.

Campbell, Reece, Mitchel. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Pack, P. E. 2001. Biology 2nd Edition CliffsAP. Hungry Minds, Inc., New York.

Rae-Dupree, J. and Pat. 2007. Anatomy and Physiology for Dummies. Wiley Publishing
Inc., Indiana.

Sinaga, E. dan Melva Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Medan: UNIMED
Press

Anonim.https://www.google.com/search?q=sel+saraf+dan+bagianbagiannya&client=fir efo
xa&rls=org.mozilla:en-US:official&channel.

Materi anatomi semester 1

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai