Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI KOMPLEMENTER

INTEGRASI KOMPLEMENTER DAN KONVENTIONAL DALAM


PELAYANAN KEPERAWATAN

OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS B13-B

1. NI MADE ARIANI (203221133)


2. I WAYAN JEVA SANISA PUTRA (203221134)
3. I MADE SEMARAGUNA SUINATA (203221135)
4. MADE ANGGA PERINGGA ADITYA (203221136)
5. PUTU DARA YULIANTI (203221137)
6. COK ISTRI OKTIA DEWI (203221138)
7. NI KADEK PEBRIYANTI (203221139)
8. NI MADE RUDIANI (203221140)
9. PUTU YULIANTARI JAYANTI (203221141)
10. NI NYOMAN ESTI SUANDARI (203221142)
11. I PUTU INDRAYANA (203221143)
12. IDA AYU GEDE SWANDEWI (203221144)
13. COKORDE ISTRI WULAN DIVYASITA (203221145)
14. NI KOMANG WAHYU WULANDEWI (203221146)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas segala
karunia dan limpahan rahmatNya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya
dengan judul “Integrasi Komplementer dan Konventional dalam Pelayanan Keperawatan”.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, penulis telah berupaya
semaksimal mungkin untuk menyempurnakan makalah ini namun mungkin masih terdapat
kekeliruan, kesalahan maupun kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok dari mata kuliah “Integrasi
Komplementer dan Konventional dalam Pelayanan dalam Keperawatan” yang merupakan salah
satu syarat kelulusan dalam mata kuliah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada dosen mata kuliah ini.
Demikian yang kami dapat sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat untuk semua
pihak.
“Om Shanti, Shanti, Shanti, om”

Denpasar, 21 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Intergasi komplementer dan konventional dalam keperawatan ........ 3
2.2 Kebijakan Integrasi komplementer dan konventional dalam keperawatan ......... 4
2.3 Proses Evaluasi Integrasi komplementer dan konventional dalam keperawatan .5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 6
3.2 Saran................................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi komplementer adalah terapi tradisional yang digabungan dalam pengobatan
tradisional. Terapi komplementer juga ada yang menyebutkan dengan pengobatan holistic
pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh
dengan sebuah keharmonisan.
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di berbagai
tempat pelayanan kesehatan. Terapi komplementer ini bisa juga dilakukan dengan terapi
konvensional.
Terapi konvensional suatu sistem pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter atau
tenaga kesehatan lainnya berupa mengobati gejala dan penyakit dengan menggunakan obat,
pembedahan, atau radiasi. Terapi tradisional sekarang sudah banyak dilakukan oleh pasien
pasien yang berada di rumah.
kebijakan pemerithan dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Pemerintah untuk
menghindari hal – hal yang kurang baik atau menyalah gunakan terapi komplementer. P Di
dalam pasal lain disebutkan bahwa pengobatan tradisional akupunktur dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga
lain yang telah memperoleh pendidikan dan pelatihan akupunktur. Sementara pendidikan dan
pelatihan akupunktur dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang dibahas dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Pegertian integrasi komplementer dan konvensional dalam pelayanan
kesehatan?
2. Bagaimana Kebijakan integrasi komplementer dan konvensional dalam pelayanan
kesehatan?
3. Bagaimankah proses evaluasi hasil dari integrasi komplementer dan konvensional dalam
pelayanan kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang pengertian dari integrasi komplementer dan konvensional dalam
pelayanan
2. Mengetahui kebijakan dari integrasi komplementer dan konvesional dalam keperawatan
3. Mengetahui evalusi hasil integrasi Komplementer dan Konvesional dalam keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Komplementer dan Konvensional dalam Pelayanan Kesehatan


Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer juga
ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi
yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi.
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam
mengembangkan terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya
mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Hal ini didukung dalam catatan
keperawatan Florence Nightingale yang telah menekankan pentingnya mengembangkan
lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam proses
penyembuhan. Selain itu, terapi komplementer meningkatkan kesempatan perawat dalam
menunjukkan caring pada klien (Snyder & Lindquis, 2007)
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi
tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi
keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Kondisi ini sesuai dengan
prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio, psiko,
sosial, dan spiritual).
Terapi konvensional adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter atau tenaga kesehatan lainnya berupa mengobati gejala dan penyakit dengan
menggunakan obat, pembedahan, atau radiasi.
Jadi Intergrasi komplementer dan konvensional adalah suatu bentuk pelayanan
kesehatan yang mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan
kesehatan tradisional komplementer, baik bersifat sebagai pelengkap maupun pengganti dalam
keadaan tertentu.

3
2.2 Kebijakan Integrasi Komplementer dan Konventional dalam Keperawatan
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Pemerintah telah menerbitkan kebijakan Nasional tentang keperawatan dan terapi
komplementer / alternative di Indonesia dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas
pelayanan kesehatan. Menurut aturan itu, pelayanan komplementer-alternatif dapat
dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai
dengan ketentuan berlaku.
4. Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) huruf b merupakan pelayanan kesehatan tradisional dengan menggunakan ilmu
biokultural dan ilmu biomedis yang manfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah.
5. KMK No. 1076/Menkes/Sk/Vii/2003 Tentang Penyelenggaran Pengobatan Tradisional.
6. Permenkes RI No 1186/Menkes/Per/XI/1996 diatur tentang pemanfaatan akupunktur
pelayanan kesehatan pada umumnya. Di dalam pasal lain disebutkan bahwa pengobatan
tradisional akupunktur dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keahlian/keterampilan di bidang akupunktur atau oleh tenaga lain yang telah memperoleh
pendidikan dan pelatihan akupunktur. Sementara pendidikan dan pelatihan akupunktur
dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
7. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan
Rumah Sakit
9. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No. HK.03.05/I/199/2010
tentang pedoman kriteria penetepan metode pengobatan komplementer – alternatif
yang dapat diintegrasikan di fasilitas pelayanan kesehatan atau konvensional.

4
2.3 Proses Evaluasi Integrasi Komplementer dan Konventional Dalam Keperawatan

Pemerintahan daerah (Pemda) adalah salah satu pemegang kewajiban dalam pemenuhan
kesejahteraan rakyat melalui pelayanan kesehatan (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
Untuk melaksanakan kewajibannya tersebut, pelayanan kesehatan sebenarnya dapat
diselenggarakan dengan mengintegrasikan pengobatan tradisional dan konvensional (KMK
No. 1076/Menkes/Sk/Vii/2003 Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional). Pelayanan
kesehatan melalui pengobatan tradisional merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
berbasis kearifan lokal.

Sehingga untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat disuatu daerah melalui pelayanan


kesehatan, kebijakan berupa integrasi pengobatan tradisional pada pelayanan kesehatan
konvensional merupakan suatu solusi yang tepat untuk diterapkan, sebagai suatu kebijakan
yang telah mempunyai dasar hukum yang tegas di seluruh Indonesia.

Dan pada beberapa rumah sakit di indonesia sudah menerapkan terapi komplementer ini
sebagai terapi penunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang menolak pengobatan
konvensional.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi konvensional
adalah suatu sistem pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan
lainnya berupa mengobati gejala dan penyakit dengan menggunakan obat, pembedahan,
atau radiasi.
Integrasi komplementer dan konvensional adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan
yang mengombinasikan pelayanan kesehatan konvensional dengan pelayanan kesehatan
tradisional komplementer, baik bersifat sebagai pelengkap maupun pengganti dalam
keadaan tertentu.
Pemerintah telah menerbitkan kebijakan Nasional tentang keperawatan dan terapi
komplementer / alternative di Indonesia dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1109 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di fasilitas
pelayanan kesehatan. Menurut aturan itu, pelayanan komplementer-alternatif dapat
dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai
dengan ketentuan berlaku.

Pemerintahan daerah (pemda) adalah salah satu pemegang kewajiban dalam


pemenuhan kesejahteraan rakyat melalui pelayanan kesehatan (UU
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan rumah sakit di indonesia sudah menerapkan terapi
komplementer ini sebagai terapi pejunjang atau sebagai terapi pengganti bagi pasien yang
menolak pengobatan konvensional.

6
3.2 Saran.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih
baik lagi dari sekarang.

7
DAFTAR PUSTAKA

ArgadhiaAditama.2014

https://www.academia.edu/7229673/mewujudkan_kebijakan_pelayanan_kesehatan_berba

sis_kearifan_lokal_melalui_integrasi_pengobatan_tradisional_pada_rumah_sakit_umum_

daerah_rsud_?auto=download diakses pada 2 Januari 2020

Buckle, S. (2010). Aromatherapy. http// .www.naturalhealthweb.com/articles, diperoleh 2

Januari 2020.

Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RepublikIndonesia,

2014,PengobatanKomplementerTradisional

Alternatif,http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=66:p

engobatan- komplementer-tradisional-alternatif, diakses pada 2 Januari 2020.

Snyder & Lindquis, 2007. Community & public health nursing. 6th ed. St. Louis: Mosby Inc.

Anda mungkin juga menyukai